Intervensi Keperawatan Asuhan Keperawatan Pasien di Rumah Sakit .1 Pengkajian

32

2.3.3 Diagnosa Keperawatan

Masalah keperawatan kemudian dirumuskan dalam bentuk diagnosa keperawataan berdasarkan keterkaitan dan faktor-faktor yang menandai masalah yaitu data subjek dan data objek yang telah dikaji. Dari hasil perumusan diperoleh dua diagnosa yaitu: 1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi ginjal, input cairan lebih besar dari pada output ditandai dengan edema pada tangan dan kaki, CRT 2 detik, turgor kulit tidak elastis, oliguria. 2. Pola penapasan tidak efektif berhubungan dengan edema paru ditandai dengan frekuensi pernafasan 35 kalimenit, nafas dangkal, pasien mengeluhkan sesak.

2.3.4 Intervensi Keperawatan

Setelah melakukan pengkajian keperawatan dari data yang diperoleh, perawat melakukan analisa data dan menemukan masalah-masalah keperawatan kemudian menegakkan diagnosa keperawatan. Setelah itu, perawat melakukan perencanaan tindakan keperawatan untuk memberi asuhan keperawatan kepada Tn. R. Perencanaan keperawatan dan rasional dari setiap diagnosa dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara 33 Tabel 1.4 Perencanaan tindakan keperawatan dengan diagnosa: kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi ginjal, input cairan lebih besar dari pada output ditandai dengan edema pada tangan dan kaki, CRT 2 detik, turgor kulit tidak elastis, oliguria. No Dx Perencanaan Keperawatan Dx. 1 Tujuan: Kelebihan volume cairan dapat dikurangi Mempertahankan keseimbangan intake dan output cairan Kriteria Hasil: Tidak ada edema, keseimbangan antara output dan input cairan Intervensi Rasional a. Kaji status cairan dengan menghitung keseimbangan masukan dan haluaran, turgor kulit, edema, dan tanda-tanda vital b. Batasi masukan cairan c. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang pembatasan a. Mengetahui status cairan meliputi input dan output b. Pembatasan cairan akan menentukan BB ideal, haluaran urine, dan respon terhadap terapi c. Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga Universitas Sumatera Utara 34 Lanjutan cairan d. Ajari pasien untuk mencatat penggunaan cairan terutama pemasukan dan haluaran. e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan, obat, dan efek pengobatan f. Pada pasien yang bedrest • Ubah posisi setiap 2 jam • Latihan pasif dan aktif g. Beri pendidikan kesehatan tentang asupan protein yang boleh dikonsumsi pasien setiap hari dalam pembatasan cairan d. Untuk mengetahui keseimbangan input dan output. e. Kerja sama disiplin ilmu dalam perawatan f. Mengurangi edema g. Mengurangi kerja ginjal Universitas Sumatera Utara 35 Tabel 1.5 Perencanaan tindakan keperawatan dengan diagnosa: pola pernapasan tidak efektif berhubungan dengan edema paru ditandai dengan frekuensi pernafasan 35 kalimenit, napas dangkal, pasien mengeluhkan sesak. No Dx. Perencanaan Keperawatan Dx.2 Tujuan: Menunjukkan pola pernapasan efektif Kriteria Hasil: Pasien tidak mengalami dispnea, frekuensi pernapasan dalam batas normal 14-20 kalimenit Intervensi Rasional a. Pantau kecepatan, irama, kedalaman, dan upaya pernapasan. b. Perhatikan pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot-otot bantu, serta retraksi otot supraklavikular dan interkosta. c. Pantau pernapasan yang berbunyi, seperti mendengkur d. Pantau pola pernapasan: bradipnea; takipnea. a. Mengetahui status pernapasan b. Mengetahui usaha pernapasan c. Mengetahui ada tidaknya kelainan pada pernapasan d. Mengetahui pola pernapasan Universitas Sumatera Utara 36 Lanjutan e. Auskultasi suara napas, perhatikan suara napas tambahan. f. Pantau peningkatan kegelisahan, ansietas, dan lapar udara. g. Atur posisi pasien senyaman mungkin h. Ajari teknik relaksasi i. Batasi untuk beraktivitas j. Anjurkan pasien makan makanan yang tidak banyak mengandung air e. Mengetahui ada tidaknya suara napas tambahan f. Mengetahui tingkat kegelisahan dan ansietas g. Membantu mengurangi sesak h. Mengurangi sesak napas i. Mengurangi sesak napas j. Mengurangi edema paru dan sesak napas

2.3.5 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan