b. melaksanakan perencanaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan RSUP H.
Adam Malik serta melaksanakan evaluasi dan SIRS Instalasi Farmasi c.
melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi di gudang Instalasi Farmasi dan memproduksi obat-obat
sesuai dengan kebutuhan rumah sakit d.
mendistribusikan perbekalan farmasi ke seluruh satuan kerjainstalasi di lingkungan RSUP H. Adam Malik untuk kebutuhan pasien rawat jalan, rawat
inap, gawat darurat dan instalasi-instalasi penunjang lainnya e.
melaksanakan fungsi pelayanan Farmasi Klinis. f.
melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.
3.2.1 Kepala Instalasi Farmasi
Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik mempunyai tugas memimpin, menyelenggarakan, mengkoordinasi,
merencanakan, mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian terhadap pasien, instalasi pelayanan dan instalasi penunjang lainnya
di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Kepala Instalasi Farmasi berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Umum dan Operasional.
3.2.2 Wakil Kepala Instalasi Farmasi
Wakil Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik mempunyai tugas membantu Kepala Instalasi Farmasi dalam menyelenggarakan,
mengkoordinasikan, merencanakan, mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian terhadap pasien, instalasi pelayanan dan instalasi
penunjang lainnya di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
peraturan perundang-undangan yang berlaku, menggantikan tugas kepala Instalasi Farmasi apabila kepala Instalasi Farmasi berhalangan hadir.
3.2.3 Tata Usaha Farmasi
Tata usaha farmasi berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala Instalasi Farmasi yang mempunyai tugas membantu kepala
Instalasi Farmasi dalam hal mengkoordinasikan kegiatan ketatausahaan, pelaporan, kerumahtanggaan, mengarsipkan surat masuk dan keluar, serta urusan
kepegawaian kepala Instalasi Farmasi.
3.2.4 Kelompok Kerja 3.2.4.1 Pokja Perbekalan
Pokja perbekalan dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum
Pusat H. Adam Malik, mempunyai tugas membantu kepala Instalasi Farmasi dalam hal mengkoordinasikan, membina, melaksanakan perencanaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi Alat Medis Habis Pakai AMHP, instrumen dasar, reagensia, radiofarmasi, obat dan cairan,
memproduksi obat-obatan dan pengujian mutu sesuai dengan kebutuhan rumah sakit serta melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap
pelaksanaan tugas di lingkungan Pokja Perbekalan.
3.2.4.2 Wakil Kepala Pokja Perbekalan
Wakil kepala pokja perbekalan bertugas membantu kepala pokja perbekalan untuk menyelenggarakan dan mengkoordinasikan terhadap
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pengendalian stok perbekalan
Universitas Sumatera Utara
farmasi, peracikan pembuatan pengemasan kembali, perbekalan farmasi serta administrasi perbekalan farmasi.
3.2.4.3 Pokja Apotek
Pokja Apotek tediri dari pokja Apotek I dan pokja Apotek II yang masing- masing dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik, mempunyai tugas membantu kepala Instalasi Farmasi dalam hal
mengkoordinasikan, membina, melaksanakan pelayanan kefarmasian terhadap pasien rawat jalan, rawat inap maupun gawat darurat dan melaksanakan
pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan Pokja Apotek.
A. Kepala Pokja Apotek I
Kepala pokja apotik I bertugas menyelenggarakan dan mengkoordinasikan terhadap penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pengendalian stok
perbekalan farmasi terhadap kebutuhan perbekalan farmasi untuk pasien askes dan pasien umum rawat jalan.
B. Kepala Pokja Apotek II
Kepala pokja apotik II bertugas menyelenggarakan dan mengkoordinasikan terhadap penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan
pengendalian stok perbekalan farmasi terhadap kebutuhan perbekalan farmasi untuk pasien jamkesmas rawat jalan, pasien askes rawat inap dan pasien umum.
3.2.4.4 Pokja Farmasi Klinis
Pokja Farmasi Klinis dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara
Umum Pusat H. Adam Malik, mempunyai tugas membantu kepala Instalasi Farmasi dalam hal mengkoordinasikan, membina, melaksanakan pelayanan
Farmasi Klinik dan melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengembangan pelayanan kefarmasian serta melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi
dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan Pokja Farmasi Klinis. Pelayanan farmasi klinik adalah pelayanan langsung yang diberikan
apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcame terapi dan meminalkan resiko terjadinya efek samping obat.
Pelayanan farmasi klinik meliputi : 1. pengkajian dan pelayanan resep
Pelayanan resep melalui dari penerimaan, pemeriksaan ketersediaan, pengkajian resep, penyiapan perbekalan farmasi termasuk peracikan obat,
pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian informasi. Pada setiap tahap alur pelayanan resep, dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian
obat medication error. Tujuan: untuk menganalisa adanya masalah terkait obat; bila ditemukan masalah
terkait obat harus dikonsultasikan kepada dokter penulis resep. Kegiatan : apoteker harus melakukan pengkajian resep sesuai persyaratan
administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Persyaratan administrasi meliputi: •
nama, umur, jenis kelamin, dan berat badan serta tinggi badan pasien •
nama, nomor izin, alamat dan paraf dokter •
tanggal resep •
ruangan unit asal resep
Universitas Sumatera Utara
Persyaratan farmasetik meliputi: •
nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan •
dosis dan jumlah obat •
stabilitas •
aturan, dan cara penggunaan Persyaratan klinis meliputi:
• ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat
• duplikasi pengobatan
• alergi, dan reaksi obat yang tidak dikehendaki ROTD
• kontraindikasi
• interaksi obat
2. penelusuran riwayat penggunaan obat Penelusuran riwayat penggunaan obat adalah proses untuk mendapatkan
informasi mengenai seluruh obat sediaan farmasi lain yang pernah dan sedang digunakan, riwayat pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau data rekam
medik pencatatan penggunaan obat pasien. Tujuan:
a. membandingkan riwayat penggunaan obat dengan data rekam medik
pencatatan penggunaan obat untuk mengetahui perbedaan informasi penggunaan obat.
b. melakukan verifikasi riwayat penggunaan obat yang diberikan oleh tenaga
kesehatan lain dan memberikan informasi tambahan jika diperlukan. c.
mendokumentasikan adanya alergi dan reaksi obat yang tidak dikehendaki ROTD
d. mengidentifikasi potensi terjadinya interaksi obat
Universitas Sumatera Utara
e. melakukan penilaian terhadap kepatuhan pasien dalam menggunakan obat
f. melakukan penilaian rasionalitas obat yang diresepkan
g. melakukan penilaian terhadap pemahaman pasien terhadap obat yang
digunakan h.
melakukan penilaian adanya bukti penyalahgunaan obat i.
melakukan penilaian terhadap teknik penggunaan obat j.
memeriksa adanya kebutuhan pasien terhadap obat dan alat bantu kepatuhan minum obat concordance aids
k. mendokumentasikan obat yang digunakan pasien sendiri tanpa sepengatahuan
dokter l.
mengidentifikasi terapi lain, misalnya suplemen, dan pengobatan alternatif yang mungkin digunakan oleh pasien.
Kegiatan : a.
penelusuran riwayat penggunaan obat kepada pasien keluarganya b.
melakukan penilaian terhadap pengaturan penggunaan obat pasien Informasi yang harus didapatkan:
a. nama obat termasuk obat non resep, dosis, bentuk sediaan, frekuensi
penggunaan, indikasi, dan lama penggunaan obat b.
reaksi obat yang tidak dikehendaki termasuk riwayat alergi c.
kepatuhan terhadap regimen penggunaan obat jumlah obat yang tersisa 3. pelayanan informasi obat PIO
RSUP H. Adam Malik memiliki suatu unit Pusat Informasi Obat yang memberikan informasi obat yang benar bagi pasien dan keluarga pasien dalam
menggunakan obat yang benar. Informasi tentang penggunaan obat tersebut diberikan oleh apoteker yang bertugas di Pusat Informasi Obat setiap hari,
Universitas Sumatera Utara
sehingga pasien dan keluarga pasien dapat memahami penggunaan obat yang benar dan dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani proses
penyembuhan penyakit. Pelayanan Informasi Obat adalah kegiatan penyediaan dan pemberian
informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh apoteker kepada dokter, apoteker, perawat,
profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak diluar rumah sakit. Tujuan :
a. menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan di
lingkungan rumah sakit dan pihak lain diluar rumah sakit. b.
menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan dengan obat perbekalan farmasi, terutama bagi Komite Sub Komite Farmasi dan
Terapi c.
menunjang penggunaan obat yang rasional Kegiatan :
a. menjawab pertanyaan
b. menerbitkan buletin, leaflet, poster, newsletter
c. menyediakan informasi bagi Komite Sub Komite Framasi dan Terapi
sehubungan dengan penyusunan Formularium Rumah Sakit d.
bersama dengan PKMRS melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap
e. melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga
kesehatan lainnya f.
melakukan penelitian
Universitas Sumatera Utara
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan: a.
sumber daya manusia b.
tempat c.
perlengkapan 4. konseling
Konseling obat adalah suatu proses diskusi antara apoteker dengan pasien keluarga pasien yang dilakukan secara sistematis untuk memberikan kesempatan
kepada pasien keluarga pasien mengeksplorasikan diri dan membantu meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran sehingga pasien keluarga
pasien memperoleh keyakinan akan kemampuannya dalam penggunaan obat yang benar termasuk swamedikasi.
Tujuan umum konseling adalah meningkatkan keberhasilan terapi, memaksimalkan efek terapi, meminimalkan resiko efek samping, meningkatkan
cost effectiveness dan menghormati pilihan pasien dalam menjalankan terapi. Tujuan khusus:
a. meningkatkan hubungan kepercayaan antara apoteker dan pasien
b. menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien
c. membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan obat
d. membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan penggunaan obat dengan
penyakitnya e.
meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan f.
mencegah atau meminimalkan masalah terkait obat g.
meningkatkan kemampuan pasien memecahkan masalahnya dalam hal terapi h.
mengerti permasalahan dalam pengambilan keputusan
Universitas Sumatera Utara
i. membimbing dan mendidik pasien dalam penggunaan obat sehingga dapat
mencapai tujuan pengobatan dan meningkatkan mutu pengobatan pasien. Kegiatan:
a. membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien
b. mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan obat melalui
Three Prime Questions c.
menggali informasi lebih lanjut dengan meberik kesempatan kepada pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan obat
d. memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah
penggunaan obat e.
dokumentasi Faktor yang diperhatikan:
1. kriteria pasien
• pasien kondisi khusus pediatri, geriatri, gangguan fungsi dan ginjal, ibu
hamil dan menyusui •
pasien dengan terapi jangka panjang penyakit kronis TB, DM, epilepsi, dll
• pasien yang menggunakan obat-obatan dengan instruksi khusus
penggunaan kortisteroid dengan tapping downloff •
pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit digoksin, phenytoin
• pasien yang menggunakan banyak obat polifarmasi
• pasien yang mempunyai riwayat kepatuhan rendah
Universitas Sumatera Utara
2. sarana dan prasarana
• ruangan atau tempat konseling
• alat bantu konseling Kartu pasien catatan konseling
5. pemantauan terapi obat PTO Pemantauan Terapi Obat PTO adalah suatu proses yang mencakup
kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien.
Tujuan pemantauan terapi obat adalah meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan resiko reaksi obat yang tidak dikehendaki ROTD
Kegiatan : a.
pengkajian pemilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki ROTD
b. pemberian rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat
c. pemantauan efektivitas dan efek samping obat
Tahapan Pemantauan Terapi Obat a.
pengumpulan data pasien b.
identifikasi masalah terkait obat c.
rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat d.
pemantauan e.
terapi lanjut Faktor yang harus diperhatikan:
a. kemampuan penelusuran informasi dan penilaian kritis bukti terkini dan
terpercaya b.
kerahasiaan informasi
Universitas Sumatera Utara
c. kerjasama dengan tim kesehatan lain dokter dan perawat
6. monitoring efek samping obat MESO Monitoring Efek Samping Obat MESO merupakan kegiatan
pemantauan setiap respons terhadap obat yang tidak dikehendaki ROTD yang terjadi pada dosis lazim yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis,
diagnosa dan terapi. Efek samping obat adalah reaksi obat yang tidak dikehendaki yang terkait dengan kerja farmakologi.
Tujuan : a.
menemukan Efek Samping Obat ESO sedini mungkin terutama yang berat, tidak dikenal, frekuensinya jarang.
b. menentukan frekuensi dan insidensi Efek Samping Obat yang sudah dikenal
dan yang baru saja ditemukan. c.
mengenal semua faktor yang mungkin dapat menimbulkan mempengaruhi angka kejadian dan hebatnya Efek Samping Obat
d. meminimalkan resiko kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki
e. mencegah terulangnya kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki
Kegiatan pemantauan dari pelaporan Efek Samping Obat ESO a.
mendeteksi adanya kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki ESO b.
mengidentifikasi obat-obatan dan pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami ESO
c. mengevaluasi laporan ESO dengan algoritma Naranjo
d. mendiskusikan dan mendokumentasikan ESO di komite Sub Komite Farmasi
dan Terapi e.
melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional
Universitas Sumatera Utara
Faktor yang perlu diperhatikan: a.
kerjasama dengan Komite Farmasi dan Terapi dan ruang rawat b.
ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat 7. visite
Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang
dilakukan apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk mengalami kondisi klinis pasien secara langsung, dan mengkaji masalah terkait
obat, memantau terapi obat yang rasional, dan menyajikan informasi obat kepada dokter, pasien serta profesional kesehatan lainnya.
Visite juga dapat dilakukan pada pasien yang sudah keluar rumah sakit atas permintaan pasien yang biasa disebut dengan Pelayanan kefarmasian di rumah
Home Pharmacy Care Sebelum melakukan kegiatan visite apoteker harus mempersiapkan diri
dengan mengumpulkan informasi mengenai kondisi pasien dan memeriksa terapi obat dari rekam medis atau sumber lain.
8. evaluasi penggunaan obat EPO Evaluasi Penggunaan Obat EPO merupakan program evaluasi
penggunaan obat yang terstruktur dan berkesinambungan secara kualitatif dan kuantitatif.
Tujuan: a.
mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan b.
membandingkan pola penggunaan obat pada periode waktu tertentu c.
memberikan masukan untuk perbaikan penggunaan obat d.
menilai pengaruh intervensi atas pola penggunaan obat
Universitas Sumatera Utara
9. ruang pencampuran sediaan khusus RSUP H. Adam Malik memiliki ruangan khusus untuk melakukan
pencampuran obat-obat kemoterapi bagi pasien penderita kanker yang membutuhkan obat-obat kemoterapi. Proses pencampuran dilakukan setiap hari
berdasarkan permintaan dari dokter. Pencampuran dilakukan oleh apoteker berdasarkan jadwal yang telah dibuat, sehingga setiap apoteker yang ada di RSUP
H. Adam Malik mendapat giliran untuk melakukan pencampuran. 1.
dispensing sediaan khusus Dispensing sediaan khusus steril harus dilakukan di Instalasi Farmasi
rumah sakit dengan teknik aseptik untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan melindungi petugas dari paparan zat berbahaya serta menghindari terjadinya
kesalahan pemberian obat. Tujuan
a. menjamin sterilitas dan stabilitas produk
b. melindungi petugas dari paparan zat berbahaya
c. menghindari terjadinya kesalahan pemberian obat
2. pencampuran obat suntik
melakukan pencampuran obat steril sesuai kebutuhan pasien yang menjamin kompatibilitas, dan stabilitas obat maupun wadah sesuai dengan dosis yang
ditetapkan. Kegiatan :
a. mencampur sediaan intravena kedalam cairan infus
b. melarutkan sediaan intravena dalam bentuk serbuk dengan pelarut yang
sesuai
Universitas Sumatera Utara
c. mengemas menjadi sediaan siap pakai
Faktor yang perlu diperhatikan: a.
ruangan khusus b.
lemari pencampuran Biological Safety Cabinet c.
HEPA filter 3.
penyiapan nutrisi parenteral Merupakan kegiatan pencampuran nutrisi parenteral yang dilakukan oleh
tenaga yang terlatih secara aseptis sesuai kebutuhan pasien dengan menjaga stabilitas sediaan, formula standar dan kebutuhan terhadap prosedur yang
menyertai. Kegiatan :
a. mencampur sediaan karbohidrat, protein, lipid, vitamin, mineral untuk
kebutuhan perorangan. b.
mengemas ke dalam kantong khusus untuk nutrisi Faktor yang perlu diperhatikan:
a. tim yang terdiri dari dokter, apoteker, perawat, ahli gizi
b. sarana dan prasarana
c. ruangan khusus
d. lemari pencampuran Biological Safety Cabinet
e. kantong khusus untuk nutrisi parenteral
4. penanganan sediaan sitostatik
Merupakan penanganan obat kanker secara aseptis dalam kemasan siap pakai sesuai kebutuhan pasien oleh tenaga farmasi yang terlatih ndengan
pengendalian pada keamanan terhadap lingkungan, petugas maupun sediaan
Universitas Sumatera Utara
obatnya dari efek toksisk dan kontaminasi, dengan menggunakan alat pelindung diri, mengamankan pada saat pencampuran, distribusi, maupun proses pemberian
kepada pasien sampai pembuangan limbahnya. Secara operasional dalam mempersiapkan dan melakukan harus sesuai
prosedur yang ditetapkan dengan alat pelindung diri yang memadai. Kegiatan :
a. melakukan perhitungan dosis secara akurat
b. melarutkan sediaan obat kanker dengan pelarut yang sesuai
c. mencampur sediaan obat kanker sesuai dengan protokol pengobatan
d. mengemas dalam kemasan tertentu
e. membuang limbah sesuai prosedur yang berlaku
Faktor yang perlu diperhatikan : a.
ruangan khusus yang dirancang dengan kondisi yang sesuai b.
lemari pencampuran Biological Safety Cabinet c.
HEPA filter d.
alat pelindung diri e.
sumber daya manusia yang terlatih f.
cara pemberian obat kanker 10. pemantauan kadar obat dalam darah PKOD
Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan kadar obat tertentu atas permintaan dari dokter yang merawat karena indeks terapi yang sempit atau atas
usulan apoteker kepada dokter. Tujuan :
a. mengetahui kadar obat dalam darah
Universitas Sumatera Utara
b. memberikan rekomendasi kepada dokter yang merawat
Kegiatan : a.
memisahkan serum dan plasma darah b.
memeriksa kadar obat yang terdapat dalam plasma dengan menggunakan alat TDM
c. membuat rekomendasi kepada dokter berdasarkan hasil pemeriksaan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan: a.
alat Therapeutic Drug Monitoring instrumen untuk mengukur kadar obat b.
reagen sesuai obat yang diperiksa
3.2.4.5 Pokja Perencanaan dan Evaluasi
Pokja Perencanaan dan Evaluasi dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik, mempunyai tugas membantu kepala Instalasi Farmasi dalam hal mengkoordinasikan, membina, melaksanakan
perencanaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan rumah sakit, melakukan evaluasi kegiatan pelayanan kefarmasian di RSUP H. Adam Malik dan
melaksanakan SIRS Instalasi Farmasi serta melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan Pokja Perencanaan dan
Evaluasi. Sistem Informasi Rumah Sakit SIRS adalah suatu sistem yang
berhubungan dengan pengelolaan data, pengumpulan data, penyajian informasi, analisis dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan
untuk kegiatan Rumah Sakit. Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi
yang sedang berkembang pesat saat ini dengan kemajuan teknologi informasi,
Universitas Sumatera Utara
pengaksesan data atau informasi yang tersedia dapat berlangsung dengan cepat, efisien serta akurat. Hal ini jugalah yang menjadi pertimbangan RSUP H. Adam
Malik untuk melakukan Sistem Informasi Rumah Sakit berbasis komputer.
Saat ini RSUP H. Adam Malik telah menggunakan Sistem Informasi Rumah Sakit berbasis komputer yaitu dengan sistem on line ke berbagai instalasi.
Aplikasi Sistem Informasi membantu setiap instalasi agar mudah memperoleh pelayanan dan informasi seluruh data, pengolahan data, penyajian informasi, serta
penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit. Pelayanan Instalasi Farmasi merupakan salah satu pelayanan utama yang
menunjang kegiatan pelayanan di lingkungan Rumah Sakit dalam menjalankan fungsinya untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Instalasi Farmasi
bertanggung jawab terhadap pengelolaan sediaan farmasi berupa obat yang digunakan semua unit di lingkungan Rumah Sakit untuk pelayanan rawat jalan
maupun rawat inap. Sistem informasi ini sangat menguntungkan bagi Instalasi Farmasi untuk melaksanakan fungsinya dengan lebih cepat, akurat dan efisien.
Setiap data mengenai kebutuhan obat-obatan langsung di entry ke bagian Instalasi Farmasi secara online, sehingga kebutuhan obat-obatan dapat langsung disediakan
untuk depo yang bersangkutan. Hal ini dapat mempermudah dan mempercepat pekerjaan setiap SDM yang bertugas dalam pengelolaan perbekalan farmasi.
Sistem Informasi Rumah Sakit SIRS juga mempermudah bagian pokja Perencanaan dan Evaluasi untuk mengelola perbekalan farmasi, mulai dari
membuat perencanaan perbekalan farmasi yang harus disediakan untuk semua depo yang ada di Rumah Sakit tanpa harus mengumpulkan data ke setiap depo
yang ada, sampai pembuatan laporan perbekalan farmasi. Pokja perencanaan dan
Universitas Sumatera Utara
evaluasi merupakan admin bagi aplikasi SIRS di Instalasi Farmasi yang bertanggung jawab menyusun data base atau master barang untuk setiap
perbekalan farmasi yang beredar di Rumah Sakit, baik jenis, spesifikasi, harga dan lain-lain. Jadi, dengan adanya Sistem Informasi Rumah Sakit ini, sangat
membantu untuk kemajuan dan perkembangan RSUP H. Adam Malik.
3.2.5 Depo Farmasi