Dukungan Suami Terhadap Tindakan Ibu Dalam Melakukan Pap Smear Di Kelurahan Sitirejo I Kecamatan Medan Kota Tahun 2012
DUKUNGAN SUAMI TERHADAP TINDAKAN IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI KELURAHAN SITIREJO I KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2012
SKRIPSI
Oleh : LENNI MELISA NIM. 081000154
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
IIALAMAN PENGESAIIAN
Judul Skripsi
Nama Mahasiswa No. IndukMahasiswa Program Studi Peminetan Tanggal Lulus
DUKI]NGAI\I Suanm TER}IADAP TIIYDAKAN IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI
KELURAIIAN SITIRA'O I KECAMATAN
MEDAN KOTA TAHTJN 2012
I,ENrlI nryLrsA
081000154
ifiiru Kesehatan Masyarakat Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku 05 Maret 2013
Disahkan Oleh Komisi Pembimbing
Dosen Pembimbing II
7ra
dr. Linde T- Mers- MPH
nuP. 19521022 198m3 20/0/2
D.rs. AIam 4akti Keloko. Mkes NIP. 1962ffi04 199203 1 001
198903 1 001
ABSTRACT Cervical cancer is a malignant tumour which grows in the cerviks. To detect the exixtence of the cervical cancer earlier is through pap smear examination. Pap smear will be implemented well with the husband supports. This study aimed to determine husband supports of mothers’s action for pap smear in Kelurahan Sitirejo I Kecamatan Medan Kota in 2012. This study was descriptive quantitative. The number of respondents in this study was 87 husbands of productive-age couples and selected through the sampling tehnique that was sistem random sampling. The data presented in tabular form the frequency distribution. The result of this study showed that the category of characteristics of the highest age was in the age 40-49 years (55,2%), the highest of education was bachelor (62,3%) and the highest of occupation was government employees. The knowledge of respondents was in moderate (80,5%), the perception of respondents was in good (56,3%) and the action of respondents was in lacking (56,3%). From the above results, suggested that is needed a health promotion about cervical cancer and pap smear for the husbands to improve their knowledge and also their actions for supporting pap smear examination.
Keywords: pap smear, husband supports, cervical cancer
ii
ABSTRAK
Kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim. Dan untuk mengetahui kanker leher rahim secarad ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan pap smear. Pap smear akan berjalan dengan baik dengan adanya dukungan dari suami.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dukungan suami terhadap tindakan ibu dalam melakukan pap smear di Kelurahan Sitirejo I Kecamatan Medan Kota tahun 2012. Penelitian bersifat deskriptif kuantitatif. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 87 orang suami dari pasangan usia subur (PUS) dengan tehnik pengambilan sampel yaitu sistem random sampling. Penyajian data dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden yaitu umur tertinggi berada kelompok umur 40-49 tahun (55,2%) dan pendidikan tertinggi adalah S1. Pengetahuan berada pada kategori sedang (80,5%), persepsi berada pada kategori baik (56,3%) dan tindakan berada pada kategori kurang (56,3%).
Dari penelitian di atas penulis menyarankan agar dilakukannya promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan tindakan responden dalam mendukung ibu melakukan pap smear.
Kata kunci: pap smear, dukungan suami, kanker leher rahim
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri Nama Tempat/ Tanggal Lahir Agama Status Perkawinan Nama Orang Tua Anak ke Alamat Rumah
: Lenni Melisa : Medan, 23 September 1989 : Kristen Protestan : Belum Menikah : Drs. Ramli Sarifuddin : 1 (satu) dari 1 (dua) orang bersaudara : Jalan Pintu Air No 41, Medan
B. Riwayat Pendidikan
Tahun 1995 - 2001
: SD Negeri 060817 Medan
Tahun 2002 - 2004
: SLTP Negeri 2 Medan
Tahun 2005 - 2007
: SMA Negeri 13 Medan
Tahun 2008 - 2012
: Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan
C. Riwayat Organisasi
Tahun 2008 - 2009
Tahun 2008 - 2011 Tahun 2009 - 2010
: Seksi Dana Panitia Perayaan Paskah OIKUMENE FKM USU
: POMK (Persekutuan Oikumene Mahasiswa Kristen) : Seksi Publikasi dan Dokumentasi Panitia Perayaan
Paskah OIKUMENE FKM USU
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih yang telah memberikan nikmat kesehatan serta keselamatan, dan atas berkah dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Dukungan Suami Terhadap Tindakan Ibu Dalam Melakukan Pap Smear Di Kelurahan Sitirejo I Kecamatan Medan Kota Tahun 2012”.
Dalam penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari dukungan, bimbingan dan saran-saran yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Tukiman, MKM, selaku ketua Departemen Pendidikan Kesehatan
dan Ilmu Perilaku yang telah banyak memberikan ilmu, pengalaman, nasehat dan arahan kepada penulis selama menuntut ilmu di FKM USU. 3. Ibu dr. Linda T. Maas, MPH, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan meluangkan waktu, tenaga serta pikiran selama penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Drs. Alam Bakti Keloko, MKes, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberi arahan dan bimbingan kepada penulis. 5. Bapak Drs. Eddy Syahrial, MS, selaku Dosen Penguji I yang sangat membantu dalam memberikan kritik, saran dan masukan kepada penulis. 6. Ibu Namora Lumongga Lubis, MSc, PhD, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik, saran dan masukan kepada penulis. 7. Bapak Lurah Kelurahan Sitirejo I Pangadilan Harahap., yang telah memberikan ijin penelitian bagi penulis. 8. Seluruh staf pengajar di FKM USU dan Dosen PKIP Khususnya yaitu Ibu Lita Sri Andayani, SKM, MKes., Dra. Syarifah, MS., Bapak Drs. Eddy Syahrial, MS dan Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM., dan Ibu., serta pegawai di
iv
Departemen PKIP Bapak Warsito yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. 9. Ibu Drs. Syarifah, MS, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberi masukan, saran, dan dukungan selama penulis kuliah di FKM USU. 10. Teristimewa kepada orangtua penulis, Ayah saya Drs. Ramli Sarifuddin dan Ibu Octorida Situmorang, saudara saya satu-satunya Desi Natalia dan tante saya Nurhaida Situmorang, terima kasih atas dukungan serta kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis. 11. Seluruh Keluarga Besar PT Gas Negara yang telah memberikan kesempatan bagi penulis sebagai penerima beasiswa yang banyak membantu dalam penyelesaian studi penulis. 12. Sahabat-sahabat yang kukasihi Putri Marlinang, Veronica Velisitas, Jelentika Marpaung, Mei Rodiah Panjaitan, Neni Maynita, dan Evi Susanti yang telah banyak memberikan dukungan serta semangat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 13. Sahabat ku sejak SMP Isma Dewi Panjaitan dan Wardany Br Perangin-angin yang juga telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 14. Teman-teman di PKIP dan FKM, Hilma, Arietha, Sari Rahmadani, Fitri Hasugian, Doan Moreno, Zul Salasah, Yunika Anwar, Bang Dedi, Bang Muchsin, Bang Sedar Malam, Budi Hardiansyah, Almh. Febrina Anggraini dan juga teman-teman stambuk 2008 lainnya yang tidak dapat disebutkan satupersatu yang memberikan dorongan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 15. Semua pihak yang telah membantu, baik bantuan dukungan, saran, doa, kerjasama dan masukan-masukan yang tidak dapat saya sebutkan satu-satu disini.
v
Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Baik itu dalam penulisan kata, penyusunan kalimat dan juga tidak menutup kemungkinan dalam penyajian data. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih. Semoga skripsi ini berguna bagi kita semua. Amin.
Medan, Februari 2013 Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ABSTAK ................................................................................................................. i ABSTRAC.............................................................................................................. ii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ iii KATA PENGANTAR.......................................................................................... iv DAFTAR ISI........................................................................................................ vii DAFTAR TABEL ......................................................................................... .......ix DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 1.1. Latar Belakang .................................................................................................1 1.2. Perumusan Masalah .........................................................................................8 1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................................8
1.3.1. Tujuan Umum ........................................................................................8 1.3.2. Tujuan Khusus .......................................................................................9 1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................10 2.1. Sumber- Sumber Dukungan.............................................................................10
2.1.1. Dukungan Suami Dalam Tindakan Pap Smear....................................10 2.2. Kanker Serviks .................................................................................................12
2.2.1. Pengertian Kanker Serviks...................................................................12 2.2.2. Penyebab Kanker Serviks ....................................................................13 2.2.3. Faktor Risiko Kanker Serviks ..............................................................14 2.3.4. Gejala Kanker Serviks .........................................................................18 2.4.5. Stadium Perkembangan Kanker Serviks ..............................................21 2.5.6. Pencegahan Kanker Serviks.................................................................21 2.3. Pap Smear ........................................................................................................22 2.3.1. Umur Untuk Menjalani Pap Smear ......................................................23 2.3.2. Klasifikasi Pemeriksaan Pap Smear.....................................................25 2.3.3. Bahan Sitologi Pemeriksaan Pap Smear ..............................................26 2.3.4. Manfaat Pap Smear ..............................................................................26 2.4. Perilaku ............................................................................................................28 2.4.1. Pengertian Perilaku ..............................................................................28 2.4.2. Domain Perilaku...................................................................................29 2.5. Persepsi ............................................................................................................38 2.4.1. Pengertian Persepsi ..............................................................................38 2.4.2. Persepsi Dan Perilaku ..........................................................................39 2.4.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ......................................39 2.4.4. Proses Terbentuknya Persepsi...............................................................40 2.6. Health Belief Model.........................................................................................41 2.7. Kerangka Konsep .............................................................................................46
vii
BAB IIIMETODE PENELITIAN.......................................................................48 3.1. Jenis Penelitian.................................................................................................48 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................................................48
3.2.1. Lokasi penelitian ..................................................................................48 3.2.2. Waktu Penelitian ..................................................................................48 3.3. Populasi dan Sampel ........................................................................................48 3.3.1. Populasi ................................................................................................48 3.3.2. Sampel..................................................................................................49 3.4. Metode Pengumpulan Data ..............................................................................50 3.4.1. Data Primer ..........................................................................................50 3.4.2. Data Sekunder ......................................................................................50 3.5. Defenisi Operasional........................................................................................50 3.6. Instrumen dan Cara Pengukuran ......................................................................51 3.6.1. Instrumen .............................................................................................51 3.6.2. Aspek Pengukuran ...............................................................................52 3.7. Metode Pengolahan dan Analisa Data .............................................................55 3.7.1. Metode Pengolahan Data .....................................................................55 3.7.2. Analisa Data .........................................................................................56
BAB IV HASIL PENELITIAN............................................................................57 4.1. Gambaran Umum Hasil Penelitian ..................................................................57
4.1.1. Letak Geografis Kelurahan Siti Rejo I.................................................57 4.1.2. Demografi Kelurahan Siti Rejo I .........................................................57 4.2. Gambaran Karakteristik Responden ................................................................57 4.3. Gambaran Sumber Informasi ...........................................................................59 4.4. Gambaran Pengetahuan....................................................................................62 4.5. Gambaran Persepsi...........................................................................................69 4.6. Gambaran Tindakan .........................................................................................73
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................83 5.1. Karakteristik Responden ..................................................................................83 5.2. Sumber Informasi.............................................................................................84 5.3. Pengetahuan .....................................................................................................85 5.4. Persepsi ............................................................................................................86 5.5. Tindakan...........................................................................................................87
BAB VI PEMBAHASAN.....................................................................................92 6.1. Kesimpulan ......................................................................................................92 6.2. Saran . ..............................................................................................................92
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden .............................................. 58
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Informasi Yang Paling Disukai Ketika Melihat Media Cetak/Eletronik ................................. 59
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Sumber Informasi Mengenai Kanker Leher Rahim..................................................................... 60
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Pilihan Jenis Sumber Informasi Mengenai Pap Smear ................................................................... 60
Tabel 4.5.
Distribusi Frekuensi Responden Tentang Sumber Informasi Terbaik Untuk Menyampaikan Inforamsi Mengenai Kanker Leher Rahim dan Pap Smear ......................................................................... 61
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Sumber Informasi ........................................... 62
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Kanker Leher Rahim ...................................................................................................62
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Risiko Kanker Leher Rahim.......................................................................................63
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Responden Yang Tahu Gejala Kanker Leher Rahim ...................................................................................................63
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Gejala Kanker Leher Rahim...................................................................................... 64
Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Deteksi Dini Kanker Leher Rahim ............................................................................. 64
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Cara Mencegah Kanker Leher Rahim .....................................................................65
ix
Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Saran Untuk Melakukan Pap Smear .........................................................................65
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Jadwal Melakukan Pap Smear ....................................................................................66
Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Tahu/Tidaknya Tempat Melakukan Pap Smear..............................................66
Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Tempat Melakukan Papn Smear ..................................................................................66
Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Petugas Kesehatan Yang Melakukan Pap Smear .........................................................67
Tabel 4.18. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Fungsi Pap Smear .......................................................................................................67
Tabel 4.19. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Manfaat Pap Smear .........................................................................................68
Tabel 4.20. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Syarat Melakukan Pap Smear ....................................................................................69
Tabel 4.21. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden ..................................69
Tabel 4.22. Distribusi Frekuensi Persepsi Responden .......................................................70
Tabel 4.23. Distribusi Frekuensi Tingkat Persepsi Responden .........................................73
Tabel 4.24. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Bentuk Dukungan Yang Diberi Untuk Melakukan Pap Smear...................................73
Tabel 4.25. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Pilihan Jenis Bentuk Dukungan Yang Diberi Untuk Melakukan Pap Smear ..............................................................................................................74
Tabel 4.26. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Alasan Mendukung Melakukan Pap Smear ................................................................75
x
Tabel 4.27. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Ketika Istri Memberitahukan Biaya Pemeriksaan Pap Smear ...........................................75
Tabel 4.28. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Pernah Atau Tidaknya Mengajak Mengikuti Seminar/Penyuluhan Tentang Manfaat Pap Smear...........................................................................76
Tabel 4.29. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Bersedia Atau Tidaknya Menemani Istri Jika Ingin Melakukan Pap Smear.................................................................................................................76
Tabel 4.30. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Agar Istri Mempunyai Informasi Yang Jelas Tentang Pap Smear ....................................77
Tabel 4.31. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Jika Istri Memberitahukan Bahwa Akan Melakukan Pap Smear ..................................77
Tabel 4.32. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Pernah Atau Tidaknya Istri Melakukan Pap Smear.............................................................78
Tabel 4.33. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Waktu Pertama Kali Istri Melakukan Pap Smear.............................................................................78
Tabel 4.34. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Tempat Istri Melakukan Pap Smear ....................................................................................79
Tabel 4.35. Distribusi Responden Tentang Frekuensi Istri Melakukan Pap Smear ..............................................................................................................79
Tabel 4.36. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Ada/Tidaknya Manfaat Yang Dirasakan Istri Setelah Melakukan Pap Smear.......................80
Tabel 4.37. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Ada/Tidaknya Yang Mendorong Untuk Mendukung Istri Melakukan Pap Smear..........................80
Tabel 4.38. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Yang Mendorong Untuk Mendukung Melakukan Pap Smear .....................................................81
xi
xi
Tabel 4.39. Distribusi Frekuensi Tindakan Istri Responden Ketika Mengalami Salah Satu Gejala Kanker Leher Rahim ......................................82
Tabel 4.40. Distribusi Frekuensi Tingkat Tindakan Responden ......................................82
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran 2 Master data SPSS Lampiran 3 Output SPSS Lampiran 4 Surat keterangan telah melaksanakan survei pendahuluan dan
penelitian dari Lurah Kelurahan Sitirejo I Kecamatan Medan Kota
xiii
ABSTRACT Cervical cancer is a malignant tumour which grows in the cerviks. To detect the exixtence of the cervical cancer earlier is through pap smear examination. Pap smear will be implemented well with the husband supports. This study aimed to determine husband supports of mothers’s action for pap smear in Kelurahan Sitirejo I Kecamatan Medan Kota in 2012. This study was descriptive quantitative. The number of respondents in this study was 87 husbands of productive-age couples and selected through the sampling tehnique that was sistem random sampling. The data presented in tabular form the frequency distribution. The result of this study showed that the category of characteristics of the highest age was in the age 40-49 years (55,2%), the highest of education was bachelor (62,3%) and the highest of occupation was government employees. The knowledge of respondents was in moderate (80,5%), the perception of respondents was in good (56,3%) and the action of respondents was in lacking (56,3%). From the above results, suggested that is needed a health promotion about cervical cancer and pap smear for the husbands to improve their knowledge and also their actions for supporting pap smear examination.
Keywords: pap smear, husband supports, cervical cancer
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk penghasilan pembangunan bangsa. Hal ini bermakna bahwa setiap orang berhak untuk memperoleh hidup yang sehat. Oleh karena itu, pemerintah berupaya dalam pembangunan kesehatan (Depkes 2010).
Kesehatan perempuan mendapat perhatian khusus dalam pembangunan kesehatan dikarenakan perempuan memiliki peranan yang penting di dalam keluarga. Selain itu perempuan juga akan mengalami masa pubertas dan menopause yang artinya organ reproduksi perempuan rawan terhadap infeksi mikroorganisme yang banyak menyebabkan penyakit pada perempuan. Hal ini juga didukung oleh struktur anatomis organ reproduksi perempuan yang mempermudah infeksi. Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsifungsinya serta proses-prosesnya. Masalah yang terdapat dalam kesehatan reproduksi adalah salah satunya kanker sistem reproduksi (Depkes, 2002).
Salah satu kanker sistem reproduksi tersebut adalah kanker serviks atau leher rahim. Menurut WHO (World Health Organization) kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor dua bagi kaum perempuan dari seluruh penyakit kanker yang ada. Dan setiap dua menit seorang wanita meninggal akibat penyakit ini (Samadi, 2010).
1
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setiap tahun jumlah penderita kanker bertambah mencapai 6.250.000 jiwa. Dan dalam 10 tahun mendatang, diperkirakan akan ada 9.000.000 jiwa meninggal setiap tahun akibat kanker. Dua pertiga dari penderita kanker di dunia akan berada di negara-negara yang sedang berkembang.
Di negara maju/industri kanker serviks menempati urutan ke 10 dari semua jenis kanker, atau kalau menurut kejadian kanker ginekologi (kanker pada alat reproduksi wanita), kanker serviks menduduki urutan ke-5. Di Amerika Serikat, salah satu negara maju, kanker serviks memiliki age specific Rate (ASR) kurang lebih 20 kasus per 100.000 penduduk wanita pertahun (Depkes 2007).
Secara global, kanker serviks berkontribusi sebesar 12% dari seluruh kanker yang menyerang perempuan. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) sekitar tahun 2000-an menunjukkan bahwa insidensi penyakit ini kurang lebih 493.243 jiwa per tahun, sedangkan kematian akibat kanker ini sebanyak 273.505 jiwa per tahun. Kurang lebih terdapat 500.000 kasus baru kanker leher rahim tiap tahun dan tiga perempatnya terjadi di negara berkembang. Angka ini menunjukkan bahwa insidensi dan kematian lebih tinggi terjadi di negara-negara berkembang.
Kanker leher rahim merupakan jenis penyakit kanker yang paling banyak diderita wanita diatas usia 18 tahun. Kanker leher rahim ini menduduki urutan nomor dua penyakit kanker di dunia bahkan sekitar 500.000 wanita di seluruh dunia di diagnosa menderita kanker leher rahim dan rata-rata 270.000 meninggal tiap tahun (Depkes RI, 2008). Pada tahun 2008 disampaikan dalam World Cancer Report bahwa terjadi 12 juta jiwa pasien yang baru didiagnosis kanker leher rahim. Di Afrika Selatan, insiden kanker serviks adalah sekitar 30 per 100.000
2
wanita (Passmore et al, 2007), dan di Asia sekitar 265.884 wanita didiagnosa dengan kanker serviks dan 142.735 meninggal akibat kanker serviks (WHO, 2007). Sementara di Indonesia, kanker serviks merupakan penyebab pertama kematian pada wanita (Adiyono, 2007). Diperkirakan setiap tahun, sekitar 15,7 per 100.000 wanita Indonesia didiagnosa dengan kanker serviks (WHO, 2007). Tingginya angka kematian penderita kanker leher rahim di Indonesia disebabkan karena sebagian besar penderita kanker leher rahim datang sudah dalam stadium lanjut, dan karena masih kurangnya kesadaran wanita Indonesia untuk melakukan pencegahan dan deteksi dini kanker leher rahim (Ratna , 2004).
Penelitian oleh Vavuhala (Rachmadahniar, 2005) pada tahun 2004 menunjukkan setiap tahunnya di dunia terdapat sekitar 500.000 kasus baru kanker leher rahim dengan tingkat kematian sekitar 200.000 kasus. Dan dua menit seorang wanita meninggal dunia karena penyakit ini (Samadi,2010). Dan di Indonesia, hampir 70% kasus kanker serviks ditemukan dalam kondisi stadium lanjut (>stadium IIB). Hal ini karena masih rendahnya pelaksanaan skrining yaitu 5%. Apabila dibandingkan dengan populasi Indonesia, 5% merupakan angka yang kecil.
Di Sumatera Utara diperoleh data dari Dinas Kesehatan Provinsi jumlah penderita kanker leher rahim pada tahun 1999 tercatat 475 kasus, tahun 2000 sebanyak 548 kasus dan tahun 2001 sebanyak 681 kasus. Data dari laboratorium USU tahun 2002 terdapat 21 kasus, dari jumlah tersebut 17 kasus sudah berada pada tingkat displasia atau sel-sel ganas (Rahmi,2004).
Di Rumah Sakit dr Pirngadi Medan tahun 2000 menunjukkan bahwa kanker leher rahim menempati urutan teratas dari seluruh kanker pada wanita. Pada tahun
3
1999 terdapat 57 kasus, tahun 2000 sebanyak 600 kasus, dan tahun 2001 sebanyak 85 kasus, tahun 2002 sebanyak 85 kasus dan 2003 sebanyak 92 kasus, tahun 2004 sebanyak 72 kasus, dan 2005 sebanyak 98 kasus.
Data dari RSUP Haji Adam Malik Medan penderita kanker leher rahim tahun 2001 sebanyak 55 kasus, tahun 2002 sebanyak 53 kasus dan tahun 2003 sebanyak 56 kasus, tahun 2004 sebanyak 62 kasus, tahun 2005 sebanyak 111 kasus dan tahun 2006 sebanyak 140 kasus, tahun 2007 sebanyak (215 kasus), tahun 2008 sebanyak 220 kasus, tahun 2009 sebanyak 231 kasus.
Menurut Bustan (1997), Wikenjosastro (1999) kanker dapat disembuhkan jika dideteksi dan ditanggulangi sejak dini, namun karena minimnya gejala yang ditimbulkan oleh kanker leher rahim, maka penanganan terhadap penyakit sering kali terlambat yang menyebabkan kematian serta minimnya pengetahuan akan kanker serviks dan kurangnya kepedulian masyarakat akan pemeriksaan dini kanker serviks.
Seperti kanker yang lain, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Beberapa faktor yang diduga meningkatkan kejadian kanker leher rahim yaitu faktor sosiodemografis yang meliputi usia, status sosial ekonomi, dan faktor aktifitas seksual yang meliputi usia pertama kali melakukan hubungan seks, pasangan seks yang berganti-ganti, paritas, kurang menjaga kebersihan genital, merokok, riwayat penyakit kelamin, trauma kronis pada leher rahim, serta penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka lama yaitu lebih dari 4 tahun (Diananda, 2007).
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sekitar sepertiga kanker dapat disembuhkan jika didiagnosis dan ditangani pada stadium dini,
4
untuk itu perlunya skrining kanker seperti melakukan pap smear untuk mendeteksi kelainan sel-sel pada leher rahim (Nofa,2003). Deteksi dini dapat mengurangi kadar mortalitas dan morbiditas kanker serviks di seluruh dunia (Nygard et al, 2007) dan secara internasional telah terbukti bahwa penanda untuk kanker serviks secara dini, adalah dengan Papanicoloau (Pap) smear (Passmore et al, 2007). Dan negara-negara maju diagnosa dini dengan pap smear telah mampu menurunkan insidensi kanker serviks invasit dan memperbaiki prognosis. Sedang di Indonesia, walupun pap smear telah diperkenalkan sejak tahun 70-an, namun hingga saat ini belum mampu menjawab permasalahan kanker serviks.
Pap smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari serviks dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahanperubahan yang terjadi dari sel. Perubahan sel rahim yang terdeteksi secara dini akan memungkinkan tindakan pengobatan diambil sebelum sel-sel tersebut dapat berkembang menjadi sel kanker (Cut Khasanah, 2008).
Tindakan melakukan pap smear akan terlaksana dengan baik jika mendapat dukungan dari keluarga ataupun orang-orang terdekat. Dukungan sosial keluarga dapat berasal dukungan sosial keluarga internal, seperti dukungan dari suami (Friedman, 1998). Suami sebagai kepala rumah tangga dapat berperan serta dalam memelihara kesehatan reproduksi wanita. Perempuan akan mengalami kesulitan dalam memelihara kesehatan reproduksinya sendiri.
Keterlibatan suami dalam mewujudkan hak-hak reproduksi dalam menjadi sangat penting karena: pertama pria merupakan “partner” dalam reproduksi dan seksual, sehingga sangat beralasan apabila pria dan wanita berbagi tanggung jawab peran secara seimbang dalam kesehatan reproduksi. Kedua, pria
5
bertanggung jawab secara sosial dan ekonomi,sehingga keterlibatan pria dalam pengambilan keputusan akan memperkuat ikatan batin antara suami istri dalam ikatan pernikahan. Ketiga, pria secara nyata terlibat dalam fertilitas dan mereka mempunyai peranan penting dalam pengambilan keputusan mengenai kesehatan reproduksi. Keempat, partisipasi pria dalam pelaksanaan program kesehatan reproduksi diharapkan mampu mengubah pandangan bahwa kesehatan reproduksi wanita hanya hak dan tugas wanita saja, namun merupakan hak bersama pria dan wanita (www.bkkbn.go.id). Dengan adanya partisipasi pria dalam memelihara kesehatan reproduksi wanita diharapkan akan dapat menurunkan angka kematian ibu akibat penyakit reproduksi (www.klinikpria.com, 2003).
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa dukungan suami sangat diperlukan dalam hal kesehatan reproduksi wanita. Ada beberapa penelitian yang membuktikan hal tersebut antara lain: penelitian Amatya dkk (1994) di Bangladesh menunjukkan bahwa konseling terhadap suami tentang penerimaan alat kontrasepsi norplant menunjukkan efek positif dengan tingkat drop out hanya 10%. Penelitian Gate (1980) membuktikan bahwa dukungan emosional suami dapat mengurangi ketidaknyamanan istrinya yang menjalani mastektomi. Subhan (2002) membuktikan bahwa peranan suami dalam pengambilan keputasan mengenai menggunakan alat kontrasepsi atau tidak cukup dominan. Demikian juga hasil penelitian Kondo di Jepang (2004) membuktikan bahwa kecemasan dan depresi pada wanita infertilitas di Jepang sangat tinggi akibat kurangnya dukungan psikologis dari suami, dan diprogramkan untuk menghilangkan kondisi ini dengan intervensi psikologis. Penelitian Sukaisih (2004) membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan
6
suami terhadap pemakaian KB IUD ( p: 0,044 ). Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar suami akseptor sebaiknya diberi penyuluhan mengenai kontrasepsi IUD dan efek sampingnya. Hasil penelitian Endang (2009) terhadap 60 orang wanita yang menderita kista ovarium terdapat tiga bentuk dukungan yang dilakukan suami terhadap istrinya yaitu dukungan emosional sejumlah 33%, dukungan informasi sejumlah 26%, sedangkan bentuk dukungan terbanyak adalah dukungan instrumental sejumlah 28 orang (41%). Penelitian Kinanthi Estu Linadi (2011) membuktikan bahwa adanya hubungan antara dukungan suami dengan tindakan pap smear (p=0,0001). Penelitian Selli Dosriani (2011) terhadap 80 orang responden yang mendapat dukungan suami terdapat tiga dukungan suami yaitu dukungan informasi sebanyak 19 orang, dukungan nyata sebanyak 15 orang dan dukungan emosi sebanyak 13 orang. Dari beberapa penelitian di atas terlihat jelas bahwa dukungan suami berperan penting dalam kesehatan reproduksi wanita termasuk dukungan suami untuk pap smear.
Menurut House (1981, dalam Nasution, 2007) bantuan informasi yang diberikan suami adalah komunikasi tentang opini atau kenyataan yang relevan tentang kesulitan-kesulitan pada saat tertentu sehingga dapat menjadikan ibu lebih mampu mengatasi masalah. Dan menurut pendapat DiMatteo (1991) dukungan orang lain seperti teman dan keluarga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan. Dukungan yang paling penting adalah dari suami dan keluarga. Dukungan suami merupakan faktor yang paling bermakna berupa perhatian, komunikasi dan hubungan emosional yang intim. Dukungan keluarga yaitu berupa komunikasi dan hubungan emosional yang baik dan hangat dengan seluruh anggota keluarga (Rich, 2007).
7
Tindakan pap smear adalah salah satu tindakan yang menyangkut kesehatan reproduksi wanita. Secara umum tindakan pap smear belum dipahami oleh masyarakat dan masyarakat menganggap bahwa kesehatan reproduksi hanya menyangkut kehamilan, persalinan saja sehingga masalah penyakit yang menyerang alat reproduksi wanita sehingga tidak mendapat perhatian khusus dari suami.
Melalui survey pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Siti Rejo I Kecamatan Medan Kota terhadap 10 orang ibu, ada 2 orang ibu yang telah melakukan pap smear yang masing-masing melakukannya di rumah sakit Stella Maris dan dr. Pirngadi Medan, sedang 8 orang ibu lainnya tidak pernah melakukan pap smear. Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dukungan suami terhadap tindakan ibu dalam melakukan pap smear di Kelurahan Siti Rejo 1 Kecamatan Medan Kota tahun 2012. I.2. Perumusan Masalah
Bagaimana dukungan suami terhadap tindakan ibu dalam melakukan pap smear di Kelurahan Siti Rejo I Medan tahun 2012.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum
Mengetahui dukungan suami terhadap tindakan ibu dalam melakukan pap smear di Kelurahan Siti Rejo I Medan tahun 2012.
8
1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui persepsi suami terhadap tindakan ibu dalam melakukan
pap smear di Kelurahan Siti Rejo I Kecamatan Medan Kota tahun 2012. 2. Untuk mengidentifikasi dukungan suami terhadap tindakan ibu dalam
melakukan pap smear di Kelurahan Siti Rejo I Kecamatan Medan Kota tahun 2012. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama menjalani kuliah di FKM USU. 2. Sebagai pertimbangan untuk melibatkan para suami dalam program pemeliharaan kesehatan reproduksi. 3. Sebagai bahan referensi ilmiah bagi penelitian selanjutnya.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sumber-Sumber Dukungan Sumber-sumber dukungan banyak diperoleh individu dari lingkungan
sekitarnya, oleh karena itu perlu diketahui seberapa banyak sumber dukungan keluarga ini efektif bagi individu yang memerlukan. Sumber dukungan internal (suami) merupakan aspek yang penting untuk peningkatan kesehatan reproduksi maka perlu diketahui dan dipahami. Dengan pengetahuan dan pemahaman itu, seseorang akan tahu kepada siapa dan seberapa besar ia akan mendapatkan dukungan sesuai dengan situasi dan keinginan yang spesifik , sehingga dukungan tersebut bermakna (Friedman, 1998).
Menurut Sarason (1983 dalam Kuntjoro, 2002), dukungan keluarga (suami) adalah keberadaan, kesediaan , kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi kita. Dukungan keluarga (suami) mencakup dua hal yaitu: (1) Jumlah sumber dukungan keluarga yang tersedia merupakan persepsi individu terhadap sejumlah orang yang dapat diandalkan saat individu membutuhkan bantuan (pendekatan berdasarkan kuantitas). (2) Tingkat kepuasan akan dukungan keluarga yang diterima berkaitan dengan persepsi individu bahwa kebutuhannya akan terpenuhi (pendekatan berdasarkan kualitas ).
2.1.1. Dukungan Suami Dalam Tindakan Pap Smear Menurut Friedman (1998), dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan
penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan
10
pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dukungan keluarga dapat berupa dukungan internal dan eksternal. Dukungan keluarga internal dapat diperoleh dari suami/istri atau dukungan dari saudara kandung.
Caplan (1964) dalam Friedman (1998) dukungan keluarga (suami) merupakan hubungan timbal balik antara individu yang meliputi: 1. Dukungan Pengharapan
Dukungan pengharapan merupakan dukungan yang terjadi bila ekspresi yang positif diberikan kepada individu. Individu mempunyai seorang yang dapat diajak bicara tentang masalahnya, terjadi melalui ekspresi pengharapan positif individu kepada individu lain, penyemangat, dan persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan seseorang. 2. Dukungan Nyata Dukungan ini merupakan penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan kesehatan, bantuan finansial dan material berupa nyata, benda atau atau jasa tersebut sehingga dapat memecahkan masalah praktis termasuk di dalamnya bantuan langsung seperti saat seseorang memberi uang, menyediakan transportasi dan lain-lain. Dukungan nyata sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata. 3. Dukungan Informasi. Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi bersama termasuk didalamnya memberikan solusi dari masalah, memberikan nasehat, pengarahan, saran atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dengan menyarankan tentang dokter yang baik bagi dirinya, dan tindakan yang spesifik bagi
11
individu. Pada dukungan informasi ini keluarga sebagai penghimpun informasi dari pemberi pihak. 4. Dukungan Emosional Dalam pelaksanaan tindakan individu perlu mendapatkan penguatan akan rasa dimiliki atau dicintai. Dukungan emosional memberikan individu rasa nyaman dan memberikan semangat. Yang termasuk dalam dukungan emosional ini adalah ekspresi dari empati, kepedulian dan perhatian kepada individu. Demikian juga dengan tindakan pap smear Ibu harus mendapat empati, kepedulian dan perhatian dari suami. Menurut House (1981, dalam Nasution, 2007) Dukungan keluarga dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu : dukungan emosional, dukungan nyata, dukungan informasi dan dukungan pengharapan. Dukungan emosional yaitu memberikan empati dan rasa dicintai kepercayaan dan kepedulian. Dukungan nyata yaitu membantu individu dalam memenuhi kebutuhannya. Dukungan informasi yaitu memberikan informasi sehingga individu memiliki koping untuk mengatasi masalah yang muncul dari diri sendiri dan lingkungan. Dukungan pengharapan yang memberikan informasi yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
2.2. Kanker Serviks 2.2.1. Pengertian Kanker Serviks
Kanker leher rahim (kanker serviks) adalah adalah tumor ganas yang tumbuh dalam leher rahim (Medicastrone,2007). Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang
12
merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang sanggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik menunjukkan bahwa kanker serviks dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun.
Di antara tumor ganas ginekologik, kanker serviks uterus masih menduduki peringkat pertama di Indonesia. Umur penderita antara 30-60 tahun, terbanyak antara 45-50 tahun. Periode laten dari fase prainvasif untuk menjadi invasif memakan waktu sekitar 10 tahun. Hanya 9% dari wanita berusia 35 tahun mempunyai risiko tinggi terhadap kanker leher rahim
Semakin tua usia seseorang, maka semakin meningkat risiko terjadinya kanker leher rahim. Meningkatnya risiko kanker leher rahim pada usia lanjut merupakan gabungan dari meningkatnya dan bertambah lamanya waktu pemaparan terhadap karsinogen serta makin melemahnya sistem kekebalan tubuh akibat usia.
14
2. Usia pertama kali menikah Menikah pada usia 20 tahun dianggap terlalu muda untuk melakukan hubungan seksual dan berisiko terkena kanker leher rahim 10-12 kali lebih besar daripada mereka yang menikah pada usia > 20 tahun. Hubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar-benar matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari sudah menstruasi atau belum. Kematangan juga bergantung pada selsel mukosa yang terdapat di selaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita berusia 20 tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja, paling rawan bila dilakukan di bawah usia 16 tahun. Hal ini berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa pada serviks. Pada usia muda, sel sel mukosa pada serviks belum matang. Artinya, masih rentan terhadap rangsangan sehingga tidak siap menerima rangsangan dari luar. Termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma. Karena masih rentan, sel-sel mukosa bisa berubah sifat menjadi kanker. Sifat sel kanker selalu berubah setiap saat yaitu mati dan tumbuh lagi. Dengan adanya rangsangan, sel bisa tumbuh lebih banyak dari sel yang mati, sehingga perubahannya tidak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah sifat menjadi sel kanker. Lain halnya bila hubungan seks dilakukan pada usia di atas 20 tahun, dimana selsel mukosa tidak lagi terlalu rentan terhadap perubahan.
3. Wanita dengan aktivitas seksual yang tinggi, dan sering berganti-ganti pasangan. Berganti-ganti pasangan akan memungkinkan tertularnya penyakit kelamin, salah satunya Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini akan mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak dan tidak terkendali sehingga menjadi kanker.
4. Penggunaan antiseptik
15
Kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan obat-obatan antiseptik maupun deodoran akan mengakibatkan iritasi di serviks yang merangsang terjadinya kanker. 5. Wanita yang merokok Nikotin, mempermudah semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksi atau menjadi terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru-paru, maupun serviks. Namun tidak diketahui dengan pasti berapa banyak jumlah nikotin yang dikonsumsinya bisa menyebabkan kanker leher rahim. Risiko wanita perokok terkena 4-13 kali lebih besar dibandingkan wanita bukan perokok. Menurut Joakam Dillner (British Journal of Cancer, 2001), zat nikotin serta racun lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada leher rahim. Cervical plasia adalah kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh seseorang 6. Riwayat penyakit kelamin seperti kutil genitalia Wanita yang terkena penyakit akibat hubungan seksual berisiko terkena virus HPV, karena virus HPV diduga sebagai penyebab utama terjadinya kanker leher rahim sehingga wanita yang mempunyai riwayat penyakit kelamin berisiko terkena kanker leher rahim. 7. Paritas (jumlah kelahiran) Semakin tinggi risiko pada wanita dengan banyak anak, apalagi dengan jarak persalinan yang terlalu pendek. Dari berbagai literatur yang ada, seorang perempuan yang sering melahirkan (banyak anak) termasuk golongan risiko tinggi untuk terkena penyakit kanker leher rahim. Dengan seringnya seorang ibu melahirkan, maka akan berdampak pada seringnya terjadi perlukaan di organ
16
reproduksinya yang akhirnya dampak dari luka tersebut akan memudahkan timbulnya Human Papilloma Virus (HPV) sebagai penyebab terjadinya penyakit kanker leher rahim. 8. Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama Penggunaan kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka lama yaitu lebih dari 4 tahun dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim 1,5-2,5 kali. Kontrasepsi oral mungkin dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim karena jaringan leher rahim merupakan salah satu sasaran yang disukai oleh hormon steroid perempuan. 9. Kebersihan genitalia yang buruk Kebersihan genitalia yang buruk dapat memudahkan masuknya virus. 10. Infeksi HPV
Tipe yang dianggap berkaitan dengan kanker serviks adalah tipe 16, 18, 31, 35, dan 39.
11. Defisiensi zat gizi Ada beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa defiensi asam folat dapat meningkatkan risiko terjadinya displasia ringan dan sedang, serta mungkin juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada perempuan yang makanannya rendah beta karoten dan retinol (vitamin A).
12. Trauma kronis pada serviks seperti persalinan, infeksi, dan iritasi me
SKRIPSI
Oleh : LENNI MELISA NIM. 081000154
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
IIALAMAN PENGESAIIAN
Judul Skripsi
Nama Mahasiswa No. IndukMahasiswa Program Studi Peminetan Tanggal Lulus
DUKI]NGAI\I Suanm TER}IADAP TIIYDAKAN IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI
KELURAIIAN SITIRA'O I KECAMATAN
MEDAN KOTA TAHTJN 2012
I,ENrlI nryLrsA
081000154
ifiiru Kesehatan Masyarakat Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku 05 Maret 2013
Disahkan Oleh Komisi Pembimbing
Dosen Pembimbing II
7ra
dr. Linde T- Mers- MPH
nuP. 19521022 198m3 20/0/2
D.rs. AIam 4akti Keloko. Mkes NIP. 1962ffi04 199203 1 001
198903 1 001
ABSTRACT Cervical cancer is a malignant tumour which grows in the cerviks. To detect the exixtence of the cervical cancer earlier is through pap smear examination. Pap smear will be implemented well with the husband supports. This study aimed to determine husband supports of mothers’s action for pap smear in Kelurahan Sitirejo I Kecamatan Medan Kota in 2012. This study was descriptive quantitative. The number of respondents in this study was 87 husbands of productive-age couples and selected through the sampling tehnique that was sistem random sampling. The data presented in tabular form the frequency distribution. The result of this study showed that the category of characteristics of the highest age was in the age 40-49 years (55,2%), the highest of education was bachelor (62,3%) and the highest of occupation was government employees. The knowledge of respondents was in moderate (80,5%), the perception of respondents was in good (56,3%) and the action of respondents was in lacking (56,3%). From the above results, suggested that is needed a health promotion about cervical cancer and pap smear for the husbands to improve their knowledge and also their actions for supporting pap smear examination.
Keywords: pap smear, husband supports, cervical cancer
ii
ABSTRAK
Kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim. Dan untuk mengetahui kanker leher rahim secarad ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan pap smear. Pap smear akan berjalan dengan baik dengan adanya dukungan dari suami.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dukungan suami terhadap tindakan ibu dalam melakukan pap smear di Kelurahan Sitirejo I Kecamatan Medan Kota tahun 2012. Penelitian bersifat deskriptif kuantitatif. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 87 orang suami dari pasangan usia subur (PUS) dengan tehnik pengambilan sampel yaitu sistem random sampling. Penyajian data dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden yaitu umur tertinggi berada kelompok umur 40-49 tahun (55,2%) dan pendidikan tertinggi adalah S1. Pengetahuan berada pada kategori sedang (80,5%), persepsi berada pada kategori baik (56,3%) dan tindakan berada pada kategori kurang (56,3%).
Dari penelitian di atas penulis menyarankan agar dilakukannya promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan tindakan responden dalam mendukung ibu melakukan pap smear.
Kata kunci: pap smear, dukungan suami, kanker leher rahim
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri Nama Tempat/ Tanggal Lahir Agama Status Perkawinan Nama Orang Tua Anak ke Alamat Rumah
: Lenni Melisa : Medan, 23 September 1989 : Kristen Protestan : Belum Menikah : Drs. Ramli Sarifuddin : 1 (satu) dari 1 (dua) orang bersaudara : Jalan Pintu Air No 41, Medan
B. Riwayat Pendidikan
Tahun 1995 - 2001
: SD Negeri 060817 Medan
Tahun 2002 - 2004
: SLTP Negeri 2 Medan
Tahun 2005 - 2007
: SMA Negeri 13 Medan
Tahun 2008 - 2012
: Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan
C. Riwayat Organisasi
Tahun 2008 - 2009
Tahun 2008 - 2011 Tahun 2009 - 2010
: Seksi Dana Panitia Perayaan Paskah OIKUMENE FKM USU
: POMK (Persekutuan Oikumene Mahasiswa Kristen) : Seksi Publikasi dan Dokumentasi Panitia Perayaan
Paskah OIKUMENE FKM USU
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih yang telah memberikan nikmat kesehatan serta keselamatan, dan atas berkah dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Dukungan Suami Terhadap Tindakan Ibu Dalam Melakukan Pap Smear Di Kelurahan Sitirejo I Kecamatan Medan Kota Tahun 2012”.
Dalam penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari dukungan, bimbingan dan saran-saran yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Tukiman, MKM, selaku ketua Departemen Pendidikan Kesehatan
dan Ilmu Perilaku yang telah banyak memberikan ilmu, pengalaman, nasehat dan arahan kepada penulis selama menuntut ilmu di FKM USU. 3. Ibu dr. Linda T. Maas, MPH, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan meluangkan waktu, tenaga serta pikiran selama penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Drs. Alam Bakti Keloko, MKes, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberi arahan dan bimbingan kepada penulis. 5. Bapak Drs. Eddy Syahrial, MS, selaku Dosen Penguji I yang sangat membantu dalam memberikan kritik, saran dan masukan kepada penulis. 6. Ibu Namora Lumongga Lubis, MSc, PhD, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik, saran dan masukan kepada penulis. 7. Bapak Lurah Kelurahan Sitirejo I Pangadilan Harahap., yang telah memberikan ijin penelitian bagi penulis. 8. Seluruh staf pengajar di FKM USU dan Dosen PKIP Khususnya yaitu Ibu Lita Sri Andayani, SKM, MKes., Dra. Syarifah, MS., Bapak Drs. Eddy Syahrial, MS dan Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM., dan Ibu., serta pegawai di
iv
Departemen PKIP Bapak Warsito yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. 9. Ibu Drs. Syarifah, MS, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberi masukan, saran, dan dukungan selama penulis kuliah di FKM USU. 10. Teristimewa kepada orangtua penulis, Ayah saya Drs. Ramli Sarifuddin dan Ibu Octorida Situmorang, saudara saya satu-satunya Desi Natalia dan tante saya Nurhaida Situmorang, terima kasih atas dukungan serta kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis. 11. Seluruh Keluarga Besar PT Gas Negara yang telah memberikan kesempatan bagi penulis sebagai penerima beasiswa yang banyak membantu dalam penyelesaian studi penulis. 12. Sahabat-sahabat yang kukasihi Putri Marlinang, Veronica Velisitas, Jelentika Marpaung, Mei Rodiah Panjaitan, Neni Maynita, dan Evi Susanti yang telah banyak memberikan dukungan serta semangat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 13. Sahabat ku sejak SMP Isma Dewi Panjaitan dan Wardany Br Perangin-angin yang juga telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 14. Teman-teman di PKIP dan FKM, Hilma, Arietha, Sari Rahmadani, Fitri Hasugian, Doan Moreno, Zul Salasah, Yunika Anwar, Bang Dedi, Bang Muchsin, Bang Sedar Malam, Budi Hardiansyah, Almh. Febrina Anggraini dan juga teman-teman stambuk 2008 lainnya yang tidak dapat disebutkan satupersatu yang memberikan dorongan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 15. Semua pihak yang telah membantu, baik bantuan dukungan, saran, doa, kerjasama dan masukan-masukan yang tidak dapat saya sebutkan satu-satu disini.
v
Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Baik itu dalam penulisan kata, penyusunan kalimat dan juga tidak menutup kemungkinan dalam penyajian data. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih. Semoga skripsi ini berguna bagi kita semua. Amin.
Medan, Februari 2013 Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ABSTAK ................................................................................................................. i ABSTRAC.............................................................................................................. ii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ iii KATA PENGANTAR.......................................................................................... iv DAFTAR ISI........................................................................................................ vii DAFTAR TABEL ......................................................................................... .......ix DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 1.1. Latar Belakang .................................................................................................1 1.2. Perumusan Masalah .........................................................................................8 1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................................8
1.3.1. Tujuan Umum ........................................................................................8 1.3.2. Tujuan Khusus .......................................................................................9 1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................10 2.1. Sumber- Sumber Dukungan.............................................................................10
2.1.1. Dukungan Suami Dalam Tindakan Pap Smear....................................10 2.2. Kanker Serviks .................................................................................................12
2.2.1. Pengertian Kanker Serviks...................................................................12 2.2.2. Penyebab Kanker Serviks ....................................................................13 2.2.3. Faktor Risiko Kanker Serviks ..............................................................14 2.3.4. Gejala Kanker Serviks .........................................................................18 2.4.5. Stadium Perkembangan Kanker Serviks ..............................................21 2.5.6. Pencegahan Kanker Serviks.................................................................21 2.3. Pap Smear ........................................................................................................22 2.3.1. Umur Untuk Menjalani Pap Smear ......................................................23 2.3.2. Klasifikasi Pemeriksaan Pap Smear.....................................................25 2.3.3. Bahan Sitologi Pemeriksaan Pap Smear ..............................................26 2.3.4. Manfaat Pap Smear ..............................................................................26 2.4. Perilaku ............................................................................................................28 2.4.1. Pengertian Perilaku ..............................................................................28 2.4.2. Domain Perilaku...................................................................................29 2.5. Persepsi ............................................................................................................38 2.4.1. Pengertian Persepsi ..............................................................................38 2.4.2. Persepsi Dan Perilaku ..........................................................................39 2.4.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ......................................39 2.4.4. Proses Terbentuknya Persepsi...............................................................40 2.6. Health Belief Model.........................................................................................41 2.7. Kerangka Konsep .............................................................................................46
vii
BAB IIIMETODE PENELITIAN.......................................................................48 3.1. Jenis Penelitian.................................................................................................48 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................................................48
3.2.1. Lokasi penelitian ..................................................................................48 3.2.2. Waktu Penelitian ..................................................................................48 3.3. Populasi dan Sampel ........................................................................................48 3.3.1. Populasi ................................................................................................48 3.3.2. Sampel..................................................................................................49 3.4. Metode Pengumpulan Data ..............................................................................50 3.4.1. Data Primer ..........................................................................................50 3.4.2. Data Sekunder ......................................................................................50 3.5. Defenisi Operasional........................................................................................50 3.6. Instrumen dan Cara Pengukuran ......................................................................51 3.6.1. Instrumen .............................................................................................51 3.6.2. Aspek Pengukuran ...............................................................................52 3.7. Metode Pengolahan dan Analisa Data .............................................................55 3.7.1. Metode Pengolahan Data .....................................................................55 3.7.2. Analisa Data .........................................................................................56
BAB IV HASIL PENELITIAN............................................................................57 4.1. Gambaran Umum Hasil Penelitian ..................................................................57
4.1.1. Letak Geografis Kelurahan Siti Rejo I.................................................57 4.1.2. Demografi Kelurahan Siti Rejo I .........................................................57 4.2. Gambaran Karakteristik Responden ................................................................57 4.3. Gambaran Sumber Informasi ...........................................................................59 4.4. Gambaran Pengetahuan....................................................................................62 4.5. Gambaran Persepsi...........................................................................................69 4.6. Gambaran Tindakan .........................................................................................73
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................83 5.1. Karakteristik Responden ..................................................................................83 5.2. Sumber Informasi.............................................................................................84 5.3. Pengetahuan .....................................................................................................85 5.4. Persepsi ............................................................................................................86 5.5. Tindakan...........................................................................................................87
BAB VI PEMBAHASAN.....................................................................................92 6.1. Kesimpulan ......................................................................................................92 6.2. Saran . ..............................................................................................................92
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden .............................................. 58
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Informasi Yang Paling Disukai Ketika Melihat Media Cetak/Eletronik ................................. 59
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Sumber Informasi Mengenai Kanker Leher Rahim..................................................................... 60
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Pilihan Jenis Sumber Informasi Mengenai Pap Smear ................................................................... 60
Tabel 4.5.
Distribusi Frekuensi Responden Tentang Sumber Informasi Terbaik Untuk Menyampaikan Inforamsi Mengenai Kanker Leher Rahim dan Pap Smear ......................................................................... 61
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Sumber Informasi ........................................... 62
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Kanker Leher Rahim ...................................................................................................62
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Risiko Kanker Leher Rahim.......................................................................................63
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Responden Yang Tahu Gejala Kanker Leher Rahim ...................................................................................................63
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Gejala Kanker Leher Rahim...................................................................................... 64
Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Deteksi Dini Kanker Leher Rahim ............................................................................. 64
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Cara Mencegah Kanker Leher Rahim .....................................................................65
ix
Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Saran Untuk Melakukan Pap Smear .........................................................................65
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Jadwal Melakukan Pap Smear ....................................................................................66
Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Tahu/Tidaknya Tempat Melakukan Pap Smear..............................................66
Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Tempat Melakukan Papn Smear ..................................................................................66
Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Petugas Kesehatan Yang Melakukan Pap Smear .........................................................67
Tabel 4.18. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Fungsi Pap Smear .......................................................................................................67
Tabel 4.19. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Manfaat Pap Smear .........................................................................................68
Tabel 4.20. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Syarat Melakukan Pap Smear ....................................................................................69
Tabel 4.21. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden ..................................69
Tabel 4.22. Distribusi Frekuensi Persepsi Responden .......................................................70
Tabel 4.23. Distribusi Frekuensi Tingkat Persepsi Responden .........................................73
Tabel 4.24. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Bentuk Dukungan Yang Diberi Untuk Melakukan Pap Smear...................................73
Tabel 4.25. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Pilihan Jenis Bentuk Dukungan Yang Diberi Untuk Melakukan Pap Smear ..............................................................................................................74
Tabel 4.26. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Alasan Mendukung Melakukan Pap Smear ................................................................75
x
Tabel 4.27. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Ketika Istri Memberitahukan Biaya Pemeriksaan Pap Smear ...........................................75
Tabel 4.28. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Pernah Atau Tidaknya Mengajak Mengikuti Seminar/Penyuluhan Tentang Manfaat Pap Smear...........................................................................76
Tabel 4.29. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Bersedia Atau Tidaknya Menemani Istri Jika Ingin Melakukan Pap Smear.................................................................................................................76
Tabel 4.30. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Agar Istri Mempunyai Informasi Yang Jelas Tentang Pap Smear ....................................77
Tabel 4.31. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Jika Istri Memberitahukan Bahwa Akan Melakukan Pap Smear ..................................77
Tabel 4.32. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Pernah Atau Tidaknya Istri Melakukan Pap Smear.............................................................78
Tabel 4.33. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Waktu Pertama Kali Istri Melakukan Pap Smear.............................................................................78
Tabel 4.34. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Tempat Istri Melakukan Pap Smear ....................................................................................79
Tabel 4.35. Distribusi Responden Tentang Frekuensi Istri Melakukan Pap Smear ..............................................................................................................79
Tabel 4.36. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Ada/Tidaknya Manfaat Yang Dirasakan Istri Setelah Melakukan Pap Smear.......................80
Tabel 4.37. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Ada/Tidaknya Yang Mendorong Untuk Mendukung Istri Melakukan Pap Smear..........................80
Tabel 4.38. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Yang Mendorong Untuk Mendukung Melakukan Pap Smear .....................................................81
xi
xi
Tabel 4.39. Distribusi Frekuensi Tindakan Istri Responden Ketika Mengalami Salah Satu Gejala Kanker Leher Rahim ......................................82
Tabel 4.40. Distribusi Frekuensi Tingkat Tindakan Responden ......................................82
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran 2 Master data SPSS Lampiran 3 Output SPSS Lampiran 4 Surat keterangan telah melaksanakan survei pendahuluan dan
penelitian dari Lurah Kelurahan Sitirejo I Kecamatan Medan Kota
xiii
ABSTRACT Cervical cancer is a malignant tumour which grows in the cerviks. To detect the exixtence of the cervical cancer earlier is through pap smear examination. Pap smear will be implemented well with the husband supports. This study aimed to determine husband supports of mothers’s action for pap smear in Kelurahan Sitirejo I Kecamatan Medan Kota in 2012. This study was descriptive quantitative. The number of respondents in this study was 87 husbands of productive-age couples and selected through the sampling tehnique that was sistem random sampling. The data presented in tabular form the frequency distribution. The result of this study showed that the category of characteristics of the highest age was in the age 40-49 years (55,2%), the highest of education was bachelor (62,3%) and the highest of occupation was government employees. The knowledge of respondents was in moderate (80,5%), the perception of respondents was in good (56,3%) and the action of respondents was in lacking (56,3%). From the above results, suggested that is needed a health promotion about cervical cancer and pap smear for the husbands to improve their knowledge and also their actions for supporting pap smear examination.
Keywords: pap smear, husband supports, cervical cancer
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk penghasilan pembangunan bangsa. Hal ini bermakna bahwa setiap orang berhak untuk memperoleh hidup yang sehat. Oleh karena itu, pemerintah berupaya dalam pembangunan kesehatan (Depkes 2010).
Kesehatan perempuan mendapat perhatian khusus dalam pembangunan kesehatan dikarenakan perempuan memiliki peranan yang penting di dalam keluarga. Selain itu perempuan juga akan mengalami masa pubertas dan menopause yang artinya organ reproduksi perempuan rawan terhadap infeksi mikroorganisme yang banyak menyebabkan penyakit pada perempuan. Hal ini juga didukung oleh struktur anatomis organ reproduksi perempuan yang mempermudah infeksi. Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsifungsinya serta proses-prosesnya. Masalah yang terdapat dalam kesehatan reproduksi adalah salah satunya kanker sistem reproduksi (Depkes, 2002).
Salah satu kanker sistem reproduksi tersebut adalah kanker serviks atau leher rahim. Menurut WHO (World Health Organization) kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor dua bagi kaum perempuan dari seluruh penyakit kanker yang ada. Dan setiap dua menit seorang wanita meninggal akibat penyakit ini (Samadi, 2010).
1
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setiap tahun jumlah penderita kanker bertambah mencapai 6.250.000 jiwa. Dan dalam 10 tahun mendatang, diperkirakan akan ada 9.000.000 jiwa meninggal setiap tahun akibat kanker. Dua pertiga dari penderita kanker di dunia akan berada di negara-negara yang sedang berkembang.
Di negara maju/industri kanker serviks menempati urutan ke 10 dari semua jenis kanker, atau kalau menurut kejadian kanker ginekologi (kanker pada alat reproduksi wanita), kanker serviks menduduki urutan ke-5. Di Amerika Serikat, salah satu negara maju, kanker serviks memiliki age specific Rate (ASR) kurang lebih 20 kasus per 100.000 penduduk wanita pertahun (Depkes 2007).
Secara global, kanker serviks berkontribusi sebesar 12% dari seluruh kanker yang menyerang perempuan. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) sekitar tahun 2000-an menunjukkan bahwa insidensi penyakit ini kurang lebih 493.243 jiwa per tahun, sedangkan kematian akibat kanker ini sebanyak 273.505 jiwa per tahun. Kurang lebih terdapat 500.000 kasus baru kanker leher rahim tiap tahun dan tiga perempatnya terjadi di negara berkembang. Angka ini menunjukkan bahwa insidensi dan kematian lebih tinggi terjadi di negara-negara berkembang.
Kanker leher rahim merupakan jenis penyakit kanker yang paling banyak diderita wanita diatas usia 18 tahun. Kanker leher rahim ini menduduki urutan nomor dua penyakit kanker di dunia bahkan sekitar 500.000 wanita di seluruh dunia di diagnosa menderita kanker leher rahim dan rata-rata 270.000 meninggal tiap tahun (Depkes RI, 2008). Pada tahun 2008 disampaikan dalam World Cancer Report bahwa terjadi 12 juta jiwa pasien yang baru didiagnosis kanker leher rahim. Di Afrika Selatan, insiden kanker serviks adalah sekitar 30 per 100.000
2
wanita (Passmore et al, 2007), dan di Asia sekitar 265.884 wanita didiagnosa dengan kanker serviks dan 142.735 meninggal akibat kanker serviks (WHO, 2007). Sementara di Indonesia, kanker serviks merupakan penyebab pertama kematian pada wanita (Adiyono, 2007). Diperkirakan setiap tahun, sekitar 15,7 per 100.000 wanita Indonesia didiagnosa dengan kanker serviks (WHO, 2007). Tingginya angka kematian penderita kanker leher rahim di Indonesia disebabkan karena sebagian besar penderita kanker leher rahim datang sudah dalam stadium lanjut, dan karena masih kurangnya kesadaran wanita Indonesia untuk melakukan pencegahan dan deteksi dini kanker leher rahim (Ratna , 2004).
Penelitian oleh Vavuhala (Rachmadahniar, 2005) pada tahun 2004 menunjukkan setiap tahunnya di dunia terdapat sekitar 500.000 kasus baru kanker leher rahim dengan tingkat kematian sekitar 200.000 kasus. Dan dua menit seorang wanita meninggal dunia karena penyakit ini (Samadi,2010). Dan di Indonesia, hampir 70% kasus kanker serviks ditemukan dalam kondisi stadium lanjut (>stadium IIB). Hal ini karena masih rendahnya pelaksanaan skrining yaitu 5%. Apabila dibandingkan dengan populasi Indonesia, 5% merupakan angka yang kecil.
Di Sumatera Utara diperoleh data dari Dinas Kesehatan Provinsi jumlah penderita kanker leher rahim pada tahun 1999 tercatat 475 kasus, tahun 2000 sebanyak 548 kasus dan tahun 2001 sebanyak 681 kasus. Data dari laboratorium USU tahun 2002 terdapat 21 kasus, dari jumlah tersebut 17 kasus sudah berada pada tingkat displasia atau sel-sel ganas (Rahmi,2004).
Di Rumah Sakit dr Pirngadi Medan tahun 2000 menunjukkan bahwa kanker leher rahim menempati urutan teratas dari seluruh kanker pada wanita. Pada tahun
3
1999 terdapat 57 kasus, tahun 2000 sebanyak 600 kasus, dan tahun 2001 sebanyak 85 kasus, tahun 2002 sebanyak 85 kasus dan 2003 sebanyak 92 kasus, tahun 2004 sebanyak 72 kasus, dan 2005 sebanyak 98 kasus.
Data dari RSUP Haji Adam Malik Medan penderita kanker leher rahim tahun 2001 sebanyak 55 kasus, tahun 2002 sebanyak 53 kasus dan tahun 2003 sebanyak 56 kasus, tahun 2004 sebanyak 62 kasus, tahun 2005 sebanyak 111 kasus dan tahun 2006 sebanyak 140 kasus, tahun 2007 sebanyak (215 kasus), tahun 2008 sebanyak 220 kasus, tahun 2009 sebanyak 231 kasus.
Menurut Bustan (1997), Wikenjosastro (1999) kanker dapat disembuhkan jika dideteksi dan ditanggulangi sejak dini, namun karena minimnya gejala yang ditimbulkan oleh kanker leher rahim, maka penanganan terhadap penyakit sering kali terlambat yang menyebabkan kematian serta minimnya pengetahuan akan kanker serviks dan kurangnya kepedulian masyarakat akan pemeriksaan dini kanker serviks.
Seperti kanker yang lain, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Beberapa faktor yang diduga meningkatkan kejadian kanker leher rahim yaitu faktor sosiodemografis yang meliputi usia, status sosial ekonomi, dan faktor aktifitas seksual yang meliputi usia pertama kali melakukan hubungan seks, pasangan seks yang berganti-ganti, paritas, kurang menjaga kebersihan genital, merokok, riwayat penyakit kelamin, trauma kronis pada leher rahim, serta penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka lama yaitu lebih dari 4 tahun (Diananda, 2007).
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sekitar sepertiga kanker dapat disembuhkan jika didiagnosis dan ditangani pada stadium dini,
4
untuk itu perlunya skrining kanker seperti melakukan pap smear untuk mendeteksi kelainan sel-sel pada leher rahim (Nofa,2003). Deteksi dini dapat mengurangi kadar mortalitas dan morbiditas kanker serviks di seluruh dunia (Nygard et al, 2007) dan secara internasional telah terbukti bahwa penanda untuk kanker serviks secara dini, adalah dengan Papanicoloau (Pap) smear (Passmore et al, 2007). Dan negara-negara maju diagnosa dini dengan pap smear telah mampu menurunkan insidensi kanker serviks invasit dan memperbaiki prognosis. Sedang di Indonesia, walupun pap smear telah diperkenalkan sejak tahun 70-an, namun hingga saat ini belum mampu menjawab permasalahan kanker serviks.
Pap smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari serviks dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahanperubahan yang terjadi dari sel. Perubahan sel rahim yang terdeteksi secara dini akan memungkinkan tindakan pengobatan diambil sebelum sel-sel tersebut dapat berkembang menjadi sel kanker (Cut Khasanah, 2008).
Tindakan melakukan pap smear akan terlaksana dengan baik jika mendapat dukungan dari keluarga ataupun orang-orang terdekat. Dukungan sosial keluarga dapat berasal dukungan sosial keluarga internal, seperti dukungan dari suami (Friedman, 1998). Suami sebagai kepala rumah tangga dapat berperan serta dalam memelihara kesehatan reproduksi wanita. Perempuan akan mengalami kesulitan dalam memelihara kesehatan reproduksinya sendiri.
Keterlibatan suami dalam mewujudkan hak-hak reproduksi dalam menjadi sangat penting karena: pertama pria merupakan “partner” dalam reproduksi dan seksual, sehingga sangat beralasan apabila pria dan wanita berbagi tanggung jawab peran secara seimbang dalam kesehatan reproduksi. Kedua, pria
5
bertanggung jawab secara sosial dan ekonomi,sehingga keterlibatan pria dalam pengambilan keputusan akan memperkuat ikatan batin antara suami istri dalam ikatan pernikahan. Ketiga, pria secara nyata terlibat dalam fertilitas dan mereka mempunyai peranan penting dalam pengambilan keputusan mengenai kesehatan reproduksi. Keempat, partisipasi pria dalam pelaksanaan program kesehatan reproduksi diharapkan mampu mengubah pandangan bahwa kesehatan reproduksi wanita hanya hak dan tugas wanita saja, namun merupakan hak bersama pria dan wanita (www.bkkbn.go.id). Dengan adanya partisipasi pria dalam memelihara kesehatan reproduksi wanita diharapkan akan dapat menurunkan angka kematian ibu akibat penyakit reproduksi (www.klinikpria.com, 2003).
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa dukungan suami sangat diperlukan dalam hal kesehatan reproduksi wanita. Ada beberapa penelitian yang membuktikan hal tersebut antara lain: penelitian Amatya dkk (1994) di Bangladesh menunjukkan bahwa konseling terhadap suami tentang penerimaan alat kontrasepsi norplant menunjukkan efek positif dengan tingkat drop out hanya 10%. Penelitian Gate (1980) membuktikan bahwa dukungan emosional suami dapat mengurangi ketidaknyamanan istrinya yang menjalani mastektomi. Subhan (2002) membuktikan bahwa peranan suami dalam pengambilan keputasan mengenai menggunakan alat kontrasepsi atau tidak cukup dominan. Demikian juga hasil penelitian Kondo di Jepang (2004) membuktikan bahwa kecemasan dan depresi pada wanita infertilitas di Jepang sangat tinggi akibat kurangnya dukungan psikologis dari suami, dan diprogramkan untuk menghilangkan kondisi ini dengan intervensi psikologis. Penelitian Sukaisih (2004) membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan
6
suami terhadap pemakaian KB IUD ( p: 0,044 ). Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar suami akseptor sebaiknya diberi penyuluhan mengenai kontrasepsi IUD dan efek sampingnya. Hasil penelitian Endang (2009) terhadap 60 orang wanita yang menderita kista ovarium terdapat tiga bentuk dukungan yang dilakukan suami terhadap istrinya yaitu dukungan emosional sejumlah 33%, dukungan informasi sejumlah 26%, sedangkan bentuk dukungan terbanyak adalah dukungan instrumental sejumlah 28 orang (41%). Penelitian Kinanthi Estu Linadi (2011) membuktikan bahwa adanya hubungan antara dukungan suami dengan tindakan pap smear (p=0,0001). Penelitian Selli Dosriani (2011) terhadap 80 orang responden yang mendapat dukungan suami terdapat tiga dukungan suami yaitu dukungan informasi sebanyak 19 orang, dukungan nyata sebanyak 15 orang dan dukungan emosi sebanyak 13 orang. Dari beberapa penelitian di atas terlihat jelas bahwa dukungan suami berperan penting dalam kesehatan reproduksi wanita termasuk dukungan suami untuk pap smear.
Menurut House (1981, dalam Nasution, 2007) bantuan informasi yang diberikan suami adalah komunikasi tentang opini atau kenyataan yang relevan tentang kesulitan-kesulitan pada saat tertentu sehingga dapat menjadikan ibu lebih mampu mengatasi masalah. Dan menurut pendapat DiMatteo (1991) dukungan orang lain seperti teman dan keluarga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan. Dukungan yang paling penting adalah dari suami dan keluarga. Dukungan suami merupakan faktor yang paling bermakna berupa perhatian, komunikasi dan hubungan emosional yang intim. Dukungan keluarga yaitu berupa komunikasi dan hubungan emosional yang baik dan hangat dengan seluruh anggota keluarga (Rich, 2007).
7
Tindakan pap smear adalah salah satu tindakan yang menyangkut kesehatan reproduksi wanita. Secara umum tindakan pap smear belum dipahami oleh masyarakat dan masyarakat menganggap bahwa kesehatan reproduksi hanya menyangkut kehamilan, persalinan saja sehingga masalah penyakit yang menyerang alat reproduksi wanita sehingga tidak mendapat perhatian khusus dari suami.
Melalui survey pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Siti Rejo I Kecamatan Medan Kota terhadap 10 orang ibu, ada 2 orang ibu yang telah melakukan pap smear yang masing-masing melakukannya di rumah sakit Stella Maris dan dr. Pirngadi Medan, sedang 8 orang ibu lainnya tidak pernah melakukan pap smear. Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dukungan suami terhadap tindakan ibu dalam melakukan pap smear di Kelurahan Siti Rejo 1 Kecamatan Medan Kota tahun 2012. I.2. Perumusan Masalah
Bagaimana dukungan suami terhadap tindakan ibu dalam melakukan pap smear di Kelurahan Siti Rejo I Medan tahun 2012.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum
Mengetahui dukungan suami terhadap tindakan ibu dalam melakukan pap smear di Kelurahan Siti Rejo I Medan tahun 2012.
8
1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui persepsi suami terhadap tindakan ibu dalam melakukan
pap smear di Kelurahan Siti Rejo I Kecamatan Medan Kota tahun 2012. 2. Untuk mengidentifikasi dukungan suami terhadap tindakan ibu dalam
melakukan pap smear di Kelurahan Siti Rejo I Kecamatan Medan Kota tahun 2012. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama menjalani kuliah di FKM USU. 2. Sebagai pertimbangan untuk melibatkan para suami dalam program pemeliharaan kesehatan reproduksi. 3. Sebagai bahan referensi ilmiah bagi penelitian selanjutnya.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sumber-Sumber Dukungan Sumber-sumber dukungan banyak diperoleh individu dari lingkungan
sekitarnya, oleh karena itu perlu diketahui seberapa banyak sumber dukungan keluarga ini efektif bagi individu yang memerlukan. Sumber dukungan internal (suami) merupakan aspek yang penting untuk peningkatan kesehatan reproduksi maka perlu diketahui dan dipahami. Dengan pengetahuan dan pemahaman itu, seseorang akan tahu kepada siapa dan seberapa besar ia akan mendapatkan dukungan sesuai dengan situasi dan keinginan yang spesifik , sehingga dukungan tersebut bermakna (Friedman, 1998).
Menurut Sarason (1983 dalam Kuntjoro, 2002), dukungan keluarga (suami) adalah keberadaan, kesediaan , kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi kita. Dukungan keluarga (suami) mencakup dua hal yaitu: (1) Jumlah sumber dukungan keluarga yang tersedia merupakan persepsi individu terhadap sejumlah orang yang dapat diandalkan saat individu membutuhkan bantuan (pendekatan berdasarkan kuantitas). (2) Tingkat kepuasan akan dukungan keluarga yang diterima berkaitan dengan persepsi individu bahwa kebutuhannya akan terpenuhi (pendekatan berdasarkan kualitas ).
2.1.1. Dukungan Suami Dalam Tindakan Pap Smear Menurut Friedman (1998), dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan
penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan
10
pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dukungan keluarga dapat berupa dukungan internal dan eksternal. Dukungan keluarga internal dapat diperoleh dari suami/istri atau dukungan dari saudara kandung.
Caplan (1964) dalam Friedman (1998) dukungan keluarga (suami) merupakan hubungan timbal balik antara individu yang meliputi: 1. Dukungan Pengharapan
Dukungan pengharapan merupakan dukungan yang terjadi bila ekspresi yang positif diberikan kepada individu. Individu mempunyai seorang yang dapat diajak bicara tentang masalahnya, terjadi melalui ekspresi pengharapan positif individu kepada individu lain, penyemangat, dan persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan seseorang. 2. Dukungan Nyata Dukungan ini merupakan penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan kesehatan, bantuan finansial dan material berupa nyata, benda atau atau jasa tersebut sehingga dapat memecahkan masalah praktis termasuk di dalamnya bantuan langsung seperti saat seseorang memberi uang, menyediakan transportasi dan lain-lain. Dukungan nyata sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata. 3. Dukungan Informasi. Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi bersama termasuk didalamnya memberikan solusi dari masalah, memberikan nasehat, pengarahan, saran atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dengan menyarankan tentang dokter yang baik bagi dirinya, dan tindakan yang spesifik bagi
11
individu. Pada dukungan informasi ini keluarga sebagai penghimpun informasi dari pemberi pihak. 4. Dukungan Emosional Dalam pelaksanaan tindakan individu perlu mendapatkan penguatan akan rasa dimiliki atau dicintai. Dukungan emosional memberikan individu rasa nyaman dan memberikan semangat. Yang termasuk dalam dukungan emosional ini adalah ekspresi dari empati, kepedulian dan perhatian kepada individu. Demikian juga dengan tindakan pap smear Ibu harus mendapat empati, kepedulian dan perhatian dari suami. Menurut House (1981, dalam Nasution, 2007) Dukungan keluarga dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu : dukungan emosional, dukungan nyata, dukungan informasi dan dukungan pengharapan. Dukungan emosional yaitu memberikan empati dan rasa dicintai kepercayaan dan kepedulian. Dukungan nyata yaitu membantu individu dalam memenuhi kebutuhannya. Dukungan informasi yaitu memberikan informasi sehingga individu memiliki koping untuk mengatasi masalah yang muncul dari diri sendiri dan lingkungan. Dukungan pengharapan yang memberikan informasi yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
2.2. Kanker Serviks 2.2.1. Pengertian Kanker Serviks
Kanker leher rahim (kanker serviks) adalah adalah tumor ganas yang tumbuh dalam leher rahim (Medicastrone,2007). Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang
12
merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang sanggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik menunjukkan bahwa kanker serviks dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun.
Di antara tumor ganas ginekologik, kanker serviks uterus masih menduduki peringkat pertama di Indonesia. Umur penderita antara 30-60 tahun, terbanyak antara 45-50 tahun. Periode laten dari fase prainvasif untuk menjadi invasif memakan waktu sekitar 10 tahun. Hanya 9% dari wanita berusia 35 tahun mempunyai risiko tinggi terhadap kanker leher rahim
Semakin tua usia seseorang, maka semakin meningkat risiko terjadinya kanker leher rahim. Meningkatnya risiko kanker leher rahim pada usia lanjut merupakan gabungan dari meningkatnya dan bertambah lamanya waktu pemaparan terhadap karsinogen serta makin melemahnya sistem kekebalan tubuh akibat usia.
14
2. Usia pertama kali menikah Menikah pada usia 20 tahun dianggap terlalu muda untuk melakukan hubungan seksual dan berisiko terkena kanker leher rahim 10-12 kali lebih besar daripada mereka yang menikah pada usia > 20 tahun. Hubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar-benar matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari sudah menstruasi atau belum. Kematangan juga bergantung pada selsel mukosa yang terdapat di selaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita berusia 20 tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja, paling rawan bila dilakukan di bawah usia 16 tahun. Hal ini berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa pada serviks. Pada usia muda, sel sel mukosa pada serviks belum matang. Artinya, masih rentan terhadap rangsangan sehingga tidak siap menerima rangsangan dari luar. Termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma. Karena masih rentan, sel-sel mukosa bisa berubah sifat menjadi kanker. Sifat sel kanker selalu berubah setiap saat yaitu mati dan tumbuh lagi. Dengan adanya rangsangan, sel bisa tumbuh lebih banyak dari sel yang mati, sehingga perubahannya tidak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah sifat menjadi sel kanker. Lain halnya bila hubungan seks dilakukan pada usia di atas 20 tahun, dimana selsel mukosa tidak lagi terlalu rentan terhadap perubahan.
3. Wanita dengan aktivitas seksual yang tinggi, dan sering berganti-ganti pasangan. Berganti-ganti pasangan akan memungkinkan tertularnya penyakit kelamin, salah satunya Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini akan mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak dan tidak terkendali sehingga menjadi kanker.
4. Penggunaan antiseptik
15
Kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan obat-obatan antiseptik maupun deodoran akan mengakibatkan iritasi di serviks yang merangsang terjadinya kanker. 5. Wanita yang merokok Nikotin, mempermudah semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksi atau menjadi terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru-paru, maupun serviks. Namun tidak diketahui dengan pasti berapa banyak jumlah nikotin yang dikonsumsinya bisa menyebabkan kanker leher rahim. Risiko wanita perokok terkena 4-13 kali lebih besar dibandingkan wanita bukan perokok. Menurut Joakam Dillner (British Journal of Cancer, 2001), zat nikotin serta racun lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada leher rahim. Cervical plasia adalah kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh seseorang 6. Riwayat penyakit kelamin seperti kutil genitalia Wanita yang terkena penyakit akibat hubungan seksual berisiko terkena virus HPV, karena virus HPV diduga sebagai penyebab utama terjadinya kanker leher rahim sehingga wanita yang mempunyai riwayat penyakit kelamin berisiko terkena kanker leher rahim. 7. Paritas (jumlah kelahiran) Semakin tinggi risiko pada wanita dengan banyak anak, apalagi dengan jarak persalinan yang terlalu pendek. Dari berbagai literatur yang ada, seorang perempuan yang sering melahirkan (banyak anak) termasuk golongan risiko tinggi untuk terkena penyakit kanker leher rahim. Dengan seringnya seorang ibu melahirkan, maka akan berdampak pada seringnya terjadi perlukaan di organ
16
reproduksinya yang akhirnya dampak dari luka tersebut akan memudahkan timbulnya Human Papilloma Virus (HPV) sebagai penyebab terjadinya penyakit kanker leher rahim. 8. Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama Penggunaan kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka lama yaitu lebih dari 4 tahun dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim 1,5-2,5 kali. Kontrasepsi oral mungkin dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim karena jaringan leher rahim merupakan salah satu sasaran yang disukai oleh hormon steroid perempuan. 9. Kebersihan genitalia yang buruk Kebersihan genitalia yang buruk dapat memudahkan masuknya virus. 10. Infeksi HPV
Tipe yang dianggap berkaitan dengan kanker serviks adalah tipe 16, 18, 31, 35, dan 39.
11. Defisiensi zat gizi Ada beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa defiensi asam folat dapat meningkatkan risiko terjadinya displasia ringan dan sedang, serta mungkin juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada perempuan yang makanannya rendah beta karoten dan retinol (vitamin A).
12. Trauma kronis pada serviks seperti persalinan, infeksi, dan iritasi me