BAB IV ANALISIS ETIKA BISNIS ISLAM
DALAM PERSAINGAN USAHA PT. ASURANSI SYARI’AH MUBARAKAH
A. Pandangan dan Aplikasi Etika Bisnis Islam dalam Persaingan Usaha Asuransi Syari’ah Pada PT. Mubarakah
Dengan maraknya perkembangan ekonomi konvensional atau yang dikatakan oleh para ahli ekonom Islam sistem kapitalis itu menandakan bahwa,
dunia perekonomian pada periode sekarang itu akan menantang sistem atau juga konsep-konsep perekonomian Islam, berarti semua para ahli ekonom Islam harus
bekerja lebih sungguh-sunguguh lagi agar dapat menjadikan perekonomian Islam atau perekonomian syariah itu dapat berkembang pesat dan juga bisa dipandang
baik oleh para lapisan masyarakat Indonesia yang pada saat ini tengah dibayang- bayangi oleh kehidupan ekonomi yang dapat mempengaruhi mereka ke dalam
sistem perekonomian kapitalis. Seperti yang kita tahu bahwa Rasulullah SAW telah mengajarkan kita agar dalam setiap konsep ekonomi Islam itu harus terdapat
nilai-nilai plus, terutama kaitannya dengan implemetasi nilai-nilai etika bisnis Islam dalam persaiangan usaha asuransi syari’ah dalam trnsaksi bisnis, serta
memelihara etika dan akhlak bisnis yang dibenarkan oleh syara’.
55
Dalam hal ini Islam juga mengajarkan kita untuk saling tolong-menolong dengan sesama dan harus berbagi keadaan, yang seperti itu terdapat dalam
55
M. Syakir Sula, h. 502
perekonomian dalam bidang asuransi syari’ah yang kita kenal dengan istilah ta’awwun, kata ini padahal dalam al-Qur’an surat al-Maidah, 5:2 disebutkan;
ةﺪﺋﺎﻤﻟا
٢ :
٥
“dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah
kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”.
Dari usaha perasuransian ini bisa dijadikan sebuah konsep ekonomi yang dapat mengembangkan pembangunan dan juga perekonomian nasional. Lembaga
perasuransian hanyalah lembaga keuangan yang tidak sama dengan bank yang mempunyai target himpunan dan masyarakat dengan cara dana premi yang telah
terkumpul, dan sesuai dengan perjanjian awal antara peserta dengan perusahaan asuransi yaitu dari dana premi yang terkumpul sebagian dana tersebut akan
diambil untuk dana tabarru’
56
yang akan dialokasikan oleh perusahaan kepada para peserta lain dengan aplikasi dana shadaqoh, yang akan menadapatkan
manfaatnya yaitu peserta dengan sesuai dengan perjanjian dan juga jenis pertanggungannya. Yang telah mengaplikasikan konsep-konsep tersebut salah
satunya adalah perusahaan asuransi Mubarakah. Islam mengajarkan dalam menjalankan konsepnya perusahaan asuransi
syari’ah itu bukan hanya semata-mata mengambil atau menargetkan keuntungan profit oriented, akan tetapi harus terdapat pula tujuan nilai social oriented, seperti
56
Ibid, h.504
dalam penjelasan sebelumnya bahwa Islam itu mengajarkan adanya nilai spiritulisme dan juga materialisme dan jika keduanya diaplikasikan dalam roda
bisnis perasuransian dengan ketentuan-ketentuan etika berbisnis di Indonesia ini maka niscaya perkembangannya akan signifikan, tetapi harus memperhatikan
selalu landasan hukum Islam tersebut yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah agar tidak terjadi ketimpangan dalam menjalani konsep-konsep tersebut.
57
Pada dasarnya, terdapat perbedaan dalam konsep dan sistem orientasi juga filosofi pada setiap perusahaan asuransi yang ada di Indonesia yang menyebabkan
perusahaan asuransi harus selalu memperhatikan segala bentuk operasionalnya agar tetap menjaga konsekwensi syari’at Islam dalam semua aktivitasnya,
sehingga dalam hal ini dibutuhkannya sebuah etika dalam berbisnis. Faktor-faktor yang dapat dijadikan sebuah acuan dan juga penopang dalam beretika untuk
berbisnis yaitu, salah satunya agama. Etika bisnis Secara Islam merupakan suatu norma atau aturan dalam
melakukan kegiatan usaha yang dipandu sesuai dengan koridor hukum Islam dengan konsekwensi setiap usahanya diimbangai dengan konsep yang
berlandaskan sosialisme.
58
Etika bisnis Islam dalam PT perusahaan Asuransi Syari’ah Mubarakah implementatif dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Sistem operasional PT. Asuransi Syari’ah Mubarakah, yaitu:
Sudah barang tentu pada dasarnya yang mendasari kontrak asuransi
57
Hasil wawancara dengan Bp. ِAnton KaDep Pengembangan BisnisPelayanan PT Mubarakah
58
Ibid, hasil wanwacara dengan bapak Anton Wartono
syari’ah yaitu adanya akad tabarru’, yaitu pihak yang memberikan dana tersebut dengan ikhlas kontribusipremi tanpa adanya keinginan untuk adanya
balasan atau menerima apapun dari orang menerima dana tersebut, kecuali mengharapkan keridhaan dari Allah swt.
Kemudian adanya sifat-sifat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW yaitu, Shiddiq, Tabligh, Amanah, Fathonah yang terangkai dalam kata “STAF” yang
dapat memberikan inspirasi terhadap perusahaan untuk selalu dapat menyeimbangkan antara aktivitas duniawi dan ukhrawi, artinya perusahaan
mampu menciptakan keharmonisan hubungan vertical dan horizontal antara hubungan tuhan dan kepada manusia sesama, antara lain sifat tersebut:
a. Siddiiq, sifat mempunyai arti atau makna memiliki kejujuran dan berbicara
dengan kata-kata yang jujur dengan apa yang telah dikatakannya dan dilandasi dengan keyakinan, juga perilakunya selalu berdasarkan syari’at
Islam. Tidak ada pertentangan antara ucapan dan perkataan, seperti yang dikatakan dalam firman Allah swt, as-Shaaf, 61:2
فﺎﺼﻟا
٢ :
٦١
2. Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?3. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa
kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
59
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah swt memerintahkan kita untuk
59
Q.S, ash-Shaaf 61:2-3
selalu selalu melakukan dan berbicara harus selalu berdasarkan hukum atau syari’at Islam yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW yang selalu berbuat
dan berbicara kepada ummatnya dan para shahabatnya dengan kenyataan tidak dilebih-lebihkan dan apalagi berdusta. Dan pada ayat ini Allah swtpun
memerintahkan kepada kita semua harus memliki sifat shiddiq dalam hal apapun dan suasana apapun, karena dengan sifat ini kita bisa dipercaya oleh
orang lain atau atasan kita jika dalam dunia usaha. Pada penerapannya sifat ini dalam dunia usaha atau dunia kerja,
manifestasinya pada kesungguhan dan ketepatan, seperti halnya dalam ketepatan waktu, janji, pelayanan, pelaporan, dan juga membuka atau
mempublikasikan kelemahan-kelemahan, kekurangan dan seterusnya untuk dievaluasi dan dikoreksi secara bertahap, serta selalu membenahi diri untuk
memilah dan memilih perbuatan-perbuatan yang hak dan yang bathil. b.
Tabliigh, yang terdapat makna dalam sifat ini adalah berkaitan dengan sifat shiddiq, manifestasi kejujuran itu harus transparantif artinya bahwa semua
imformasi yang terdapat dalam perusahaan itu harus di publikasikan terhadap masyarakat umum.
c. Amanaah, implementasi sifat ini memanifestasikan setiap orang atau
karyawan perusahaan itu harus memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugas dan kewajiban. Firman Allah swt al-Maidah, 5:1
ةﺪﺋﺎﻤﻟا ١
: ٥
1. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. yang
demikian itu dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut
yang dikehendaki-Nya.
“Aqad perjanjian mencakup: janji prasetia hamba kepada Allah dan Perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya”.
60
Amanah juga dimanifestasikan dalam hal keterbukaan, kejujuran, dan pelayanan yang optimal, dan melakukan hal yang
ﻢﻜﯾا ﻼﻤﻋ ﻦﺴﺣا
terbaik baik bagi diri sendiri maupun bagi perusahaan. Setiap mukmin atau muslim harus
memegang teguh sifat terhadap diri mereka sendiri untuk bekal di dunia dan di akhirat kelak nanti, karena amanah sifat yang harus konsisten dimiliki
oleh mereka agar tidak berubah fikiran jika dihadapkan oleh tantangan zaman atau masalah dan hasilnya akan berubah menjadi cita-cita atau target
yang optimal. d.
Fatonah, dalam sifat ini Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk selalu mengembangkan diri dan selalu membuka wawasan agar selalu tahu
perkembangan dunia dalam ataupun luar jika dalam dunia usaha itu dari dalam perusahaan dan luar perusahaan jika konteksnya pada nasionalisme
60
Q.S, al-Maidah 5:1
kita kepada Negara itu, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, karena wawasan kita dapat menjadikan diri kita menjadi seorang yang
inovatif, kreatif, dan juga presentatif dalam menjalankan dunia usaha untuk kemajuan perusahaan yang dapat mempengaruhi perekonomian nasional
negeri kita Indonesia. Bukan hanya itu, jika sifat fathonah terdapat dalam diri kita maka kita akan dapat menciptakan konsep-konsep yang cemerlang
bagi perusahaan untuk berperan dalam berkompetisi di dunia usaha Dalam hal ini sifat fathonah yang dimiliki oleh Rasulullah SAW,
pernah diaplikasikan dalam kinerja usaha dengan kecerdasannya, yaitu membawa barang dagangan Siti Khodijah seorang janda kaya turunan
bangsawan shareholders, Rasulullah SAW mewakili segenap kepentingan stakeholders dalam menjual dan memasarkan produk bawaannya dengan
tidak mementingkan keuntungan dan juga ketamakan diri beliau akan tetapi beliau mementingkan mutu barang dagangannya dengan memepublikasikan
kekurangan dan kelebihannya agar dipercaya dan dimiliki oleh setiap peminatnya.
61
2. Etika Marketer Agen
Istilah moral berasal dari kata latin MOS Moris yang berarti sifat yang berasal dari adat istiadat, kebiasaan, tata cara kehidupan. Sedang pegertian
moralitas berhubungan dengan keadaan nilai-nilai moral yang berlaku dalam suatu kelompok sosial atau masyarakat. Jadi, tingkah laku dikatakan bermoral
61
M. Syakir Sula, h . 429-430
apabila tingkah laku itu sesuai denga nilai-nilai moral yang berlaku dalam kelompok sosial di mana anak itu hidup. Nilai-nilai moral ini tidak sama pada
semua masyarakat, karena pada umunya nilai-nilai moral itu dipengaruhi oleh kebudayaan dari kelopmpok atau masyarakat, belum tentu baik oleh kelompok
atau masyarakat lainnya atau sebaliknya. Seseorang belum bermoral, artinya dia itu belum memiliki pengetahuan
dan pengertian akan apa yang di harapkan oleh kelompok sosial di mana ia hidup. Terlepas dari semua orang yang terlahir di dunia ini dengan keadaan
yang belum bermoral, karena setiap orang itu akan mempunyai kemampuan sendiri untuk menilai dan memilih perilaku yang dapat membahayakannya atau
tidak, jawabannya pada adanya interaksi dengan kehidupan sosiallah yang akan membentuk dan mengarahkan pola fikir dan juga gerak-gerik kehidupannya
yang mampu memilih dan juga memilah perilaku yang sesuai dengan diri dan lingkungannya kelak.
Maka di sini peran Islam untuk membenahi individu dan juga lingkungan tersebut dengan cahaya kebijakan virtue dan perilaku yang baik good
manners yang menjadi misi kedatangannya para rasul. Dalam konteks ini, perilaku baik menjadi tujuan utama diutusnya Nabi Muhammad SAW, begitu
juga dalam konsep kinerja PT asuransi mubarakah yang selama ini dipandang oleh masyarakat dengan keunggulannya dari setiap departemen atau juga
bidang yang dapat dikomperasikan dengan asuransi konvensional yang bersifat kapitalisme.
Dalam hal ini adanya masing-masing departemen atau bagian yang terdapat dalam perusahaan tersebut pasti terdapat pula kode etik yang fungsinya
mengatur wewenang dari masing-masing departemen atau juga bagian. Dengan ini job description dapat kita samakan dengan kode etik dalam perusahaan.
Masing-masing departemen atau bagian mempunyai tugas utamanya yang harus mereka emban. Salah satunya pada etika marketing yang menjadi salah satu
peranan penting perusahan asuransi, yang selalu ditempatkan sebagai tulang punggung juga penunjang kinerja perusahaan.
62
Dalam hal ini mas-uuliyyah adalah suatu bentuk manifestasi kinerja setiap pegawai dalam hal melaksanakan tugas-tugasnya di perusahaan. Sebuah
perusahaan perusahaan harus diorganisirkan dengan cara sedemikian rupa sehingga tanggung jawab masing-masig pegawai menjadi jelas. Dengan
pejelasan paragraf sebelumnya bahwa setiap departemen itu harus mengetahui setiap bidang pekerjaannya, jangan sampai setiap job description mereka
terdapat yang ganda maupun tertukar satu sama lainnya. 3.
Marketing Strategi Strategi Pemasaran PT. Mubarakah menurut pandangan etika bisnis Islam dalam persaingan usaha
Untuk memanifestasikan pertumbuhan premi yang tersebut dalam bab III, diperlukan adanya kondisi kinerja perusahaan untuk mencapai premi yang
ditargetkan. Stabilitas keadaan perusahaan merupakan faktor utama dalam
62
AM. Hasan Ali,. Asuransi dalam Perpektif Hukum Islam, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2004. h. 88
pertumbuhan premi perusahaan. Seperti yang dipahami, untuk mengembangkan pertumbuhan dan kepuasaan antara dua belah pihak perusahaan mudharib dan
nasabah shahibul mal diperlukan stabilitas setiap departemen yang menjalankan setiap fungsi-fungsinya dalam perusahaan. Untuk itu, dibutuhkan
sebuah komitmen atau konsekwensi kinerja yang solid dalam menempuh rintangan-rintangan pada pasar asuransi. Hal ini telah ditaur di dalam Islam
beberapa nilai, norma dan etika yang dapat membangun stabilitas kinerja setiap divisi.
B. Faktor dan Kendala yang Mempengaruhi Penerapan Etika Bisnis Islam