BPK RSU Dr. Pirngadi Medan dipimpin oleh seorang Kepala Badan Pelayanan Kesehatan Ka. BPK yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
1 orang sekretaris dan 5 orang Kepala Bidang Kabid yaitu: • Kepala Bidang Perencanaan dan Rekam Medik
• Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis • Kepala Bidang Keperawatan
• Kepala Bidang Pendidikan dan Penelitian • Kepala Bidang Pemeliharaan
Selain itu ada juga Kelompok Jabatan Fungsional yang terdiri dari Staf Medik Fungsional dan Instalasi yang bertanggung jawab kepada Kepala BPK
RSU Dr. Pirngadi Medan. Salah satu instalasi tersebut adalah Instalasi Farmasi yang bertugas mengatur dan menyelenggarakan semua kegiatan kefarmasian di
rumah sakit.
3.3 Instalasi Farmasi BPK RSU Dr. Pirngadi Kota Medan
Instalasi Farmasi BPK RSU Dr. Pirngadi Medan merupakan salah satu unit fungsional yang dipimpin oleh seorang apoteker dan dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala BPK RSU Dr. Pirngadi Medan.
3.3.1 Sub Instalasi Perbekalan
Sub Instalasi Perbekalan Instalasi Farmasi dipimpin oleh seorang apoteker dan bertugas untuk membantu dan menunjang fungsi Instalasi Farmasi Rumah
sakit dalam hal perencanaan, pengadaan, dan penyimpanan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan rumah sakit. Sejak Juli 2002 telah ditetapkan bahwa pengelolaan
David Ginting : Laporan Praktek Kerja Profesi Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan, 2008
USU Repository © 2008
perbekalan farmasi BPK RSU Dr. Pirngadi Medan dilakukan secara swakelola, yaitu melalui Surat Keputusan Walikota Medan No. 4401319K2002.
Sub Instalasi Perbekalan dibagi 2 bagian, yaitu : a.
Unit Perencanaan dan Pengadaan Unit Perencanaan dan Pengadaan mempunyai tugas yaitu:
• Merencanakan seluruh kebutuhan rumah sakit akan perbekalan farmasi dan alat kesehatan yang didasarkan atas data pemakaian periode yang lalu,
sisa stok, siklus penyakit dan kemudian ditambahkan sebesar 10. • Memesan dan menyediakan permintaan perbekalan farmasi untuk
kebutuhan rumah sakit. Prinsip pengadaan perbekalan farmasi yaitu tersedianya seluruh kebutuhan
perbekalan farmasi dengan jenis dan jumlah yang memadai. Proses pengadaan kebutuhan perbekalan farmasi dapat dijelaskan melalui tahap berikut:
• Sub instalasi distribusi meminta barang ke gudang dengan menyerahkan formulir B2 Formulir Daftar Permintaan dan Pengeluaran farmasi. Jika
barang yang diminta hampir habis dilihat dari kartu stok gudang dan daftar permohonan pembelian dari gudang maka gudang membuat
Permohonan Pembelian Barang dan menyerahkannya pada unit pengadaan.
• Unit pengadaan memesan perbekalan farmasi dengan menggunakan surat pesananorder pembelian kepada PBF setelah disetujui dan ditandatangani
oleh Kepala Instalasi Farmasi dan Kepala BPK Rumah sakit. Untuk obat Askes, surat pesanan ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi dan
David Ginting : Laporan Praktek Kerja Profesi Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan, 2008
USU Repository © 2008
disetujui oleh Kepala BPK Rumah sakit dan PT. Askes. Pemesanan obat- obat Askes sesuai dengan yang ada di DPHO Daftar Plafon Harga Obat
dan kepada PBF yang telah ditentukan. • Untuk pengadaan obat golongan narkotika seperti codein, pethidin dan
psikotropika seperti diazepam, luminal dilakukan oleh unit pengadaan menggunakan form N-9 kepada Kimia Farma.
b. Unit Gudang
Unit gudang bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan perbekalan farmasi. Ada dua jenis gudang yaitu:
1. Gudang obat-obatan
Bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan perbekalan farmasi misalnya sediaan parenteral, sediaan oral, sediaan topikal dan lain-lain.
Gudang obat-obatan terbagi dua yaitu gudang obat Askes dan gudang obat umum. Penyusunan obat-obatan dilakukan berdasarkan bentuk sediaan
dan diurutkan berdasarkan abjad. 2.
Gudang alat kesehatan habis pakai. Bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan perbekalan farmasi dan
alat-alat kesehatan habis pakai seperti plester, kapas, infuse set, dan lain- lain. Bahan-bahan cairan seperti alkohol, formalin, H
2
O
2
, juga disimpan di gudang alat kesehatan habis pakai.
Pihak gudang mencatat dan meminta perbekalan farmasi yang persediaannya hampir habis ke pengadaan setiap 1 bulan sekali yang ditulis dalam
lembar Permohonan Pembelian Barang Medis Formulir P.1 rangkap dua. Akan
David Ginting : Laporan Praktek Kerja Profesi Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan, 2008
USU Repository © 2008
tetapi pada keadaan tertentu, permintaan perbekalan Farmasi ke pengadaan dapat dilakukan lebih dari satu kali dalam satu bulan. Setelah Permohonan Pembelian
Barang Medis dikirim ke pengadaan, maka pengadaan membuat order pembelian. PBF mengantar barang yang diorder disertai faktur rangkap 7, yang ditujukan
untuk: -
Satu lembar untuk gudang -
Satu lembar untuk pengadaan, faktur untuk pengadaan harus mendapat stempel dari gudang.
- Lima lembar untuk pembayaran.
Oleh petugas gudang, barang diperiksa kesesuaiannya dengan faktur dan surat pesanan meliputi: jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa, nomor batch, kondisi
barang. Apabila telah sesuai maka barang yang diantar dicatat di buku barang masuk disertai potongan harga jika ada, kemudian dicatat di kartu gudang. Harga
di kartu gudang adalah Harga Pokok Penjualan HPP yaitu harga modal ditambah PPN 10.
Keluar masuknya perbekalan farmasi dari gudang dicatat dalam Buku Besar Barang Masuk dan Barang Keluar kemudian dicatat dalam kartu gudang.
Gudang mengeluarkan barang berdasarkan permintaan dari sub instalasi distribusi dengan menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi.
Penyimpanan dan pengeluaran perbekalan farmasi dan alat kesehatan berdasarkan prinsip FIFO First In First Out dan FEFO First Expired First Out.
Obat-obat narkotika dan psikotropika disimpan di dalam lemari khusus di gudang
David Ginting : Laporan Praktek Kerja Profesi Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan, 2008
USU Repository © 2008
alat kesehatan. Obat-obat yang penyimpanannya memerlukan suhu tertentu seperti serum, vaksin dan supositoria disimpan dalam lemari pendingin.
Setiap akhir bulan petugas gudang membuat laporan sisa stok dan menghitung jumlah dan kondisi perbekalan farmasi dan alat kesehatan di gudang.
3.3.2 Sub Instalasi Distribusi