Gambaran Grafik Barber-Johnson di Rumah Sakit Haji Tahun 2003

Indah Sari : Gambaran Penilaian Efisiensi Pelayanan Rawat Inap Berdasarkan Grafik Barber-Johnson Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2003-2007, 2009. USU Repository © 2009

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Grafik Barber-Johnson di Rumah Sakit Haji Tahun 2003

Sampai Dengan Tahun 2007. Berdasarkan hasil, Rumah Sakit Haji menurut Barber-Johnson dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.28 dari tahun 2003 sampai tahun 2005 tidak ada titik yang masuk ke dalam daerah efisiensi, titik yang masuk ke dalam daerah efisiensi yaitu titik pada tahun 2007. Titik pada tahun 2005 berdasarkan grafik Barber-Johnson melewati daerah efisiensi, hal ini disebabkan oleh jumlah pasien rawat inap yang masuk pada tahun 2005 meningkat dari tahun 2004 yaitu dari 5.626 pasien menjadi 7.805 pasien. Meningkatnya jumlah pasien rawat inap pada tahun 2005 membuat suatu kebijakan rumah sakit dengan adanya penambahan ruangan dan tempat tidur pada tahun 2006 untuk melayani pasien rawat inap. Beberapa ruangan yang mengalami penambahan tempat tidur pada tahun 2006 yaitu ruang Annisa Wanita III dari 22 tempat tidur menjadi 26 tempat tidur, ruang Arrizal Pria III dari 16 tempat tidur menjadi 17 tempat tidur, ruang H. Ismail II dewasa dari 22 tempat tidur menjadi 27 tempat tidur, ruang H. Ismail Anak III dari 8 tempat tidur menjadi 14 tempat tidur, ruang Fitrah bersalin; Fitrah II dari 4 Indah Sari : Gambaran Penilaian Efisiensi Pelayanan Rawat Inap Berdasarkan Grafik Barber-Johnson Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2003-2007, 2009. USU Repository © 2009 tempat tidur menjadi 8 tempat tidur, Fitrah III dari 6 tempat tidur menjadi 10 tempat tidur, dan ruang Raudah dari 8 tempat tidur menjadi 14 tempat tidur. Selain penambahan tempat tidur ada beberapa ruangan baru yang ditambah dan diganti pada tahun 2006. Ruangan yang mengalami penggantian nama yaitu ruang Shafa VIP dengan 7 tempat tidur diganti dengan Shafa IA dengan 9 tempat tidur, Shafa I dengan 9 tempat tidur diganti dengan Shafa IB dengan 14 tempat tidur, ruang Marwah VIP dengan 7 tempat tidur diganti dengan Marwah IA dengan 8 tempat tidur, Marwah I dengan 8 tempat tidur diganti dengan Marwah IB dengan 14 tempat tidur, ruang H. Ismail Anak II dengan 6 tempat tidur, ruang perinatal pada tahun 2005 dengan 10 tempat tidur dipecah menjadi ruang bayi H. Ismail bayi dengan4 tempat tidur dan Fitrah bayi dengan 11 tempat tidur. Beberapa ruang yang ditambah pada tahun 2006 yaitu ruang Al Ikhlas SUP.VIP dengan 1 tempat tidur, Al Ikhlas VIP dengan 17 tempat tidur, ruang Al Ihsan III dengan 27 tempat tidur dan ruang Arafah III dengan 20 tempat tidur. Adanya penambahan ruangan dan tempat tidur pada tahun 2006 membuat pelayanan di Rumah Sakit Haji memgalami peningkatan hal ini ditandai pada tahun 2007 menurut grafik Barber-Johnson berada dalam daerah efisienssi. Efisiensi pelayanan rawat inap disetiap ruangan dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 bervariasi. Nilai BOR di setiap ruangan ada yang melebihi batas optimal yaitu 75- 85 atas pertimbangan keamanan dan efisiensi perawatan pasien. Menurut Soejadi 1996 BOR yang melebihi batas optimal dapat menyebabkan pelayanan yang dijalanka oleh dokter, perawat dan staf lainnya kurang efektif. Hal itu disebabkan Indah Sari : Gambaran Penilaian Efisiensi Pelayanan Rawat Inap Berdasarkan Grafik Barber-Johnson Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2003-2007, 2009. USU Repository © 2009 karena tekanan beban kerja, ruangan yang terbatas dan penggunaan yang berlebihan fasilitas dan perlengkapan. Nilai LOS disetiap ruangan dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 ada yang nilai LOSnya melebihi 12 hari, menurut Mc. Eachern yang di kutip oleh Soejadi 1996 hal ini dapat disebabkan beberapa kemungkinan seperti merawat pasien-pasien kronis, adanya kelemahan dalam pelayanan medis sehingga mengakibatkan komplikasi-komplikasi dan adanya dokter yang suka menunda layanan. Sedangkan TOI yang lebih dari tiga hari, kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal yaitu kurangnya informasi tentang fasilitas dan kemampuan rumah sakit, sehingga permintaan menurun, dan rendahnya kualitas pelayanan dari para petugasnya.

5.2. Efisiensi Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2003- 2007