2.2.4. Pengawasan controling
Semua fungsi diatas tidak akan berjalan secara efektif tanpa adanya pengawasan. Pengawasan adalah proses pengamatan, penelitian, penilaian dari
pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi yang sedang atau telah berjalan untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi utama dari pengawasan
adalah memastikan apakah semua sudah berjalan dengan memuaskan sesuai dengan arah tujuan.
2.3. Studi Kelayakan
Studi kelayakan merupakan suatu kajian sebagai bagian dari perencanaan yang dilakukan menyeluruh mengenai suatu usaha dalam proses pengambilan
keputusan investasi, dimana resikonya belum jelas. Melalui studi kelayakan, berbagai hal yang diperkirakan dapat menyebabkan kegagalan dapat diantisipasi
lebih awal. Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan studi kelayakan mendirikan apotek adalah :
1. Analisis lokasi
2. Penentuan tipe lokasi
3. Membuat analisis pembelanjaan
4. Menentukan target yang akan dicapai
Selain itu untuk melakukan studi kelayakan mendirikan apotek dilakukan analisis Break Even Point BEPAnalisis Impas yaitu suatu analisis yang
dilakukan untuk menetapkan titik dimana hasil penjualan akan menutupi jumlah biayanya, baik itu biaya tetap maupun biaya variabel. Analisis impas ini adalah
suatu teknik analisis yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara penjualan, biaya dan laba.
Rumus umum yang digunakan untuk menentukan titik impas adalah :
Omzet HPP
BT BEP
− =
1
Keterangan : BT
: Biaya Tetap yaitu biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah
Asmarini : Laporan Latihan Kerja Profesi di Apotek Buhamala, 2007 USU e-Repository © 2008
Barang yang terjual. HPP
: Harga Pokok Penjualan. Omzet : Jumlah hasil penjualan pada kurun waktu tertentu.
Setelah mendapatkan nilai titik impas, kita akan mengetahui posisi kita dalam suatut usaha ataupun sasaran target yang akan dicapai. Untuk menjaga
kelangsungan hidup apotek, target yang direncanakan harus tercapai. Pencapaian target ditentukan oleh kebijakan apoteker dalam melakukan upaya-upaya
pengelolaan apotek. Upaya yang dilakukan dapat berupa manajemen personil, pengadaan perbekalan farmasi, menekan biaya pengeluaran seminimal mungkin,
memberikan pelayanan yang baik sehingga meningkatkan volume penjualan. Dalam pendirian suatu apotek juga membutuhkan modal. Sumber modal
yang dibutuhkan dapat diperoleh dari : 1.
Modal sendiri, yaitu modal yang tidak mempunyai jangka waktu pengembalian, misalnya modal milik apoteker sendiri atau keluarga.
2. Modal kredit, yaitu modal yang diperoleh dari pemberi kredit kreditur
kepada penerima kredit debitur. Dalam hal ini ada hubungan kepercayaan antara kedua pihak bahwa dimasa mendatang debitur akan
sanggup memenuhi segala sesuatu sesuai perjanjian. Sumber-sumber modal kredit ini antara lain adalah bank, teman sejawat, PBF yang
umumnya berupa sediaan farmasi Fast Moving. Dalam mengelola suatu apotek, kegagalan dapat saja terjadi pada berbagai
tahap, yaitu pada saat pendirian apotek atau pada saat apotek melakukan kegiatan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan pada proses pendirian apotek
antara lain : ¬
APA tidak memahami tentang bidang usaha perapotekan ¬
Modal yang dibutuhkan ternyata lebih tinggi dari dana yang diperkirakan. Kegagalan suatu apotek pada saat melakukan kegiatan dapat disebabkan
minimnya masyarakat yang datang ke apotek, dimana kapasitas kerja jauh melebihi pekerjaan yang ada sehingga kegiatan berlangsung tidak efisien.
Asmarini : Laporan Latihan Kerja Profesi di Apotek Buhamala, 2007 USU e-Repository © 2008
2.4. Pengelolaan ObatPerbekalan Farmasi