Sistem Pemasaran GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Metode Produksi

Job Shop Job shop adalah suatu metode produksi made-to-order untuk memenuhi keinginan khusus pelanggan dimana produk-produk yang dibuat mempunyai tipe proses yang cukup bervariasi dengan ukuran lot yang relatif kecil Sinulingga, 2009. Proses produksi dengan lingkungan yang demikian sangat sulit dioptimumkan sehingga mesin-mesin produksi yang bersifat khusus yang ekonomis juga sulit dikembangkan. Oleh karena itu, operasi produksi harus didukung oleh fasilitas yang memiliki fleksibilitas. Agar flesksibilitas operasi dapat dimanfaatkan terutama untuk melakukan berbagai operasi yang bersifat khusus maka operator harus memiliki keterampilan yang tinggi. Secara lebih ringkas, perbedaan antara produksi jobshop dengan produksi yang lain seperti flowshop basic single machine model, yaitu pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Perbedaan Jobshop dan Flowshop Basic Single Machine Model Jobshop Flowshop, Basic Single Machine Model Variasi produk yang banyak Setiap job diproses sesuai dengan urutan proses dari satu mesin ke mesin lain Lintasan produksi yang tidak beraturan Peralatan digunakan untuk satu jenis produk Tabel 3.1. Perbedaan Jobshop dan Flowshop Basic Single Machine Model Lanjutan Jobshop Flowshop, Basic Single Machine Model Peralatan digunakan bersama-sama oleh bermacam-macam produk Keseragaman output yang diproduksi untuk persediaan Order harus diproses seketika pada saat order ditugaskan pada work center Waktu set-up independent terhadap urutan pengerjaan Penyelesaian dapat ditempuh dengan metode matematis, heuristik Terdapat mesin berbeda yang tersedia secara kontinu Operasi-operasi individual tidak dapat dipecah-pecah Sumber: Sukaria Sinulingga 2009

3.2. Definisi dan Konsep Dasar Penjadwalan

Penjadwalan adalah pengurutan pembuatanpengerjaan produk secara menyeluruh yang dikerjakan pada beberapa buah mesin. Penjadwalan merupakan alat ukur yang baik bagi perencanaa agregat. Pesanan-pesanan aktual pada tahap ini akan ditugaskan pertama kalinya pada sumber daya tertentu fasilitas, pekerja, dan peralatan, kemudian dilakukan pengurutan kerja pada tiap-tiap pusat pemrosesan sehingga dicapai optimalitas utilisasi kapasitas yang ada. Ginting, 2009

3.3. Teori Penjadwalan

Penjadwalan sering terjadi di setiap aktivitas ekonomi. Penjadwalan selalu melibatkan penyelesaian hal-hal yang berlandaskan sumber daya untuk periode waktu tertentu Morton, 1993. Seluruh sumber daya memiliki persediaan yang terbatas. Hal-hal yang akan diselesaikan disebut dengan “job” atau “project” atau “tugas” dan disusun dari bagian-bagian dasar yang disebut dengan “aktifitas” atau “operasi” dan “penundaan”. Setiap aktifitas membutuhkan jumlah yang pasti dari sumber daya yang ditentukan untuk waktu yang ditentukan disebut dengan “waktu proses”. Sumber daya juga memiliki bagian dasar yaitu mesin, work center, transportasi, penundaanketerlambatan, dan lain-lain. Permasalahan penjadwalan sering menjadi lebih rumit dengan besarnya batasan yang menghubungkan setiap aktifitas, sumber daya dengan aktifitas dan antar sumber daya, serta sumber daya ataupun aktifitas dengan peristiwa yang ada di luar sistem. Ada beberapa alasan untuk menemukan sasaran yang baik untuk memaksimasi atau meminimisasi menjadi sangat sulit dalam permasalahan penjadwalan. Pertama, sasaran yang begitu penting untuk kepuasan pelanggan dengan kualitas ataupun ketepatan waktu sangat sulit mengukurnya dan tidak ditunjukkan dengan angka. Kedua, perusahaan biasanya melakukan transaksi dengan tiga tujuan yang berbeda: 1. Memaksimisasi hasil produksi selama priode waktu tertentu. 2. Memberi kepuasaan pelanggan akan kualitas dan ketepatan waktu. 3. Meminimisasi biaya pengeluaran perusahaan. Beberapa pendekatan yang mungkin dilakukan adalah: 1. Menyelesaikan masalah dengan salah satu tujuan. 2. Menyelesaikan efek yang timbul antara setiap tujuan.