Karakteristik Ideal Penguat Operasional Penguat non-inverting Penguat Inverting Penguat diffrensial

2.3 Penguat Operasional

2.3.1 Karakteristik Ideal Penguat Operasional

Suatu Op-Amp ideal memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: a. Hambatan masukan R i = ∞ b. Hambatan keluaran R o = 0 c. Bati tegangan A v = - ∞ d. Lebar pita = ∞ e. Keseimbangan sempurna: V o = 0 bilamana V 1 = V 2 f. Karakteristik tidak berubah dengan suhu.

2.3.2 Penguat non-inverting

Prinsip utama rangkaian penguat non-inverting adalah seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.3 berikut ini. Seperti namanya, penguat ini memiliki masukan yang dibuat melalui input non-inverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan satu fasa dengan tegangan inputnya. Gambar 2.3 Rangkaian dasar penguat non-inverting

2.3.3 Penguat Inverting

Rangkaian dasar penguat inverting adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.4, dimana sinyal masukannya dibuat melalui input inverting. Seperti tersirat pada Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2008. USU Repository © 2009 namanya, bahwa fase keluaran dari penguat inverting ini akan selalu berbalikan dengan inputnya. Pada rangkaian ini, umpan balik negatif di bangun melalui resistor R2. Gambar 2.4 Rangkaian dasar penguat inverting Impedansi rangkaian inverting didefenisikan sebagai impedansi input dari sinyal masukan terhadap ground. Karena input inverting - pada rangkaian ini diketahui adalah 0 virtual ground maka impendasi rangkaian ini tentu saja adalah Z in = R 1 .

2.3.4 Penguat diffrensial

Penguat Differensial bisa mengukur maupun memperkuat sinyal-sinyal kecil yang terbenam dalam sinyal-sinyal yang jauh lebih besar. Empat tahanan presisi 1 dan sebuah penguat operasional membentuk sebuah penguat differensial, seperti terlihat pada gambar 2.5 terminal inputnya ada dua, input - dan +, dihubungkan dengan terminal penguat operasional yang terdekat. Sumber masukan penguat differensial ada 2, yaitu E1 dan E2. Jika E2 dihubung singkat, maka E1 mendapat penguatan pembalik sebesar -mRR = -m. Karena tegangan keluaran akibat E1 adalah -mE1. Jika E1 dihubung singkat, maka E2 akan terbagi antara R dan mR, sehingga terminal positif dari penguat operasional menerima tegangan sebesar mendapat penguatan pembalik sebesar -mRR = -m. Karena tegangan keluaran akibat E1 adalah -mE21+m, dengan penguatan sebesar 1+m. Dwi Nata Syahputra : Perancangan Dan Pembuatan Alat Keamanan Kendaraan Terkoneksi Handphone Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2008. USU Repository © 2009 Gambar 2.5 Rangkaian dasar penguat differensial

2.3.5 Penguat jumlah summing amplifier