kertas berikutnya tidak menghasilkan kenaikan fleksural yang signifikan, berarti PVA sudah cukup untuk mengisi pori-pori antara partikel limbah kertas dan gipsum
sehingga membentuk fase sendiri. Hal ini dapat menurunkan nilai fleksural bahan.
4.3.3 Uji Tarik
Kekuatan tarik adalah salah satu sifat dasar dari bahan polimer yang terpenting dan sering digunakan untuk karakteristik suatu bahan.
Gambar 4.3 Grafik hubungan antara fleksural dan Modulus Young’s dari variasi komposisi sampel
Dari hasil uji tarik sampel didapat bahwa dengan penambahan limbah padat kertas rokok dan PVA nilai modulus Young’s semakin lebih besar, berarti kekakuan
material bahan semakin besar. Semakin kaku suatu material maka kemuluran yang terjadi akibat gaya yang dierikan semakin kecil. Hal ini di ikuti juga dengan naiknya
Salon Sinaga : Pembuatan Papan Gipsum Plafon Dengan Bahan Pengisi Limbah Padat Pabrik Kertas Rokok Dan Perekat Polivinil Alkohol, 2009
USU Repository © 2008
nilai fleksural, menunjukkan kemampuan material untuk menahan gaya sampai patah semakin besar. Sedangkan pada bahan gipsum murni tanpa campuran limbah padat
kertas rokok dan PVA terlihat bahwa modulus Young’snya lebih rendah. Artinya papan gipsum partisi akan semakin kaku dan mampu menahan beban yang diberikan
jika di isi dengan limbah padat kertas rokok dan perekat PVA. Dalam hal ini PVA berfungsi untuk menghasilkan ikatan antar partikel yang lebih kuat. Dari grafik diatas
didapat nilai optimum uji tarik yaitu pada campuran 12,5 gram PVA dan 125 gram limbah padat kertas rokok menghasilkan modulus Young’s yang kenaikannya sangat
signifikan.
4.3.4. Uji Ketahanan terhadap Penetrasi Air
Uji penyerapan air sangat perlu untuk mengetahui batas penyerapan air pada masing- masing variasi campuran jika gipsum digunakan pada ruangan yang
mengandung kelembapan tertentu.
Gambar 4.4. Grafik penyerapan air dari variasi komposisi sampel
Salon Sinaga : Pembuatan Papan Gipsum Plafon Dengan Bahan Pengisi Limbah Padat Pabrik Kertas Rokok Dan Perekat Polivinil Alkohol, 2009
USU Repository © 2008
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa pada campuran limbah kertas rokok dengan gipsum penyerapannya air lebih besar. Hal ini karena limbah kertas
mengandung selulosa yang banyak menyerap air. Demikian juga untuk gipsum murni saja penyerapan airnya sedikit dibawah limbah kertas. Tetapi dengan pencampuran
dengan perekat PVA ternyata penyerapan airnya menurun. Hal ini dapat dijelaskan dari massa jemis bahan bahwa semakin besar massa jenis campuran maka penyerapan
airnya semakin kecil. Massa jenis PVA 1,19 – 1,3 gcm3 lebih besar dibandingkan limbah kertas rokok dan gipsum, artinya volume kekosongan antar partikel limbah
kertas dan gipsum lebih besar dibandingkan dengan PVA. Dari hasil pengujian didapat nilai optimum untuk penyerapan air terkecil yaitu pada campuran 7,5 g
PVA dengan 75 g limbah kertas rokok. Tetapi dengan penambahan limbah dan PVA berikutnya tidak menghasilkan perubahan yang berarti. Hal ini karena perekat PVA
sudah cukup mengisi rongga antar partikel campuran. Dari hasil pengujian ini disimpulkan bahwa papan gipsum dengan bahan pengisi limbah padat kertas rokok
dan perekat PVA lebih tahan terhadap gangguan air dan jamur sehingga dapat digunakan sebagai plafon.
4.3.5 Uji Defleksi