a. Karena adanya proses refiring, maka serat menjadi halus.
b. Hornification pada permukaan serat akan meningkatkan kekakuan serat,
sehingga akan semakin sedikit ikatan antar serat yang terjadi. c.
Terjadinya pengakumulasian kontaminasi dari bahan-bahan bukan serat yang akan menghambat terjadinya formasi ikatan antar serat.
Untuk meningkatkan kekuatan antar serat pada limbah padat kertas biasanya dengan meningkatkan basis weight seperti pada virgin pulp atau yang banyak
dilakukan di Eropa tetapi sangat jarang dilakukan di Amerika dengan menambahkan starch. Mark,R. E., 1983
2.2. Starch Starch merupakan bahan yang didapatkan dari jagung, kentang, atau tapioka
dan banyak digunakan pada saat penggilingan kertas. Starch alami yang biasa disebut pearl ini dimodifikasi untuk mengatasi proses alami menjadi bentuk agar-agar yaitu
dengan mengurangi kekentalan starch sehingga perekat dengan tingkat padatan yang lebih tinggi dapat dibentuk.
Lem dari starch berbentuk koloid di alam bebas. Starch tidak dapat dilarutkan dalam air tetapi dapat menggumpal untuk membentuk dispersi hydropilic atau
hydrosals pada saat pemasakan. Perubahan menjadi bentuk seperti agar-agar menghasilkan peningkatan pada kekuatan lekat pada lapisan perekat.
Starch adalah penambah yang paling penting untuk meningkatkan kekuatan kering kertas Mark,R..E,1983. Keefektifan starch sangat dipengaruhi oleh
Salon Sinaga : Pembuatan Papan Gipsum Plafon Dengan Bahan Pengisi Limbah Padat Pabrik Kertas Rokok Dan Perekat Polivinil Alkohol, 2009
USU Repository © 2008
pemasakannya. Pertama starch harus dimasukkan ke dalam air dingin dengan waktu yang cukup untuk beremulsi sebelum dipanaskan pada temperatur larutnya 70
– 80 C. Bila dipanaskan dengan cepat sebelum larut, butiran starch akan tenggelam dan
menjadi keras ketika dimasukkan kedalam larutan pulp Hermansyah T, 2005. Bila tidak larut, maka permukaan luar dari butiran starch tidak akan memiliki kekuatan
rekat seperti yang dimiliki bagian dalamnya. Alam menunjukkan bahwa ikatan-ikatan asetal pada kanji starch dan selulosa, ikatan amida pada peptida dan protein, serta
ikatan ester pada poli hidroksi fatty acids sangat mudah untuk diuraikan, sedangkan ikatan karbon-karbon pada lignin dan karet alam sulit untuk diuraikan.
2.3. Polivinil Alkohol
Polivinil alkohol
dihasilkan dari hidrolisis sempurna atau sebagian dari Vinyl acetate monomer VAM dengan ratio berkisar antara 87 - 99 ______. 2008.
Polivinil asetat adalah suatu polimer karet sintetis. Polivinil asetat dibuat dari monomernya, vinil asetat vinyl acetate monomer. Senyawa ini ditemukan di Jerman
oleh Dr. Flitz Klatte pada 1912. Polivinil alkohol merupakan bahan yang tepat sebagai bahan pengemulsian dan adhesi. Polivinil alkohol juga tahan terhadap minyak
pelumas dan pelarut tanpa bau dan tidak beracun. Polivinil alkohol kuat dan fleksibel, merupakan pelarut cepat, memiliki titik lebur 230
C dan pada suhu 180-190 C akan
terhidrolisis sempurna atau sebagian.
Salon Sinaga : Pembuatan Papan Gipsum Plafon Dengan Bahan Pengisi Limbah Padat Pabrik Kertas Rokok Dan Perekat Polivinil Alkohol, 2009
USU Repository © 2008
Beberapa kegunaan polivinil alkohol antara lain: 1.
Sebagai bahan percetakan 2.
Bahan textil 3.
Merekatkan dan mempertebal bahan pada cat latex, hairspray, shampo dan lem. 4.
Sebagai larutan yang digunakan untuk packing 5.
Sebagai penguat fiber 6.
Untuk membuat PCB 7.
Digunakan dengan polivinil asetat untuk membuat lem elmers
Tabel 2.1 Komposisi bahan PVA Bahan CAS
No Persen
Metil Alkohol 67-56-1
1 Polivinil Alkohol
9002-89-5 95
Massa jenis PVA = 1,19 – 1,31 gcm3 dengan melting point = 230 C ______,2008
PVA dijual dalam bentuk emulsi di air, sebagai bahan perekat untuk bahan- bahan berpori, khususnya kayu. PVA adalah lem kayu yang paling sering digunakan,
baik sebagai lem putih atau lem tukang kayu lem kuning. Lem kuning tersebut juga digunakan secara luas untuk mengelem bahan-bahan lain seperti kertas,
kain, dan rokok. Polivinil Alkohol juga umum dipakai dalam percetakan buku karena fleksibilitasnya dan tidak bersifat asam seperti banyak polimer lain.
Salon Sinaga : Pembuatan Papan Gipsum Plafon Dengan Bahan Pengisi Limbah Padat Pabrik Kertas Rokok Dan Perekat Polivinil Alkohol, 2009
USU Repository © 2008
Polivinil Alkohol juga sering dijadikan kopolimer bersama akrilat yang lebih mahal, digunakan pada kertas dan cat. Kopolimer ini disebut vinil akrilat. Pplivinil
Alkohol juga bisa digunakan untuk melindungi keju dari jamur dan kelembapan. Polivinil Alkohol bereaksi perlahan dengan basa membentuk asam asetat sebagai
hasil hidrolisis. Senyawa boron seperti asam borat atau boraks akan terbentuk sebagai endapan.
Tabel 2.2 Kelarutan PVA dalam air Safonifikasi Penyabunan
Air dingin Air Panas
95 atau di atas Membengkak
Larut 80
Larut Tidak Larut
50 atau dibawah Tidak larut
Tidak larut
PVA dipergunakan untuk membuat serat kimia pada saat ini terutama dipakai untuk benang ban mobil dan industri lainnya. Bahan ini juga sering dipakai
pengepakan, bahan pewarna , bahan kimia pupuk yang dapat segera larut dalam air.
Salon Sinaga : Pembuatan Papan Gipsum Plafon Dengan Bahan Pengisi Limbah Padat Pabrik Kertas Rokok Dan Perekat Polivinil Alkohol, 2009
USU Repository © 2008
Gambar 2.2 Rumus kimia Polivinil asetat
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan polivinil alkohol dalam penelitian ini adalah sebagai perekat untuk menyambung serat yang terputus sehingga
menimbulkan gaya adhesif yang tinggi dan akan menambah kekuatan material campuran dan fleksibel.
2.4.
Gipsum Gipsum adalah batu putih yang terbentuk karena pengendapan air laut,
kemudian dipanaskan 175 C disebut STUCCO. Gipsum adalah salah satu mineral
terbanyak dalam lingkungan sedimen yaitu batu yang terdiri dari mineral yang diproduksi secara besar-besaran biasanya dengan persipitasi dari air asin.
Kristal gipsum dapat tidak berwarna dan transparan secara ekstrim membuat kontras yang kuat untuk pemakaian paling banyak di dinding kering. Gipsum adalah
penyekat alami, hangat bila disentuh dibandingkan dengan batu biasa. Rumus kimia gipsum : CaSO4 .2 H2O, dengan berat molekul = 172,17 gr.
Salon Sinaga : Pembuatan Papan Gipsum Plafon Dengan Bahan Pengisi Limbah Padat Pabrik Kertas Rokok Dan Perekat Polivinil Alkohol, 2009
USU Repository © 2008
Tabel 2.3 Komposisi bahan gipsum No. Bahan Kandungan
1. Calcium Ca
23,28 2. Hydrogen
H 2,34
4. Calcium Oksida CaO
32,57 5. Air
H2O 20,93
6. Sulfur S
18,62 ___________.2007
Karakter pysik bahan gipsum antara lain: a. Warna biasanya putih, tidak berwarna atau abu-abu.
b. Keras seperti mutiara terutama permukan c. Transparan
d. Sistem kristal : monoklinik e. Konduktivitasnya rendah
Gipsum adalah mineral yang bahan utamanya terdiri dari hydrated calcium sulfate. Seperti pada mineral dan batu, gipsum akan menjadi lebih kuat apabila
mengalami penekanan Gypsum Association, 2007. Papan gipsum adalah nama generik untuk keluarga produk lembaran yang
terdiri dari inti utama yang tidak terbakar dan dilapisi dengan kertas pada permukaannya.Gypsum Association, 2007. Ini adalah terminologi yang dipilih untuk
produk lembaran gipsum yag didisain untuk digunakan sebagai dinding, langit-langit,
Salon Sinaga : Pembuatan Papan Gipsum Plafon Dengan Bahan Pengisi Limbah Padat Pabrik Kertas Rokok Dan Perekat Polivinil Alkohol, 2009
USU Repository © 2008
atau plafon dan memiliki kemampuan untuk dihias. Kekuatan papan gipsum berbanding lurus dengan ketebalannya Gypsum Association, 2007. Bagian inti
papan gipsum yang di bawah memiliki tegangan. Bagian atas inti papan gipsum tertekan oleh gaya yang diakibatkan oleh berat
panel, beban yang diberikan pada bagian belakang papan dan gravitasi. Papan gipsum memanfaatkan kekuatan yang terdapat pada inti dan menambah kekuatannya dengan
kertas berkekuatan tarik tinggi. Kertas pada permukaan gipsum dipergunakan sebagai penguat komposit dan menjadi bagian penting dari kekuatan ultimate dan
kemampuan panel Gypsum Association, 2007.
2.5. Pengetesan Fisik