Aplikasi klinis Pada Anak Aplikasi klinis Pada Dewasa Nonpatologi Patologi

2. 6. 5. Aplikasi Klinis Pemeriksaan Emisi Otoakustik

Aplikasi Klinis dari pemeriksaan emisi otoakustik terfokus untuk identifikasi gangguan sensorineural perifer, walaupun diketahui bahwa kelainan di telinga luar dan telinga tengah sangat mempengaruhi transmisi hantaran suara Agustian R. A., 2008. Pemeriksaan emisi otoakustik secara klinis dapat dibagi dalam beberapa kategori yaitu: Agustian R. A., 2008; Ballenger J.J., 2003; Hall Antonelli, 2006

a. Aplikasi klinis Pada Anak

1 Skrining pendengaran bayi baru lahir 2 Diagnostik audiologi pediatrik 3 Monitoring ototoksik 4 Pengukuran gangguan proses auditori 5 Pengukuran kemungkinan tuli fungsional nonorganik

b. Aplikasi klinis Pada Dewasa

1 Deteksi dini dari disfungsi koklear akibat bising 2 Monitoring status koklear pada potensial ototoksik 3 Membedakan disfungsi koklear dengan retrokoklear 4 Pengukuran kemungkinan tuli fungsional nonorganik 5 Konfirmasi adanya disfungsi koklear pada pasien dengan tinitus Okti Trihandani : Gambaran Hasil Pemeriksaan Emisi Otoakustik Sebagai Skrining Awal Pendengaran Bayi Baru Lahir Di RSUP H.Adam Malik Medan Dan Balai Pelayanan Kesehatan Dr.Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008

2. 6. 6. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi emisi otoakustik

Campbell K.C.M., 2006

a. Nonpatologi

1 Kesalahan meletakkan probe 2 Serumen yang menghalangi probe 3 Debris atau benda asing pada liang telinga 4 Vernix caseosa pada neonatus 5 Pasien yang tidak kooperatif

b. Patologi

1 Telinga luar : a Stenosis b Otitis eksterna c Kista 2 Membrana timpani: Perforasi 3 Telinga tengah a Tekanan telinga tengah yang abnormal b Otosklerosis c Disartikulasi telinga tengah d Kolesteatoma e Kista f Otitis media Okti Trihandani : Gambaran Hasil Pemeriksaan Emisi Otoakustik Sebagai Skrining Awal Pendengaran Bayi Baru Lahir Di RSUP H.Adam Malik Medan Dan Balai Pelayanan Kesehatan Dr.Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 4 Koklea a Pemaparan obat-obat ototoksik atau pemaparan bising b Patologi koklear lainnya

2. 6. 7. Keadaan yang tidak mempengaruhi koklea Campbell K.C.M.,

2006 a. Patologi nervus VIII b. Gangguan auditory sentral

2. 6. 8. Kondisi-kondisi yang menggambarkan abnormal emisi otoakustik

Campbell K.C.M., 2006 a. Tinitus b. Paparan bunyi bising yang berlebihan c. Ototoksik d. Kelainan vestibular

2. 6. 9. Kondisi yang menyebabkan normal emisi otoakustik

Campbell K.C.M., 2006 a. Kehilangan pendengaran fungsional b. Autisme c. Neuropati pendengaran d. Kerusakan pada sel rambut dalam tapi tidak pada sel rambut luar Okti Trihandani : Gambaran Hasil Pemeriksaan Emisi Otoakustik Sebagai Skrining Awal Pendengaran Bayi Baru Lahir Di RSUP H.Adam Malik Medan Dan Balai Pelayanan Kesehatan Dr.Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008

2. 7 Skrining Pendengaran Bayi

Skrining pendengaran pada bayi tidak saja dilakukan pada bayi lahir dengan faktor risiko, tetapi seharusnya dilakukan pada seluruh bayi baru lahir. Hal ini karena dengan deteksi dilakukan pada bayi dengan faktor risiko hanya menemukan 50 kasus dengan ketulian, sedangkan telah dibuktikan bahwa 50 lagi bayi dengan ketulian terjadi pada bayi normal tanpa faktor risiko UNHS, 2002. The Joint Committee on Infant Hearing JCIH mengeluarkan prinsip dan panduan untuk deteksi dan intervensi terhadap bayi, dimana evaluasi audiologi dan klinis secara lengkap dilaksanakan sampai umur 3 bulan dan intervensi dilakukan sebelum umur 6 bulan. Program ini disebut Early Hearing Detection and Intervention EHDI yang merupakan program berbasis keluarga dan komunitas yang dilaksanakan secara komprehensif, terkoordinir dan didasarkan kepada semua bayi JCIH, 2000. Untuk melaksanakan skrining pendengaran bayi haruslah menggunakan alat yang obyektif dan bersifat fisiologis. Tes yang dapat dipertanggung jawabkan dengan kriteria tersebut adalah Emisi Otoakustik dengan teknik transient evoked TEOAE atau distortion product DPOAE. Tes ini dapat dilaksanakan pada bayi dan klinisi tidak perlu mempunyai pengetahuan untuk interpretasi hasil. Dengan hasil passrefer maka klinisi dapat merencanakan tindak lanjut dari hasil skrining. Tes kedua yang dianjurkan adalah dengan menggunakan auditory brainstem response ABR Suardana W., 2008. Okti Trihandani : Gambaran Hasil Pemeriksaan Emisi Otoakustik Sebagai Skrining Awal Pendengaran Bayi Baru Lahir Di RSUP H.Adam Malik Medan Dan Balai Pelayanan Kesehatan Dr.Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 Hasil skrining dinyatakan passrefer. Pass dimaksudkan bahwa bayi sementara tidak memerlukan tes lebih lanjut dan refer dimaksudkan bayi harus di tes ulang Suardana W., 2008. 2. 7.1 Faktor Risiko Gangguan Pendengaran dari Joint Commite on Infant Hearing Ballenger J. J, 2003; Konvensi HTA, 2006 a. Riwayat keluarga dengan tuli sejak lahir b. Infeksi prenatal, TORCH c. Kelainan anatomi pada kepala dan leher d. Sindroma yang berhubungan dengan tuli kongenital e. Berat badan lahir rendah BBLR f. Meningitis bakterialis g. Hiperbilirubinemia yang memerlukan transfusi darah h. Asfiksia berat i. Pemberian obat ototoksik j. Menggunakan alat bantu pernapasan ventilasi mekanik 5 hari Okti Trihandani : Gambaran Hasil Pemeriksaan Emisi Otoakustik Sebagai Skrining Awal Pendengaran Bayi Baru Lahir Di RSUP H.Adam Malik Medan Dan Balai Pelayanan Kesehatan Dr.Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 Skrining pendengaran bayi Usia 24 jam sebelum keluar dari RS Emisi Otoakustik Pass Refer Usia 3 bulan : 1. Evaluasi otoskopi 2. Timpanometri 3. DPOAE 4. AABR Pass Refer - Audiologic assessment - ABR click + tone burst 500Hz atau ASSR Rehabilitasi sebelum 6 bulan Tidak perlu ditindaklanjuti Tidak Ya Faktor risiko • Pemantauan speech development • Pemantauan audiologi sekurang- kurangnya tiap 6 bulan selama 3 tahun Gambar 2. 4 Konvensi HTA, 2006 Okti Trihandani : Gambaran Hasil Pemeriksaan Emisi Otoakustik Sebagai Skrining Awal Pendengaran Bayi Baru Lahir Di RSUP H.Adam Malik Medan Dan Balai Pelayanan Kesehatan Dr.Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008

BAB 3 KERANGKA KONSEP

Emisi - Kelainan koklea faktor risiko + • Riwayat keluarga • TORCH • Kelainan anatomi • Sindroma tuli kong. • BBLR • Meningitis bakterialis • Hiperbilirubinemia memerlukan tarnsfusi darah • Asfiksia berat • Obat ototoksik • Alat bantu pernapasan 5 hari faktor risiko - Refer Emisi Otoakustik Gerakan sel rambut luar - Gambar 3. 1. Kerangka konsep penelitian Okti Trihandani : Gambaran Hasil Pemeriksaan Emisi Otoakustik Sebagai Skrining Awal Pendengaran Bayi Baru Lahir Di RSUP H.Adam Malik Medan Dan Balai Pelayanan Kesehatan Dr.Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian