Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.2 Definisi Operasional
3.2.1 Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah total kalori yang dikeluarkan oleh sampel berdasarkan aktivitas fisik yang biasa dilakukan sehari-hari, yang diperoleh melalui data dari
kuesioner
Global Physical Activity Questionnaire
GPAQ oleh WHO.
3.2.2 Kadar Glukosa Darah Sewaktu
Kadar glukosa darah sewaktu adalah kadar glukosa darah kapiler acak sampel yang diperoleh dari hasil pemeriksaan menggunakan alat pengecek kadar glukosa
darah. Variabel Dependen
Variabel Independen Aktivitas Fisik Sampel
Kadar Glukosa Darah Sewaktu
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Aktivitas fisik berintensitas ringan meliputi: membaca koran, menonton televisi, menyetrika, memasak, mencuci piring, merawat anak, mengemudikan
kendaraan, duduk di kendaraan, dan berjalan santai 3,2 kmjam. Aktivitas
fisik berintensitas
sedang meliputi:
berdiri pedagang,
membersihkan rumah, memetik sayur dan buah, menanam tanaman, mencuci pakaian manual, berjalan cepat 6,4 kmjam sampai 6,8 kmjam, bersepeda 16 kmjam
atau pulang-pergi kerja, mengepak barang dagangan, dan menurus ternak. Aktivitas fisik berintensitas berat meliputi: membawa barang berat,
memotong rumput manual, berkebun mencangkul, menarik becak, dan bersepeda 16
– 12 kmjam.
3.3 Hipotesis
Berdasarkan kerangka penelitian di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar glukosa darah
sewaktu pada pedagang di Pasar Simpang Limun Medan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Variabel, Definisi Operasional, Alat Ukur, Hasil Ukur, dan Skala Ukur
N o
Variabel Definisi
Operasional Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur Skala
Ukur 1 Aktivitas
Fisik Total
kalori yang
dikeluarkan oleh
sampel berdasarkan
aktivitas fisik yang
biasa dilakukan
sehari-hari. Wawancara
Kuesioner aktivitas
fisik WHO
METminggu Rasio
2 Kadar
Glukosa Darah
Sewaktu Kadar glukosa
darah kapiler
acak yang
diperoleh dari hasil
pemeriksaan menggunakan
alat pengecek kadar glukosa
darah. Pemeriksaa
n kadar
glukosa darah
Alat pengecek
kadar glukosa
darah Nilai
kadar glukosa darah
dalam mgdL Rasio
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Rancangan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan
cross sectional
. Hubungan antara variabel yaitu aktivitas fisik dan kadar glukosa darah sewaktu ditentukan berdasarkan data yang
dikumpulkan dari hasil kuesioner dan alat pengecek kadar glukosa darah. Pengukuran dilakukan satu kali pada waktu observasi tanpa
follow-up
. 4.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Pasar Simpang Limun Medan yang terletak di Jl. Sisingamangaraja XII, Medan. Lokasi dipilih berdasarkan kesesuaian penelitian yang
melibatkan pedagang dan karena Pasar Simpang Limun Medan terletak di lokasi yang strategis dan memiliki jenis pedagang yang beragam.
4.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – Desember 2015. Pengumpulan
data dilakukan pada tanggal 10
– 11 Oktober 2015 sekitar pukul 13.30 WIB. 4.3.
Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah pedagang di Pasar Simpang Limun Medan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4.3.2. Sampel
Sampel penelitian yang diambil merupakan subyek dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian
ini adalah secara
consecutive sampling
. Kriteria inklusi dan eksklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: 1.
Kriteria Inklusi a.
Pedagang tetap di Pasar Simpang Limun Medan. b.
Bersedia menjadi responden dengan menandatangani lembar persetujuan. 2.
Kriteria Eksklusi a.
Menderita penyakit metabolik, khususnya diabetes mellitus. b.
Sedang menjalani pengobatan. c.
Tidak mengisi kuesioner dengan lengkap Pada penelitian ini, besar sampel dihitung berdasarkan rumus besar sampel
yang digunakan untuk penelitian korelatif.
{ [ ]}
Keterangan: n
= besar sampel = deviat baku alfa 5
= 1,96 = deviat baku beta 20
= 0,842 r
= koefisien korelasi = 0,38 Alkhatib, 2013
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh besar sampel sebanyak 52 orang. Besar sampel ini ditambah 10 untuk mengantisipasi kemungkinan gagal atau
drop out
. Maka, untuk penelitian ini diperlukan besar sampel minimal sebanyak 57 orang.
4.4. Teknik Pengambilan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner dengan metode wawancara dan dari alat pengecek glukosa darah
yang dilakukan oleh peneliti.
4.5. Pengolahan dan Analisis Data
4.5.1. Pengolahan Data
Menurut Wahyuni dan Azhar 2011, pengolahan data dilakukan dengan langkah
– langkah sebagai berikut: 1.
Editing
, data diperiksa ketepatan dan kelengkapannya. 2.
Coding,
data yang terkumpul dikoreksi dan diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diproses dengan komputer.
3.
Entry
, data kemudian dimasukkan ke dalam program komputer. 4.
Cleaning data
, data yang telah dimasukkan ke dalam komputer diperiksa untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.
5.
Saving
, data disimpan untuk dianalisis. 6.
Analisis data.
4.5.2. Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan program komputer
SPSS for windows
dan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan pada setiap variabel untuk mendapatkan
gambaran masing-masing variabel. 2.
Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk menjelaskan hubungan antarvariabel
penelitian. a.
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat distribusi data. Untuk besar sampel
lebih dari 50 orang, biasanya uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov Smirnov. Untuk data numerik dan besar sampel lebih dari 30
orang, biasanya distribusi data bersifat normal Wahyuni dan Azhar, 2011.
b. Uji Linearitas
Data dimasukkan dalam bentuk diagram tebar
scatter plot
untuk melihat apakah hubungan antarvariabel berbentuk linear atau tidak. Jika hubungan
tersebut linear, maka dilakukan uji hipotesis yaitu uji korelasi Dahlan, 2014. Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan melakukan uji linearitas
Test for Linearity
pada taraf signifikansi 0,05 Priyatno, 2014.
c. Uji Hipotesis Jika distribusi data normal, uji hipotesis yang digunakan adalah uji korelasi
Pearson. Jika distribusi data tidak normal, maka akan dilakukan transformasi untuk menormalkan distribusi data. Jika distribusi data tetap tidak normal,
maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji korelasi Spearman Dahlan, 2014.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pasar Simpang Limun Medan yang terletak pada Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Sudi Rejo II, Kecamatan Medan Kota,
Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. Pasar Simpang Limun Medan adalah salah satu pasar tradisional milik pemerintah yang telah berdiri sejak lama. Penelitian
ini tidak dilakukan di Medan Supermarket yang merupakan pasar milik swasta yang juga terletak di kompleks Pasar Simpang Limun Medan.
5.1.2. Hasil Analisis Univariat
Penelitian dilakukan pada 57 orang pedagang Pasar Simpang Limun Medan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data demografi subjek penelitian dapat
dilihat pada tabel 5.1. di bawah ini.
Tabel 5.1. Data Demografi Subjek Penelitian
Variabel N = 57
Mean ± SD N = 57
Min - Maks Usia
42,96 ± 11,59 18
– 72
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
36,8 21 63,2 36
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel di atas, subjek penelitian berusia antara 18 sampai 72 tahun dan rata-rata berusia 43 tahun dengan standar deviasi 11,59 tahun. Subjek penelitian
berjenis kelamin perempuan 63,2 lebih banyak daripada subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki 36,8.
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Menurut KGD Sewaktu
Variabel Mean ± SD
N = 57 Min
– Maks KGD Sewaktu
Laki-laki Perempuan
130,74 ± 23,54 129,67 ± 26,30
131,36 ± 22,14 92
– 183
Berdasarkan tabel 5.2. di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata KGD sewaktu subjek penelitian adalah 130,74 mgdL dengan standar deviasi 23,54 mgdL.
Rata-rata KGD pada laki-laki sebesar 129,67 mgdL dengan standar deviasi 26,30 mgdL. Nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata KGD pada perempuan,
yaitu sebesar 131,36 mgdL dengan standar deviasi 22,14 mgdL. KGD sewaktu terendah sebesar 92 mgdL dan KGD sewaktu tertinggi sebesar 183 mgdL. Maka,
dapat disimpulkan bahwa semua subjek penelitian memiliki KGD sewaktu yang normal.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Menurut Aktivitas Fisik Variabel
Mean ± SD N = 57
Min – Maks
N = 57 Aktivitas Fisik
Laki-laki Perempuan
Kelompok Aktivitas Fisik Tinggi
Sedang Ringan
10.748,42 ± 5.904,46 11.135,24 ± 5.007,41
10.522,78 ± 6.427,28 1.680
– 23.520
94,7 54 5,3 3
0 0 Berdasarkan tabel 5.3. di atas, subjek penelitian memiliki rata-rata aktivitas
fisik sebesar 10.748,42 METminggu dengan standar deviasi 5.904,46 METminggu. Aktivitas fisik terendah sebesar 1.680 METminggu dan aktivitas fisik tertinggi
sebesar 23.520 METminggu. Laki-laki memiliki rata-rata aktivitas fisik sebesar 11.135,24 METminggu dengan standar deviasi sebesar 5.007,41 METminggu,
sedangkan perempuan memiliki rata-rata aktivitas fisik yang lebih rendah, yaitu sebesar 10.522,78 METminggu dengan standar deviasi sebesar 6.427,28
METminggu. Jika aktivitas fisik subjek penelitian dikelompokkan, maka 94,7 atau 54
orang termasuk ke kelompok dengan aktivitas fisik berat, 5,3 atau 3 orang termasuk ke kelompok dengan aktivitas fisik sedang, dan tidak ada subjek penelitian yang
termasuk ke kelompok dengan aktivitas fisik ringan
sedentary
Tabel 5.3..
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
5.1.3. Hasil Analisis Bivariat
Sebelum melakukan analisis bivariat, dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk mengetahui distribusi data. Uji normalitas yang digunakan untuk besar sampel
50 adalah uji Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 5.4. Hasil Uji Normalitas Uji Kolmogorov-Smirnov
Variabel Nilai
p
KGD Sewaktu 0,028
Aktivitas Fisik
0,072
Pada uji normalitas, diperoleh nilai
p
0,05 untuk KGD sewaktu dan
p
0,05 untuk aktivitas fisik Tabel 5.3.. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa KGD
sewaktu berdistribusi tidak normal dan aktivitas fisik berdistribusi normal.
Tabel 5.5. Hasil Uji Korelasi Pearson KGD Sewaktu
Aktivitas Fisik
Korelasi Pearson r -0,391
Nilai
p
0,003 N
57 Karena salah satu variabel berdistribusi normal, uji korelasi yang digunakan
adalah uji korelasi Pearson. Berdasarkan tabel 5.4. di atas, diperoleh nilai korelasi Pearson r -0,39. Arah korelasi negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai
aktivitas fisik, maka semakin rendah nilai KGD sewaktu. Nilai korelasi Pearson sebesar 0,39 menunjukkan bahwa kekuatan korelasi antara aktivitas fisik dan KGD
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
sewaktu adalah lemah dan nilai
p
0,05 menunjukkan bahwa korelasi bermakna secara statistik.
5.2. Pembahasan 5.2.1. Gambaran KGD Sewaktu Subjek Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa KGD sewaktu subjek penelitian memiliki nilai rata-rata sebesar 130,74 mgdL. Belum ada penelitian lain yang
terpublikasi yang meneliti rata-rata KGD sewaktu pada pedagang di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Okaka
et al.
2013 pada pedagang di Nigeria menunjukkan nilai rata-rata KGD sewaktu yang lebih rendah, yaitu sebesar 108
mgdL. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh perbedaan aktivitas fisik pada subjek penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Alkhatib 2013 dan penelitan yang
dilakukan oleh Mukti dan Murbawani 2014 menunjukkan bahwa aktivitas fisik mempunyai hubungan dengan kadar glukosa darah.
Nilai maksimum dari KGD sewaktu subjek penelitian adalah 183 mgdL sehingga seluruh subjek penelitian memiliki KGD sewaktu normal. Belum ada
penelitian lain yang terpublikasi yang meneliti KGD sewaktu pada pedagang di Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh Ezema
et al.
2011 pada pedagang di Enugu mendapatkan hasil bahwa 91,53 subjek penelitiannya memiliki KGD sewaktu
normal. Perbedaan nilai ini mungkin disebabkan oleh perbedaan pengelompokkan KGD sewaktu oleh peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh Ezema
et al.
2011 mengelompokkan KGD sewaktu 130 mgdL sebagai hiperglikemia, sedangkan
peneliti mengikuti pengelompokkan berdasarkan ketentuan ADA, yaitu KGD sewaktu 200 mgdL dikatakan normal.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa KGD sewaktu laki-laki lebih rendah dari KGD sewaktu perempuan, yaitu 129,67 mgdL untuk laki-laki dan 131,36 mgdL
untuk perempuan. Belum ada penelitian lain yang terpublikasi yang meneliti perbedaan rata-rata KGD sewaktu pada pedagang di Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh Okaka
et al.
2013 pada pedagang di Nigeria menunjukkan hasil yang berbeda, yaitu wanita mempunyai rata-rata KGD sewaktu
yang lebih rendah 103,7 mgdL dibandingkan dengan laki-laki 113,1 mgdL. Perbedaan hasil penelitian ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan aktivitas fisik
pada subjek penelitian. Pada penelitian ini, laki-laki memiliki rata-rata aktivitas fisik yang lebih tinggi dari perempuan sehingga laki-laki memiliki rata-rata KGD sewaktu
yang lebih rendah. Selain itu, penelitian oleh Dalawa
et al.
2013 di Manado menunjukkan bahwa peningkatan kadar glukosa darah lebih banyak dijumpai pada
perempuan daripada pada laki-laki.
5.2.2. Gambaran Aktivitas Fisik Subjek Penelitian
Penelitian terhadap aktivitas fisik subjek penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki rata-rata aktivitas fisik sebesar 10.748 METminggu
dengan nilai minimum sebesar 1.680 METminggu. Belum ada penelitian lain yang terpublikasi yang meneliti nilai rata-rata aktivitas fisik pedagang dalam METminggu.
Rata-rata aktivitas fisik laki-laki sebesar 11.135,24 METminggu. Nilai ini lebih besar dari rata-rata aktivitas fisik perempuan, yaitu sebesar 10.522,78
METminggu. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alkhatib 2013, di mana laki-laki mempunyai rata-rata aktivitas fisik yang lebih besar dari
perempuan, yaitu 16,0 jam untuk laki-laki dan 10,9 jam untuk perempuan. Seluruh subjek penelitian tergolong ke aktivitas fisik aktif, yaitu 94,7 subjek
penelitian masuk ke kelompok dengan aktivitas fisik berat dan 5,3 subjek penelitian
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
masuk ke kelompok dengan aktivitas fisik sedang. Nilai ini lebih besar jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Awosan
et al.
2014, yaitu 50,7 subjek penelitiannya termasuk ke kategori aktivitas tidak aktif
sedentary
. Perbedaan pada gambaran aktivitas fisik ini mungkin disebabkan oleh
perbedaan latar belakang subjek penelitian yang berdampak pada perbedaan gaya dan kebiasaan hidup sehari-hari. Penelitian yang dilakukan oleh Mansfield
et al.
2012 menunjukkan bahwa faktor individu, sosial, dan lingkungan berpengaruh terhadap
tingkat aktivitas fisik. Penelitian di 38 negara oleh Bosdriesz
et al.
2012 juga menunjukkan bahwa iklim, perkembangan ekonomi, dan budaya turut mempengaruhi
tingkat aktivitas fisik secara keseluruhan.
5.2.3. Hubungan Aktivitas Fisik dengan KGD Sewaktu
Uji korelasi Pearson menghasilkan bahwa kekuatan hubungan antarvariabel, yaitu aktivitas fisik dan KGD sewaktu adalah sebesar 0,39. Nilai ini menunjukkan
bahwa kekuatan hubungan aktivitas fisik dan KGD sewaktu adalah lemah. Hasil ini tidak jauh berbeda dari penelitian yang dilakukan Alkhatib 2013. Penelitian tersebut
juga menunjukkan bahwa kekuatan hubungan aktivitas fisik dengan kadar glukosa darah adalah lemah r=0,38.
Arah hubungan antarvariabel adalah negatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai METminggu pada aktivitas fisik, maka akan semakin rendah
nilai KGD sewaktu. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Young
et al.
2014 yang menunjukkan bahwa kelompok dengan aktivitas fisik aktif memiliki profil glukosa darah yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok dengan aktivitas
fisik tidak aktif. Nilai
p
dari penelitian ini adalah 0,05 yang menunjukkan bahwa korelasi bermakna secara statistik. Penelitian yang dilakukan oleh Alkhatib 2013 di Inggris
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dan penelitan yang dilakukan oleh Mukti dan Murbawani 2014 di Semarang juga menunjukkan hasil yang sama.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Pasar Simpang Limun Medan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Rata-rata KGD sewaktu pada pedagang di Pasar Simpang Limun Medan
adalah 130,74 mgdL dengan standar deviasi 23,54 mgdL. 2.
Rata-rata KGD sewaktu pada pedagang berjenis kelamin laki-laki lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata KGD sewaktu pedagang berjenis
kelamin perempuan. 3.
Seluruh subjek penelitian penelitian memiliki KGD sewaktu dalam batas normal.
4. Rata-rata aktivitas fisik pada pedagang di Pasar Simpang Limun Medan
adalah 10.748,42 METminggu dengan standar deviasi 5.904,46 METminggu.
5. Rata-rata aktivitas fisik pada pedagang berjenis kelamin laki-laki lebih
besar dibandingkan dengan rata-rata aktivitas fisik pada pedagang berjenis kelamin perempuan.
6. Seluruh subjek penelitian memiliki aktivitas fisik aktif di atas batas
bawah WHO di mana 94,7 di antaranya memiliki aktivitas fisik kelompok berat dan 5,3 sisanya masuk ke kelompok dengan aktivitas
fisik sedang. 7.
Aktivitas fisik berhubungan lemah dengan KGD sewaktu r=-0,39, nilai
p
0,05. 8.
Semakin tinggi aktivitas fisik seseorang, maka semakin rendah nilai KGD sewaktunya.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
6.2. Saran