Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan  tujuan  penelitian  yang  telah  disebutkan  sebelumnya,  maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.2 Definisi Operasional
3.2.1  Aktivitas Fisik
Aktivitas  fisik  adalah  total  kalori  yang  dikeluarkan  oleh  sampel  berdasarkan aktivitas  fisik  yang  biasa  dilakukan  sehari-hari,  yang  diperoleh  melalui  data  dari
kuesioner
Global Physical Activity Questionnaire
GPAQ oleh WHO.
3.2.2  Kadar Glukosa Darah Sewaktu
Kadar glukosa darah sewaktu adalah kadar glukosa darah kapiler acak sampel yang  diperoleh  dari  hasil  pemeriksaan  menggunakan  alat  pengecek  kadar  glukosa
darah. Variabel Dependen
Variabel Independen Aktivitas Fisik Sampel
Kadar Glukosa Darah Sewaktu
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Aktivitas  fisik  berintensitas  ringan  meliputi:  membaca  koran,  menonton televisi,  menyetrika,  memasak,  mencuci  piring,  merawat  anak,  mengemudikan
kendaraan, duduk di kendaraan, dan berjalan santai  3,2 kmjam. Aktivitas
fisik berintensitas
sedang meliputi:
berdiri pedagang,
membersihkan rumah, memetik sayur dan buah, menanam tanaman, mencuci pakaian manual,  berjalan  cepat  6,4  kmjam  sampai  6,8  kmjam,  bersepeda    16  kmjam
atau pulang-pergi kerja, mengepak barang dagangan, dan menurus ternak. Aktivitas  fisik  berintensitas  berat  meliputi:  membawa  barang  berat,
memotong  rumput  manual,  berkebun  mencangkul,  menarik  becak,  dan  bersepeda 16
– 12 kmjam.
3.3 Hipotesis
Berdasarkan  kerangka  penelitian  di  atas,  maka  dapat  disimpulkan  hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar glukosa darah
sewaktu pada pedagang di Pasar Simpang Limun Medan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel  3.1.  Variabel,  Definisi  Operasional,  Alat  Ukur,  Hasil  Ukur,  dan  Skala Ukur
N o
Variabel Definisi
Operasional Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur Skala
Ukur 1  Aktivitas
Fisik Total
kalori yang
dikeluarkan oleh
sampel berdasarkan
aktivitas  fisik yang
biasa dilakukan
sehari-hari. Wawancara
Kuesioner aktivitas
fisik WHO
METminggu Rasio
2  Kadar
Glukosa Darah
Sewaktu Kadar  glukosa
darah kapiler
acak yang
diperoleh  dari hasil
pemeriksaan menggunakan
alat  pengecek kadar  glukosa
darah. Pemeriksaa
n kadar
glukosa darah
Alat pengecek
kadar glukosa
darah Nilai
kadar glukosa  darah
dalam mgdL Rasio
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Rancangan  penelitian  ini  dilakukan  dengan  menggunakan  metode  penelitian analitik dengan pendekatan
cross sectional
. Hubungan antara variabel yaitu aktivitas fisik  dan  kadar  glukosa  darah  sewaktu  ditentukan  berdasarkan  data  yang
dikumpulkan dari hasil kuesioner dan alat pengecek kadar glukosa darah. Pengukuran dilakukan satu kali pada waktu observasi tanpa
follow-up
. 4.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1  Lokasi Penelitian
Penelitian  dilaksanakan  di  Pasar  Simpang  Limun  Medan  yang  terletak  di  Jl. Sisingamangaraja XII, Medan. Lokasi dipilih berdasarkan kesesuaian penelitian yang
melibatkan pedagang dan karena Pasar Simpang Limun Medan terletak di lokasi yang strategis dan memiliki jenis pedagang yang beragam.
4.2.2  Waktu Penelitian
Penelitian  dilaksanakan  pada  bulan  Maret –  Desember  2015.  Pengumpulan
data dilakukan pada tanggal 10
– 11  Oktober 2015 sekitar pukul 13.30 WIB. 4.3.
Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1.  Populasi
Populasi penelitian ini adalah pedagang di Pasar Simpang Limun Medan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4.3.2.  Sampel
Sampel  penelitian  yang  diambil  merupakan  subyek  dari  populasi  yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian
ini adalah secara
consecutive sampling
. Kriteria  inklusi  dan  eksklusi  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah
sebagai berikut: 1.
Kriteria Inklusi a.
Pedagang tetap di Pasar Simpang Limun Medan. b.
Bersedia menjadi responden dengan menandatangani lembar persetujuan. 2.
Kriteria Eksklusi a.
Menderita penyakit metabolik, khususnya diabetes mellitus. b.
Sedang menjalani pengobatan. c.
Tidak mengisi kuesioner dengan lengkap Pada  penelitian  ini,  besar  sampel  dihitung  berdasarkan  rumus  besar  sampel
yang digunakan untuk penelitian korelatif.
{ [               ]}
Keterangan: n
= besar sampel = deviat baku alfa 5
= 1,96 = deviat baku beta 20
= 0,842 r
= koefisien korelasi = 0,38 Alkhatib, 2013
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan  perhitungan  di  atas,  diperoleh  besar  sampel  sebanyak  52  orang. Besar sampel ini ditambah 10 untuk mengantisipasi kemungkinan gagal atau
drop out
. Maka, untuk penelitian ini diperlukan besar sampel minimal sebanyak 57 orang.
4.4. Teknik Pengambilan Data
Data  yang digunakan dalam  penelitian ini adalah data primer  yang diperoleh melalui  kuesioner  dengan  metode  wawancara  dan  dari  alat  pengecek  glukosa  darah
yang dilakukan oleh peneliti.
4.5. Pengolahan dan Analisis Data
4.5.1.  Pengolahan Data
Menurut  Wahyuni  dan  Azhar  2011,  pengolahan  data  dilakukan  dengan langkah
– langkah sebagai berikut: 1.
Editing
, data diperiksa ketepatan dan kelengkapannya. 2.
Coding,
data  yang  terkumpul  dikoreksi  dan  diberi  kode  oleh  peneliti  secara manual sebelum diproses dengan komputer.
3.
Entry
, data kemudian dimasukkan ke dalam program komputer. 4.
Cleaning  data
,  data  yang  telah  dimasukkan  ke  dalam  komputer  diperiksa untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.
5.
Saving
, data disimpan untuk dianalisis. 6.
Analisis data.
4.5.2.  Analisis Data
Data  dianalisis  dengan  menggunakan  program  komputer
SPSS  for  windows
dan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Analisis Univariat Analisis  univariat  dilakukan  pada  setiap  variabel  untuk  mendapatkan
gambaran masing-masing variabel. 2.
Analisis Bivariat Analisis  bivariat  dilakukan  untuk  menjelaskan  hubungan  antarvariabel
penelitian. a.
Uji Normalitas Uji  normalitas  dilakukan  untuk  melihat  distribusi  data.  Untuk  besar  sampel
lebih  dari  50  orang,  biasanya  uji  normalitas  yang  digunakan  adalah  uji Kolmogorov  Smirnov.  Untuk  data  numerik  dan  besar  sampel  lebih  dari  30
orang, biasanya distribusi data bersifat normal Wahyuni dan Azhar, 2011.
b. Uji Linearitas
Data  dimasukkan  dalam  bentuk  diagram  tebar
scatter  plot
untuk  melihat apakah  hubungan  antarvariabel  berbentuk  linear  atau  tidak.  Jika  hubungan
tersebut linear, maka dilakukan uji hipotesis yaitu uji korelasi Dahlan, 2014. Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan melakukan uji linearitas
Test for Linearity
pada taraf signifikansi 0,05 Priyatno, 2014.
c.  Uji Hipotesis Jika  distribusi  data  normal,  uji  hipotesis  yang  digunakan  adalah  uji  korelasi
Pearson. Jika distribusi data tidak normal, maka akan dilakukan transformasi untuk  menormalkan  distribusi  data.  Jika  distribusi  data  tetap  tidak  normal,
maka  uji  hipotesis  yang  digunakan  adalah  uji  korelasi  Spearman  Dahlan, 2014.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1.  Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian  ini  dilakukan  di  Pasar  Simpang  Limun  Medan  yang  terletak  pada Jalan  Sisingamangaraja,  Kelurahan  Sudi  Rejo  II,  Kecamatan  Medan  Kota,
Kotamadya  Medan,  Provinsi  Sumatera  Utara.  Pasar  Simpang  Limun  Medan  adalah salah satu pasar tradisional milik pemerintah yang telah berdiri sejak lama. Penelitian
ini tidak dilakukan di Medan Supermarket  yang merupakan pasar milik swasta yang juga terletak di kompleks Pasar Simpang Limun Medan.
5.1.2.   Hasil Analisis Univariat
Penelitian  dilakukan  pada  57  orang  pedagang  Pasar  Simpang  Limun  Medan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data demografi subjek penelitian dapat
dilihat pada tabel 5.1. di bawah ini.
Tabel 5.1. Data Demografi Subjek Penelitian
Variabel N = 57
Mean ± SD N = 57
Min - Maks Usia
42,96 ± 11,59 18
– 72
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
36,8 21 63,2 36
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan  tabel di atas, subjek penelitian berusia antara 18 sampai 72 tahun dan rata-rata berusia 43 tahun dengan standar deviasi 11,59 tahun. Subjek penelitian
berjenis kelamin perempuan 63,2 lebih banyak daripada subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki 36,8.
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Menurut KGD Sewaktu
Variabel Mean ± SD
N = 57 Min
– Maks KGD Sewaktu
Laki-laki Perempuan
130,74 ± 23,54 129,67 ± 26,30
131,36 ± 22,14 92
– 183
Berdasarkan  tabel  5.2.  di  atas,  dapat  dilihat  bahwa  nilai  rata-rata  KGD sewaktu subjek penelitian adalah 130,74 mgdL dengan standar deviasi 23,54 mgdL.
Rata-rata  KGD  pada  laki-laki  sebesar  129,67  mgdL  dengan  standar  deviasi  26,30 mgdL.  Nilai  ini  lebih  kecil  dibandingkan  dengan  rata-rata  KGD  pada  perempuan,
yaitu  sebesar  131,36  mgdL  dengan  standar  deviasi  22,14  mgdL.  KGD  sewaktu terendah  sebesar  92  mgdL  dan  KGD  sewaktu  tertinggi  sebesar  183  mgdL.  Maka,
dapat  disimpulkan  bahwa  semua  subjek  penelitian  memiliki  KGD  sewaktu  yang normal.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Menurut Aktivitas Fisik Variabel
Mean ± SD N = 57
Min – Maks
N = 57 Aktivitas Fisik
Laki-laki Perempuan
Kelompok Aktivitas Fisik Tinggi
Sedang Ringan
10.748,42 ± 5.904,46 11.135,24 ± 5.007,41
10.522,78 ± 6.427,28 1.680
– 23.520
94,7 54 5,3 3
0 0 Berdasarkan  tabel  5.3.  di  atas,  subjek  penelitian  memiliki  rata-rata  aktivitas
fisik sebesar 10.748,42 METminggu dengan standar deviasi 5.904,46 METminggu. Aktivitas  fisik  terendah  sebesar  1.680  METminggu  dan  aktivitas  fisik  tertinggi
sebesar  23.520  METminggu.  Laki-laki  memiliki  rata-rata  aktivitas  fisik  sebesar 11.135,24  METminggu  dengan  standar  deviasi  sebesar  5.007,41  METminggu,
sedangkan  perempuan  memiliki  rata-rata  aktivitas  fisik  yang  lebih  rendah,  yaitu sebesar  10.522,78  METminggu  dengan  standar  deviasi  sebesar  6.427,28
METminggu. Jika  aktivitas  fisik  subjek  penelitian  dikelompokkan,  maka  94,7  atau  54
orang termasuk ke kelompok dengan aktivitas fisik berat, 5,3 atau 3 orang termasuk ke  kelompok  dengan  aktivitas  fisik  sedang,  dan  tidak  ada  subjek  penelitian  yang
termasuk ke kelompok dengan aktivitas fisik ringan
sedentary
Tabel 5.3..
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
5.1.3. Hasil Analisis Bivariat
Sebelum melakukan analisis bivariat, dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk mengetahui distribusi data. Uji normalitas yang digunakan untuk besar sampel
50 adalah uji Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 5.4. Hasil Uji Normalitas Uji Kolmogorov-Smirnov
Variabel Nilai
p
KGD Sewaktu 0,028
Aktivitas Fisik
0,072
Pada  uji  normalitas,  diperoleh  nilai
p
0,05  untuk  KGD  sewaktu  dan
p
0,05 untuk  aktivitas  fisik  Tabel  5.3..  Maka,  dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa  KGD
sewaktu berdistribusi tidak normal dan aktivitas fisik berdistribusi normal.
Tabel 5.5. Hasil Uji Korelasi Pearson KGD Sewaktu
Aktivitas Fisik
Korelasi Pearson r -0,391
Nilai
p
0,003 N
57 Karena  salah  satu  variabel  berdistribusi  normal,  uji  korelasi  yang  digunakan
adalah  uji  korelasi  Pearson.  Berdasarkan  tabel  5.4.  di  atas,  diperoleh  nilai  korelasi Pearson  r  -0,39.  Arah  korelasi  negatif  menunjukkan  bahwa  semakin  tinggi  nilai
aktivitas  fisik,  maka  semakin  rendah  nilai  KGD  sewaktu.    Nilai  korelasi  Pearson sebesar  0,39  menunjukkan  bahwa  kekuatan  korelasi  antara  aktivitas  fisik  dan  KGD
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
sewaktu  adalah  lemah  dan  nilai
p
0,05  menunjukkan  bahwa  korelasi  bermakna secara statistik.
5.2. Pembahasan 5.2.1. Gambaran KGD Sewaktu Subjek Penelitian
Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  KGD  sewaktu  subjek  penelitian memiliki  nilai  rata-rata  sebesar  130,74  mgdL.  Belum  ada  penelitian  lain  yang
terpublikasi yang meneliti rata-rata KGD sewaktu pada pedagang di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Okaka
et al.
2013 pada pedagang di Nigeria menunjukkan  nilai  rata-rata  KGD  sewaktu  yang  lebih  rendah,  yaitu  sebesar  108
mgdL. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh perbedaan aktivitas fisik pada subjek penelitian.  Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Alkhatib  2013  dan  penelitan  yang
dilakukan  oleh  Mukti  dan  Murbawani  2014  menunjukkan  bahwa  aktivitas  fisik mempunyai hubungan dengan kadar glukosa darah.
Nilai  maksimum  dari  KGD  sewaktu  subjek  penelitian  adalah  183  mgdL sehingga  seluruh  subjek  penelitian  memiliki  KGD  sewaktu  normal.  Belum  ada
penelitian  lain  yang  terpublikasi  yang  meneliti  KGD  sewaktu  pada  pedagang  di Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh Ezema
et  al.
2011 pada pedagang di Enugu mendapatkan  hasil  bahwa  91,53  subjek  penelitiannya  memiliki  KGD  sewaktu
normal.  Perbedaan  nilai  ini  mungkin  disebabkan  oleh  perbedaan  pengelompokkan KGD  sewaktu  oleh  peneliti.  Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Ezema
et  al.
2011 mengelompokkan  KGD  sewaktu  130  mgdL  sebagai  hiperglikemia,  sedangkan
peneliti  mengikuti  pengelompokkan  berdasarkan  ketentuan  ADA,  yaitu  KGD sewaktu 200 mgdL dikatakan normal.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Penelitian  ini  juga  menunjukkan  bahwa  KGD  sewaktu  laki-laki  lebih  rendah dari KGD sewaktu perempuan, yaitu 129,67 mgdL untuk laki-laki dan 131,36 mgdL
untuk  perempuan.  Belum  ada  penelitian  lain  yang  terpublikasi  yang  meneliti perbedaan rata-rata KGD sewaktu pada pedagang di Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh Okaka
et al.
2013 pada pedagang di Nigeria menunjukkan  hasil  yang  berbeda,  yaitu  wanita  mempunyai  rata-rata  KGD  sewaktu
yang  lebih  rendah  103,7  mgdL  dibandingkan  dengan  laki-laki  113,1  mgdL. Perbedaan hasil penelitian ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan aktivitas fisik
pada subjek penelitian. Pada penelitian ini, laki-laki memiliki rata-rata aktivitas fisik yang lebih tinggi dari perempuan sehingga laki-laki memiliki rata-rata KGD sewaktu
yang  lebih  rendah.  Selain  itu,  penelitian  oleh  Dalawa
et  al.
2013  di  Manado menunjukkan  bahwa  peningkatan  kadar  glukosa  darah  lebih  banyak  dijumpai  pada
perempuan daripada pada laki-laki.
5.2.2. Gambaran Aktivitas Fisik Subjek Penelitian
Penelitian  terhadap  aktivitas  fisik  subjek  penelitian  menunjukkan  bahwa subjek  penelitian  memiliki  rata-rata  aktivitas  fisik  sebesar  10.748  METminggu
dengan  nilai  minimum  sebesar  1.680  METminggu.  Belum  ada  penelitian  lain  yang terpublikasi yang meneliti nilai rata-rata aktivitas fisik pedagang dalam METminggu.
Rata-rata  aktivitas  fisik  laki-laki  sebesar  11.135,24  METminggu.  Nilai  ini lebih  besar  dari  rata-rata  aktivitas  fisik  perempuan,  yaitu  sebesar  10.522,78
METminggu.  Hasil  ini  sejalan  dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Alkhatib 2013,  di  mana  laki-laki  mempunyai  rata-rata  aktivitas  fisik  yang  lebih  besar  dari
perempuan, yaitu 16,0 jam untuk laki-laki dan 10,9 jam untuk perempuan. Seluruh subjek penelitian tergolong ke aktivitas fisik aktif, yaitu 94,7 subjek
penelitian masuk ke kelompok dengan aktivitas fisik berat dan 5,3 subjek penelitian
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
masuk  ke  kelompok  dengan  aktivitas  fisik  sedang.  Nilai  ini  lebih  besar  jika dibandingkan  dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Awosan
et  al.
2014,  yaitu 50,7 subjek penelitiannya termasuk ke kategori aktivitas tidak aktif
sedentary
. Perbedaan  pada  gambaran  aktivitas  fisik  ini  mungkin  disebabkan  oleh
perbedaan latar belakang subjek penelitian yang berdampak pada perbedaan gaya dan kebiasaan  hidup  sehari-hari.  Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Mansfield
et  al.
2012 menunjukkan  bahwa  faktor  individu,  sosial,  dan  lingkungan  berpengaruh  terhadap
tingkat  aktivitas  fisik.  Penelitian  di  38  negara  oleh  Bosdriesz
et  al.
2012  juga menunjukkan bahwa iklim, perkembangan ekonomi, dan budaya turut mempengaruhi
tingkat aktivitas fisik secara keseluruhan.
5.2.3. Hubungan Aktivitas Fisik dengan KGD Sewaktu
Uji  korelasi  Pearson  menghasilkan  bahwa  kekuatan  hubungan  antarvariabel, yaitu  aktivitas  fisik  dan  KGD  sewaktu  adalah  sebesar  0,39.  Nilai  ini  menunjukkan
bahwa kekuatan hubungan aktivitas  fisik  dan  KGD sewaktu  adalah lemah. Hasil ini tidak jauh berbeda dari penelitian yang dilakukan Alkhatib 2013. Penelitian tersebut
juga  menunjukkan  bahwa  kekuatan  hubungan  aktivitas  fisik  dengan  kadar  glukosa darah adalah lemah r=0,38.
Arah  hubungan  antarvariabel  adalah  negatif.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa semakin  besar  nilai  METminggu  pada  aktivitas  fisik,  maka  akan  semakin  rendah
nilai KGD sewaktu. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Young
et al.
2014 yang menunjukkan bahwa kelompok dengan  aktivitas fisik aktif memiliki profil glukosa darah yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok dengan aktivitas
fisik tidak aktif. Nilai
p
dari  penelitian  ini  adalah  0,05  yang  menunjukkan  bahwa  korelasi bermakna secara statistik. Penelitian yang dilakukan oleh Alkhatib 2013 di  Inggris
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dan  penelitan  yang  dilakukan  oleh  Mukti  dan  Murbawani  2014  di  Semarang  juga menunjukkan hasil yang sama.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  penelitian  yang  telah  dilakukan  di  Pasar  Simpang  Limun Medan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Rata-rata KGD sewaktu pada pedagang di Pasar Simpang Limun Medan
adalah 130,74 mgdL dengan standar deviasi 23,54 mgdL. 2.
Rata-rata  KGD  sewaktu  pada  pedagang  berjenis  kelamin  laki-laki  lebih rendah  dibandingkan  dengan  rata-rata  KGD  sewaktu  pedagang  berjenis
kelamin perempuan. 3.
Seluruh subjek penelitian penelitian memiliki KGD sewaktu dalam batas normal.
4. Rata-rata  aktivitas  fisik  pada  pedagang  di  Pasar  Simpang  Limun  Medan
adalah  10.748,42  METminggu  dengan  standar  deviasi  5.904,46 METminggu.
5. Rata-rata  aktivitas  fisik  pada  pedagang  berjenis  kelamin  laki-laki  lebih
besar dibandingkan dengan rata-rata aktivitas fisik pada pedagang berjenis kelamin perempuan.
6. Seluruh  subjek  penelitian  memiliki  aktivitas  fisik  aktif  di  atas  batas
bawah  WHO  di  mana  94,7  di  antaranya  memiliki  aktivitas  fisik kelompok  berat  dan  5,3  sisanya  masuk  ke  kelompok  dengan  aktivitas
fisik sedang. 7.
Aktivitas  fisik  berhubungan  lemah  dengan  KGD  sewaktu  r=-0,39,  nilai
p
0,05. 8.
Semakin tinggi aktivitas fisik seseorang, maka semakin rendah nilai KGD sewaktunya.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
6.2. Saran