2.3 Derajat Deasetilasi
DD
Kurita 1986 melaporkan bahwa kitin yang direaksikan dengan alkali dapat mengalami hidrolisis dari gugus asetamida kepada gugus amino. Proses hidrolisis ini
selalu menggunakan NaOH dan KOH pada suhu tinggi. Dalam proses hidrolisis alkali dapat mengalami penurunan berat molekul, jika waktu reaksi berlangsung lama. Oleh
karena itu di dalam penyediaan kitosan, hidrolisis dapat terjadi jika pemanasan dilakukan, dan ini tergantung kepada konsentrasi alkali yang digunakan.
Kitosan dengan 45-55 derajat deasetilasi dapat larut dalam air, jika lebih dari 60 atau kurang 40 derajat deasetilasinya, tidak larut dalam air. Sifat
kelarutan ini adalah disebabkan oleh deastilasi dalam larutan NaOH pekat. Dan untuk mengukur derajat deasetilasi ini dapat dilakukan dengan cara analisis
elemental, infra merah dan titrasi.
2.4 Sifat – sifat Kitosan
Kitosan adalah padatan amorf putih yang tidak larut dalam alkali dan asam mineral kecuali pada keadaan tertentu. Keterlarutan kitosan yang paling baik ialah
dalam larutan asam asetat 2, asam format 10 dan asam sitrat 10. Kitosan tidak dapat larut dalam asam piruvat, asam laktat dan asam – asam anorganik pada pH
tertentu, walaupun setelah dipanaskan dan diaduk dengan waktu yang agak lama. Keterlarutan kitosan dalam larutan asam format ataupun asam asetat dapat
membedakan kitosan dan kitin karena kitin tidak dapat melarut dalam keadaan pelarut asam tersebut.
Meriatna : Penggunaan Membran Kitosan Untuk Menurunkan Kadar Logam Krom Cr dan Nikel Ni Dalam..., 2008 USU e-Repository © 2008
Kitosan memiliki sifat unik yang dapat digunakan dalam berbagai cara serta memiliki kegunaan yang beragam, antara lain sebagai bahan perekat, aditif untuk
kertas dan tekstil, penjernih air minum, serta untuk mempercepat penyembuhan luka, dan memperbaiki sifat pengikatan warna. Kitosan merupakan pengkelat yang
kuat untuk ion logam transisi. Menurut Robert, 1992, kitosan mudah mengalami degradasi secara
biologis, tidak beracun dan baik sebagai flokulan dan koagulan serta mudah membentuk membran atau film. Kitosan merupakan suatu biopolimer alam yang
reaktif yang dapat melakukan perubahan – perubahan kimia. Karena ini banyak turunan kitosan dapat dibuat dengan mudah. Beberapa turunan kitosan yang telah
dihasilkan dan juga telah diketahui kegunaannya antara lain : a.
N-karboksialkil kitosan, digunakan sebagai pengumpul ion logam b.
Asetil kitosan, digunakan dalam industri tekstil dan membran c.
Kitosan glukan, digunakan sebagai pengkelat ion logam dan agen penggumpal Sama seperti kitin, kitosan juga dapat digunakan dalam berbagai bidang, misalnya :
a. Untuk industri kertas, kaca, kain dan pewarna
b. Dalam industri kosmetik
c. Dalam bidang pertanian dan makanan
d. Dalam industri semen
e. Dalam bidang kesehatan
f. Untuk penyerapan ion logam
Meriatna : Penggunaan Membran Kitosan Untuk Menurunkan Kadar Logam Krom Cr dan Nikel Ni Dalam..., 2008 USU e-Repository © 2008
Sandford dan Hutchins 1987 menyatakan sifat kationik, biologi dan sifat larutan kitosan adalah sebagai berikut:
1. Sifat kationik:
a. Jumlah muatan positif tinggi: satu muatan per unit gugus glukosamin, jika
banyak material bermuatan negatif seperti protein maka muatan positif kitosan berinteraksi kuat dengan permukaan negatif.
b. Flokulan yang baik: gugus NH
3 +
berinteraksi dengan muatan negatif dari koloid.
c. Mengikat ion-ion logam Fe, Cu, Cd, Hg, Pb, Cr, Ni, Pu, dan U.
2. Sifat biologi:
a. Dapat terdegradasi secara alami
b. Polimer alami
c. Nontoksik
3. Sifat Kimia: a.
Linear poliamin poli D-glukosamin yang memiliki gugus amino yang baik untuk reaksi kimia dan pembentukan garam dengan asam.
b. Gugus amino yang reaktif
c. Gugus hidroksil yang reaktif C3-OH, C6-OH yang dapat membentuk
senyawa turunannya.
Meriatna : Penggunaan Membran Kitosan Untuk Menurunkan Kadar Logam Krom Cr dan Nikel Ni Dalam..., 2008 USU e-Repository © 2008
Tabel 1 menunjukkan beberapa karakteristik kitosan Tabel 1. Karakteristik Kitosan