Kemampuan Kitosan Untuk Menyerap Logam Adsorpsi

2.7 Kemampuan Kitosan Untuk Menyerap Logam

Kemampuan kitosan untuk mengikat logam dengan cara pengkhelat adalah dihubungkan dengan kadar nitrogen yang tinggi pada rantai polimernya. Kitosan mempunyai satu kumpulan amino linier bagi setiap unit glukosa. Kumpulan amino ini mempunyai sepasang elektron yang dapat berkoordinat atau membentuk ikatan – ikatan aktif dengan kation – kation logam. Unsur nitrogen pada setiap monomer kitosan dikatakan sebagai gugus yang aktif berkoordinat dengan kation logam Hutahahean, 2001. Interaksi kitosan dengan ion logam terjadi karena proses pengkompleksan dimana penukaran ion, penyerapan dan pengkhelatan terjadi selama proses berlangsung. Ketiga proses tersebut tergantung dari ion logam masing – masing seperti penukaran ion logam masing – masing seperti penukaran ion pada logam Ca. Kitosan menunjukkan affinitas yang tinggi pada logam transisi golongan 3, begitu pula pada logam yang bukan golongan alkali dengan konsentrasi rendah Muzzarelli, 1973. Menurut Mc Kay 1987, kitosan mempunyai kemampuan untuk mengikat logam dan membentuk kompleks kitosan dengan logam. Contoh mekanismenya adalah sebagai berikut : 2R-NH 3 + + Cu 2+ + 2Cl - RNH 2 CuCl 2 Pengaruh pH yang rendah akan mengurangi penyerapan ion logam kedalam kitosan karena bersaing dengan ion H + untuk menyerap gugus amino bebas. Meriatna : Penggunaan Membran Kitosan Untuk Menurunkan Kadar Logam Krom Cr dan Nikel Ni Dalam..., 2008 USU e-Repository © 2008

2.8 Adsorpsi

Adsorpsi adalah proses akumulasi substansi dipermukaan antara dua fasa yang terjadi secara fisika dan atau kimia, atau proses terserapnya molekul-molekul pada permukaan eksternal atau internal suatu padatan. Akumulasi yang terjadi dapat berlangsung pada proses cair-cair, cair-padat dan padat-padat. Sedangkan komponen- komponen yang diserap disebut adsorbat contoh bahan yang bisa digunakan sebagai adsorbat antara lain : aluminium, karbon aktif, silika gel, dan lain-lain Mc. Cabe, 1999 Adsorpsi yang terjadi karena adanya gaya tarik dari permukaan adsorban dan energi kinetik molekul adsorbat, dapat berupa adsorpsi fisika, adsorpsi kimia dan adsorpsi isoterm. Pada adsorpsi fisika terjadi gaya van der Waals antara molekul adsorbat dan adsorban untuk berikatan. Hal ini terjadi akibat perbedaan energi gaya tarik elektrostatik oleh karena itu adsorpsi fisika merupakan reaksi reversibel. Sedangkan adsorpsi kimia adalah merupakan interaksi antara elektron-elektron pada permukaan adsorben dengan molekul-molekul adsorbat membentuk ikatan yang lebih kuat dibandingkan dengan adsorpsi fisika dan proses ini merupakan irreversibel Bernasconi, 1995 Proses adsorpsi berlangsung dalam tiga tahap yaitu : pergerakan molekul- molekul adsorbat menuju permukaan adsorben, penyebaran molekul-molekul adsorbat kedalam rongga-rongga adsorben dan penarikan molekul-molekul adsorbat oleh permukaan aktif membentuk ikatan yang berlangsung sangat cepat Sorpsi Metcalf and Eddy, 1979. Meriatna : Penggunaan Membran Kitosan Untuk Menurunkan Kadar Logam Krom Cr dan Nikel Ni Dalam..., 2008 USU e-Repository © 2008 Pada adsosrpi di dalam permukaan tetap konsentrasi fase fluida dan fase zat padat berubah menutut waktu dan menurut posisinya di dalam permukaan. Kinetika adsorpsi dapat dianggap sebagai laju reaksi yang merupakan perbedaan waktu. Pengambilan logam q adalah adsorben dihitung dengan menggunakan persamaan : W Cf Ci V q 1000 − = .............................................. 2.1 dimana : V = Volume larutan ml Ci = Konsentrasi awal logam mgl Cf = Konsentrasi akhir logam mgl W = Berat adsorben g q = Banyaknya logam yang teradsorpsi dalam adsorben mgl Model isoterm Langmuir diterapkan dengan asumsi bahwa seluruh permukaan adsorben mempunyai afinitas yang relatif sama atau perbeda yang tidak signifikan terhadap logam. Persamaanya dalam bentuk umum adalah : bCf bCf q q + = 1 max .............................................. 2.2 dimana: q = jumlah adsorbat per unit berat adsorben g Cf = konsentrasi kesetimbangan adsorbat dalam larutan mgl q max = konstanta kapasitas adsorsi langmui mgl b = konstanta energi adsorpsi langmuir Persamaan diatas dapat dituliskan dalam bentuk persamaan linier sebagai berikut : Cfq = 1q max b + Cfq max ....................... 2.3 Meriatna : Penggunaan Membran Kitosan Untuk Menurunkan Kadar Logam Krom Cr dan Nikel Ni Dalam..., 2008 USU e-Repository © 2008 Dengan memplotkan harga Cf terhadap Cfq sehingga dapat ditentukan nilai konstata q max dan b untuk setiap kondisi percobaan. Dalam persamaan isoterm Freundlich adsorpsi terjadi pada lebih dari satu lapisan tunggal dengan permukaan yang homogen sehingga ikatan di masing-masing tempat pelekatan berbeda. Persamaan empiris untuk isoterm Freundlich dapat ditulis dalam bentuk : xm = K f C f 1n .................................................... 2.4 dimana : xm = Jumlah adsorbat yang teradsorpsi per unit berat adsorben mgL. Cf = Konsentrasi kesetimbangan adsorbat dalam larutan setelah adsorpsi berlangsungmgL. Kf,n = Konstanta empiris Konstanta dalam isoterm Freunflich dapat ditentukan dengan memplotkan xm terhadap Cf sehingga dihasilkan persamaan sebagai berikut: logxm = log K f + 1n log C f .................................. 2.5

2.9 Membran