Nilai rata-rata kontribusi diatas masih harus dibagi lagi dengan jumlah komoditas hortikultura yang diusahakan di Kabupaten Banyuwangi dimana
jumlah komoditas hortikultura tersebut adalah sebanyak 42 komoditas. Perhitungan rata-rata kontribusi dari masing-masing komoditas hortikultura
diformulasikan sebagai berikut:
Rata-rata kontribusi masing-masing komoditas hortikultura
= 0,05669 Berdasarkan formulasi yang ditunjukkan, terdapat dua kriteria yang dapat
ditemukan diantaranya yaitu:
P3 rata-rata kontribusi masing-masing komoditas hortikultura Kabupaten Banyuwangi 0,05669, berarti kontribusi komoditas hortikultura
buah-buahan dan sayur-sayuran yang paling berpotensi di Kabupaten Banyuwangi terhadap PDRB subsektor hortikultura Kabupaten
Banyuwangi mempunyai kontribusi tinggi. P3 rata-rata kontribusi masing-masing komoditas hortikultura Kabupaten
Banyuwangi 0,05669, berarti kontribusi komoditas hortikultura buah-buahan dan sayur-sayuran yang paling berpotensi di Kabupaten
Banyuwangi terhadap PDRB subsektor hortikultura Kabupaten Banyuwangi mempunyai kontribusi rendah.
3.5 Definisi Operasional
Penguraian untuk memperjelas pengertian dari variabel-variabel yang dibahas dalam penelitian ini. Secara singkat dapat diberikan penjelasan sebagai
berikut: 1. Hortikultura adalah penumbuhan tanaman yang terdiri dari buah-buahan dan
sayur-sayuran yang diusahakan di Kabupaten Banyuwangi dengan kondisi- kondisi yang dikontrol secara hati-hati yang bertujuan untuk memperoleh
keuntungan.
2. Wilayah region merupakan suatu unit geografis berupa sumberdaya alam yang membentuk suatu kesatuan yang dapat dimanfaatkan dengan baik,
sehingga mampu menciptakan daerah yang mandiri. 3. Pembangunan wilayah regional merupakan fungsi dari potensi sumberdaya
alam tanaman hortikultura, perdagangan antar wilayah, kemampuan pendanaan bagi investor tanaman pertanian, pembiayaan pembangunan infrastruktur
sumur bor, dan kewirausahaan berupa sentra produksi tanaman hortikultura di
Kabupaten Banyuwangi secara luas.
4. Perencanaan ekonomi merupakan suatu kebijaksanaan di dalam suatu sistem ekonomi yang terkoordinasi, konsisten, dan terencana yang tujuan utamanya
adalah untuk memaksimalkan pendapatan domestik Kabupaten Banyuwangi. 5. Analisis Location Quotient atau LQ merupakan prosedur untuk mengukur
konsentrasi dari kegiatan pengusahaan komoditas hortikultura di Kabupaten Banyuwangi dengan cara membandingkan jumlah produksi masing-masing
komoditas hortikultura
buah-buahansayur-sayuran dan
jumlah total
keseluruhan produksi komoditas hortikultura buah-buahansayur-sayuran di Kabupaten Banyuwangi dengan jumlah produksi masing-masing komoditas
hortikultura buah-buahansayur-sayuran dan jumlah total keseluruhan produksi komoditas hortikultura buah-buahansayur-sayuran di Provinsi Jawa Timur.
6. Komoditas hortikultura basis adalah komoditas hortikultura baik itu dari buah- buahan maupun sayur-sayuran yang jumlah produksi yang dihasilkan oleh
suatu daerah mengalami surplus produksi, sehingga mampu melakukan ekspor ke luar daerah yang bersangkutan.
7. Komoditas hortikultura non basis adalah komoditas hortikultura baik itu dari buah-buahan maupun sayur-sayuran yang jumlah produksi yang dihasilkan
oleh suatu daerah hanya mampu mencukupi kebutuhan masyakarat yang bertempat tinggal di daerah yang bersangkutan.
8. Komoditas hortikultura unggulan adalah komoditas hortikultura baik itu dari buah-buahan maupun sayur-sayuran yang memiliki kemampuan daya saing dan
keunikan karakteristik.
28
BAB 4. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN