Agency Theory Teori Keagenan

9 Contoh dari anomali pasar ini adalah January Effect, Price-Earning Ratio Effect, Cash Dividend Yield, Business Cycle Effect, The Other January Effect, Turn-of- Year Effect juga Turn-of-Month Effect dan lain-lain. Pada akhir tahun atau bulan Desember, pasar berpotensi untuk menguat karena window dressing akhir tahun. Terutama pada akhir Desember karena pada masa ini juga merupakan masa tutup buku tahunan sehingga efek window dressing biasanya lebih terasa. Window dressing yang muncul satu tahun sekali di akhir tahun memiliki efek lebih besar dibanding dengan kemunculannya pada kuartal atau semester.

2.1.2 Agency Theory Teori Keagenan

Konsep agency theory menurut Anthony and Govindarajan 1995:569 dalam Widyaningdyah 2001:91-92 adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Principal mempekerjakan agent untuk melakukan tugas untuk kepentingan principal, termasuk pendelegasian otoritas pengambilan keputusan dari principal kepada agent. Pada perusahaan yang modalnya terdiri dari principal, maka manajer adalah sebagai agent mereka. Pemegang saham mempekerjakan manajer untuk bertindak sesuai dengan kepentingan principal. Agency theory memilliki asumsi bahwa masing-masing individu semata- mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Pihak principal termotivasi mengadakan kontrak untuk menyejahterahkan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman maupun kontrak kompensasi. Konflik kepentingan semakin meningkat terutama karena principal tidak dapat memonitor aktifitas manajer sehari-hari untuk memastikan bahwa manajer bekerja sesuai dengan keinginan pemegang saham. Principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agent. Sementara agent mempunyai lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja dan perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh principal 10 dan agent. Ketidakseimbangan informasi inilah yang disebut dengan asimetri informasi. Adanya asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan dirinya sendiri, mengakibatkan agent memanfaatkan adanya asimetri informasi yang dimilikinya untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal. Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara principal dan agent mendorong agent untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada principal. Hubungan principal dan agent sering ditentukan oleh angka akuntansi. Hal ini memacu agent untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Salah satu bentuk tindakan agent tersebut adalah yang disebut sebagai window dressing. Dalam kasus window dressing, pada akhir tahun agent mempercantik laporan tahunan untuk dilaporkan pada principal. Dengan cantiknya laporan tersebut, principal berasumsi bahwa agent telah melakukan tugasnya dengan benar dalam mengolah investasi yang ditanamkan pada perusahaannya. Atas usaha agent ini, maka principal memberikan agent bonus akhir tahun yang besar.

2.1.3 Investasi di Pasar Modal