Indikasi Seksio Sesarea Teknik Seksio Sesarea

2.6.1 Pengertian Seksio sesarea adalah satu persalinan buatan yang dilakukan dalam usaha

untuk mengeluarkan janin melalui suatu sayatan dibuat pada dinding perut dan uterus Dickinson, J.E., 1996.

2.6.2 Etiologi

Tindakan ini dilakukan untuk mencegah kematian janin maupun ibu sehubungnya dengan adanya bahaya atau komplikasi yang akan terjadi bila persalinan dilakukan pervaginam Dickinson, J.E., 1996.

2.7 Indikasi Seksio Sesarea

Indikasi bagi ibu adalah seperti : i. Panggul sempit absolut ii. Plasenta previa iii. Pernah seksio sesarea iv. Inkoordinate uterine action v. Preeklapmsia dan hipertensi vi. Intra uterine rupture Kasdu Dini, 2003. Indikasi bagi anak adalah seperti : i. Kelainan letak dan bentuk janin ii. Makrosomia iii. Fetal distressgawat janin Kasdu Dini, 2003.

2.8 Teknik Seksio Sesarea

Universitas Sumatera Utara 2.8.1.Seksio Sesarea klasik Setelah dinding perut dan peritoneum parietal terbuka pada garis tengah dipasang beberapa kain kasa panjang antara dinding perut dan dinding uterus untuk mencegah masuknya air ketuban dan darah ke rongga perut. Dibuat insisi pada bagian tengah korpus uteri sepanjang 10-12cm dengan ujung bawah di atas batas plika vesiko uterine. Dibuat lubang kecil pada kantung ketuban untuk menghisap air ketuban sebanyak mungkin, lubang ini kemudian dilebarkan dan janin dilahirkan dengan tarikan pada kakinya. Setelah anak lahir, korpus uteri dapat dikeluarkan dari rongga perut untuk memudahkan tindakan selanjutnya. Diberi suntikan 10 satuan oksitosin dalam dinding uterus atau intravena untuk mengusahakan kontraksi yang baik dan plasenta serta selaput ketuban dikeluarkan secara manual. Jahitan otot uterus dilakukan dalam dua lapisan. Lapisan pertama terdiri atas jahitan simpul dengan catgut. Jahitan ini memegang otot uterus. Lapisan kedua terdiri atas jahitan menerus sehingga luka pada miometrium tertutup rapi. Akhirnya luka peritoneum pada plika vesiko uterine ditutup dengan jahitan catgut halus sehingga menutup bekas luka pada miometrium dan, setelah diamati bahwa uterus berkontraksi baik, dinding perut ditutup dengan cara biasa. Wiknjosastro H., 2005 2.8.2 Seksio Sesarea transperitonealis profunda. Daur kateter dipasang dan wanita berbaring dalam letak trendelenburg ringan. Diinsisi pada dinding perut pada garis tengah dari simfisis sampai beberapa sentimeter di bawah pusat. Setelah peritoneum dibuka, dipasang spekulum perut, dan lapangan operasi dipisahkan dari rongga perut dengan satu kain kasa panjang atau lebih. Peritoneum pada dinding uterus depan dan bawah dipegang dengan pinset, plika vesiko uterine dibuka dan insisi ini diteruskan melintang jauh ke lateral, kemudian kandung kencing dengan peritoneum di depan uterus didorong ke bawah dengan jari. Pada segmen bawah uterus, yang sudah tidak ditutup lagi oleh peritoneum serta kandung kencing dan yang Universitas Sumatera Utara biasanya menipis, diadakan insisi melintang selebar 10cm dengan ujung kanan dan kiri agak melengkung ke tasa untuk menghindari terbukanya cabang-cabang arteri uterine. Di tengah-tengah, insisi diteruskan sampai dinding uterus terbuka dan ketuban tampak, kemudian luka yang terakhir ini dilebarkan dengan gunting berujung tumpul mengikuti sayatan yang sudah dibuat terlebih dahulu. Ketuban dipecahkan dan air ketuban yang keluar dihisap. Spekulum perut diangkat dan tangan dimasukkan ke dalam uterus di belakang kepala janin dan memegang kepala dari belakang dengan jari-jari tangan penolong, diusahakan lahirnya kepala melalui lubang insisi. Sesudah kepala janin, badan terus dilahirkan muka dan mulut dibersihkan, tali pusat dipotong dan bayi diserahkan kepada penolong untuk dibersihkan Wiknjosastro H., 2005. Sekarang diberi suntikan 10 satuan oksitosin dalam dinding uterus atau intravena untuk mengusahakan kontraksi yang baik. Pinggir luka insisi dipegang dengan beberapa cunam ovum, dan plasenta serta selaput ketuban dikeluarkan secara manual. Jahitan otot uterus dilakukan dalam dua lapisan. Lapisan pertama terdiri atas jahitan simpul dengan catgut. Jahitan ini memegang otot uterus. Lapisan kedua terdiri atas jahitan menerus sehingga luka pada miometrium tertutup rapi. Akhirnya luka peritoneum pada plika vesiko uterine ditutup dengan jahitan catgut halus sehingga menutup bekas luka pada miometrium dan, setelah diamati bahwa uterus berkontraksi baik, dinding perut ditutup dengan cara biasa. Wiknjosastro H., 2005

2.9 Komplikasi :