Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
ditentukan tersendiri dan nilai yang didapat, setelah disetujui oleh berwenang, selanjutnya digunakan dalam perhitungan.
2.4.3 Beban hidup
Beban hidup pada jembatan yang harus ditinjau dinyatakan dalam dua macam, yaitu beban “T” yang merupakan beban terpusat untuk lantai kendaraan
dan beban “D” yang merupakan beban jalur untuk gelagar.
2.4.3.1 Lantai Kendaraan dan jalur lalu lintas
Jalur lalu lintas mempunyai lebar minimum 2,75 meter dan lebar maksimum 3,75 meter. Lebar jalur minimum ini harus dugunakan untuk
menentukan beban “D” per jalur.
Tabel 2.9 Jumlah lajur lalu lintas rencana
Tipe Jembatan 1 Lebar Jalur Kendaraan m 2
Jumlah Lajur Lalu lintas Rencana m
Satu lajur 4.0 -5.0
1
Dua arah, tanpa median 5.5 – 8.25
11.3 -15.0 2 3
4 Banyak arah
8.25 -11.25 11.3 – 15.0
15.1- 18.75 18.8 – 22.5
3 4
5 6
CATATAN 1. Untuk jembatan type lain jumlah lajur lalu lintas rencana harus ditentukan oleh instansi yang berwenang
CATATAN 2. Lebar jalur kendaraan adalah jarak minimum antara kerb atau rintangan untuk satu arah atau jarak antara kerbrintanganmedian dengan median
untuk banyak arah. CATATAN 3. Lebar minimum yang aman untuk dua jalur kendaraan adalah 6.0 m. Lebar
jembatan antara 5.0 m sampai 6.0 m harus dihindari oleh karena hal ini akan memberikan kesan kepada pengemudi seolah-olah memungkinkan
untuk menyiap
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
Jumlah jalur lalu lintas untuk lantai kendaraan dengan lebar 5,50 meter atau lebih ditentukan menurut Tabel 2.9.
2.4.3.2 Beban “ D”
Untuk perhitungan kekuatan gelagar-gelagar harus digunakan beban “D”. Beban “D” atau beban jalur adalah susunan beban pada setiap jalur lalu
lintas yang terdiri dari beban terbagi rata sebesar “q” ton per meter panjang per jalur, dan beban garis “P” ton per jalur lalu lintas tersebut.
Besar “q” ditentukan sebagai berikut: q = 2,2 tm
’
, untuk L 30 m q = 2,2 -
60 1
, 1
x L – 30 tm’ , untuk 30 m L 60 m
q = 1,1x
+ L
30 1
tm
’
, untuk L 60 m dengan L adalah panjang meter, ditentukan oleh tipe konstruksi jembatan.
Ketentuan penggunaan beban “D” dalam arah melintang jembatan adalah sebagai berikut:
Gambar 2.11: Distribusi beban “D” yang bekerja pada jembatan
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
a. untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan sama atau lebih kecil dari 0.50 meter, beban “D” sepenuhnya 100 harus dibebankan pada seluruh lebar
jembatan b. untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan lebih besar dari 5,5 meter
sedang selebihnya hanya separuh beban “D” 50, seperti pada gambar dibawah ini;
Dalam menentukan beban hidup beban terbagi rata dan beban garis perlu diperhatikan ketentuan bahwa:
a. panjang bentang L untuk muatan terbagi rata pada sub bab 3.6.3.2
adalah sesuai dengan ketentuan dalam perumusan koefisien kejut, b.
beban hidup per meter lebar jembatan menjadi sebagai berikut : P terpusat =
−
+
50
75 ,
2 5
, 5
75 ,
2 5
, 5
B
P garis = ……. ton
q gerak =
−
+
50
75 ,
2 5
, 5
75 ,
2 5
, 5
B
q = ……. tm’ Gambar 2.12 : Penyebaran pembebanan pada arah melintang
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
dimana: B = lebar lantai kendaraan
Angka pembagi 2,75 meter di atas selalu tetap dan tidak tergantung pada lebar jalur lalu lintas.
Beban “D” tersebut harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga menghasilkan pengaruh terbesar dengan pedoman sebagai berikut ini;
a. Dalam menghitung momen-momen maksimum akibat beban hidup beban
terbagi rata dan beban garis pada gelagar menerus di atas beberapa perletakan digunakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
• Satu beban garis untuk momen positif yang menghasilkan pengaruh maksimum
• Dua beban garis untuk momen negative yang menghasilkan pengaruh maksimum
• Beban terbagi rata ditempatkan pada beberapa bentangbagian bentang yang akan menghasilkan momen maksimum
b. Dalam menghitung momen maksimum positif akibat beban hidup beban terbagi rata dan beban garis pada gelagar dua perletakan digunakan beban
terbagi rata sepanjang bentang gelagar dan satu beban garis.
2.4.3.3 Beban “T”