Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN
2.1 Sifat Bahan Struktur
Ada tiga jenis bahan utama yang digunakan dalam konstruksi bangunan yaitu kayu, baja dan beton. Dari masing-masing bahan bangunan
tersebut mempunyai kelebihan-kelebihan tersendiri yang tidak dimiliki oleh bahan lain. Kelebihan pada kayu yaitu ringan, mudah dikerjakan dan harga relatif
murah. Kelebihan pada baja yaitu mempunyai kuat tarik yang tinggi dan kelebihan pada beton yaitu mempunyai kuat tekan yang tinggi.
Untuk memanfaatkan kelebihan-kelebihan tesebut maka dibuat perpaduan ketiga jenis bahan bangunan yaitu menjadi balok komposit baja beton
dengan gelagar kayu. Dengan demikian kita perlu mengetahui sifat-sifat yang umum dari bahan struktur yang dimaksud.
2
.
1.1 Sifat bahan kayu
Kayu mempunyai kuat tarik dan kuat tekan relatif tinggi dan berat yang relatif rendah, mempunyai daya tahan tinggi terhadap pengaruh kimia dan
listrik, dapat dengan mudah dikerjakan, relatif murah, dapat mudah diganti dan bisa didapat dalam waktu singkat Felix,1965.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang
tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. Kita
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau
penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan. Berikut ini diuraikan sifat-sifat kayu fisik dan mekanik serta
macam penggunaannya.
2.1.1.1 Pengenalan Sifat-Sifat Kayu
Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang
tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-
sifat ini penting sekali dalam industri pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam
penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat
secara kontinu atau terlalu mahal. Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang
berbeda-beda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda- beda. Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada
beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu : 1.
Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam - macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan
hemi selulosa karbohidrat serta lignin non karbohidrat.
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
2. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang
berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya longitudinal, radial dan tangensial.
3. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap
atau melepaskan kadar air kelembaban sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu udara disekelilingnya.
4. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama
dalam keadaan kering.
A. Sifat Fisik Kayu
1. Berat dan Berat Jenis
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan
BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 kayu balsa sampai BJ 1,28 kayu nani. Umumnya
makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula. 2.
Keawetan Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur
perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan
unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu
teras lebih awet dari kayu gubal.
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
3. Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda.
4. Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus contoh: giam, kulim dll,
kayu bertekstur sedang contoh: jati, sonokeling dll dan kayu bertekstur kasar contoh: kempas, meranti dll.
5. Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat
berombak, serta terpilin dan serat diagonal serat miring. 6.
Kesan Raba Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan
kayu kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll. Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat
ekstraktif dalam kayu. 7.
Bau dan Rasa Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara
terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang
umum dikenal misalnya bau bawang kulim, bau zat penyamak jati, bau
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
kamper kapur dsb. 8.
Nilai Dekoratif Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur,
dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
9. Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai
tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi
kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan EMC = Equilibrium Moisture Content.
10. Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :
a. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan
erat dengan elastisitas kayu. b.
Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik,
sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik kulintang, gitar, biola dll.
11. Daya Hantar Panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber
panas.
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
12. Daya Hantar Listrik
Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar
air 0 , kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum kayu basah, maka daya
hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.
B. Sifat Mekanik Kayu
1. Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu. Terdapat 2 dua macam keteguhan tarik yaitu :
a. Keteguhan tarik sejajar arah serat dan
b. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada
kekuatan tarik sejajar arah serat. 2.
Keteguhan tekan Kompresi Keteguhan tekankompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan
muatanbeban. Terdapat 2 dua macam keteguhan tekan yaitu : a.
Keteguhan tekan sejajar arah serat dan b.
Keteguhan tekan tegak lurus arah serat. Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada
keteguhan kompresi sejajar arah serat.
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
3. Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di
dekatnya. Terdapat 3 tiga macam keteguhan yaitu : a.
Keteguhan geser sejajar arah serat b.
Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan c.
Keteguhan geser miring Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan
geser sejajar arah serat. 4.
Keteguhan lengkung lentur Keteguhan lengkunglentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya
yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban pukulan. Terdapat 2 dua macam keteguhan
yaitu : a.
Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan.
b. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang
mengenainya secara mendadak. 5.
Kekakuan Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau
lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
6. Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan
yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
7. Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan atau kikisan abrasi. Bersama-sama dengan keuletan,
kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.
8. Keteguhan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik
dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran patung. Pada umumnya
kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari arah radial dari pada arah tangensial.
Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat kekuatan kayu atau sifat mekaniknya dinyatakan dalam kgcm
2
. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi
dua kelompok :
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
a. Faktor luar eksternal: pengawetan kayu, kelembaban lingkungan,
pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.
b. Faktor dalam kayu internal: BJ, cacat mata kayu, serat miring
dsb. Menurut Vademecum Kehutanan Indonesia, kelas kekuatan kayu
didasarkan kepada berat jenis, keteguhan lengkung mutlak dan keteguhan tekan mutlak, dan dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini:
TABEL 2.1 KELAS KEKUATAN KAYU
Kelas Kayu Berat Jenis
Keteguhan lengkung
mutlak kgcm
2
Keteguhan tekan mutlak kgcm
2
I 0,90
1100 650
II 0,60 - 0,90
725 - 1100 425 - 650
III 0,40 - 0,60
500 - 725 300 - 425
IV 0,30 - 0,40
300 - 500 215 - 300
V 0,30
300 215
Kelas keawetan kayu didasarkan atas penyelidikan ketahanan terhadap: 1.
Pengaruh kelembabankayu ditempatkan di tanah yang lembab. 2.
Pengaruh iklim dan terik matahari tetapi terlindung terhadap pengaruh air. 3.
Pengaruh iklim tetapi terlindung terhadap matahari. 4.
Terlindung dan terpelihara. 5.
Pengaruh rayap dan serangga-serangga lain.
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
2.1.1.2 Tegangan –tegangan yang diperkenankan
Untuk mengetahui suatu konstruksi kayu perlu diketahui tegangan- tegangan yang diizinkan untuk jenis kayu yang akan dipergunakan dalam
konstruksi tersebut. Adapun besarnya tegangan tersebut menurut PKKI adalah sebagai berikut:
a. Tegangan yang diperkenankan untuk kayu mutu A
Tabel 2.2 Tegangan yang diperkenankan
Kelas Kuat Jati
Tectona grandis
I II
III IV
V σ
lt
kgcm
2
σ
tk
= σ
tr
kgcm
2
σ
tk
┴ kgcm
2
τ kgcm
2
150 130
40 20
100 85
25 12
75 60
45 8
50 45
10 5
- -
- -
130 110
30 15
Berlaku untuk konstruksi yang terlindung dan menahan beban tetap. Untuk kayu yang bermutu B harga tersebut di atas di kurangi 25.
b. Korelasi tegangan yang diperkenankan untuk mutu A. σ
lt
= 170g kgcm
2
σ
tk
= σ
tr
= 150g kgcm
2
σ
tk
┴ = 40g kgcm
2
τ = 20g kgcm
2
Disini g = berat jenis kering udara
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
σ
lt
= tegangan izin untuk lentur σ
tk
= tegangan izin sejajar serat untuk tekan σ
tr
= tegangan izin sejajar serat untuk tarik σ
tk
┴ = tegangan izin tegak lurus serat untuk tekan τ
= tegangan izin sejajar serat untuk geser
Angka-angka diatas tetap berlaku untuk konstruksi yang terlindung dan yang menahan muatan tetap.
- Yang disebut dengan konstruksi terlindung, ialah konstruksi yang
dilindungi dari perubahan udara yang besar, dari hujan dan matahari, sehingga tidak akan menjadi basah dan kadar lengasnya
tidak akan berubah–ubah banyak.
- Yang dimaksudkan muatan tetap ialah: muatan yang berlangsung
lebih dari 3 bulan dan beban bergerak yang bersifat tetap atau terus-menerus seperti berat sendiri, tekanan tanh, tekanan air,
barang-barang gudang, kendaraan diatas jembatan, dan sebagainya.
- Yang dimaksudkan dengan muatan tidak tetap ialah: muatan yang
berlangsung kurang dari 3 bulan dan muatan bergerak yang bersifat tidak tetap atau tidak terus-menerus, seperti berat orang yang
berkumpul , tekanan angin, dan sebagainya.
- Tegangan akibat perubahan suhu boleh diabaikan.
Untuk kayu bermutu B, angka-angka di atas di gandakan dengan faktor 0.75.
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
Pengaruh keadaan konstruksi dan sifat muatan terhadap tegangan yang diperkenankan diperhitungkan sebagai berikut:
a. Tegangan-tegangan diatas harus digandakan dengan:
- Faktor 23 untuk konstruksi yang selalu terendam air dan untuk
konstruksi yang tidak terlindung dan kemungkinan besar kadar lengas kayu akan selalu tinggi.
- Faktor 56 untuk konstruksi yang tidak terlindung tetapi kayu itu
dapat mongering dengan cepat. b.
Tegangan-tegangan diatas boleh digandakan dengan 54 untuk:
- Bagian-bagian konstruksi yang tegangannya diakibatkan oleh
muatan tetap dan muatan angin.
- Bagian-bagian konstruksi yang tegangannya diakibatkan oleh
muatan tetap dan tidak tetap. Dalam perhitungan perubahan bentuk elastis, maka modulus kekenyalan
kayu sejajar serat dapat diambil dari tabel 2.3 sebagai berikut: Kelas Kuat Kayu
E sejajar serat kgcm
2
I 125.000
II 100.000
III 80.000
IV 60.000
Sebagai bahan konstruksi, kayu juga memiliki keuntungan dan kerugian sebagai berikut:
- Kayu mempunyai kekuatan yang tinggi dan berat yang rendah,
mempunyai daya penahan tinggi terhadap pengaruh kimia dan
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
listrik, dapat mudah dikerjakan,adalah relatif murah, dapat mudah diganti, dan bisa didapat dalam waktu singkat.
- Kerugiannya antara lain ialah sifat kurang homogen dengan cacat-
cacat alam seperti arah serat yang berbentuk menampang, spiral dan diagonal, mata kayu, dan sebagainya. Beberapa kayu bersifat
kurang awet dalam keadaan-keadaaan tertentu. Kayu dapat memuai dan menyusut dengan perubahan-perubahan
kelembaban dan meskipun tetap elastis, pada pembebanan berjangka lama sesuatu balok, akan terdapat lendutan yang relative
besar. Sifat-sifat karakteristik ini memperlihatkan perbedaan-perbedaan
penting antara kayu dan bahan lain yang untuk analisa matematis dalam Ilmu Kekuatan biasanya diidealisir sebagai bahan yang
sempurna akan homogenitas dan elastisitasnya.
2.1.2 Sifat Bahan Baja
Sifat baja yang terpenting dalam penggunaannya sebagai bahan konstruksi adalah kekuatannya yang tinggi, dibandingkan dengan bahan lain
seperti kayu, dan sifat keliatannya, yaitu kemampuan untuk berdeformasi secara nyata baik dalam tegangan baik dalam regangan maupun dalam kompresi sebelum
kegagalan, serta sifat homogenitas yaitu keseragaman yang tinggi. Baja merupakan bahan campuran besi Fe, 1,7 zat arang atau
karbon C, 1,65 mangan Mn, 0,6 tembaga Cu, 0,6 Silikon Si. Baja dihasilkan dengan menghaluskan bijih besi dan logam besi tua bersama-sama
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
dengan bahan tambahan pencampur yang sesuai, dalam tungku temperature tinggi untuk menghasilkan massa-massa besi yang besar, selanjutnya dibersihkan untuk
menghilangkan kelebihan zat arang dan kotoran-kotoran lain. Berdasarkan persentase zat arang yang dikandung, baja dapat
dikategorikan sebagai berikut: 1.
Baja dengan persentase zat arang rendah low carbon steel yakni lebih kecil dari 0.15
2. Baja dengan persentase zat arang ringan mild carbon steel
yakni 0.15 – 0.29 3.
Baja dengan persentase zat arang sedang medium carbon steel yakni 0.30 – 0.59
4. Baja dengan persentase zat arang tinggi high carbon steel
yakni 0.60 – 1.7 Baja untuk bahan struktur termasuk ke dalam baja yang persentase zat
arang ringan mild carbon steel,semakin tinggi kadar zat arang yang terkandung di dalamnya, maka semakin tinggi nilai tegangan lelehnya. Sifat-sifat bahan
struktur yang paling penting dari baja adalah sebagai berikut: 1.
Modulus Elastisitas E berkisaran antara 193000 Mpa sampai 207000Mpa. Nilai untuk design lazimnya diambil 210000 Mpa.
2. Modulus geser G dihitung berdasarkan persamaan;
G = E21+μ Dimana: μ = angka perbandingan poisson
Dengan mengambil μ = 0.30 dan E = 210000 Mpa, akan memberikan G = 810000 Mpa
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
3. Koefisien ekspansi α , diperhitungkan sebesar:
α = 11.25 x 10
-6
per C
4. Berat jenis baja γ, berat jenis baja diambil 7.85 tm
3
Untuk mengetahui hubungan antara tegangan dan regangan pada baja dapat dilakukan dengan uji tarik di laboratorium. Sebagian besar percobaan atas
baja akan menghasilkan bentuk hubungan tegangan dan regangan seperti dalam gambar 2.1:
Gambar 2.1 Hubungan tegangan regangan untuk uji tarik pada baja lunak
Keterangan gambar:
σ = tegangan baja ε = regangan baja
A = titik proporsional A’= titik batas elastis
B = titik batas plastis M = titik runtuh
C = titik putus σ
ε
A A
B M
C
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa sampai titik A hubungan tegangan dengan regangan masih linier atau keadaan masih mengikuti hukum
Hooke. Kemiringan garis OA menyatakan besarnya modulus elastisitas E. Diagram regangan untuk baja lunak umumnya memiliki titik leleh atas upper
yield point, σ
yu
dan daerah leleh datar. Secara praktis, letak ttik leleh atas ini, A’ tidaklah terlalu berarti sehingga pengaruhnya sering diabaikan. Titik A’ sering
juga disebut titik batas elastis. Sampai batas ini bila gaya tarik dikerjakan pada batang maka batang tersebut akan berdeformasi. Selanjutnya bila gaya itu
dihilangkan maka batang akan kembali kebentuk semula. Dalam hal ini batang tidak mengalami deformasi permanen.
Bila beban yang bekerja bertambah, maka akan terjadi pertambahan regangan tanpa adanya pertambahan tegangan. Sifat pada daerah AB inilah yang
disebut sebagai keadaan plastis. Lokasi titik B, yaitu titik batas plastis tidaklah tetapi sebagai perkiraan dapat ditentukan yakni terletak pada regangan 0.014.
Daerah BC merupakan daerah strain hardening, dimana pertambahan regangan akan diikuti dengan sedikit pertambahan tegangan. Di samping itu,
hubungan tegangan dengan regangannya tidak lagi bersifat linier.Kemiringan garis setelah titik B ini didefenisikan sebagai Ez. Di titik M, yaitu regangan
berkisar antara 20 dari panjang batang, tegangannya mencapai nilai maksimum yang disebut sebagai tegangan tarik batas ultimate tensile strength. Akhirnmya
bila beban semakin bertambah besar lagi maka titik C batang akan putus. Tegangan leleh adalah tegangan yang terjadi pada saat baja mulai
meleleh. Dalam kenyataannya, sulit untuk menentukan besarnya tegangan leleh, sebab perubahan dari elastisitas menjadi plastis seringkali besarnya tidak tetap.
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
Sebagai standar menentukan besarnya tegangan leleh dihitung dengan menarik garis sejajar dengan sudut kemiringan elastisitasnya, dari regangan sebesar 0.2
Gambar 2.2
Dari titik regangannya 0.2 ditarik garis sejajar dengan garis OB sehingga memotong grafik tegangan regangan sehingga memotong sumbu tegangan.
Tegangan yang diperoleh ini disebut dengan tegangan leleh. Tegangan-tegangan leleh dari bermacam-macam baja bangunan diperlihatkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.4 Harga tegangan leleh
Macam baja Tegangan leleh
Kgcm
2
Mpa BJ 34
BJ 37 BJ 41
BJ 44 BJ 50
BJ 52 2100
2400 2500
2800 2900
3600 210
240 250
280 290
360
D
CD OB
B
C
σ
ε
Gambar 2.2 Penentuan tegangan leleh
0.002 0.004
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
Sifat fisik batang tulangan baja yang paling penting untuk digunakan dalam perhitungan perencanaan beton bertulang ialah tegangan luluh fy dan
modulus elastisitas Es. Baja memiliki beberapa kelebihan sebagai bahan konstruksi, diantaranya:
1. Nilai kesatuan yang tinggi per satuan berat
2. Keseragaman bahan dan komposit bahan yang tidak berubah terhadap
waktu 3.
Dengan sedikit perawatan akan didapat masa pakai yang tidak terbatas 4.
Daktilitas yang tinggi 5.
Mudah untuk diadakan pengembangan strukur Disamping itu baja juga mempunyai kekurangan dalam hal:
1. Biaya perawatan yang besar
2. Dibandingkan dengan kekuatannya kemampuan baja melawan tekuk
kecil 3.
Nilai kekuatannya akan berkurang, jika dibebani secara berulangperiodik, hal ini biasa disebut dengan lelahfatigue.
Dengan kemajuan teknologi, perlindungan terhadap karat dan kebakaran pada baja sudah ditemukan, hingga akibat buruk yang mungkin terjadi
bisa dikurangidihindari.
2.1.2.1 Baja Tulangan
Besi tulangan berfungsi sebagai penahan gaya tarik dan lentur akibat momen yang berkerja pada konstruksi beton. Agar dapat menjadi baja tulangan
dalam konstruksi, maka besi tersebut tidak boleh menunjukkan retak-retak,
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
bergelombang, lipatan dan lain-lain dalam jangka waktu mengerjakan pengangkutan, pembengkokan maupun pemotongan. Beton kuat terhadap tekan,
tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu, perlu tulangan untuk menahan gaya tarik untuk memikul beban-beban yang bekerja pada beton. Tulangan baja
tersebut perlu untuk beban-beban berat dalam hal untuk mengurangi lendutan jangka panjang. Dalam hal ini beton bertulang komposit yang mampu menahan
tarik maupun gaya tekan. Untuk mengikat tulangan besi di lapangan, dipakai kawat beton yang
elastis yang terbuat dari baja lunak dengan diameter minimal 1 mm. Baja tulangan di dalam berkas tidak boleh mempunyai diameter minimal selisihnya satu sama
lain 3 mm pada setiap penampang dan harus diikat erat dengan kawat beton dengan jarak pengikatan tidak lebih dari 24 kali diameter pengenal batang
terkecil. Dalam pemasangan tulangan harus memenuhi persyaratan-persyaratan
sesuai dengan peraturan yang dipergunakan, diantaranya tentang pembengkokan tulangan, pemutusan, jarak antar tulangan, selimut, panjang penyaluran, dan
sebagainya. Pada penyambungan tulangan-tulangan baja dibedakan atas penyambungan pada tulangan baja dengan profil polos dan baja dengan profil
ulir. Untuk sambungan baja polos, sambungan lewatan harus lebih besar sama dengan 40 kali diameter baja dengan pembengkokan tulangan sepanjang 5 kali
diameter atau 4-5 cm. Untuk sambungan baja profil ulir, sambungan lewatan harus lebih besar sama dengan 40 kali diameter baja tulangan tanpa adanya
pembengkokan pada ujung-ujung tulangan yang terputus. Baja tulangan harus dipasang dengan seksama pada tempat yang telah ditentukan, diikat dengan kuat
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
dan tetap dipertahankan ditempatnya dengan menggunakan kait-kait, sengkang, ganjal atau penahan, kawat pengikat dan alat-alat lainnya selama dilaksanakan
pengecoran beton. Selimut beton atau penutup adalah jarak minimum antara sisi luar dari
tulangan termasuk sengkang, kawat pengikat dan tulangan spiral dan permukaan permanen terdekat dari beton. Dari elemen-elemen beton yang teratur, selimut
beton tidak boleh kurang dari 40 mm untuk kolom, 25 mm untuk balok dan 20 mm untuk tembok pelat, apabila elemen-elemen beton tersebut terpasang di
tempat-tempat terbuka, dan harus ditambahkan dengan 35 – 40 mm untuk komponen-komponen utama, atau 45 mm untuk tembok dan pelat lantai jika tanah
dipergunakan sebagai acuannya. Setiap jenis baja tulangan yang dihasilkan oleh pabrik pada umumnya
setiap pabrik mempunyai standar mutu dan jenis baja, sesuai dengan yang berlaku di negara yang bersangkutan. Namun demikian, pada umumnya baja tulangan
yang terdapat di pasaran Indonesia dapat dibagi dalam mutu-mutu yang tercantum dalam daftar berikut:
Mutu Sebutan
Tegangan ulur karakterstik σau atau tegangan karakteristik yang
memberikan regangan tetap 0.2 σ0.2 dalam kgcm
2
U – 22 U – 24
U – 32 U – 39
U – 48 Baja Lunak
Baja Lunak Baja Sedang
Baja Keras Baja Keras
2.200 2.400
3.200 3.900
4.800
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
Yang dimaksud dengan tegangan ulur karakteristik dan tegangan karakteristik yang memberikan regangan tetap 0.2 adalah tegangan yang
bersangkutan, dimana dari sejumlah besar hasil pemeriksaan, kemungkinan adanyan tegangan yang kurang dari tegangan tersebut terbatas sampai 58 saja.
Tegangan ulur minimum dan tegangan minimum yang memberikan regangan tetap 0.2 yang dijamin oleh pabrik pembuatannya dengan sertifikat,
dapat dianggap sebagai tegangan karakteristik bersangkutan.
2.1.3 Sifat Bahan Beton
Beton dapat dipakai dengan mencampurkan bahan-bahan agregat halus dan kasar yaitu pasir, batu, batu pecah, atau bahan semacam lainnya, dengan
menambahkan secukupnya bahan perekat semen, dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan dan perawatan beton
berlangsung. Semen berfungsi sebagai pengikat, agregat sebagai bahan pengisi, serta air sebagai bahan penyatu bahan-bahan tersebut.
Semen Portland adalah suatu bahan konstruksi yang paling banyak dipakai serta merupakan jenis semen hidrolik yang penting. Semen Portland
dipergunakan dalam semua jenis struktural seperti tembok, lantai, jembatan, terowongan dan sebagian yang diperkuat dengan tulangan atau tanpa tulangan.
Menurut SNI 15-2049-1994, 1994, Semen Portland diklasifikasikan dalam lima jenis, yaitu :
1. Jenis I : Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lain,
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
2. Jenis II : Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat atau kalori hidrasi sedang,
3. Jenis III : Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi,
4.Jenis IV: Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kalori hidrasi rendah, dan
5. Jenis V : Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat .
Kekuatan beton tergantung dari banyak faktor, seperti:
- Proporsi campuran
- Kondisi temperatur dan kelembaban dari tempat dimana campuran
ditempatkan dan mengeras
- Jumlah air yang relatif terhadap semen serta cara pengolahannya.
Faktor air semen fas sangat mempengaruhi kekuatan beton, fas merupakan perbandingan antara berat air dengan semen dalam adukan beton.
Secara umum diketahui bahwa semakin tinggi nilai fas, semakin rendah mutu kekuatan beton. Namun fas yang semakin rendah tidak selalu berarti bahwa
kekuatan beton semakin tinggi. Nilai fas yang rendah akan menyebabkan kesulitan dalam pelaksanaan pemadatan yang pada akhirnya akan menyebabkan
mutu beton menurun. Umumnya nilai fas minimum yang diberikan sekitar 0,4 dan maksimum 0,65. Rata–rata ketebalan lapisan yang memisahkan antara partikel
dalam beton sangat bergantung pada faktor air semen yang digunakan dan kehalusan butir semennya.
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
Gambar 2.3 Grafik Faktor Air Semen
Di bawah ini ditunjukkan nilai faktor air semen yang ditetapkan menurut PBBI tahun 1971
Tabel 2.5
Jumlah semen Minimum per m
3
Beton kg Nilai Faktor Air
Semen Maksimun Beton di dalam ruang bangunan:
a Keadaan keliling korosif
b Keadaan keliling korosif disebabkan
oleh kondensasi atau uap-uap korosif Beton di luar ruang bangunan:
a Tidak terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung b
Terlindung dari hujan dan terik matahari langsung
Beton yang masuk ke dalam tanah: a
Mengalami keadaan basah kering berganti-ganti
b Mendapat pengaruh sulfat alkali dari
tanah atau air tanah Beton yang kontinu berhubungan dengan air:
a Air tawar
b Air laut
275 325
325 275
325 375
275 375
0.60 0.52
0.6 0.6
0.55 0.52
0.57 0.52
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
Air untuk pembuatan campuran beton tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organik atau bahan-bahan lain yang
dapat merusak beton. Untuk itu apabila ada keraguan mengenai air, maka harus diadakan pemeriksaan zat-zat yang terkandung air tersebut. Adapun pH air yang
diperkenankan adalah berkisar antara 6.8 -7.2 ,demikian pH air yang harus bersifat netral agar tidak merusak tulangan pada beton.
Jumlah air yang dipakai dalam campuran beton, harus disesuaikan dengan proporsi campuran beton tersebut. Akibat air yang terlalu banyak akan
menyebabkan beton keenceran dan akan merembesnya air pada cetakan beton bleeding dan setelah mengeras akan timbul retak-retak. Hal ini disebabkan
karena fungsi air untuk memberikan reaksi terhadap semen. Dan apabila kekurangan air akan menyebabkan beton rapuh karena banyaknya lubang-lubang
udara atau rongga-rongga udara pada campuran beton tersebut karena campuran tidak homogen.
Kekentalan adukan beton dapat diperiksa dengan pengujian slump untuk mencegah adukan beton yang terlalu kental atau encer. Pengujian ini
menggunakan kerucut terpancung kerucut Abrams dengan diameter atas 10 cm, diameter bawah 20 cm dan dengan tinggi 30 cm. Adukan yang telah selesai
diaduk sebagian sebagai sample dan dimasukkan ke kerucut Abrams dengan mengikuti kriteria aturan yang ada.
Nilai slump yang didapat harus sesuai dengan perencanaan mutu beton yang diinginkan dimana nilainya telah ditetapkan dalam daftar seperti pada tabel
2.6 dibawah ini.
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
Tabel 2.6 Nilai – nilai Slump
Uraian Nilai slump maksimum Nilai slump
minimum
- dinding, plat pondasi dan
pondasi telapak bertulang
- pondasi telapak tidak
bertulang, konstruksi di bawah tanah, kaison
- plat, balok, kolom,
dinding
- pengerasan jalan
- pembetonan masal
12.5
9.0
15.0
7.5 7.5
5.0
2.5
7.5
5.0 2.5
Kekuatan tekan beton ditentukan oleh pengaturan perbandingan semen, agregat kasar dan halus, air dan berbagai jenis bahan campur. Kekuatan
beton cukup tinggi, dengan pengolahan khusus dapat mencapai 700 kgcm
2
. Kuat tekan beton relatif tinggi dibanding dengan kuat tariknya, yaitu kuat tarik beton
antara 9 – 15 kuat tekannya. Selain itu, beton merupakan bahanyang bersifat getas .
Berbeda dengan baja, maka modulus elastisitas beton adalah berubah- ubah menurut kekuatan. Modulus elastisitas juga tergantung kepada umur beton,
sifat-sifat dari agregat dan semen, kecepatan pembebanan, jenis dan ukuran dari benda uji. Selanjutnya, karena beton memperlihatkan deformasi yang tetap
permanent sekalipun dengan bahan yang kecil, maka dikenal beberapa macam definisi untuk modulus elastisitas.
Untuk penetapan modulus elastisitas beton, penerapannya digunakan rumus – rumus empiris yang menyertakan besaran berat
disamping kuat tekan beton. SK SNI T – 15 – 1991 – 03 memberikan nilai
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
modulus elastisitas beton tersebut, yaitu untuk beton ringan dan beton normal Istimawan, 1994.
Gambar 2.4 menunjukkan suatu hubungan tegangan regangan khusus untuk beton, diperlihatkan modulus awal, modulus tangent dan modulus secan.
Beton untuk konstruksi beton –bertulang dibagi dalam mutu-mutu dan kelas-kelas sebagai berikut:
Tabel 2.7
Kelas dan mutu beton menurut PBI 1971:
Kelas Mutu
σbk kgcm
2
σ’bm dgn s = 46
kgcm
2
tujuan Pengawasan
terhadap mutu
agregat kekuatan
tekan I
Bo -
- non
strukturil ringan
tanpa II
B1 K125
K175 K225
125 175
225 200
250 300
strukturil strukturil
strukturil
struklturil sedang
ketat ketat
ketat tanpa
continue continue
continue
III K225 225
300 strukturil
ketat continue
ε σ
Tegangan Awal
Tan-1 Et modulus tangent Tan-1 modulus secan
Gambar 2.4 Kurva tegangan regangan untuk beton dalam tekan
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
Sebagai bahan konstruksi beton juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan beton sebagai bahan konstruksi adalah:
- kekuatan lawan tekan yang tinggi
- dampak terhadap iklim kecil tidak membutuhkan perawatan yang
khusus dapat dibentuk sesuai dengan perencanaan yang diinginkan. Kekurangannya antara lain:
- kekuatan terhadap tarik yang relative rendah
- relative mahal dalam hal pengadaan
- daya tahan terhadap api rendah
2.1.4 Sifat Bahan Komposit.
Bahan konstruksi yang dimaksud dalam tulisan ini adalah balok komposit kayu dengan beton. Komponen struktur komposit adalah gabungan dua
macam atau lebih bahan bangunan yang sama atau berbeda, yang mampu beraksi terhadap beban kerja secara satu kesatuan, sehingga kelebihan sifat masing–
masing bahan yang membentuk komponen struktur komposit tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal. Komponen struktur lantai komposit kayu–beton
adalah komposit yang terbentuk dari bahan kayu dan beton bertulang, yang digabungkan menjadi satu kesatuan dengan perantara alat sambung geser,
sehingga mampu bereaksi terhadap beban kerja sebagai satu kesatuan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menghemat penggunaan
bahan bangunan, yaitu dengan cara menggabungkan kayu dan beton dalam satu kesatuan struktur komposit. Untuk tujuan ini, diperlukan alat sambung geser
dengan memanfaatkan kelebihan sifat mekanik masing–masing bahan secara
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
maksimal, akan didapat struktur gabungan yang lebih kuat dibandingkan dengan masing–masing bahan penyusunnya. Lantai komposit kayu – beton dapat juga
dimanfaatkan untuk bangunan sederhana seperti rumah tinggal, rumah susun, kantor, gedung sekolah, dan lain–lain. Lapis beton merupakan sayap flens pada
struktur komposit tersebut, berfungsi sebagai bagian yang menahan gaya desak, sedangkan kayu merupakan bagian badan yang dimanfaatkan untuk menahan gaya
tarik. Kedua bahan tersebut merupakan satu kesatuan struktur komposit yang kaku. Kekakuan dan kelakuan struktur dinyatakan dalam hubungan antara beban
dan lendutan yang terjadi. Angka kekakuan EI penampang komposit banyak ditentukan oleh faktor mutu bahan pembentuk komposit, kuat tekan beton serta
modulus elastisitas kayu dan beton. Nilai modulus elastisitas beton mendekati sama dengan nilai modulus elastisitas kayu. Modular rasio n menyatakan
perbandingan antara modulus elastisitas keduanya tergantung dari konfugarisi penampang lantai komposit, khususnya suatu lajur balok T komposit yang
ditinjau. Apabila kita perbandingkan dengan beton, pelaksanaan dengan
menggunakan balok-balok komposit mempunyai beberapa keuntungan disamping kerugian – kerugian tertentu:
Kerugian-kerugian: a.
Untuk bentang yang panjang harga jembatan menjadi sangat mahal, jadi tidak ekonomis.
b. Diperlukan pemeliharaan maintenance yang periodik dimana kekuatan kayu
akan berkurang, sejalan dengan lebih membasahnya keadaanpengaruh pergantian cuaca.
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
c. Diperlukan pengawasan dan ketelitian yang tinggi dalam hal pekerjaan
sambungan, pengecatan,dll. Keuntungan-keuntungan:
a. Sesuai dengan bentang-bentang pendek, untuk gelagar sederhana
b. Berat konstruksi menjadi ringan.
c. Waktu pelaksanaan lebih cepat dan cara pelaksanaannya lebih mudah.
2. 2 Penghubung Geser Shear Connector
Penghubung geser adalah alat sambung mekanik yang berfungsi memikul beban geser yang timbul pada bidang kontak kedua material tersebut,
sehingga pada keadaan komposit kedua material bekerja sama sebagai satu kesatuan.
Alat penghubung geser yang kita kenal ada bermacam-macam diantaranya terdiri dari paku, baut dan pasak. Dalam hal kekuatan sambungan
tidak dibedakan apakah itu sambungan desak atau sambungan tarik, yang menetukan kekuatan sambungan bukan kekuatan–kekuatan tarik dan geser
melainkan kuat desak pada lubang serta kekuatan alat penghubung geser tersebut. Biasanya dalam analisis tegangan–tegangan dalam arah sambungan maupun pada
penampang penghubung geser dianggap rata. Beton dan kayu merupakan dua bahan bangunan yang berbeda sifat
mekanis dan fisiknya. Beton merupakan bahan konstruksi anorganis material yang kuat menahan gaya desak tetapi lemah terhadap gaya tarik, sedangkan kayu
merupakan organis material yang peka terhadap lembab atau kadar air yang dikandungnya, dan mempunyai kuat tarik dan tekan yang hampir sama.
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
Bila dua bahan tersebut yakni beton dan kayu disatukan dengan cara tertentu, yaitu dengan menggunakan penghubung geser yang sesuai, maka
keduanya akan menyatu dan mampu bereaksi sebagai komponen struktur komposit. Agar aksi komposit dapat tercipta dengan sempurna, maka pada bidang
kontak antara kedua bahan tersebut tidak boleh terjadi geser dan atau pemisahan. Pada dasarnya alat penghubung geser ditempatkan menurut gaya geser
yang bekerja, dengan demikian pada daerah yang gesernya besar akan memiliki alat penghubung geser yang lebih banyak dibandingkan daerah lainnya.
Gambar 2.5 Hubungan antara beban, geser dan diagram momen Untuk menghitung jumlah kebutuhan penghubung geser, dapat dijelaskan sebagai
berikut pada gambar berikut:
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
Gambar 2.6. a Pembebanan struktur. b Diagram gaya lintang balok.
Gambar 2.6 b memperlihatkan diagram gaya lintang SFD balok yang dibebani dengan beban – beban terpusat seperti terlihat pada Gambar 2.6 a.
Tegangan geser yang terjadi pada balok lentur komposit, dihitung dengan :
τ =
bw I
S D
. .
dengan D, S, I dan bw berturut – turut menyatakan gaya lintang balok, statis momen yang ditinjau, momen inersia dan lebar balok.
Gambar 2.7. a Distribusi tegangan geser balok untuk ½ bentang. b Nilai gaya geser pada zone 1 dan zone 2.
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
Distribusi tegangan geser balok yang memikul beban seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.6 a, disajikan pada Gambar 2.7 untuk ½ bentang.
Gaya geser tiap zone V, merupakan volume tiap zone seperti ditunjukkan pada Gambar 2.7 b, sehingga :
V
i
= τi. Li. bw
dengan L
i
adalah panjang zone 1, τi adalah tegangan geser zone 1 dan b
w
adalah lebar badan balok.
Dari Gambar 2.7 tampak bahwa besar tegangan geser ataupun gaya geser nilainya sama sepanjang L
1
dan L
2
. Apabila jumlah beban terpusat semakin bertambah sepanjang bentang, maka nilai tegangan geser ataupun gaya geser
mengarah kebentuk garis lurus sepanjang bentang. Dari tumpuan ke arah pertengahan bentang, tegangan dan gaya geser nilainya semakin kecil, sehingga
jumlah penghubung geser yang dibutuhkan juga semakin kecil.
2.3 Analisa Balok Komposit Beton dan Kayu
Komposit struktur lantai komposit dapat di asumsikan sebagai deretan balok T, dengan gaya tarik ditahan oleh kayu, gaya tekan ditahan oleh pelat beton
dan gaya geser pada bidang kampuh kayu-beton ditahan oleh sejumlah konektor geser, yang dimensi, jenis dan jumlahnya ditentukan sesuai dengan nilai gaya
geser yang bekerja pada bidang kontak. Akibat adanya pembebanan tetap yang dialami balok komposit, mak
balok akan menahan lentur yang disebabkan momen lentur. Lentur balok merupakan akibat dari adanya regangan yang timbul akibat beban luar. Apabila
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
pembebanan bertambah, maka balok terjadi deformasi dan regangan tambahan yang dapat mengakibatkan timbulnya retak lentur di sepanjang bentang balok.
Dalam hal ini termasuk kekuatan plat beton dan kapasitas interaksi alat penghubung geser yang menghubungkan kayu dengan plat beton.
Komponen strukt ur lantai komposit diperhitungkan sebagai lantai satu arah Struktur Lantai Komposit Kayu-Beton.
Tipe Balok T diperlihatkan pada Gambar 3.2. berikut :
Gambar 2.8 Penampang Lantai Komposit Kayu-Beton Tipe Balok T
Penampang komposit beton–kayu diperlihatkan pada Gambar 3.2 seperti diatas, b
E
merupakan lebar efektif, h adalah tinggi total penamapng, t tebal beton, h
w
tinggi kayu dan b
w
adalah lebar kayu
2.3.1 Lebar Efektif
Menurut SK SNI T-15-1991-03 memberikan pembatasan lebar sayap efektif untuk balok T dan diambil nilai terkecil dari :
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
1 b
E
≤L4
2 b
E
≤ bo
3 b
E
≤b
w
+ 16t dengan L adalah panjang bentang, b
o
adalah jarak pusat ke pusat antar balok, b
w
merupakan lebar kayu dan t adalah tinggi sayap beton, apabila tidak diketahui jarak antar balok b
o
, maka yang adalah dipakai persamaan 1 dan 3.
2.3.2 Rasio Modular n dan Lebar Eqivalen b
eq
Rasio modular n adalah nilai rasio antara modulus elastisitas kayu dengan modulus elastisitas beton. Menghitung lebar eqivalen dengan cara
membagikan lebar efektif dengan menggunakan rasio modular n, sehingga
:
n =
Ec Ew
….. ………………….. pers.1 dengan E
c
modulus elastisitas beton dan E
w
modulus elastisitas kayu. Persamaan 1 merupakan persamaan tahap elastis.
Lebar eqivalen b
eq
dari bahan beton menjadi bahan kayu, didapat dengan membagikan lebar efektifnya dengan persamaan 1 diatas,sehingga :
b
eq
=
n beff
....................................... pers.2 bahan dianggap homogen sehingga dapat langsung dihitung statis momengaris
netral dan inersia tampang.
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
2.3.3 Garis Netral Tampang Balok
Garis netral tampang balok dapat dicari dengan cara menghitung statis momen tampang lihat gambar 2.9
Gambar 2.9 Garis netral tampang
Statis Momen apabila dihitung dari serat tepi terbawah:
Yb = hw
bw hw
hw bw
. 2
1 .
Ya = h – Yb
Zb =
tb beq
hw bw
tb h
tb beq
h hw
bw .
. 2
1 .
2 1
. +
+
+
Za = h – Zb Persamaan tersebut menunjukkan letak garis netral tampang diukur dari serat tepi
terbawah. Dengan mengetahui letak garis netral ini, maka dapat dihitung inersia penampang
komposit I , maka :
Ixc =112.bw.tw
3
+ beq.tbh-12tb-Zb
2
+bw.hwZb-Yb
2
+112.tb
3
.beq
h Ya
Yb beff
Za Zb
b
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
2.4. Peraturan Pembebanan Jembatan