Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
jembatan jalan raya telah dikemas dalam Standar Pembebanan Untuk Jembatan R-SNI T- 02- 2005.
1.2 Latar Belakang dan Permasalahan
Menempatkan jembatan, pertama-tama harus diingat tentang keamanan lalu lintas karena jembatan yang dibikin untuk keperluan lalu lintas dan
bukan asal ada jembatan saja. Biasanya penggunaan jembatan dari kayu ini banyak terdapat didaerah pedesaan karena lalu lintasnya yang masih sedikit
terutama bagi yang memiliki kendaraan, dalam laporan ini penulis ingin menganalisa jembatan komposit gelagar kayu lantai beton agar kita dapat
memprediksi cara struktur menahan beban dengan membahas gaya-gaya yang alami yang bekerja pada strukur tersebut.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah agar kita mengetahui bagaimana menganalisa atau mendesain suatu struktur jembatan komposit
dengan gelagar kayu lantai beton oleh karena itu kita harus dapat memastikan suatu tingkat keamanan agar tidak terjadi kegagalan dalam struktur.
1.4 Pembatasan Masalah
Pada bagian pendahuluan secara umum telah disinggung jenis jembatan yang akan dibahas. Tetapi mengingat parameter-parameter yang
harus diperhitungkan sehingga diperlukan beberapa batasan sebagai berikut:
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
1. Konstruksi jembatan ditumpu diatas dua perletakan dengan panjang bentang
dan gelagar jembatan berupa bahan kayu yang akan mendukung semua beban yang bekerja.
2. Lantai kendaraan terbuat dari beton.
3. Jenis kayu yang dipakai untuk gelagar adalah kayu damar laut, dimana
termasuk dalam kayu kelas I menurut PKKI 1961 yang memiliki berat jenis 0.96 grcm
3
;σ
lt
=150kgcm
2
;σ
tk
=130 kgcm
2
;σ
tk
= 40 kgcm
2
;τ=20 kgcm
2
. 4.
Penghubung GeserShear Connector dengan menggunakan bautpaku. 5.
Adapun beban-beban yang bekerjamuatan yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku adalah:
- Beban Primer:
1. Beban mati
Dalam menentukan besarnya beban mati tersebut, harus digunakan berat isi untuk bahan- bahan bangunan tersebut,antara lain:
• Beton bertulang …………………… 2,50 tm
3
• Kayu ……………………………….. 1,00 tm
3
2. Beban hidup
Beban hidup pada jembatan dinyatakan dalam dua macam, yaitu : - beban “D” atau beban jalur adalah susunan beban pada setiap jalur lalu
lintas yang terdiri dari beban terbagi rata sebesar “q” ton per meter panjang perjalur dan beban garis “P” ton per jalur lalu lintas tersebut.
- Beban “T” yang merupakan beban terpusat untuk lantai kendaraan. - Beban pada trotoir, kerb dan sandaran .
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
• Konstruksi trotoir harus diperhitungkan terhadap beban hidup sebesar
500 kgm
2
• Kerb yang terdapat pada tepi-tepi lantai kendaraan harus diperhitungkan
untuk dapat menahan satu beban horizontal ke arah melintang jembatan sebesar 500 kgm’ yang bekerja pada puncak kerb yang bersangkutan
pada tinggi 25 cm diatas permukaan lantai kendaraan apabila kerb yang bersangkutan lebih tinggi 25 cm,
• Tiang-tiang sandaran pada tepi trotoir harus diperhitungkan untuk dapat
menahan beban horizontal sebesar 100kgm’, yang bekerja pada tinggi 90 cm diatas lantai trotoir.
3. Beban kejut
Untuk memperhitungkan pengaruh-pengaruh getaran-getaran dan pengaruh-pengaruh dinamis lainnya, tegangan-tegangan akibat beban garis
“P” harus dikalikan dengan koefisien kejut yang akan memberikan hasil maksimum, sedangkan beban merata”q”dan beban “T” tidak dikalikan
dengan koefisien kejut. - Beban Sekunder, terdiri dari : beban angin, gaya akibat perbedaan suhu
karena adanya perubahan bentuk akibat perbedaan suhu antara bagian- bagian jembatan, gaya rem, gaya akibat gempa.
- Beban khusus, terdiri dari gaya sentrifugal, gaya dan beban selama pelaksanaan.
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai Beton, 2010
1.5 Metodologi