Sohibun, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3.4. Alur Penelitian
Secara garis besar bagan alur penelitian ini diperlihatkan pada gambar berikut ini:
Observasi Keterlaksanaan
Studi Pendahuluan
Uji Coba, Tes Awal
Model
Pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis Lab Mini
Pembelajaran Konvensional
Tes Akhir Posttest
Angket Tanggapan siswa
Pengolahan dan Analisis Data
Temuan
Penyusunan Instrumen 1. Tes awal pre test
2. Tes hasil belajar posttest 3. Angket sikap ilmiah
Studi Literatur: inkuiri terbimbing Berbasis Lab Mini, sikap ilmiah dan hasil belajar kognitif
Penyusunan Rencana Pembelajaran
inkuiri
terbimbing Berbasis Lab
Mini Perumusan Masalah
Kesimpulan
Kelompok Eksperimen
Kelompok kontrol
Sohibun, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3.5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis, angket untuk sikap ilmiah dan angket tanggapan siswa tentang pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis laboratorium mini. 3.5.1. Tes Tertulis
Tes tertulis digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar kognitif siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan model pembelajaran
inkuiri terbimbing berbasis laboratorium mini pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Instrumen untuk tes tertulis ini
berbentuk tes objektif pilihan ganda mengenai cahaya dan cermin. Instrumen tes yang digunakan pada saat tes awal dan tes akhir merupakan instrumen tes yang
sama. 3.5.3. Angket sikap ilmiah
Instrumen sikap ilmiah bertujuan untuk mengetahui sikap ilmiah siswa dengan indikator yang akan diukur adalah:
Tabel 3.2. Indikator sikap ilmiah Indikator
Sub indikator Nomor Item
Jumlah item
Positif Negatif
1. Rasa ingin tahu a. memimiliki minat
ilmiah 1
2 2
b. menanyakan informasi 3
4 2
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Sohibun, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
yang ditemukan
2. Sikap skeptis a. tidak percaya begitu
saja 5
6 2
b. percaya dengan hubungan sebab
akibat 7
8 2
3. Pandangan yang luas dan terbuka
a. menerima pandangan orang lain
9 10
2 b. saling berbagi
informasi dan pengetahuan
11 12
2
4. Objektivitas a. menyampaikan sesuai
temuan 13
14 2
b. bersikap apa adanya 15
16 2
5. Kemauan berverifikasi
a. berfikir kritis 17
18 2
b. teliti dalam bertindak 19
20 2
6. sikap positif terhadap
kegagalan a. tidak mudah menyerah
21 22
2 b.menyelidiki penyebab
kegagalan 23
24 2
Jumlah 12
12 24
Dengan contoh angket sebagai berikut: Skala sikap ini digunakan untuk mengetahui dan membuat gambaran
kecendurungan sikap ilmiah anda. Pada tabel dibawah anda diminta menyatakan pendapat anda sendiri mengenai setiap pernyataan sikap ilmiah dengan option
sebagai berikut: Sangat Setuju
SS Setuju
S Tidak Setuju
TS Sangat Tidak Setuju
STS Untuk menjawab Anda hanya memberikan tanda silang X pada tabel
dibawah ini pada kolom yang sesuai dengan pendapat anda. Isilah tabel dibawah
Sohibun, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
ini dengan sungguh dan sesuai dengan apa yang anda rasakan bukan apa yang
seharusnya.
Tabel 3.3 Angket sikap ilmiah No
Pernyataan SS
S TS STS
1. Setiap ada berita di media elektronik maupun media
cetak yang membahas tentang fenomena cahaya saya langsung mengikutinya dengan baik karena
dapat menambah pengetahuan saya
2. Saya lebih senang menonton film dan animasi
daripada berita atau kajian ilmiah yang kadang kadang sukar dimengerti
3. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan cahaya
dan cermin saya akan mencari jawabannya sendiri setelah itu baru mengkomunikasikan dengan teman
dan guru
4. Fenomena fisika seperti cahaya dan cermin yang
menimbulkan Pertanyaan yang sering muncul baik pada saat belajar maupun di media yang saya lihat
selalu terlupakan
Hasil pengukuran berupa skor atau angka. Untuk menafsirkan hasil pengukuran diperlukan suatu kriteria. Kriteria yang digunakan tergantung pada
skala dan jumlah butir pertanyaanpernyataan yang digunakan. Misalkan digunakan skala Likert yang berisi 5 butir pertanyaanpernyataan dengan 4
empat pilihan untuk mengukur sikap peserta didik. Skor untuk butir pertanyaanpernyataan yang sifatnya positif:
Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju.
Sohibun, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
4 3 2
1 Sebaliknya untuk pertanyaanpernyataan yang bersifat negatif
Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju.
1 2 3
4 Skor tertinggi untuk instrumen tersebut adalah 5 butir x 4 = 20, dan skor
terendah 5 butir x 1 = 5. Skor ini dikualifikasikan misalnya menjadi empat kategori sikap atau minat, yaitu sangat tinggi sangat baik, tinggi baik, rendah
kurang, dan sangat rendah sangat kurang. Berdasarkan kategori ini dapat ditentukan minat atau sikap peserta didik. Selanjutnya dapat dicari sikap dan
minat kelas terhadap mata pelajaran tertentu. Kategorisasi sikap ilmiah peserta didik untuk 5 butir pernyataan, dengan
rentang skor 5 – 20.
Tabel 3.3. Teknik penskoran No. Skor peserta didik
Kategori Sikap atau Minat
1. Lebih besar dari 35
Sangat tinggiSangat baik 2.
28 sampai 35 TinggiBaik
3. 20 sampai 27
RendahKurang 4.
Kurang dari 20 Sangat rendahSangat kurang
Keterangan Tabel : Skor batas bawah kategori sangat tinggi atau sangat baik adalah: 0,80 x 20
= 16, dan batas atasnya 20.
Sohibun, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Skor batas bawah pada kategori tinggi atau baik adalah: 0,70 x 20 = 14, dan skor batas atasnya adalah 15.
Skor batas bawah pada kategori rendah atau kurang adalah: 0,50 x 20 = 10, dan skor batas atasnya adalah 14.
Skor yang tergolong pada kategori sangat rendah atau sangat kurang adalah kurang dari 14.
3.5.4. Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Angket tanggapan yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai suatu
objek tanggapan yang dapat diberikan dalam bentuk skala rating atau daftar cek. Dalam penelitian ini digunakan angket tertutup artinya jawaban dari setiap
pernyataan sudah disiapkan sehingga responden tinggal memilih. Pertanyaan dalam angket meliputi pertanyaan yang terdiri dari aspek tanggapan siswa
terhadap pembelajaran setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis laboratorium mini. Dalam
pengukuran tanggapan dikenal beberapa jenis skala metode summated ratings Skala Likert. Ada dua jenis pertanyaan dalam skala Likert yaitu pertanyaan
positif dan pertanyaan negatif. Skala Likert dikatagorikan dengan skala Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS.
Untuk memperoleh data hasil tes yang dipercaya, diperlukan tes yang mempunyai validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda yang dapat
Sohibun, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, pembuatan instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menyusun Kisi-Kisi Tes
Pembuatan kisi-kisi tes berdasarkan Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan KTSP mata pelajaran Fisika SMP kelas VIII mengenai konsep
cahaya dan cermin untuk menentukan konsep yang diukur yang sesuai dengan indikator pembelajaran.
b. Menentukan Validitas Butir Soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang hendak diukur Arikunto, 2011. Validitas instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif pada penelitian ini adalah
validitas isi dengan cara di judgement timbangan kelompok ahli. Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan
suatu butir soal terhadap skor total. Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada
pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal akan memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang
besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi, sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus
korelasi.
Sohibun, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment Pearson Arikunto, 2011.
∑ ∑ ∑ √ ∑
∑ ∑
∑
…………............7
Keterangan: = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan. X = Skor item
Y = Skor total N = Jumlah perserta tes
Interpretasi untuk besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut: Arikunto, 2011.
Tabel 3.4 Kategori Validitas Butir Soal
Batasan Kategori
Sangat Tinggi sangat baik Tinggi baik
Cukup sedang Rendah kurang
Sangat Rendah sangat kurang
Kemudian untuk mengetahui signifikansi korelasi dilakukan uji-t dengan rumus berikut: Sudjana, 2010
√
Sohibun, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Keterangan: t = Daya pembeda dan uji t
N = Jumlah subjek = Koefisien korelasi
c. Melakukan Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba
1. Reliabilitas
Menurut Arikunto 2011, reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabilitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah reliabilitas internal.
Reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan Arikunto, 2011. Data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan
menggunakan rumus KR-20 Kuder Richardson: r =
2
1 1
s pq
k k
…………………………………9
dimana: r = Koefisien reliabilitas secara keseluruhan. k = jumlah pokok uji dalam instrumen.
p = proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar. q = proporsi banyaknya subyek yang menjawab salah.
s
2
= variansi total.
Tabel 3.5 Klasifikasi Analisis Reliabilitas Tes Nilai r
Interpretasi
Sohibun, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
0 r 0,2 Sangat rendah
0,2 ≤ r 0,4 Rendah
0,4 ≤ r 0,6 Cukup
0,6 ≤ r 0,8 Tinggi
0,8 ≤ r ≤ 1 Sangat tinggi
Hasil perhitungan reliabilitas yang diperoleh ditafsirkan berdasarkan kriteria reliabilitas Tabel 3.7.
2. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Indeks kesukaran diberi simbol P proporsi yang dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut; Arikunto, 2011
N B
P
............................................................................10 keterangan:
P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
N = Jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi untuk indeks kesukaran adalah sebagai berikut; Arikunto, 2011
Tabel 3.5. Kategori tingkat Kesukaran Batasan
Kategori
P 0,30 soal sukar
0,30 ≤ P 0,70 soal sedang
0,70 ≤ P 1,00 soal mudah
3. Daya Pembeda
Sohibun, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Daya pembeda suatu butir menyatakan seberapa jauh kemampuan butir tersebut mampu membedakan antara kelompok siswa pandai dengan kelompok
siswa lemah. Daya pembeda butir tes dihitung dengan rumus:
D =
R R
T T
N n
N n
………………………………………………………..11
Keterangan: D = indeks daya pembeda.
n
T
= jumlah siswa dari kelompok tinggi yang menjawab benar. n
R
= jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar. N
T
= jumlah siswa kelompok tinggi. N
R
= jumlah siswa kelompok rendah. Kriteria yang digunakan untuk menentukan indeks daya pembeda adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.6. Tafsiran Indeks Daya Pembeda Daya Pembeda
Kriteria
-1,00 DP 0,00 0,00 DP
0,20 0,20 DP
0,40 0,40 DP
0,70 0,70 DP
1,00 jelek sekali
jelek cukup
baik baik sekali
Tabel 3.7. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Tertulis Kognitif
Nomor Soal
Daya Pembeda Tingkat
Kesukaran Reliabilitas
Keterangan ID
Kategori P
Kategori Nilai
Kriteria
Sohibun, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1 0.4
cukup 0.2
Sukar
0,78 Tinggi
Dipakai 2
0.4 Cukup
0.4 Sedang
Dipakai 3
0.4 Cukup
0.8 Mudah
Dipakai 4
0.6 Baik
0.6 Sedang
Dipakai 5
0.4 Baik
0.7 Mudah
Dipakai 6
0.4 Cukup
0.6 Sedang
Dipakai 7
0.4 Cukup
0.2 Sukar
Dipakai 8
0.3 Cukup
0.4 Sedang
Dipakai 9
0.3 Cukup
0.15 Sukar Dipakai
10 0.3
Cukup 0.55 Sedang
Dipakai 11
0.5 Baik
0.75 Mudah Dipakai
12 0.1
Jelek 0.65 Sedang
Dibuang 13
0.6 Baik
0.3 Sedang
Dipakai 14
0.5 Baik
0.45 Sedang Dipakai
15 0.3
Cukup 0.25 Sukar
Dipakai 16
0.5 Baik
0.75 Mudah Dipakai
17 0.5
Baik 0.25 Sukar
Dipakai 18
0.4 Cukup
0.2 Sukar
Dipakai 19
0.5 Baik
0.35 Sedang Dipakai
20 -0.2
Sangat jelek
0.4 Sedang
Dibuang 21
0,5 Baik
0.35 Sedang Dipakai
22 0.2
Cukup 0.1
sukar Dipakai
23 0.6
Baik 0.7
Mudah Dipakai
24 0.6
Baik 0.7
Mudah Dipakai
3.6. Teknik Pengolahan Data