Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat komunikasi, bahasa berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa mampu memberikan penjelasan dan paparan tentang apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dipikirkan orang melalui bahasa pula, manusia berekspresi, menyampaikan pesan, ide, gagasan, pendapat, dan hasil karyanya. Mereka dapat saling mengenal lalu mengikuti dan mengemukakan segala hal yang ada dalam dirinya masing-masing. Dengan demikian terjadinya interaksi sosial antara manusia dan lingkungannya yang dihubungkan oleh bahasa sebagai alat komunikasi. Setiap warga Negara dituntut untuk terampil menggunakan bahasa sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945 BAB XV pasal 36 yang berbunyi, “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Sesuai dengan kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB VIII pasal 33 telah ditetapkan bahwa “Bahasa pengantar dalam pendidikan nasional adalah Bahasa Indonesia”. Untuk mengembangkan Bahasa Indonesia dalam berkomunikasi perlu adanya upaya pendidikan, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia BAB II pasal 3 nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa : 1 Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Dalam pembelajaran bahasa, siswa memperoleh pembiasaan berupa empat aspek keterampilan bahasa. Keempat aspek tersebut adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis atau mengarang. Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Menulis adalah suatu bentuk berpikir, tetapi justru berpikir bagi membaca tertentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu tugas terpenting sang penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuannya. Yang paling penting di antara prinsip-prinsip yang dimaksudkan itu adalah penemuan, susunan, dan gaya. Secara singkat belajar menulis adalah belajar berpikir dalamdengan cara tertentu Angelo, 1980:5. Melatih kemampuan berbahasa pada dasarnya merupakan salah satu upaya mengembangkan kemampuan berkomunikasi, yaitu kemampuan menyampaikan dan menerima pesan dalam arti luas. Kemampuan komunikasi yang baik sangat penting dalam kehidupan seorang individu supaya dapat mengembangkan kemampuan lainnya, khususnya dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Agar anak memiliki kemampuan dasar berkomunikasi yang baik, dibutuhkan pembelajaran sejak dini. Kemampuan berkomunikasi sebenarnya meliputi kemampuan berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Secara keseluruhan, latihan pengembangan berkomunikasi secara lisan meliputi latihan berbicara atau pengucapan, latihan mendengarkan, latihan penanaman bahasa lisan dan berbahasa tubuh, latihan penyusunan kata, latihan intonasi, dan sebagainya. Pada dasarnya kemampuan berkomunikasi secara lisan termuat dalam tiga aspek keterampilan yaitu keterampilan menyimak, mendengarkan, dan membaca. Sedangkan latihan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bentuk tulisan meliputi latihan menulis simbol atau huruf, latihan membaca simbol, latihan penggunaan kata dan tanda baca, latihan membuat rangkaian kalimat dari suatu pokok pikiran, latihan menyusun alur uraian dan masih banyak lagi. Semua latihan-latihan tersebut termuat di dalam keterampilan menulis. Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkannya dalam formulasi ragam bahasa tulisan dan konvensi penulisan lainnya. Dibalik kerumitannya, menulis mengandung banyak manfaat bagi pengembangan mental, intelektual, dan sosial seseorang. Menulis dapat meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, menumbuhkan keberanian, serta merangsang kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar mengajarkan empat keterampilan berbahasa. Keterampilan bahasa tersebut yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa Sekolah Dasar. Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks. Kemampuan yang diperlukan antara lain adalah kemampuan berpikir secara teratur dan logis. Kemampuan mengungkapkan pikiran dan gagasan secara jelas, dengan menggunakan bahasa yang efektif. Kemampuan-kemampuan yang diperlukan itu dapat diperoleh melalui proses yang panjang. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis melainkan harus melalui latihan dan praktek yang berulang-ulang dan teratur. Dalam rangka membina kemampuan menulis siswa, guru hendaknya menciptakan situasi pembelajaran yang dapat mengajari anak atau siswa dapat berpartisipasi aktif dan mengembangkan beragam teknik menulis, serta upaya- upaya pelatihan yang dapat merangsang siswa aktif menulis sehingga siswa mendapat kesempatan latihan menulis. Pada akhirnya, siswa memiliki keterampilan menulis sebagai salah satu kiat berbahasa dan atau kemampuan berkomunikasi melalui bahasa ragam tulis. Menurut H.G Tarigan dalam Djuanda 2008:180, pengertian menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa gambar itu. 2008:120 Pengajaran menulis di SD merupakan salah satu komponen yang turut menentukan dalam mencapai tujuan pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar terutama dalam usaha menjadikan siswa SD memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Salah satu ragam menulis adalah menulis puisi. Menurut pendapat Watts yang dikutip oleh H.G Tarigan dalam Depdikbud 1992: 360, “puisi adalah ekspresi yang konkret dan bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berira ma”. Pembelajaran menulis puisi terdapat pada materi Bahasa Indonesia kelas V pada semester 2 yang tertuang dalam kurikulum dengan kompetensi dasar menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang tepat. Sehubungan dengan kenyataan tersebut, perlu dikembangkan usaha perbaikan yang lebih mendasar, salah satunya adalah berhubungan menulis dengan peningkatan kualitas proses belajar mengajar, melalui pelatihan menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang tepat . Kemampuan menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang tepat pada siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon masih rendah. Hal ini terlihat dari data awal hasil tes siswa, dari tes tersebut diperoleh data sebagian besar nilai hasil tes siswa di bawah KKM. Nilai KKM untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDN 1 Karang Kendal adalah 60. Kemampuan menulis puisi dapat dikembangkan melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur. Dari hasil observasi awal di kelas V SDN 1 Karang Kendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon ditemukan permasalahan yaitu Guru melakukan apersepsi secara langsung, kemudian guru menuliskan secara langsung sebuah puisi pada awalnya siswa tampak antusias mengikuti pelajaran selanjutnya guru menerangkan materi dengan metode ceramah, sesekali guru memberi arahan menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat tanpa melibatkan siswa secara langsung untuk menemukam sendiri isi puisi. Ditengah pembelajaran, siswa mulai terlihat jenuh karena siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam PBM. Siswa cenderung hanya mendengar saja, sehingga siswa mulai beralih pada kegiatan masing-masing seperti mengobrol dan mengganggu teman, bahkan ada siswa yang bolak-balik ke depan kelas untuk mengemukakan pendapatnya, siswa yang duduk dibelakang tampak kurang diperhatikan karena guru hanya berdiri di depan kelas. Hal ini menyebabkan suasana kelas menjadi tidak kondusif. Ketika ada siswa yang berpendapat, guru langsung menanggapinya, tidak memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi. Guru memegang peran dominan dalam pembelajaran, sehingga kurang memberi kesempatan siswa untuk membangun pengetahuan sendiri melalui keterampilan proses. Di akhir kegiatan pembelajaran diadakan tes tulis untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa pada materi menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat, yaitu guru menugaskan kepada siswa untuk membuat puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. Akan tetapi pada prakteknya siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan gagasan atau isi puisi sesuai dengan tema yang dipilih, siswa mengalami kesulitan menentukan pilihan kata yang tepat, penulisan yang tidak rapi sulit untuk di baca sehingga puisi tersebut terlihat tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.. Dengan pembelajaran yang demikian, siswa mengalami kesulitan dalam menulis puisi karena tidak disertai bimbingan dari guru sehingga hasil pembelajaran yakni puisi siswa terlihat tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dari data tes awal yang dilaksanakan, siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon dengan jumlah siswa yang diteliti sebanyak 30 siswa, hanya 8 siswa atau 26 yang memperoleh sesuai dengan KKM, 22 orang siswa atau 74 memperoleh nilai dengan keterangan tidak tuntas atau di bawah KKM. Tabel 1.1 Data Awal Perolehan Nilai Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Di Kelas V SDN 1 Karang Kendal No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai Ket Kesesuain Isi dengan Tema Pilihan Kata yang Tepat T TT 4 3 2 4 3 2 1 Patimah √ √ 4 50 √ 2 Arfan Burhanudin √ √ 4 50 √ 3 Abdul Centris √ √ 6 75 √ 4 Agus Solihin √ √ 4 50 √ 5 Aji Sogintoka. D √ √ 4 50 √ 6 Ahmad Maulana √ √ 4 50 √ 7 Danda √ √ 4 50 √ 8 Dewi Anjani √ √ 4 50 √ 9 Dodi Febriyanto √ √ 6 75 √ 10 Elawati √ √ 4 50 √ 11 Endah Fauziah √ √ 4 50 √ 12 Ernawati √ √ 5 62,5 √ 13 Friska Indriyati √ √ 4 50 √ 14 Iqbal Maulana √ √ 4 50 √ 15 Jepri √ √ 4 50 √ 16 Julfatul Saroya √ √ 6 75 √ 17 Julika √ √ 4 50 √ 18 Kameliya √ √ 4 50 √ 19 Kiki Ameliya √ √ 6 75 √ 20 Linda Febriyanti √ √ 4 50 √ 21 Maya Syifa √ √ 5 62,5 √ 22 Melan √ 4 50 √ 23 Mohammad Aaparudin √ √ 6 75 √ 24 Muhammad Rochim √ √ 4 50 √ 25 Nufalia √ √ 4 50 √ 26 Nunung Alfi √ √ 4 50 √ 27 Sa’adah √ √ 4 50 √ 28 Santi √ √ 4 50 √ 29 Udiyono √ √ 4 50 √ 30 Uu Sukarya √ √ 5 62,5 √ Jumlah 8 22 Rata-rata 0,26 0,74 Persentase 26 74 Keterangan : T = Tuntas TT = Tidak Tuntas Nilai = Skor yang diperoleh x 100 Skor Ideal Kriteria Ketuntasan: Siswa dinyatakan “Tuntas” jika nilai siswa sama dengan atau diatas 60 nilai KKM, dan siswa dinyatakan “Tidak Tuntas” jika nilai siswa di bawah 60 nilai KKM. Tuntas = Nilai siswa ≥ 60 nilai KKM Tidak Tuntas = Nilai siswa 60 nilai KKM Berdasarkan dari permasalahan yang terjadi di kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon, maka akan diadakan penelitian tindakan kelas dengan alternatif pemecahan masalah yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction ICI . Pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction ICI. Merupakan landasan pembelajaran keterampilan berpikir. Model pembelajaran ini adalah salah satu alternatif model pembelajaran konseptual yang berbasis kontruktivis. Model Pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction ICI dikembangkan oleh Savinainen dan Scott 2002 sangat mendukung perkembangan keterampilan berpikir siswa dimulai dari tingkatan pemahaman konsep yang memerlukan suatu proses interaktif yang memberi peluang mengembangkan gagasan melalui proses dialog dan berpikir. dalam Santyasa, 2004 Dengan menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction ICI dalam pembelajaran menulis puisi maka diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi bebas dengan melalui proses yang interaktif sehingga dapat memberi peluang kepada siswa untuk mengembangkan gagasannya dalam menuangkan isi puisi dengan pilihan kata yang tepat melalui proses berpikir dan berdiskusi dengan teman. Dengan demikian diharapkan siswa mampu mendapat pengetahuan yang lebih luas sehingga mampu untuk mengatasi kesulitannya dalam menulis puisi dan dapat menulis puisi dengan sempurna sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Berdasarkan paparan di atas, maka diadakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam kemampuan menulis puisi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction ICI untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon.

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL INTERACTIVE CONCEPTUAL INSTRUCTION (ICI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG.

8 16 30

PENERAPAN METODE ESTAFET WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN CIHANJUANG I KECAMATAN PARONGPONG.

3 49 45

PENERAPAN PERMAINAN KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BEBER KECAMATAN BEBER KABUPATEN CIREBON.

0 4 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSEPTUAL INTERAKTIF (INTERACTIVE CONCEPTUAL INSTRUCTION) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP.

0 0 43

PENERAPAN MODEL MENULIS BERSAMA MELALUI MEDIA GAMBAR TUNGGAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS III SDN CADASPANGERAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 2 51

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENULIS TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENULIS PUISI SISWA KELAS V SDN 2 CIBODAS KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 40

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MATERI PECAHAN SEDERHANA (Penelitian Eksperimen pada Kelas III SDN 2 Karangkendal dan SDN 1 Pegagan Kidul Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon).

0 0 39

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS-EKONOMI SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI KARANGKENDAL KECAMATAN KAPETAKAN KABUPATEN CIREBON - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 26

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) PADA MATA PELAJARAN IPS DI MTs NEGERI KARANGKENDAL KECAMATAN KAPETAKAN KABUPATEN CIREBON - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 23

NEGERI KARANGKENDAL KECAMATAN KAPETAKAN KABUPATEN CIREBON

0 0 30