Lembar Observasi Angket Skala Sikap

46 Imas Teti Rohaeti, 2013 Penerapan Model Treffinger Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berdasarkan tabel 3.8 di atas dapat dilihat bahwa dua butir soal memiliki daya pembeda yang baik, dan tiga lainnya memiliki daya pembeda yang cukup baik. Oleh karena itu, diharapkan instrumen tes yang digunakan dapat membedakan kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki oleh setiap siswa. Rekapitulasi hasil analisis uji coba instrumen tes kemampuan berpikir kreatif siswa disajikan secara lengkap dalam tabel 3.9 berikut ini. Tabel 3.9 Rekapitulasi Analisis Butir Soal No. Soal Validitas Butir Soal Reliabilitas Butir Soal Indeks Kesukaran Daya Pembeda Koef. validitas Kategori validitas Koef. Reliabilitas Kategori reliabilitas Nilai IK Kategori IK Nilai DP Kategori DP 1 0,422 Sedang 0,706 Tinggi 0,205 Soal sukar 0,227 Cukup 2 0,810 Tinggi 0,256 Soal sukar 0,545 Baik 3 0,705 Tinggi 0,276 Soal sukar 0,500 Baik 4 0,659 Sedang 0,141 Soal sukar 0,273 Cukup 5 0,798 Tinggi 0,071 Soal sukar 0,205 Cukup Berdasarkan analisis secara keseluruhan terhadap hasil uji coba instrumen tes kemampuan berpikir kreatif, dapat disimpulkan bahwa instrumen tes tersebut memenuhi syarat untuk menjadi alat pengumpul data yang baik. Sehingga dalam penelitian ini seluruh butir soal digunakan untuk mengumpulkan data.

3.6.2 Instrumen Non-Tes

Instrumen non-tes dalam penelitian ini terdiri atas lembar observasi, pedoman wawancara, dan angket skal sikap.

1. Lembar Observasi

Lembar observasi berisi acuan yang harus diisi oleh observer tentang aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan adanya lembar observasi ini untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran matematika dengan model Treffinger. Hal tersebut dibuat untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana dan tujuan penelitian. Jenis observasi yang dilakukan adalah observasi berperanserta participant observation , karena pada penelitian ini peneliti terlibat dalam kegiatan 47 Imas Teti Rohaeti, 2013 Penerapan Model Treffinger Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pembelajaran yang sedang diamati. Observasi yang dilakukan juga merupakan observasi terstruktur, karena sebelumnya telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya Sugiyono, 2013. Observasi dilaksanakan setiap pembelajaran dilakukan, aspek yang diamati adalah kesesuaian proses pembelajaran dengan RPP yang digunakan. Adapun yang bertindak sebagai observer adalah guru mata pelajaran matematika atau rekan mahasiswa dari jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung.

2. Angket Skala Sikap

Dalam penelitian ini, penyebaran angket dilakukan untuk mengukur sikap siswa terhadap model pembelajaran Treffinger. Pengisian angket dilakukan setelah berakhirnya pembelajaran matematika dengan menggunakan model Treffinger . Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dalam bentuk skala sikap Likert. Sugiyono 2013: 134 menyatakan bahwa skala Likert adalah skala sikap yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap fenomena sosial yang dalam penelitian secara spesifik disebut variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang harus diajawab oleh responden, dalam hal ini siswa yang mendapatkan model pembelajaran Treffinger. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata, antara lain: a Sangat Setuju b Setuju c Ragu-ragu d Tidak Setuju e Sangat Tidak Setuju a Sangat Positif b Positif c Netral d Negatif e Sangat Negatif a Selalu b Sering c Kadang-kadang d Hampir tidak pernah e Tidak Pernah a Sangat Baik b Baik c Cukup Baik d Tidak Baik e Sangat Tidak Baik Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka untuk pernyataan yang bersifat positif diberikan skor seperti berikut. 48 Imas Teti Rohaeti, 2013 Penerapan Model Treffinger Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 Sangat setuju selalu sangat positif sangat baik diberi skor 5 2 Setuju sering positif baik diberi skor 4 3 Ragu-ragu kadang-kadang netral diberi skor 3 4 Tidak setuju hampir tidak pernahnegatif diberi skor 2 5 Sangat tidak setuju tidak pernah diberi skor 1 Sebaliknya, untuk pernyataan yang bersifat negatif diberikan skor sebagai berikut: 1 Sangat setuju selalu sangat positif sangat baik diberi skor 1 2 Setuju sering positif baik diberi skor 2 3 Ragu-ragu kadang-kadang netral diberi skor 3 4 Tidak setuju hampir tidak pernahnegatif diberi skor 4 5 Sangat tidak setuju tidak pernah diberi skor 5 Sumber : Sugiyono 2013: 135 Dalam penelitian ini, sikap siswa diukur didasarkan pada dua dimensi, yaitu dimensi siswa dan dimensi guru. Menurut Sungkana, I 2011, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui sikap siswa berdasarkan kedua dimensi tersebut. Indikator berdasarkan dimensi siswa terbagi ke dalam tiga bagian yang berbeda, yaitu sebelum kegiatan belajar, selama proses pembelajaran, dan setelah kegiatan belajar. Indikator sebelum kegiatan belajar dilakukan antara lain minat, kecakapan, dan pengalaman belajar matematika. Indikator selama proses belajar antara lain motivasi dan konsentrasi belajar matematika, pengolahan pesan pembelajaran, menyimpan pesan, menggali pesan yang disimpan, serta unjuk hasil belajar. Adapun indikator setelah kegiatan belajar adalah penerapan atau keterampilan yang sudah diperoleh dari proses belajar sebelumnya. Berdasarkan dimensi guru, indikator sikap juga terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu sebelum kegiatan belajar, selama proses pembelajaran, dan setelah kegiatan belajar. Sebelum kegiatan belajar indikator yang dapat dilihat adalah pengorganisasian belajar, sedangkan selama proses belajar indikatornya adalah 49 Imas Teti Rohaeti, 2013 Penerapan Model Treffinger Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu bahan dan sumber belajar, dan sesudah kegiatan belajar sistem evaluasi hasil belajar merupakan indikator yang harus dicapai oleh siswa. Kisi-kisi angket skala sikap berdasarkan dimensi dan indikator tersebut lebih lanjut dijelaskan dalam tabel 3.10 berikut ini. Tabel 3.10 Kisi-kisi Angket Skala Sikap terhadap Penerapan Model Treffinger dalam Pembelajaran Matematika No Dimensi Sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran Indikator No. dan Jenis Pernyataan 1 Siswa Sebelum kegiatan pembelajaran Minat siswa untuk belajar matematika 1 + Kecakapan dalam belajar matematika 2 + Pengalaman belajar matematika 3 + Selama proses pembelajaran Motivasi belajar matematika 4 + Sikap siswa saat model Treffinger berlangsung, yaitu pada: - Tahap pengembangan fungsi divergen - Tahap pengembangan berpikir dan merasakan lebih kompleks - Tahap keterlibatan dalam tantangan nyata 5 - 6 + 7 - Konsentrasi selama proses belajar matematika 8 + Pengolahan pesan pembelajaran 9 - Menyimpan pesan pembelajaran 10 - Menggali pesan yang telah disimpan 11 - Unjuk hasil belajar 12 + Setelah pembelajaran Penerapan atau keterampilan yang sudah diperoleh dari proses belajar sebelumnya 13 - 2 Guru Pendahuluan - Penyampaian tujuan pembelajaran - Penyampaian apersepsi 14 + 15 - 50 Imas Teti Rohaeti, 2013 Penerapan Model Treffinger Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Dimensi Sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran Indikator No. dan Jenis Pernyataan Kegiatan Inti - Tahap pengembangan fungsi divergen - Tahap pengembangan berpikir dan merasakan lebih kompleks - Tahap keterlibatan dalam tantangan nyata 16 + 17 - 18 + Penutup Pelaksanaan tanya jawab 19 - Evaluasi Pelaksanaan tes 20 + Sumber : Sungkana, I 2011 Selain harus menentukan sikap terhadap 20 pernyataan berdasarkan beberapa indikator di atas, dalam lembar angket diberikan pula isian singkat berupa pertanyaan bagaimana pendapat siswa terhadap pembelajaran yang telah diikutinya. Hal ini bertuujuan untuk mengetahui bagaimana sikap siswa secara umum terhadap pembelajaran matematika dengan model Treffinger. Sebagai instrumen penelitian, angket skala sikap terlebih dahulu diuji coba sebelum penelitian dilaksanakan, guna mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Angket skala sikap ini diujicobakan kepada 32 responden yang merupakan siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Bandung selain subjek penelitian, dengan sebelumnya diberikan pembelajaran menggunakan model Treffinger. Sama halnya dengan instrumen tes, dalam pengolahan data angket ini juga dilakukan uji keberartian terhadap koefisien korelasi yang dihitung dengan menggunakan rumus momen produk dari Pearson berikut ini. ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan: : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N : banyak subjek X : skor yang diperoleh dari pernyataan angket Y : skor total angket Sumber : Suherman, dkk. 2003: 120 51 Imas Teti Rohaeti, 2013 Penerapan Model Treffinger Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas butir pernyataan angket. Untuk menentukan valid atau tidaknya pernyataan angket yang digunakan, dilakukan uji keberartian terhadap nilai koefisien korelasi dengan perumusan hipotesis berlaku untuk setiap pernyataan angket: H : Koefisien korelasi angket tidak berarti pernyataan angket tidak valid H 1 : Koefisien korelasi angket berarti pernyataan angket valid Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistik t dengan rumus sebagai berikut. √ √ Keterangan: t : statistik t r xy : koefisien korelasi n : banyak subjek Selanjutnya dengan taraf nyata dan , maka H diterima jika berdasarkan tabel distribusi t berlaku . Sumber : Sudjana, 2005: 380. Berikut adalah tabel perhitungan validitas setiap pernyataan angket tahap pertama berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran C.6 halaman 198. Tabel 3.11 Validitas Butir Pernyataan Angket Tahap 1 No. Perny Koefisien Korelasi Kategori Validitas Nilai statistik t Nilai t tabel Kriteria Validitas 1 0,699 Validitas Sedang 5,359 2,04 Valid 2 0,403 Validitas Sedang 2,409 2,04 Valid 3 0,421 Validitas Sedang 2,540 2,04 Valid 4 0,756 Validitas Tinggi 6,329 2,04 Valid 5 0,294 Validitas Rendah 1,682 2,04 Tidak Valid 6 0,438 Validitas Sedang 2,667 2,04 Valid 7 0,437 Validitas Sedang 2,661 2,04 Valid 8 0,702 Validitas Tinggi 5,392 2,04 Valid 9 0,328 Validitas Rendah 1,904 2,04 Tidak Valid 10 0,666 Validitas Sedang 4,895 2,04 Valid 11 0,388 Validitas Rendah 2,306 2,04 Valid 12 0,409 Validitas Sedang 2,452 2,04 Valid 52 Imas Teti Rohaeti, 2013 Penerapan Model Treffinger Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No. Perny Koefisien Korelasi Kategori Validitas Nilai statistik t Nilai t tabel Kriteria Validitas 13 0,673 Validitas Sedang 4,982 2,04 Valid 14 0,654 Validitas Sedang 4,732 2,04 Valid 15 0,707 Validitas Tinggi 5,480 2,04 Valid 16 0,448 Validitas Sedang 2,742 2,04 Valid 17 0,393 Validitas Rendah 2,340 2,04 Valid 18 0,480 Validitas Sedang 3,004 2,04 Valid 19 0,358 Validitas Rendah 2,100 2,04 Valid 20 0,613 Validitas Sedang 4,253 2,04 Valid Karena terdapat dua buah pernyataan yang tidak valid, yaitu pernyataan nomor 5 dan pernyataan nomor 9, maka dilakukan kembali uji keberartian koefisien korelasi terhadap 18 pernyataan angket yang lain. Berikut adalah tabel perhitungan validitas setiap pernyataan angket tahap kedua berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran C.7 halaman 200. Tabel 3.12 Validitas Butir Pernyataan Angket Tahap 2 No. Perny Koefisien Korelasi Kategori Validitas Nilai statistik t Nilai t tabel Kriteria Validitas 1 0,695 Validitas Sedang 5,301 2,04 Valid 2 0,407 Validitas Sedang 2,439 2,04 Valid 3 0,423 Validitas Sedang 2,561 2,04 Valid 4 0,774 Validitas Tinggi 6,703 2,04 Valid 6 0,436 Validitas Sedang 2,650 2,04 Valid 7 0,415 Validitas Sedang 2,499 2,04 Valid 8 0,722 Validitas Tinggi 5,716 2,04 Valid 10 0,653 Validitas Sedang 4,722 2,04 Valid 11 0,392 Validitas Rendah 2,336 2,04 Valid 12 0,381 Validitas Rendah 2,258 2,04 Valid 13 0,692 Validitas Sedang 5,253 2,04 Valid 14 0,659 Validitas Sedang 4,804 2,04 Valid 15 0,726 Validitas Tinggi 5,791 2,04 Valid 16 0,433 Validitas Sedang 2,631 2,04 Valid 17 0,406 Validitas Sedang 2,436 2,04 Valid 18 0,493 Validitas Sedang 3,101 2,04 Valid 19 0,362 Validitas Rendah 2,130 2,04 Valid 20 0,625 Validitas Sedang 4,385 2,04 Valid Setelah diperoleh pernyataan angket yang valid, maka dilakukan uji reliabilitas. Untuk menentukan reliabel atau tidaknya butir soal yang digunakan, 53 Imas Teti Rohaeti, 2013 Penerapan Model Treffinger Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dilakukan uji keberartian terhadap nilai koefisien reliabilitas yang dihitung dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha berikut ini. ∑ Keterangan: : koefisien reliabilitas n : banyak butir pernyataan angket ∑ : jumlah varians skor tiap pernyataan angket : varians skor total Sumber : Suherman, dkk. 2003: 148 Adapun rumus untuk menentukan varians adalah sebagai berikut. ∑ ∑ Keterangan: : Varians tiap butir pernyataan angket ∑ : Jumlah kuadrat skor tiap pernyataan angket ∑ : Kuadrat jumlah skor tiap pernyataan angket n : Banyak siswaresponden Sumber : Suherman, dkk. 2003: 154 Adapun perumusan hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: H : Reliabilitas butir pernyataan tidak berarti H 1 : Reliabilitas butir pernyataan berarti Dalam pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan statistik t seperti dicantumkan dalam rumus berikut. √ √ Keterangan: t : statistik t r 11 : koefisien reliabilitas n : banyak subjek 54 Imas Teti Rohaeti, 2013 Penerapan Model Treffinger Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Selanjutnya dengan taraf nyata dan , maka H diterima jika berdasarkan tabel distribusi t berlaku . Sumber : Sudjana, 2005: 380. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien reliabilitas pada lampiran C.8 halaman 202 diperoleh koefisien reliabilitas 0,834, dan nilai statistik t sebesar 8,279. Artinya instrumen angket yang diujicobakan reliabilitasnya tergolong tinggi, dan karena berdasarkan tabel distribusi t nilai statistik t yang dihitung berada diluar interval , maka dapat dikatakan instrumen angket reliabel. Berdasarkan uraian di atas, maka setelah diperoleh instrumen angket yang valid dan reliabel, dalam pelaksanaan penelitian diberikan angket dengan 18 buah pernyataan kepada siswa kelas eksperimen untuk mengetahui apakah siswa bersikap positif terhadap model pembelajaran Treffinger atau tidak.

3.7 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, serta tahap analisis data dan penyusunan laporan.

3.7.1 Tahap Persiapan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini, yaitu sebagai berikut. a. Mengidentifikasi masalah. b. Mengajukan judul penelitian yang akan dilaksanakan. c. Membuat proposal penelitian dan melakukan konsultasi bersama pembimbing selama pembuatan propossal berlangsung. d. Identifikasi permasalahan mengenai bahan ajar, merencanakan pembelajaran, serta alat dan bahan ajar yang akan digunakan. e. Melakukan seminar proposal. f. Melakukan perbaikan proposal penelitian. g. Melakukan perizinan tempat untuk penelitian. h. Menyusun bahan ajar dan instrumen penelitian.