Variasi Pengujian Diagram Alir Flowchart Penelitian Data Hasil Percobaan

26

3.4. Variasi Pengujian

Dalam percobaan ini variasi pengujian dilakukan untuk mengetahui bagaimana perubahan nilai arus bocor pada keadaan: Isolator bersih Isolator dengan tingkat intensitas polusi berat Isolator dengan tingkat intensitas polusi sedang Isolator dengan tingkat intensitas polusi ringan 3.5. Prosedur Percobaan 3.5.1. Pengujian Arus Bocor Isolator dalam Keadaan Bersih Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Isolator dicuci dengan air sampai bersih. 2. Isolator dikeringkan secara alami di dalam ruang pengeringan sekitar 24 jam. Gambar 3.1 Pengeringan secara alami isolator di dalam ruang pengeringan 3. Dalam eksperimen ini akan diukur besar arus bocor yang mengalir melalui permukaan isolator. Arus bocor yang akan diukur diperkirakan berada dalam kisaran mikroampere µA sehingga pengukuran dengan menggunakan amperemeter praktis akan menghasilkan pembacaan Universitas Sumatera Utara 27 yang tidak akurat. Oleh karena itu untuk mengukur arus bocor, di dalam eksperimen ini ditambahkan suatu rangkaian sederhana yang memanfaatkan hukum Ohm. Pada kabel pembumian rangkaian percobaan dipasang resistor dengan nilai yang telah diketahui, selanjutnya akan disebut sebagai resistor uji. Resistor uji kemudian dihubungkan pada voltmeter, sehingga pada saat tegangan 11,5 kV V p-n diberikan, pada voltmeter akan terbaca nilai tegangan yang dialami resistor. Dari nilai tegangan tersebut, dapat diperoleh besar arus bocor yang mengalir melalui resistor uji dengan menggunakan Persamaan 3.1. ............................................................... 3.1 di mana: I bocor = arus bocor Ampere V = pembacaan V 2 Volt R = resistor uji ohm 4. Isolator dirangkai seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.2 AC TU AT S 1 S 2 V 1 R D 1 V 2 D 2 C Keterangan: AT = autotransformator TU = transformator uji S 1 = saklar utama S 2 = saklar sekunder V 1 = voltmeter internal V 2 = voltmeter eksternal D 1 = D 2 = dioda C = kapasitor R = resistor uji 1 kΩ Gambar 3.2 Rangkaian percobaan Universitas Sumatera Utara 28 5. Saklar utama S 1 ditutup dan AT diatur sampai tegangan keluarannya nol. 6. Saklar S 2 ditutup. 7. Tegangan keluaran AT dinaikkan secara bertahap sampai voltmeter V 1 menunjukkan nilai 11,5 kV V p-n . 8. Membaca dan mencatat nilai tegangan pada voltmeter V 2 . 9. Saklar S 2 dan S 1 dibuka. 10. Dengan prosedur yang sama, diulangi langkah 4 sampai 8 sebanyak 2 kali, sehingga diperoleh 3 nilai tegangan.

3.5.2. Pengujian Arus Bocor Isolator dengan Tingkat Intensitas Polusi Berat

Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Menyemprotkan asam nitrat HNO 3 dengan pH 2 secara merata pada seluruh permukaan isolator, menggunakan spray. 2. Mengulangi langkah 2 sampai 10 pada Subbab 3.5.1. 3. Memasukkan 1 liter aquades dan 1 lembar kain kasa ke dalam suatu ember untuk membersihkan polutan dari isolator. 4. Mengukur suhu aquades θ. Kemudian aquades dan kain kasa dimasukkan ke dalam tabung pengukur konduktivitas seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.3 yang diambil di dalam Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik USU. Gambar 3.3 Tabung pengukur konduktivitas Universitas Sumatera Utara 29 5. Membuat rangkaian pengukuran arus i pada tabung seperti pada Gambar 3.4. Lalu dicatat nilai arus dan tegangan yang tertera pada masing-masing multimeter amperemeter dan voltmeter. Keterangan: mA = miliamperemeter A = luas penampang tabung konduktivitas m 2 l = panjang tabung m V = voltmeter Gambar 3.4 Rangkaian pengukuran arus pada tabung 6. Air dalam tabung dikembalikan ke dalam ember. Kemudian diulang langkah 5 sampai 6 sebanyak 2 kali, sehingga diperoleh 3 nilai arus dan tegangan. 7. Nilai arus dan tegangan dirata-ratakan kemudian dihitung konduktivitasnya melalui Persamaan 3.2 berikut. ........................................................ 3.2 di mana: σ = konduktivitas larutan Sm i = arus listrik rata-rata Ampere v = tegangan baterai rata-rata Volt l = panjang tabung m A = luas penampang tabung m 2 8. Air dikembalikan lagi ke dalam ember. Kemudian air dibagi dua: 800 ml di dalam ember untuk pencucian isolator dan 200 ml di dalam gelas ukur untuk membilas isolator. 9. Isolator dilepas dari rangkaian percobaan Gambar 3.2 dan dimasukkan ke dalam ember. l A Universitas Sumatera Utara 30 10. Semua permukaan isolator dilap dengan kain kasa sampai bersih kemudian dibilas dengan aquades 200 ml yang disisakan dalam gelas ukur. 11. Terhadap larutan terpolusi tersebut diulangi langkah 5 sampai 8 di atas sehingga diperoleh konduktivitas larutan σ yang mengandung polutan. 12. Konduktivitas aquades dan konduktivitas larutan polutan pada suhu 20 °C dihitung dengan Persamaan 3.3 berikut: ..................................... 3.3 di mana: θ = suhu larutan °C σ θ = konduktivitas larutan saat suhu θ °C Sm σ 20 = konduktivitas larutan saat suhu 20 °C Sm b = faktor koreksi suhu θ yang dapat dilihat pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 Faktor koreksi suhu θ °C b 5 0,03156 10 0,02817 20 0,02277 30 0,01905 Catatan: untuk suhu yang lain, nilai b diperoleh melalui interpolasi 13. Dihitung salinitas aquades D 1 dan larutan polutan D 2 dengan Persamaan 3.4 berikut: ............................................... 3.4 di mana: D = salinitas larutan mgcm 3 σ 20 = konduktivitas larutan saat suhu 20 °C Sm 14. Dihitung ESDD dalam satuan mgcm 2 melalui Persamaan 3.5. ............................................ 3.5 Universitas Sumatera Utara 31 di mana: ESDD = Equivalent Salt Deposit Density mgcm 2 D 1 = salinitas aquades mgcm 3 D 2 = salinitas larutan polutan mgcm 3 Vol = volume air ml A = luas permukaan isolator cm 2 15. Jika ESDD di luar batas bobot polusi berat, misalnya termasuk dalam tingkat bobot sedang, maka data di atas dapat digunakan untuk bobot polusi isolator sedang dan eksperimen diulang kembali dengan menambahi takaran asam semula. Begitu pula sebaliknya, misalnya jika ESDD termasuk dalam tingkat bobot sangat berat, maka eksperimen diulang kembali dengan mengurangi takaran asam semula. 16. Diulangi langkah 1 sampai 2. 17. Isolator dirangkaikan pada peralatan pembuat simulasi hujan dihujani pertama kali. 18. Isolator dihujani selama ± 1 jam. 19. Kemudian diulangi kembali langkah 2 sampai 15 di atas. 20. Untuk proses penghujanan selanjutnya adalah dengan mengulangi kembali langkah 1 sampai 20 di atas secara berturut-turut hujan kedua melalui hujan pertama; hujan ketiga melalui hujan pertama dan kedua; hujan keempat melalui hujan pertama, kedua, dan ketiga; dan seterusnya sampai arus bocor yang mengalir pada permukaan isolator mencapai titik jenuh terendah. Universitas Sumatera Utara 32 Tabel 3.2 Alur percobaan FREKUENSI TERKENA HUJAN Sebelum hujan Diberi polutan Dicatat arus bocor dan nilai ESDD-nya Dihujani 1x Diberi polutan Dihujani pertama kali Dicatat arus bocor dan nilai ESDD-nya Dihujani 2x Diberi polutan Dihujani pertama kali Dihujani kedua kali Dicatat arus bocor dan nilai ESDD-nya Dihujani 3x Diberi polutan Dihujani pertama kali Dihujani kedua kali Dihujani ketiga kali Dicatat arus bocor dan nilai ESDD- nya Dan seterusnya sampai arus bocor mencapai titik jenuh terendah

3.5.3. Pengujian Arus Bocor Isolator dengan Tingkat Intensitas Polusi Sedang

Jika pada pengujian sebelumnya telah diperoleh data untuk bobot polusi sedang, maka pengujian ini tidak dilakukan lagi. Jika data belum ada, maka prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Menyemprotkan asam nitrat HNO 3 dengan perbandingan volume antara asam dan aquades sebesar 1:4 secara merata pada seluruh permukaan isolator, dengan menggunakan spray. 2. Mengulangi langkah 2 sampai 21 pada Subbab 3.5.2.

3.5.4. Pengujian Arus Bocor Isolator dengan Tingkat Intensitas Polusi Ringan

Jika pada pengujian sebelumnya telah diperoleh data untuk bobot polusi ringan, maka pengujian ini tidak dilakukan lagi. Jika data belum ada, maka prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 33 1. Menyemprotkan asam nitrat HNO 3 dengan perbandingan volume antara asam dan aquades sebesar 1:19 secara merata pada seluruh permukaan isolator, dengan menggunakan spray. 2. Mengulangi langkah 2 sampai 21 pada Subbab 3.5.2. Universitas Sumatera Utara 34 Pengukuran arus bocor isolator

3.6. Diagram Alir Flowchart Penelitian

E Mulai Menampung air hujan Lakukan percobaan Mencuci isolator Ingin melakukan percobaan isolator terpolusi? Tidak Keringkan selama ± 24 jam Ya Ingin percobaan isolator terpolusi berat? Tidak B Ya D Ingin percobaan isolator terpolusi sedang? Tidak C Ya A Universitas Sumatera Utara 35 B Apakah sesuai dengan nilai ESDD 0,2 – 0,6 mgcm 2 ? Menyemprotkan isolator dengan HNO 3 E Ya Tidak Pengukuran arus bocor nilai ESDD Isolator dihujani ± 1 jam Isolator dikeringkan ± 24 jam Pengukuran arus bocor nilai ESDD Apakah arus bocor sudah mencapai titik jenuh terendah? Tidak Ya A Universitas Sumatera Utara 36 C Apakah sesuai dengan nilai ESDD 0,06 – 0,2 mgcm 2 ? Menyemprotkan isolator dengan HNO 3 E Ya Tidak Pengukuran arus bocor nilai ESDD Isolator dihujani ± 1 jam Isolator dikeringkan ± 24 jam Pengukuran arus bocor nilai ESDD Apakah arus bocor sudah mencapai titik jenuh terendah? Tidak Ya A Universitas Sumatera Utara 37 D A Apakah sesuai dengan nilai ESDD 0,06 mgcm 2 ? Menyemprotkan isolator dengan HNO 3 E Ya Tidak Pengukuran arus bocor nilai ESDD Isolator dihujani ± 1 jam Isolator dikeringkan ± 24 jam Pengukuran arus bocor nilai ESDD Apakah arus bocor sudah mencapai titik jenuh terendah? Tidak Ya Selesai Gambar 3.5 Diagram alir flowchart penelitian Universitas Sumatera Utara 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tujuan dari eksperimen ini adalah untuk mencari hubungan antara kadar polutan pada isolator pin-post yang semakin lama semakin berkurang akibat diterpa oleh hujan terhadap arus bocor yang mengalir.

4.1. Data Hasil Percobaan

Data hasil percobaan arus bocor dan nilai ESDD diberikan pada Lampiran A. hasil data ini terdiri dari: Pembacaan voltmeter eksternal V 2 pada kondisi isolator bersih Pembacaan voltmeter eksternal V 2 dan pembacaan amperemeter, voltmeter, dan termometer pada kondisi isolator terpolusi sebelum dan setelah dihujani beberapa kali dengan tingkat intensitas polusi yang bervariasi, yaitu: Tingkat intensitas polusi berat Tingkat intensitas polusi sedang Tingkat intensitas polusi ringan 4.2. Analisis Data 4.2.1. Pengolahan Data Hasil Percobaan untuk Arus Bocor