Pengujian Arus Bocor Isolator dengan Tingkat Intensitas Polusi Berat

28 5. Saklar utama S 1 ditutup dan AT diatur sampai tegangan keluarannya nol. 6. Saklar S 2 ditutup. 7. Tegangan keluaran AT dinaikkan secara bertahap sampai voltmeter V 1 menunjukkan nilai 11,5 kV V p-n . 8. Membaca dan mencatat nilai tegangan pada voltmeter V 2 . 9. Saklar S 2 dan S 1 dibuka. 10. Dengan prosedur yang sama, diulangi langkah 4 sampai 8 sebanyak 2 kali, sehingga diperoleh 3 nilai tegangan.

3.5.2. Pengujian Arus Bocor Isolator dengan Tingkat Intensitas Polusi Berat

Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Menyemprotkan asam nitrat HNO 3 dengan pH 2 secara merata pada seluruh permukaan isolator, menggunakan spray. 2. Mengulangi langkah 2 sampai 10 pada Subbab 3.5.1. 3. Memasukkan 1 liter aquades dan 1 lembar kain kasa ke dalam suatu ember untuk membersihkan polutan dari isolator. 4. Mengukur suhu aquades θ. Kemudian aquades dan kain kasa dimasukkan ke dalam tabung pengukur konduktivitas seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.3 yang diambil di dalam Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik USU. Gambar 3.3 Tabung pengukur konduktivitas Universitas Sumatera Utara 29 5. Membuat rangkaian pengukuran arus i pada tabung seperti pada Gambar 3.4. Lalu dicatat nilai arus dan tegangan yang tertera pada masing-masing multimeter amperemeter dan voltmeter. Keterangan: mA = miliamperemeter A = luas penampang tabung konduktivitas m 2 l = panjang tabung m V = voltmeter Gambar 3.4 Rangkaian pengukuran arus pada tabung 6. Air dalam tabung dikembalikan ke dalam ember. Kemudian diulang langkah 5 sampai 6 sebanyak 2 kali, sehingga diperoleh 3 nilai arus dan tegangan. 7. Nilai arus dan tegangan dirata-ratakan kemudian dihitung konduktivitasnya melalui Persamaan 3.2 berikut. ........................................................ 3.2 di mana: σ = konduktivitas larutan Sm i = arus listrik rata-rata Ampere v = tegangan baterai rata-rata Volt l = panjang tabung m A = luas penampang tabung m 2 8. Air dikembalikan lagi ke dalam ember. Kemudian air dibagi dua: 800 ml di dalam ember untuk pencucian isolator dan 200 ml di dalam gelas ukur untuk membilas isolator. 9. Isolator dilepas dari rangkaian percobaan Gambar 3.2 dan dimasukkan ke dalam ember. l A Universitas Sumatera Utara 30 10. Semua permukaan isolator dilap dengan kain kasa sampai bersih kemudian dibilas dengan aquades 200 ml yang disisakan dalam gelas ukur. 11. Terhadap larutan terpolusi tersebut diulangi langkah 5 sampai 8 di atas sehingga diperoleh konduktivitas larutan σ yang mengandung polutan. 12. Konduktivitas aquades dan konduktivitas larutan polutan pada suhu 20 °C dihitung dengan Persamaan 3.3 berikut: ..................................... 3.3 di mana: θ = suhu larutan °C σ θ = konduktivitas larutan saat suhu θ °C Sm σ 20 = konduktivitas larutan saat suhu 20 °C Sm b = faktor koreksi suhu θ yang dapat dilihat pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 Faktor koreksi suhu θ °C b 5 0,03156 10 0,02817 20 0,02277 30 0,01905 Catatan: untuk suhu yang lain, nilai b diperoleh melalui interpolasi 13. Dihitung salinitas aquades D 1 dan larutan polutan D 2 dengan Persamaan 3.4 berikut: ............................................... 3.4 di mana: D = salinitas larutan mgcm 3 σ 20 = konduktivitas larutan saat suhu 20 °C Sm 14. Dihitung ESDD dalam satuan mgcm 2 melalui Persamaan 3.5. ............................................ 3.5 Universitas Sumatera Utara 31 di mana: ESDD = Equivalent Salt Deposit Density mgcm 2 D 1 = salinitas aquades mgcm 3 D 2 = salinitas larutan polutan mgcm 3 Vol = volume air ml A = luas permukaan isolator cm 2 15. Jika ESDD di luar batas bobot polusi berat, misalnya termasuk dalam tingkat bobot sedang, maka data di atas dapat digunakan untuk bobot polusi isolator sedang dan eksperimen diulang kembali dengan menambahi takaran asam semula. Begitu pula sebaliknya, misalnya jika ESDD termasuk dalam tingkat bobot sangat berat, maka eksperimen diulang kembali dengan mengurangi takaran asam semula. 16. Diulangi langkah 1 sampai 2. 17. Isolator dirangkaikan pada peralatan pembuat simulasi hujan dihujani pertama kali. 18. Isolator dihujani selama ± 1 jam. 19. Kemudian diulangi kembali langkah 2 sampai 15 di atas. 20. Untuk proses penghujanan selanjutnya adalah dengan mengulangi kembali langkah 1 sampai 20 di atas secara berturut-turut hujan kedua melalui hujan pertama; hujan ketiga melalui hujan pertama dan kedua; hujan keempat melalui hujan pertama, kedua, dan ketiga; dan seterusnya sampai arus bocor yang mengalir pada permukaan isolator mencapai titik jenuh terendah. Universitas Sumatera Utara 32 Tabel 3.2 Alur percobaan FREKUENSI TERKENA HUJAN Sebelum hujan Diberi polutan Dicatat arus bocor dan nilai ESDD-nya Dihujani 1x Diberi polutan Dihujani pertama kali Dicatat arus bocor dan nilai ESDD-nya Dihujani 2x Diberi polutan Dihujani pertama kali Dihujani kedua kali Dicatat arus bocor dan nilai ESDD-nya Dihujani 3x Diberi polutan Dihujani pertama kali Dihujani kedua kali Dihujani ketiga kali Dicatat arus bocor dan nilai ESDD- nya Dan seterusnya sampai arus bocor mencapai titik jenuh terendah

3.5.3. Pengujian Arus Bocor Isolator dengan Tingkat Intensitas Polusi Sedang