Jenis Isolator Sistematika Penulisan

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Isolator

Pada instalasi tenaga listrik dan peralatan listrik dijumpai konduktor- konduktor yang berbeda potensialnya, sehingga dibutuhkan isolator untuk mengisolir konduktor dengan konduktor, maupun mengisolir konduktor dengan bagian peralatan yang terhubung secara listrik dengan tanah. [2]

2.1.1. Jenis Isolator

[1] Isolator merupakan salah satu bahan dielektrik yang digunakan untuk memisahkan konduktor bertegangan dengan kerangka penyangga yang dibumikan. Berdasarkan bahan pembuatnya isolator terdiri dari isolator keramik dan isolator polimer. Berikut akan dijelaskan secara singkat mengenai kedua isolator tersebut. 1. Isolator keramik Isolator keramik pertama kali digunakan sebagai salah satu komponen di jaringan telegraf pada tahun 1800. Berdasarkan bahan pembuatannya, isolator keramik terdiri dari dua jenis yaitu isolator porselen dan isolator kaca. Bahan porselen digunakan dalam pembuatan isolator rantai, isolator tipe post dengan inti padat maupun berongga, isolator tipe pin, isolator post dengan sirip banyak dan bushing. Isolator berbahan porselen sering dilapisi dengan suatu lapisan mengkilat yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan pada permukaannya. Ada beberapa rancangan dasar dari isolator keramik, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 a, b dan c. Universitas Sumatera Utara 7 a b c Gambar 2.1 Tipe konstruksi dari isolator gantung keramik. a Standar b Tipe terbuka c Anti kabut dan digunakan pada aplikasi tegangan DC Kaca kebanyakan digunakan dalam pembuatan isolator rantai dan isolator tipe post yang bersirip banyak. Pada umumnya isolator kaca diproduksi melalui pemanasan material kaca. Tujuan dari pemanasan ini adalah untuk menghasilkan bentuk isolator yang diinginkan dan mendapatkan sifat yang lebih kokoh dan tidak mudah retak. Bahan porselen dan kaca memiliki permukaan yang bersifat lembam, sehingga dengan sifat tersebut, bahan porselen dan kaca ini mempunyai ketahanan yang tinggi jika pada permukaannya terjadi busur api. Bahan porselen dan kaca juga memiliki ketahanan yang tinggi terhadap tekanan. Berdasarkan konstruksinya, isolator keramik dibagi menjadi empat jenis yaitu isolator tipe pin, isolator tipe post, isolator tipe pin-post dan isolator gantung. Isolator tipe pin, post dan pin-post digunakan untuk jaringan Universitas Sumatera Utara 8 distribusi hantaran udara tegangan menengah. Isolator post juga digunakan untuk pasangan dalam indoor yaitu sebagai penyangga rel daya pada panel tegangan menengah. Isolator gantung digunakan untuk jaringan hantaran udara tegangan menengah dan tegangan tinggi. Pada jaringan tegangan menengah, isolator gantung digunakan pada tiang akhir dan tiang sambungan. Bentuk dari keempat isolator ini ditunjukkan pada Gambar 2.2 a, b, c dan d. Gambar 2.2 Bentuk-bentuk isolator keramik. a Tipe pin b Tipe post c Tipe pin-post d Isolator piring 2. Isolator Polimer Isolator polimer atau isolator non-keramik pertama kali diperkenalkan pada tahun 1959. Bahan utama pembuatan isolator polimer adalah epoksi. Isolator polimer yang dipasang di luar ruangan rentan terhadap masalah kerusakan akibat sinar ultraviolet dan erosi. Kerusakan yang terjadi pada isolator polimer umumnya berhubungan dengan penggunaan material yang tidak tepat, teknik produksi, kualitas batang serat fiber yang rendah, serta penyegelan antara batang, kerangka dan ujung logam yang tidak bagus. Penyebab kerusakan isolator polimer dapat juga berupa pengapuran, krasing patah inti polimer, dan penetrasi air. Selain itu, material polimer umumnya rentan terhadap pengaruh lingkungan dan polusi yang tinggi. Keuntungan Universitas Sumatera Utara 9 dari isolator polimer adalah berat dari isolator yang 90 lebih ringan dibanding dengan isolator keramik. Isolator polimer juga mempunyai sifat hidrofobik, sifat termal dan dielektrik yang lebih baik. Selain itu, isolator polimer juga memiliki kekuatan mekanik yang lebih baik dibandingkan dengan isolator keramik dan gelas. Pada awalnya desain utama dari isolator ini ada dua, yaitu dalam bentuk isolator gantung dan tipe post seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3 a dan b. a b Gambar 2.3 Bentuk isolator polimer. a Tipe rantai dan b Tipe post Besi tempa dan logam yang disatukan dengan menggunakan proses swaging Serat fiber yang diperkuat batang damar Karet penahan udara dan selubung batang Ujung logam yang disatukan dengan batang fiber melalui proses swaging Karet penahan udara dan lapisan pelindung Serat fiber yang diperkuat batang damar Universitas Sumatera Utara 10 Isolator polimer memanfaatkan inti dari serat fiber sebagai penopang mekanis. Pada serat fiber tersebut ditambatkan logam untuk menambah kekuatan mekanis pada isolator.

2.1.2. Tahanan Isolator