Jenis Kelamin Jenis-Jenis Diskriminasi Dalam Novel Pasung JiwaKarya Okky

26 sosial tentara. Tidak semua waria berprilaku buruk, tetapi dalam pandangan masyarakat, waria memiliki nilai negatif. Selain jabatan status sosial yang rendah, waria sering sekalididiskriminasi karena penampilan dan setatus gender yang tidak jelas yang berakibat penghindaran, penghinaan, bahkan pelecehan atau penganiayaan. Seperti yang tergambar dalam paragraf berikut: Aku belum selesai menyanyikan satu lagu saat salah seorang lelaki itu meremas tonjolan dadaku. Ia melakaukannya sambil tertawa. Teman- temannya yang melihat pun ikut terbahak. Bau minuman keras menyengat ketika laki-laki itu mendekat. Mereka semua sedang mabuk. Remasan yang begitu cepat. Meninggalkan perasan ganjil, antara rasa kehilangan dan rasa di permalukan PJ, 2013: 61. Meski para waria dinilai berbeda, tetapi pada dasarnya mereka sama seperti kita, memiliki hati dan perasaan bahkan hati mereka lebih lembut dan sensitif. Ketika mendapat perlakuan seperti itu, hati kecilnya sakit dan menangis. Masyarakat memandang waria sangat rendah dan berprilaku buruk. Pada kenyataanya tidak semua waria berprilaku buruk. Seperti yang tergambar dalam paragraf berikut: “Udani ae, ben kapok. Lanangan kok dadi wedok Kini mereka bergerak menarik semua pakaianku. Aku melawan dan merontah. Aku tidak mau ditelanjangi. Aku tidak mau dipermalukan seperti ini. Tapi mereka tak perduli. Kini sekelilingku penuh dengan orang-orang berjubah putih itu. Mereka semua tertawa menyaksikan aku ditelanjangi teman-temanya. Seluruh bajuku diambil. Hanya celana dalam yang masih melekat di tubuhku. Aku menagis meraung-raung. Menagisi rasa terhina dan kekalahanku. Aku merasa sakit, jauh lebih sakit jika aku dihajar habis-habisan PJ, 2013: 292.

4.2.2 Jenis Kelamin

Konsep seks dan jenis kelamin biasanya mengacu apada perbedaan biologis antara tubuh laki-laki dan perempuan. Dengan demikian, pembahasan 27 mengacu pada perbedaan biologis yang umum dijumpai antara kaum laki-laki dan kaum perempuan, seperti perbedaan pada bentuk, tinggi serta berat badan, pada struktur organ reproduksi dan fungsinya, pada suara dan sebagianya. Contohnya hanya perempuanlah yang dapat melahirkan Sunarto, 2000:110. Tindakan diskriminasi sering dialami kaum wanita. Diskriminasi yang dialami wanita lebih menjurus pada pelecehan dan pemerkosaan. Selain itu tindakan pemutusan hubungan kerja PHK dengan alasan hamil kerap dirasakan oleh wanita. Seharusnya perusahaan memberi cuti hamil dan cuti melahirkan. Bakhan biaya persalinan ditanggung oleh perusahaan. Banyak para buruh tidak paham mengenai hak-hak mereka sebagai buruh. Sehingga, pihak perusahaan dengan muda menjalankana aturan yang menguntungkan perusahaan semata. Seperti misalnya para buruh di Batam hasil survei tahun 1996 dan 1997 oleh Ari Sunarijati dalam Ihromi, 2000: 335 Mereka ternyata tidak tahu mengenai hak- hak mereka, seperti cuti haid, cuti tahunana, tunjangan hari raya THR setiap tahun. Disediakan kantin tempat makan siang. Juga disediakan poliklinik, dengan jumlah dan jenis obat-obatan yang terbatas. Selanjutnya dalam survei tersebut banyak buruh tidak paham tentang organisasi yang dapat membantu mengubah nasib mereka. Seperti Organisasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia SPSI. Organisasi ini banyak menampung keluhan dan membela hak-hak para buruh. Diskriminasi wanita mengacu pada pasal 1 konvensi wanita yaitu: “setiap pembedaan pengucilan atau pembatasan yang dibuat atas jenis kelamin, yang mempunyai pengaruh atau tujuan untuk mengurangi atau menghapus pengakuan pemikiran atau menghapus pengakuan, penikmatan atau penggunaan hak-hak 28 asasi manusia dan kebebsan pokok di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, sipil atau apapun lainnya oleh kaum wanita, terlepas dari status perkawinan mereka, atas dasar persamaan antara pria dan wanita”. Perhatikan paragraf berikut: Seminggu sebelum hilang, Marsini ikut minta naik upah, begitu cerita yang didapat Cak Man dari teman-teman Marsini. Lima orang, termaksud Marsini, menghadap mandor agar menyampikan permintaan itu keatasan. Karena tak digubris mereka nekat menghadap bagian personalia. Lima orang ini berani melakukan hal itu, karena kenaikan upah yang mereka minta hanya mengikuti peraturan baru pemerintahan yang sah. Pertemuan dengan kepala personalia tetap tak membuahkan hasil. Lima orang ini membagikan selebaran ke semuah buruh. Mengajak mogok sampai ada kenaikan upah PJ, 2013: 83. Sehari sebelum tanggal pelaksanaan mogok kerja, lima orang itu hilang. Termaksuk Marsini. Teman-temannya kebingungan. Mereka mulai mencari lima orang yang hilang. Bertanya kepada semua orang apakah ada yang tahu kemana semua orang apakah ada yang tahu kemana perginya lima orang itu. Setelah tiga hari tak ada kabar, mereka lapor polisi. Polisi bilang akan mencari. Tapi juga belum ada hasilnya sampai kini. Belakangan mandor mengumumkan memecat lima orang yang menghilang. Alasannya mereka membolos seenaknya dan pernah berusaha membuat kekacauan. Mandor juga mengumumkan agar buruh bekerja dengan tenang. Jangan pernah mencari-cari masalah kalau tak ingin hidup susah. Semua buruh ketakutan. Tak berani bertanya atau berusaha mencari Marsini dan empat orang lainnya PJ: 83-84. Cak Man mengunjungiku ke rumah sakit ini. Membawa foto Marsini yang tergeletak di pinggir hutan. “Marsini mati. Marsini dibunuh,” katanya PJ, 2013: 126. Paragraf tersebut mendeskripsikan diskriminasi antara perusahaan dan buruh wanita. Diskriminasi ini terjadi karena buruh meminta kesetaraan upah sesuai dengan peraturan pemerintah. Perusahaan tidak memberi peluang kepada buruh untuk menuntut haknya. Hak mereka adalah upah yang sudah disepakati oleh pemerintah daerah. Dampak dari tidak memberi peluang kepada buruh adalah hasil kerja yang tidak adil. Hasil kerja yang tida adil berupa upah mereka. buruh 29 menuntut haknya. Perusahaan melancarkan aksinya dengan membayar pihak berwenang untuk mengamankan para buruh yang membuat onar. Cara yang dilakukan Marsini dan keempat temannya merupakan ancaman untuk perusahaan dan mereka pantas melakukan mogok kerja. Setelah melalui jalan damai dan ternyata tidak membuahkan hasil. Mereka memiliki jalan keluar yang baik. Yaitu mogok kerja dengan mengajak teman-teman lainnya. Sayangnnya, mereka tidak memiliki pendukung atau penyokong seperti organisasi yang membela hak-hak mereka. Mereka tidak pernah membayangkan, nyawa mereka menjadi ancaman karena menjadi sumber keributan. Marsini dan keempat temanya dipecat dari perusahaan. Sedangkan teman-teman yang lainya hanya kebingungan karena lima temanya tidak kunjung bekerja. Melaporkan polisi juga tidak menemukan titik terang. Perusahaan mencium gelagat kebingungan buruh lainnya dan mengumumkan bahwa lima temanya sudah dipecat. Faktanya kelima wanita itu diculik dan dibunuh. Tindakan menghilangkan nyawa seseorang merupakan tindakan diskriminasi fisik. Diskriminasi ini dijalankan dengan cara memukul, menyakiti hingga menghilngkan nyawa seseorang. Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa diskriminasi banyak dialami oleh kaum wanita seperti pelecehan hingga terjadi pemerkosaan. Kaum wanita dianggap lemah dan tidak dapat melawan. perhatiakan paragraf berikut: “Mandor bejat Pabrik bejjat Seenaknya mecat orang setelah disedot habis-habisan “Mandor itu... Mandor itu sudah memperkosa saya” perempuan itu berbicara sambil menuding ke arah si mandor. Si mandor bergerak menarik lengan perempuan itu agar turun dari meja. Tapi suara perempuan itu sudah tak bisa dibendung lagi. “Sekarang saya bunting, 30 saya malah dipecat Dasar binatang Dia perkosa saya juga seperti binatang PJ, 2013: 195. “Saya diperkosa.” Ia berbicara dengan suara tinggi, tak memedulikan orang-orang yang menoleh ke arah kami. “Dipaksa nuruti nafsunya. Kalau tidak mau akan dipecat. Aku terus mendengarkan tanpa berkata apa-apa. “Sekarang saya hamil. Bukannya dia tanggung jawab, malah saya dipecat” PJ, 2013: 200-201. Diskriminasi yang dilakuakan oleh mandor tersebut berdasarkan golongan. Golongan buruh merupakan golongan rendah. Mandor tersebut memperlakukan buruh dengan sesuka hatinya. melakukan ancaman, pelecehan, dan pemerkosaan yang terjadi dengan buruh wanita itu. Mirisnya, pada saat buruh tersebut hamil tidak mendapat pertanggungjawaban. Justru pemutusan hubungan kerja yang didapatkan. Banyak buruh tidak paham dengan hak-haknya. Mereka pasra pada saat dipecat secara sepihak tanpa adanya pesangon. Pemecatan sering dialami oleh wanita hamil. Seharusnya, mereka memperoleh hak mereka, yaitu hak cuti hamil yang sudah menjadi tanggung jawab perusahaan. Namun, fakta sesungguhnya para buruh tidak memperoleh haknya. Hak mereka dirampas perusahaan. Perusahaan mengambil peluang tersebut karena buruh tidak paham dengan hak- hak mereka. Perusahaan tidak mempekerjakan wanita hamil. Seperti yang tergambar dalam paragraf berikut: Dulu mereka bekerja di pabrik yang sama. Setelah ketahuan hamil, istrinya dipecat oleh perusahaan. PJ, 2013: 161 Berdasarkan pasal 153 ayat 1 huruf e undang-undang no. 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan UUK yang menyatakan “Pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan pekerjaan atau buruh 31 perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau menyususi bayi”. Pada dasarnya perusahaan tidak dapat memaksa buruh untuk mengundurkan diri, karena pada dasarnya pengunduran diri harus didasarkan pada kemauan dari pekerja atau buruh. Pengunduran diri yang diajukan pekerja atau buruh harus dalam bentuk tertulis atas kemauan sendiri. Tanpa ada indikasi adanya paksaan atau intimidasi dari perusahaan.

4.3 Bentuk Diskriminasi Dalam Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari