1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi yang sangat pesat sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Dengan berkembangnya teknologi ini mengakibatkan
berkembangnya ilmu pengetahuan yang memiliki dampak positif maupun negatif. Perkembangan teknologi ini dimulai dari negara maju, sehingga
Indonesia sebagai negara berkembang perlu mensejajarkan diri dengan negara-negara yang sudah maju tersebut.
Perbaikan pengajaran dan pembelajaran merupakan dasar pijakan, kebijaksanaan nasional untuk menjamin masa depan siswa yang lebih pasti.
Belajar disekolah menjadi pola umum kehidupan warga masyarakat di Indonesia. Dewasa ini keinginan hidup lebih baik telah dimiliki oleh warga
masyarakat. Belajar telah dijadikan alat hidup wajib belajar selama sembilan tahun, merupakan kebutuhan hidup. Oleh karena itu, warga masyarakat
mendambakan anak-anaknya memperoleh tempat belajar disekolah yang baik. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang mempunyai
peranan penting dalam dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jam mata pelajaran ini dibandingkan mata pelajaran lain. Pelajaran
matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan kepada semua jenjang pendidikan dimulai dari sekolah dasar sampai pergruan tinggi.
Pada umumnya guru mengajarkan matematika dengan menerangkan konsep dan operasi matematika, memberi contoh mengerjakan soal, serta
meminta siswa untuk mengerjakan soal yang sejenis dengan soal yang sudah diterangkan guru. Guru menekankan pembelajaran matematika bukan pada
pemahaman siswa terhadap konsep dan operasinya, melainkan pada pelatihan simbol-simbol matematika dengan penekanan pada pemberian informasi dan
latihan penerapan algoritma. Guru bergantung pada metode ceramah, siswa yang pasif, sedikit tanya jawab dan siswa mencatat dari papan tulis.
Proses belajar mengajar matematika yang baik adalah guru harus mampu menerapkan suasana yang dapat membuat murid antusias terhadap
persoalan yang ada sehingga mereka mampu mencoba memecahkan persoalannya Mulyono, 2003 : 13. Proses pembelajaran membutuhkan
metode yang tepat. Kesalahan menggunakan metode, dapat menghambat tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan. Dampak yang lain adalah
rendahnya kemampuan bernalar siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran siswa kurang dilibatkan
dalam situasi optimal untuk belajar. Oleh karena itu guru yang mengajar didepan kelas harus mempunyai prinsip-prinsip mengajar dan harus
dilaksanakan seefektif mungkin, agar guru tidak asal mengajar. Berdasarkan uraian tersebut, Ahmad Rohani 2004: 6 menyatakan bahwa:
“Pelajaran matematika cenderung dipandang sebagai mata pelajaran yang ”kurang diminati” atau ”kalau bisa dihindari” oleh sebagian siswa dan
kurangnya kesabaran bahwa aliran-aliran yang ada dalam matematika mengajarkan untuk dapat berpikir lagi, rasional kritis, cermat, efisien dan
efektif. Mengingat pentingnya belajar matematika, seorang guru matematika dituntut untuk memahami dan mengembangkan suatu
metode pengajaran di dalam kelas untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Hal ini juga bertujuan agar dapat mengurangi rasa jenuh
pada siswa dan juga rasa takut pada mata pelajaran matematika”.
Berkaitan dengan masalah diatas, pada kegiatan pembelajaran matematika yang terjadi di SD Negeri III Pondok Ngadirojo Wonogiri
ditemukan keragaman masalah sebagai berikut : 1 Hasil belajar siswa masih kurang maksimal. Kemandirian siswa dalam menyelesaikan soal-soal
matematika juga belum tampak. Banyak ditemukan siswa yang malas mengerjakan soal-soal latihan, mengerjakan pekerjaan rumah dan biasanya
siswa baru menulis setelah soal dikerjakan oleh guru, 2 Faktor guru yang kurang menarik dalam memberikan materi sehingga membuat siswa menjadi
bosan dengan pelajaran matematika. Sehingga ketika guru memberikan soal, siswa mengalami kesulitan untuk menyelesaikannya.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan, maka membuat para guru untuk terus berusaha menyusun dan menetapkan berbagai
metode yang bervariasi Rusfendi, 1999 : 285. Penyajian bermacam-macam metode mengajar dan aplikasinya dalam pengajaran matematika ialah agar
siswa dan guru memiliki pengetahuan yang luas tentang metode-metode dan memiliki keterampilan untuk menerapkannya. Salah satu metode yang akan
diterapkan dalam pembelajaran matematika pada materi pecahan yaitu melalui pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory dan Kinestetic VAK.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat didefinisikan masalah sebagai berikut:
1. Pendekatan Pembelajaran Visualizatiopn, Auditory dan Kinestetic VAK
Dalam pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory dan Kinestetic VAK dipusatkan pada cara belajar siswa dengan langkah yang
sistematis yaitu belajar melalui melihat sesuatu, belajar melalui mendengar sesuatu dan belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung.
Dengan melalui pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory dan Kinestetic VAK diharapkan ada peningkatan yang signifikan. Guru
sebagai mitra peneliti sangat mendukung dalam upaya pencapaian kondisi tersebut. Melalui pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory dan
Kinestetic VAK dianggap dapat meningkatkan keaktifan siswa karena dengan pendekatan ini siswa dapat menyerap informasi lebih cepat dan
mudah selama pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory dan Kinestetic VAK ini sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika yang
sebenarnya. Colin Rose dan Malcolm dalam bukunya Accelerated Learning
menyebutkan bahwa: “Pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory dan Kinestetic
VAK adalah pendekatan pembelajaran pembelajaran yang memperhatikan tiga gaya belajar dan komunikasi yang berbeda yaitu :
a. Visual adalah belajar melalui melihat sesuatu dengan melihat
gambar atau diagaram. b.
Auditori adalah belajar melalui mendengar sesuatu dengan melalui kaset audio, ceramah, diskusi, debat dan instruksi verbal.
c. Kinestetik adalah belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan
langsung dengan bergerak menyentuh dan merasakanmengalami sendiri” Colin Rose dan Malcolm, 2002: 130.
Dari uraian di atas maka pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran Visualization, Auditory dan Kinestetic VAK adalah
metode belajar mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar yang mereka miliki dengan
demikian siswa dapat menyerap fakta-fakta secara efisien. 2.
Kondisi Lapangan Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi maka semakin
tinggi pula prestasi belajar siswa. Namun dalam kenyataan ini dapat dilihat bahwa prestasi belajar matematika yang dicapai siswa masih rendah.
Keberhasilan dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar siswa.
3. Lingkungan Sekolah
Tinggi rendahnya prestasi belajar matematika dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor eksternal dan faktor internal, kondisi lingkungan
sekolah merupakan salah satu faktor eksternal sedangkan kondisi fisik merupakan faktor internal. Rendahnya prestasi belajar matematika
merupakan suatu permasalahan umum. Oleh karena itu, siswa di SD Negeri III Pondok Ngadirojo Wonogiri perlu diberikan motivasi atau
dorongan melalui metode Visualization, Auditory dan Kinestetic VAK yang dapat menjadikan siswa semangat dan senang terhadap belajar
matematika.
Berdasarkan latar belakang masalah yang di uraikan di atas perlu mendapatkan perhatian dan merupakan tanggung jawab bersama untuk
mencarikan solusinya. Dalam hal ini Penelitian Tindakan Kelas PTK dirasa tepat sebagai jalan keluar atas permasalahan tersebut.
B. Identifikasi Masalah