1
Rindu Nursifah, 2015 Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif
di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Belajar sepanjang hayat merupakan proses pembelajaran yang lahir sejak manusia itu terlahir mulai dari pangkuan ibunya hingga kembali ke pangkuan
ilahi. Pendidikan disini yang dimaksud adalah pendidikan anak usia dini yang dewasa ini mulai gencar digalakkan oleh pemerintah Indonesia yang mengacu
pada peraturan kementerian pendidikan nasional melalui UU Sisdiknas No 20 tahun 2003.
Pendidikan Anak
Usia dini
bertujuan untuk
menggali dan
mengembangkan potensi anak sejak dini. Supaya menjadi manusia seutuhnya dan mengenalkan norma-norma yang ada melalui pengalamannnya dalam proses
belajar mengajar melalui bermain, dan agar memiliki kemampuan keterampilan- keterampilan yang dimilikinya demi bekal di kehidupan masyarakat kelak.
Fungsi lain dari pendidikan anak usia dini adalah untuk mengembangkan secara optimal otak yang dimiliki anak, karena pada masa-masa itu merupakan
masa golden age, sehingga memerlukan stimulus yang tidak hanya terbatas pada proses pembelajaran di kelas, akan tetapi mencakup aspek di lingkungan juga atau
sekitar lingkungan lembaga pendidikan itu sendiri. Sebagaimana hasil dari pertemuan Dakkar tahun 2000 telah
mendeklarasikan enam target pencapaian untuk pendidikan diantaranya : 1 memperluas dan memperbaiki keeluruhan perawatan dan pendidikan anak usia
dini, 2 menjamin bahwa menjelang tahun 2015 semua anak, khususnya anak perempuan dalam keadaan yang sulit termasuk etnik minoritas mempunyai akses
dan menyelesaikan pendidikan dasar yang bebas dan wajib dengan kualitas yang baik, 3 menjamin bahwa kebutuhan belajar semua manusia muda dan orang
dewasa terpenuhi melalui akses yang adil pada program keterampilan hidup, 4 perbaikan mencapai 50 bagi kaum perempuan, 5 menhapus disparatis gender di
pendidikan dasar dan menengah, 6 memperbaiki semua aspek kualitas
2
Rindu Nursifah, 2015 Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif
di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pendidikan. Murtadlo, 2004, hlm. 14. Diakses di http: www. jogja bangkit kembali news.com tersedia di diknaspolman. blogspot. com
Guru harus memiliki kreativitas di dalam proses pembelajaran terutama pada tingkat pendidikan anak usia dini karena hal tersebut merupakan perna
penting bagi guru dalam meningkatkan mutu kualitas siswanya. Kreativitas menurut Semiawan 2009, hlm. 44
“adalah memodifikasi sesuatu produk yang sudah jadi menjadi suatu yang baru. Atau terdapat konsep lama yang
dikombinasikan menjadi suatu konsep baru. Menurut Munandar 2009, hlm.12, mengemukakan bahwa kreativitas
adalah: “Hasil interaksi antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-
unsur yang sudah ada atau dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu
di lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat’. Dalam hal ini kaitannya dengan guru dan kreativitasnya, guru harus
mampu menciptakan hal atau sesuatu yang baru atau benar-benar baru ketika proses pembelajaran. Atau sesuatu yang orisinil asli ciptaan sendiri, atau
dapat saja merupakan modifikasi dari berbagai strategi yang ada sehingga menghasilkan bentuk baru. Oleh karena itu untuk menunjang proses belajar
dalam kegiatan belajar mengajar maka diperlukan kreativitas guru dalam menyajikan proses belajar mengajar terkait dengan metode, media dan cara-cara
penanganan anak didik yang memiliki masalah. Seperti contoh untuk mendukung kegiatan belajar mengajar guru yang kreatif dituntut untuk
membuat media pembelajaran baik berupa alat peraga yang serba guna dengan tujuan agar pembelajaran lebih menraik dan dapat mengembangkan secara
optimal perkembangan otak anak didik. Perlu adanya peningkatan kualitas guru dalam pemahaman tentang anak didik dan perkembangannya, dengan maksud
untuk menganalisa anak didik yang mengalami kesulitan dalam belajar sampai dimana tingkat kesulitannya dalam proses pembelajaran. Dengan demikian tutor
bagi pendidikan anak usia dini dapat mengembangkan, merencanakan dan menerapkan pemanfaatannya dalam penggunaan media ajar seperti Alat
Permainan Edukatif yang lebih dikenal dengan APE.
3
Rindu Nursifah, 2015 Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif
di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Selain peran guru orang tua juga memiliki peranan yang sangat penting seperti yang diungkapkan oleh Starko 2010, hlm. 17
“Over 30 years’ research has proven beyond dispute the positive connection between parent involvement
and student success. Effectively engaging parents and families in the education of their children has the potential to be far more transformational than any other
type of educational reform Lebih dari 30 tahun penelitian in telah membuktikan terdapat hubungan positif antara keterlibatan orang tua dan keberhasilan siswa.
Efektifitas melibatkan orang tua dan keluarga dalam pendidikan anak-anak mereka memiliki potensi untuk menjadi jauh lebih transformasional daripada jenis
lain dari reformasi pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 bagian 14 Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkemban gan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut dalam Visimedia, 2005, hlm 11.
Selanjutnya ada lima point tentang Pendidikan Anak Usia Dini yang dicantumkan pada Bab IV bagian ketujuh tentang Pendidikan Anak Usia Dini
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 1 pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. 2 Pendidikan anak usia dini
dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, danatau informal. 3 Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk
taman kanak-kanak TK, raudatul athfal RA, atau bentuk lain yang sederajat. 4 Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk
kelompok bermain KOBER, taman penitipan anak TPA, atau bentuk lain yang sederajat. 5 Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan dalam Visimedia, 2005, hlm 11.
Para ahli psikoanalisa berkeyakinan bahwa lingkungan memberi peran yang sangat besar dalam pembentukan sikap, kepribadian, dan pengembangan
4
Rindu Nursifah, 2015 Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif
di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kemampuan anak secara optimal. Anak yang tidak mendapat lingkungan baik untuk merangsang pertumbuhan otak, misalnya jarang disentuh, jarang diajak
bermain, jarang diajak berkomunikasi, maka perkembangan otaknya akan lebih kecil 20-30 dari ukuran normal seusianya. Fendik Setyawan, 2013, hlm. 1 di
akses di www.imadiklus.com, tanggal :13 September 2014. Di dalam otak memiliki tiga fungsi yang disebut tiga dalam satu otak
three in one brain Paul Maclean Fendik Setyawan, 2013, hlm. 1 yaitu batang otak, limbik dan kortek. Hubungan ketiganya dalam pendidikan adalah bahwa jika
anak dalam merasa terancam, Maka batang otak akan bereaksi melawan atau menghindar, namun apabila anak merasa nyaman dan diterima maka system
limbiknya emosi terbuka maka pengetahuan dalam hal ini topi berfikir korteks akan mudah mendapatkan pengetahuan dan seorang anak dapat berfikir.
Hasil penelitian mengemukakan bahwa pertumbuhan sel jaringan otak pada anak usia 0-
4 tahun mencapai 50 , hingga usia 8 tahun mencapai 80 , sehingga para ahli menyebut periode perkembangan masa kanak-kanak sebagai masa emas golden
age yang hanya terjadi satu kali dalam perkembangan kehidupan manusia. Oleh sebab itu pada usia 3-6 tahun merupakan periode terpenting untuk merangsang
pertumbuhan otak anak melalui penyediaan Alat Permainan Edukatif APE ’.
Berdasarkan observasi awal, fenomena yang terjadi di lingkungan pendidikan anak usia dini PAUD banyak ditemukan bahwa rendahnya
pemanfaatan Alat Permainan Edukatif APE dan kreatifitas guru dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dapat terlaksana tanpa APE, dan aspek-
aspek sarta kecerdasan-kecerdasan yang ada pada diri anak pun dapat berkembang, misalnya dengan permainan ataupun memanfaatkan alam.
Aspek perkembangan anak dapat berkembang sesuai dengan tujuan yang diharapkan, apabila ditunjang oleh media pembelajaran dalam hal ini APE.
Karena dunia anak-anak penuh dengan imajinasi dan permainan, oleh karena itu salah satu yang berperan penting dalam hal ini adalah lembaga pendidikan usia
dini, oleh sebab itu lembaga PAUD harus memiliki sarana dan prasarana yang menunjang untuk berlangsungnya proses pembelajaran guna meningkatkan dan
5
Rindu Nursifah, 2015 Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif
di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
mengoptimalkan sebagai suatu lembaga dalam menumbuh kembangkan perkembangan otak anak sejak dini.
Lebih jauh Nursalam 2005, hlm. 17 menyatakan bahwa : “Pengaruh alat
permainan edukatif terhadap aspek perkembangan sebelum dan sesudah perlakuan adalah pengembangan aspek fisik melalui kegiatan yang dapat
merangsang pertumbuhan fisik anak motorik kasar dan motorik halus, aspek bahasa melatih berbicara dengan menggunakan kalimat yang benar,
aspek sosial dilakukan dengan cara berhubunganberinteraksi dengan orang tua, keluarga, saudara dan masyarakat. Perkembangan menandai
maturitas dari organ-organ dan sistem-sistem, perolehan ketrampilan, kemampuan yang lebih siap untuk beradaptasi terhadap stres dan
kemampuan untuk memikul tanggung jawab maksimal dan memperoleh kebebasan dalam mengekspresikan kreativitas
anak”. Penilaian Tumbuh Kembang anak dideteksi dengan menggunakan
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan KPSP yang disesuaikan dengan usia anak. Apabila dideteksi perkembangan anak hasilnya sesuai dengan usia
perkembangan berarti anak berhasil menyesuaikan diri dengan tahap perkembangan secara normal, dan jika dideteksi diperoleh keterlambatan
meragukan dan penyimpangan pada perkembangan anak, maka diberikan intervensi stimulasi alat permainan edukatif selama 2 minggu per 3-4 jam setiap
hari DepKes RI, 2006 Dalam mengembangkan Pendidikan Anak Usia Dini peran orang tua dan
masyarakat sangat dibutuhkan artinya pendidikan itu tidak hanya dibebankan pada lembaga pendidikan tertentu saja. Karena kita ketahui bahwa pendidikan utama
adalah pendidikan informal yaitu pendidikan dalam lingkungan terdekat yakni keluarga. Peran orang tua dalam keluarga merupakan tingkat pertama dalam dunia
pendidikan, karena orang tua merupakan orang yang pertama kali paham terhadap anak-anak. Dalam keluarga inilah yang nantinya melahirkan kepribadian-
kepribadian anak-anak baik atau buruk tergantung pada pendidikan keluarganya. Selain perkembangan kepribadian perubahan yang menjadi hal penting
adalah kreativitas anak. Menurut Semiawan 2009, hlm. 44 “kreativitas adalah
modifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain, terdapat dua konsep lama yang dikombinasikan menjadi suatu konsep baru
”.
6
Rindu Nursifah, 2015 Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif
di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Menurut Utami Munandar 2009, hlm. 12 mengemukakan bahwa: “Kreativitas adalah hasil interaksi antara individu dan lingkungannya,
kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada atau dikenal sebelumnya, yaitu semua
pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari
lingkungan masyarakat.
Creativitas is the process by which each person uses hisher own creative ability in a given situation to achieve a desired result. The word process entails a
sequence of actions, steps, or activities that are necessary to help achieve this desired result. Kreativitas adalah proses dimana setiap orang menggunakan atau
kemampuan kreatif sendirinya dalam situasi tertentu untuk mencapai hasil yang diinginkan. Proses Kata memerlukan urutan tindakan, langkah-langkah, atau
kegiatan yang diperlukan untuk membantu mencapai hasil ini diinginkan Starko, 2010, hlm. 17
Supaya keluarga dan lembaga pendidikan tidak melakukan kesalahan dalam mendidik anak-anakya, maka mesti terjalin hubungan dan kerja sama antara
orang tua dengan pihak lembaga. Keluarga mendidik anaknya di rumah, sedangkan lembaga pendidikan melakukan tugas mendidik anak dilembaga. Agar
proses pendidikan yang dilakukan dilembaga sejalan dengan pendidikan dirumah maka perlu adanya kerja sama yang baik antara orang tua anak dengan pihak
lembaga pendidikan. Oleh karenanya keduanya harus berada dalam suatu rel agar dapat seiring, sejalan, seirama dalam memperlakukan anak sehari-hari sesuai
dengan kesepakatan bersama. Apabila anak di didik hanya berdasarkan kemauan salah satu pihak maka kemungkinan proses pendidikan tidak akan berjalan dengan
baik bahkan mungkin dapat mengganggu perkembangan anak.Achmad Rafiq, 2014 dalam tribunnews.com
. diakses pada hari Jum’at, 23 Oktober 2014. Mencermati
permasalahan tersebut,
peneliti menyimpulkan
dan bermaksud untuk meneliti tentang
“Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif APE di lingkungan
KOBER Kartika X-4 Padalarang Kabupaten Bandung Barat”.
7
Rindu Nursifah, 2015 Peran Tutor dalam Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif
di Lingkungan KOBER Kartika X-4 Padalarang Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
B. Rumusan Masalah Penelitian