UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK : Studi Deskriptif di PAUD Asy-Syafa Kp. Cicatih Desa Cimanggu Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi.

(1)

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN

KREATIVITAS ANAK

(Studi Deskriptif di PAUD Asy-Syafa Kp. Cicatih Desa Cimanggu Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Luar Sekolah Konsentrasi Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh

Herlena Setianingrum 0809049

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2015

LEMBAR PENGESAHAN HERLENA SETIANINGRUM

0809049

UPAYA TUTOR PAUD ASY-SYAFA DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA

MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: PEMBIMBING I:

Prof. Dr. Hj. Ihat Hatimah, M.Pd NIP. 19540402 198011 2 001

PEMBIMBING II:

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd. NIP. 19590826 198603 1 003

Mengetahui,


(3)

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd.

NIP. 19590826 198603 1 003

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul upaya tutor PAUD dalam pemanfaatan barang bekas untuk alat permainan edukatif dalam rangka mengembangkan kreativitas anak ini, sepenuhnya karya sendiri. Tidak ada bagian di dalam skripsi ini yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya, dan atau bila ada klaim dari pihak-pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2015 Yang Membuat Pernyataan


(4)

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

NIM.0809049

UPAYA TUTOR DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK (Studi Desktiptif di PAUD Asy-Syafa Kp. Cicatih Desa

Cimanggu Kec. Cikembar Kabupaten Sukabumi)

Oleh

Herlena Setianingrum

Sebuah skripsi yang digunakan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Luar Sekolah Konsentrasi Pendidikan Anak Usia Dini

© Herlena Setianingrum 2015 Universitas Pendidikan Indonesia


(5)

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian, dengan dicetak ulang, di fotokopi atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(6)

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini berdasarkan pada permasalahan tentang “Upaya tutor PAUD Asy-Syafa dalam memanfaatkan barang bekas untuk di jadikan alat permainan edukatif sehingga dapat mengembangkan kreativitas anak. Penelitian ini mengungkapkap data tentang: 1). Bagaimana upaya tutor dalam memanfaatkan barang bekas di sekitar PAUD Asy-Syafa?, 2). Bagaimana proses penggunaan alat permainan edukatif yang bersumber barang bekas dalam proses pembelajaran di PAUD Asy-Syafa sehingga dapat mengembangkan kreativitas peserta didik?, 3). Bagaimana dampak yang dihasilkan dari penggunaan alat permainan edukatif yang bersumber barang bekas terhadap anak?

Dalam penelitian peneliti menggunakan konsep konsep Pendidikan Luar Sekolah, konsep Pendidikan Anak Usia Dini, konsep pendidikan keluarga, konsep kreativitas pada anak, keluarga sebagai faktor pendukung dalam mengembangkan kreativitas anak, alat permainan edukatif sebagai sarana mengembangkan kreativitas.

Dari hasil penelitian, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) Upaya tutor dalam memanfaatkan barang bekas di sekitar PAUD Asy-Syafa adalah dilihat dari faktor kesesuaian, dan kemudahan. 2) Proses penggunaan APE bersumber barang bekas menggunakan metode demonstrasi, resitasi/penugasan dan bercerita. 3) Dampak yang dihasilkan dari penggunaan alat permainan edukatif yang bersumber barang bekas terhadap anak berupa wujud kreativitas anak yang ditunjukan melalui gagasan (kognitif), sikap (afektif), dan karya (psikomotor). Dilihat dari segi gagasan anak menjadi lebih imajinatif dalam berkarya juga lebih kritis dalam berfikir dan dapat menyelesaikan tugas yang diberikan tutor dengan baik. Dari segi sikap terlihat dari peran anak dalam merawat alat permainan edukatif yang ada di PAUD Asy-Syafa, selain itu anak menjadi komunikatif dalam berbicara kepada tutor maupun teman-temannya. Anak pun senang mengikuti proses pembelajaran dan aktif menjawab pertanyaan dari tutor. Sedangkan wujud kreativitas anak dalam segi karya dapat dilihat ketika peserta didik mampu memainkan, membuat, dan memodifikasi alat permainan edukatif. Wujud kreativitas peserta didik dalam segi karya dapat dilihat dari karya yang diciptakan.


(7)

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This study is based on the issue of "Efforts ash-Syafa early childhood teachers in the use of second-hand goods to be made a tool of educational games so that they can develop the creativity of children. This study reveals data on: 1). How the efforts of teachers in the use of second-hand goods around PAUD Asy-Syafa ?, 2). How is the process of using the tools of educational games used goods originating in the learning process in early childhood Asy-Syafa so as to develop the creativity of learners ?, 3). How impacts resulting from the use of educational games used goods sourced against children?

From the research, we concluded as follows: 1) The efforts of teachers in the use of second-hand goods around PAUD Asy-Syafa is seen from suitability factor, and ease. 2) The use of APE sourced secondhand goods using demonstrations, assignments and storytelling. 3) The impact resulting from the use of educational games sourced second-hand goods to children in the form of manifestation of the child creativity shown through ideas (cognitive), attitudes (affective), and work (psychomotor). Viewed in terms of the idea of the child to be more imaginative in the work is also more critical in thinking and can complete a given task with a good teacher. In terms of attitude can be seen from the role of caring for children in educational games in early childhood Asy-Syafa, other than that the child be communicative in talking to tutors and friends. Children also enjoy participating in an active learning process and answered questions from the teacher. While the form of children's creativity in terms of the works can be seen when the learner is able to play, create, and modify tool educational games. A form of creativity of learners in terms of the works can be seen from the works created.

Keywords: Early Childhood Education, Educational Games Equipment, Used Stuff, Creativity


(8)

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK


(9)

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi ... 9

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Pendidikan Luar Sekolah ... 11

1. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah ... 11

2. Tujuan Pendidikan Luar Sekolah ... 12

3. Fungsi Pendidikan Luar Sekolah ... 13

B. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini ... 15

1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini ... 15

2. Prinsip Umum Pendidikan Anak Usia Dini ... 16

C. Konsep Pendidikan Keluarga ... 20

1. Pengertian Pendidikan Keluarga ... 20

2. Fungsi Pendidikan Keluarga ... 21

D. Konsep Kreativitas Pada Anak ... 24

1. Definisi Kreativitas ... 24

2. Ciri-ciri Kreativitas ... 26

3. Wujud Kreativitas ... 28

E. Konsep Alat Permainan Edukatif ... 29


(10)

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pengertian Alat Permainan Edukatif Bersumber dari Barang Bekas ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 35

B. Subjek Penelitian ... 35

C. Desain Penelitian ... 36

D. Metode Penelitian... 37

E. Definisi Oprasional ... 38

F. Instrumen Penelitian... 39

G. Teknik Pengumpulan Data ... 40

H. Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 45

2. Deskripsi Penyelenggaraan PAUD Asy-Syafa ... 48

B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Identitas Informan ... 56

2. Pendapat Informan ... 56

C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Upaya tutor dalam memanfaatkan barang bekas di sekitar PAUD Asy-Syafa ... 70

2. Penggunaan Alat Permainan Edukatif yang Bersumber Barang Bekas dalam Proses Pembelajaran Di PAUD Asy-Syafa ... 73

3. Dampak yang Dihasilkan Dari Penggunaan Alat Permainan Edukatif Yang Bersumber Barang Bekas Terhadap Peserta Didik ... 74

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 80

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jadwal Pembelajaran ... 48

Tabel 4.2 Daftar Siswa PAUD Asy-Syafa ... 53

Tabel 4.3 Identitas Informan ... 54

Tabel 4.4 Jawaban informan tentang definisi APE ... 55

Tabel 4.5 Jawaban informan tentang jenis barang bekas ... 57

Tabel 4.6 Jawaban informan tentang pembuatan APE ... 58

Tabel 4.7 Jawaban informan tentang penggunaan APE ... 62

Tabel 4.8 Jawaban informan tentang wujud kreativitas anak dalam segi gagasan/kognitif ... 63

Tabel 4.9 Jawaban informan tentang wujud kreativitas anak dalam segi sikap/afektif ... 66

Table 4. 10 Jawaban informan tentang wujud kreativitas anak dalam segi karya/psikomotor ... 67


(12)

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan bagi setiap manusia merupakan modal terpenting dalam hidup, sebab melalui pendidikan bisa meningkatkan sumber daya manusia. Pendidikan telah di atur oleh pemerintah sebagaimana berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang tercantum dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I ayat I menyatakan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan juga berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dalam rangka mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan, ada beberapa jalur pendidikan yang tersedia sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 yaitu, pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, sedngkan pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang dan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

Agar fungsi dan tujuan pendidikan berjalan secara optimal, pendidikan harus di tananamkan sejak dini, karena usia dini merupakan masa keemasan (golden


(13)

2

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

age). Yang dimaksud masa keemasan (golden age) yaitu dimana anak dapat meniru apa yang dilihat, didengar dan yang dicontohkan oleh orang-orang disekitarnya, sehingga pada masa tersebut pertumbuhan mencapai titik optimal. Jadi, pada masa golden age anak dapat diberikan berbagai rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangannya agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki dunia pendidikan yang berkesinambungan.

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang paling utama, karena di masa ini merupakan periode emas anak untuk menentukan kualitas hidup anak dimasa yang akan datang. Seperti pendapat para ahli bahwa masa balita (usia 0-6 tahun) merupakan masa emas (golden age) pada perkembangan otak anak secara fisik, emosional, sosial dan pengetahuan intelektualnya, sehingga dalam masa tersebut dibutuhkan pendidikan secara optimal.

Periode emas (golden age) merupakan usia dimana seorang anak sangat peka terhadap segala hal yang terjadi dalam lingkungannya, sehingga usia ini pula ada yang menyebutnya sebagai usia kritis. Oleh karena itu jika anak berada direntang usia ini hendaklah distimulasi dengan hal-hal yang positif baik dari segi bahasa maupun dalam hal tingkah laku. Sebab segala sesuatu yang dilihat dan didengar dapat terekam di dalam otak dan tersimpan di memori anak. Bila anak diperlakukan dengan baik maka yang tersimpan adalah kebaikan pula dan kebaikan ini akan mewarnai hari-harinya dalam mengarungi hidup ini. Demikian pula sebaliknya jika anak menerima didikan yang keras, kasar dari kesehariannya maka itu pula yang terekam dalam memorinya dan akan pula mewarnai kehidupannya kelak.

Hal ini juga sesuai dengan yang tercantum dalam Undang-undang Nomor.20 Tahun 2003 tentang Sitem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 14 yaitu, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak-anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam pendidikan yang lebih lanjut.

Tetapi perlu diketahui memberikan pendidikan dasar bagi anak tidak hanya tanggung jawab pihak lembaga sekolah. Memberikan pendidikan dasar bagi anak merupakan tanggung jawab orang tua. Pendidikan keluarga merupakan bagian


(14)

3

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan kehidupan. Peran keluarga dalam hal pendidikan bagi anak tetap penting dan tidak dapat tergantikan, sekalipun anak sudah dimasukkan ke dalam lembaga pendidikan formal maupun nonformal (Kostianissa, 2012, hlm 2).

Pendidikan dasar yaitu pendidikan anak usia dini yang berlangsung di sekolah juga pendidikan informal yang berlangsung di keluarga hendaklah dilakukan dengan tujuan memberikan konsep yang bermakna bagi anak melalui pengalaman nyata. Karena dengan pengalaman nyata, anak menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu secara optimal.

Oleh sebab itu, pendidikan anak usia dini melalui pendidikan informal merupakan sasaran utama dari pendidikan luar sekolah. Pendidikan dasar diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang memiliki daya saing tinggi, sesuai dengan tujuan pendidikan luar sekolah yaitu pendidikan yang di upayakan untuk individu agar hubungannya dengan lingkungan sosial dan alam dapat secara bebas dan bertanggung jawab yang bisa mendorong ke arah yang lebih maju, juga sesuai fungsi pendidikan luar sekolah berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Nonformal (PNF) adalah sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan formal, dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional.

Dalam pendidikan nonformal khususnya pendidikan dasar merupakan sasaran yang tepat untuk mengembangkan kreativitas. Menurut Mulyasa (2005, hlm 164) proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Pembelajaran anak usia dini dapat berlangsung dalam keluarga atau lembaga yang menerapkan kegiatan bermain sambil belajar, sehingga anak-anak dapat mengeksplorasikan kreativitasnya karena anak diberi rangsangan melalui bermain yang merupakan sifat alami anak.


(15)

4

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kreativitas anak terasa penting karena anak-anak melakukan aktivitas dengan semangat rasa penasaran, keingintahuan yang besar, dan dorongan spontan untuk mengeksplorasi, bereksperimen, dan memanipulasi dalam permainan. Untuk itu, diperlukan berbagai sarana dan media atau alat yang dapat membantu para orang tua dan guru untuk merangsang otak anak secara maksimal.

Menurut Munandar (2009, hlm 25) kreativitas adalah kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-nsur yang sudah ada sebelumnya.

Dalam menjalankan kehidupan, kreativitas merupakan hal yang dianggap penting karena merupakan salah satu kebutuhan pokok. Munandar (dalam Permata Sari, 2014, hlm 1) menjelaskan kreativitas perlu dipupuk, dan dikembangkan karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Adapun Rachmawati dan Kurniati (2005) kreativitas akan muncul pada individu yang memiliki motivasi tinggi, rasa ingin tahu, dan imajinasi.

Mengembangkan kreativitas anak memerlukan peran penting orang tua dan juga pendidik. Suratno (2005, hlm 19) menjelaskan anak kreatif dan cerdas tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan perlu pengarahan salah satunya dengan memberi kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas anak. Hal ini dapat diketahui dengan masih banyaknya orang–orang yang belum mampu menghasilkan karyanya sendiri, mereka masih meniru karya milik orang lain. Froebel (dalam Hamidah, 2012, hlm 2) menyatakan, bermain tanpa bimbingan dan arahan serta perencanaan lingkungan dimana anak belajar akan membawa pada cara belajar yang salah atau proses belajar tidak akan terjadi. Ia mengisyaratkan bahwa dalam proses pembelajaran, pendidik bertanggung jawab dalam membimbing dan mengarahkan anak agar menjadi kreatif.

Seorang tutor PAUD hendaknya memiliki pemahaman yang memadai dan mampu mengenali alat permainan dan pengembangannya yang dapat digunakan untuk anak usia dini. Tutor PAUD juga harus memiliki kemampuan merancang,


(16)

5

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membuat, memanfaatkan, memelihara, dan menilai sendiri alat permainan untuk anak usia dini. Salah satu sarana/alat permainan tersebut adalah alat permainan edukatif (APE).

Menurut Sudono (2000, hlm 7), alat permainan adalah semua alat bermain yang digunakan anak untuk memenuhi naluri bermainnya dan memiliki berbagai macam sifat seperti bongkar pasang, mengelompokkan, memadukan, mencari padanannya, merangkai, membentuk, mengetok, menyempurnakan suatu desain, atau menyusun sesuai bentuk utuhnya. Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa alat permainan edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat memfasilitasi kebutuhan bermain dan belajar anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, dan yang berguna untuk pengembangan aspek dan kecerdasan diantaranya fisik, bahasa, kognitif, dan sosial anak

Prinsip utama dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini yaitu belajar sambil bermain, karena dengan bermain anak bisa merasakan suasana yang menyenangkan sehingga anak akan semangat menjalani proses pembelajaran dan dapat mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitar untuk mengenali lingkungannya

Di dalam kamus besar bahasa Indonesia , bermain adalah sebagai melakukan sesuatu untuk bersenang-senang, yang berarti bahwa anak bermain itu sedang melakukan suatu aktifitas yang menyenangkan bagi dirinya. Dengan kata lain bermain merupakan salah satu cara anak dalam proses pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan.

Alat permainan edukatif merupakan salah satu cara untuk mengembangkan kreativitas anak. Faktanya selain untuk membantu proses pembelajaran, alat permainan edukatif juga mampu memberikan kesenangan bagi anak. Alat permainan edukatif tidak harus mahal, tetapi dapat memanfaatkan dan menggunakan lingkungan sekitar untuk meminimalis pengeluaran. Apalagi tutor sebagai fasilitator harus mampu memanfaatkan benda-benda yang berada di lingkungan sekitar untuk dijadikan alat permainan edukatif yang sesuai dengan karakteristik anak, tema yang diberikan, indikator kemampuan/kompetensi yang harus dimiliki/dikuasai anak


(17)

6

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sekarang ini alat permainan edukatif sudah banyak tersedia di pasaran. Mulai dari toko kecil hingga toko besar atau yang biasa disebut mall. Namun, tidak semua lembaga PAUD dapat membelinya dikarenakan keterbatasan dana. Sehingga ketersediaan alat permainan edukatif terbatas, hal ini mengakibatkan terhambatnya proses pembelajaran yang berdampak pada berkembangnya kreativitas peserta didik.

Dilihat dari kompleksitas masalah, apabila masalah tersebut dibiarkan, maka akan timbul dampak yang menghambat proses pembelajaran sehingga tujuan pendidikan tidak akan tercapai optimal. Karena seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa alat permainan edukatif memiliki peranan penting dalam proses pmbelajaran di jenjang pendidikan anak usia dini.

Sebagaimana menurut Shofyatun (dalam Suryani, 2014, hlm 202) penggunaan alat permainan edukatif dalam pelaksanaan PAUD mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Membantu pertumbuhan fisik dan seluruh aspek perkembangan anak (moral, agama, fisik, kognitif, social dan emosional)

2. Mendorong aktifitas bermain yang berkualitas dan munculnya bakat yang dimiliki anak.

(Suryani.(2014) Meningkatkan Minat Belajar Melalui Alat Permainan Edukatif (APE) Di Kelompok A TK Pertiwi Donggala. Tersedia di:

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=152540&val=5152&title=Me ningkatkan_Minat_Belajar_Anak_Melalui_Alat_Permainan_Edukatif_APE_Di_K elompok_TK_Pertiwi_Donggala.htm, Diakses Agustus 2014)

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di PAUD Asy-Syafa ternyata pengembangan kreativitas anak masih rendah, hal ini terlihat pada beberapa aspek perkembangan, yaitu aspek perkembangan kognitif anak cenderung tidak mau mengerjakan tugas yang diperintahkan oleh tutor jika tidak didampingi langsung oleh tutor. Dari aspek perkembangan fisik dan sosio-emosional terlihat anak lebih sering diam di tempat duduknya tidak bereksplorasi dan berinteraksi dengan benda-benda juga teman-teman yang ada disekitarnya sehingga keterampilan motorik dan sosio-emosional anak kurang berkembang. Salah satu faktor penyebab terjadinya hal tersebut adalah ketersediaan alat permainan edukatif yang masih terbatas.


(18)

7

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menyikapi hal tersebut, tutor PAUD Asy-Syafa memiliki inisiaitif untuk membuat alat permainan edukatif dengan barang bekas yang tersedia di sekitar PAUD Asy-Syafa. Hal ini juga sebagai upaya menanamkan kecintaan anak kepada pelestarian alam dan lingkungan. Metode efektif bagi anak usia dini tentunya yang bersifat kreatif dan atraktif, dimana anak dapat mengamati secara langsung bahan-bahan barang bekas apa saja yang dapat dimanfaatkan, bagaimana cara pemanfaatannya dan yang terpenting adalah nilai pendidikan apa yang didapatkan dari alat permainan tersebut. Dengan keterlibatan secara langsung melalui pengamatan proses pembuatan dan penggunaannya diharapkan anak mampu mengapresiasi sesuatu yang sepertinya tidak berguna, menginspirasi mereka menjadi individu kreatif.

Dengan adanya beberapa temuan studi pendahuluan diatas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana upaya tutor pendidikan anak usia dini dapat memanfaatkan barang bekas untuk alat permainan edukatif.

Adapun penelitian akan diadakan di PAUD Asy-Syafa yang berlokasi di Jl. Pelabuhan Ratu Kp. Citatih Desa Cimanggu RT 01 RW 05 Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi.

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah

Dari hasil observasi yang dilakukan penulis ke lembaga PAUD Asy-Syafa, penulis menemukan beberapa permasalahan pokok yang berhasil diidentifikasi berdasarkan temuan dilapangan adalah sebagai berikut :

1. APE yang tersedia di PAUD Asy-Syafa kurang bervariatif, sehingga tutor berinisiatif untuk membuat APE bersumber barang bekas.

2. Meskipun menggunakan APE bersumber barang bekas, anak tetap terlihat antusias mengikuti proses pembelajaran.

3. Terdapat indikasi adanya kreativitas pada anak setelah mengikuti pembelajaran menggunakan APE bersumber barang bekas.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas penulis hanya membatasi permasalah penelitian sebagai berikut : ”Bagaimana upaya tutor PAUD Asy-Syafa dalam pemanfaatan barang bekas untuk alat permainan edukatif dalam rangka mengembangkan kreativitas anak?”


(19)

8

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan masalah diatas, maka penulis mengajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya tutor dalam memanfaatkan barang bekas di sekitar PAUD Asy-Syafa?

2. Bagaimana proses penggunaan alat permainan edukatif yang bersumber barang bekas dalam proses pembelajaran di PAUD Asy-Syafa sehingga dapat mengembangkan kreativitas peserta didik?

3. Bagaimana dampak yang dihasilkan dari penggunaan alat permainan edukatif yang bersumber barang bekas terhadap anak?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah dan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan upaya tutor dalam pemanfaatan barang bekas di sekitar PAUD Asy-Syafa.

2. Mendeskripsikan hasil penggunaan alat permainan edukatif yang digunakan dalam mengembangkan kreativitas peserta didik di PAUD Asy-Syafa.

3. Mendeskripsikan dampak yang dihasilkan dari pengunaan alat permainan edukatif yang bersumber barang bekas terhadap anak

D. Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian diatas, maka adapun manfaat penelitian ini dilihat dari dua aspek yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat secara teoritis

a. Memperoleh pengetahuan dan deskripsi mengenai pemanfaatan barang bekas yang dijadikan alat permainan edukatif yaitu dilihat dari segi pendekatan strategi, isi materi serta hasil yang diperoleh.

b. Memperoleh pengetahuan dan deskripsi mengenai alat permainan edukatif (APE).

c. Penelitian ini menjelaskan bahwa alat permainan edukatif mempunyai peran penting dalm proses penyelenggaraan pendidikan anak usia dini.

2. Manfaat secara praktis


(20)

9

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Bagi tutor dapat memberikan informasi serta motivasi untuk membuat alat permainan edukatif yang lebih kreatif sebagai sarana penunjang proses pembelajaran.

c. Dapat dijadikan sebagai landasan pemikiran bagi pihak yang berminat untuk meneliti lebih lanjut tentang pemanfaatan limbah dan sampah untuk alat permainan edukatif dengan kajian yang berbeda.

E. Struktur Organisasi

Untuk mempermudah pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka Penulis memberikan gambaran umum tentang isi dan materi yang akan dibahas yaitu sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Yang berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Tinjauan pustakaan yang berhubungan dengan kerangkan teori yang mendasari penelitian ini yang terdiri dari konsep Pendidikan Luar Sekolah, konsep Pendidikan Anak Usia Dini, konsep pendidikan keluarga, konsep kreativitas pada anak, keluarga sebagai faktor pendukung dalam mengembangkan kreativitas anak, alat permainan edukatif sebagai sarana mengembangkan kreativitas.

BAB III : METODE PENELITIAN

Yang teridiri dari metodelogi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Menguraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi: gambaran lokasi penelitian, deskripsi penyelenggaraan PAUD Asy-Syafa, gambaran subjek penelitian, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.


(21)

10

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membahas kesimpulan hasil penelitian dan beberapa saran yang dapat direkomendasikan sebagai hasil temuan penelitian.


(22)

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan area dimana penulis menemukan masalah terkait upaya tutor dalam memanfaatkan barang bekas di sekitar PAUD Asy-Syafa dalam rangka mengembangkan kreativitas anak yang didasari dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis. Sebagaimana yang dipaparkan dalam latar belakang penelitian, maka penelitian ini dilakukan di PAUD Asy-Syafa di Jl. Pelabuhan Ratu Kp. Citatah Desa Cimanggu RT 01 RW 05 Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah individu, benda, yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Arikunto (dalam Kostiannisa, 2013, hlm 40) menjelaskan batasan subjek penelitian itu sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan. Dalam sebuah penelitian, subjek penelitian memiliki peran yang sangat strategis karena pada subjek penelitian, itulah data tentang variabel yang penelitian akan amati.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil subjek penelitian terhadap tiga orang yaitu satu orang tutor PAUD dan satu pengelola dan satu orang orang tua peserta didik. Alasan penulis menjadikan ketiga orang tersebut menjadi subjek penelitian bukan dilihat dari banyaknya subjek yang diteliti, akan tetapi kedalaman makna yang diperlukan. Tutor merupakan orang yang berkaitan langsung dengan proses dan lingkungan belajar anak usia dini, karena tutorlah yang cukup banyak terlibat dengan anak-anak pada saat belajar di sekolah. pengelola sebagai orang yang memiliki tanggung jawab atas lingkungan belajar yang ada di PAUD Asy-Syafa, mulai dari sarana dan prasarana, dan orang tua peserta didik sebagai penunjang kebutuhan belajar dan menilai keberhasilan pencapaian perubahan yang terjadi ketika anak dirumah.


(23)

35

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan penelitian. Desain penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu: 1. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.

Latar belakang dalam penelitian ini adalah mengenai upaya tutor dalam pemanfaatan barang bekas untuk alat permainan edukatif. Peneliti memilih lokasi saat mengidentifikasi masalah di lapangan, peneliti menemukan beberapa masalah diantaranya yaitu keterbatasan alat permainan edukatif dan terlihat kurangnya kreativitas pada anak yang ditandai dengan anak hanya cenderung meniru perintah tutor kurang mengeksporasi lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, peneliti memfokuskan penelitian ini pada upaya tutor dalam pemanfaatn barang bekas untuk alat permainan edukatif dalam rangka mengembangkan kreativitas anak. 2. Menentukan sumber data

Sumber data merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh, dapat berupa bahan pustaka atau berupa orang (informan atau responden). Suharsimi Arikunto (1998, hlm 114-115) mengidentifikasikan sumber data penelitian dengan mengklasifikasikan dalam 3 (tiga) huruf P singkatan dari bahasa Inggris, yaitu: Person, sember data berupa orang; Place, sumber data berupa tempat atau lokasi; dan Paper, sumber data berupa symbol. Dalam penelitian upaya tutor dalam pemanfataan barang bekas untuk alat permainan edukatif dalam rangka mengembangkan kreativitas anak, peneliti menentukan sumber data dalam penelitian yaitu tutor PAUD asy-Syafa dan Kepala Sekolah PAUD Asy-Syafa. 1. Menentukan instrument penelitian dan teknik pengumpulan data.

Data adalah fakta atau informasi atau kombinasi atau keterangan yang dijaadikan sebagai sumber atau bahan menemukan kesimpulan dan membuat keputusan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data kualitatif yaitu, penelitian yang dipergunakan untuk permintaan informasi yang bersifat menerangkan dalam bentuk uraian. Dalam penelitian kualitatif instrument penelitian merupakan peneliti itu sendiri. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pedoman wawancara dan pedoman observasi, karena peneliti


(24)

36

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merasa bahwa teknik pengumpulan data yang cocok dalam penelitian ini adalah dengan cara mewawancarai tutor PAUD Asy-Syafa mengenai langkah-langkah yang dilaukan dalam pemanfaatan barang bekas untuk dijadikan alat permainan edukatif. Mewawancarai Kepala Sekolah mengenai upaya tutor dalam pemanfaatn barang bekas untuk dijadikan alat permainan edukatif.

2. Analisis data

Analisis data dimulai dengan menganalisis seluruh data yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber dan subjek penelitian, yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi maupun studi dokumentasi dan kepustakaan. Data tersebut akan diolah sesuai dengan pengolahan data yang yang relevan dengan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif.

3. Penelitian laporan

Laporan hasil penelitian merupakan keseluruhan tahap kegiatan dan unsur-unsur penelitian. Pada tahap ini, peneliti mengerjakan laporan penelitian, kemudian menganalisis data mengenai upaya tutor dalam pemanfaatan barang bekas untuk alat permainan edukatif dalam rangka mengembangkan kreativitas anak, lalu membandingkan data empirik dengan kajian teoritik.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pertimbangan peneliti menggunakan metode deskriptif karena peneliti ingin mendeskripsikan bagaimana upaya tutor dalam mengembangkan kreativitas anak dengan cara memanfaatkan barang bekas menjadi alat permainan edukatif. Metode deskriptif adalah suatu penelitian yang diupayakan untuk mengamati permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat objek tertentu. Penelitian dengan metode deskriptif ditujukan untuk memaparkan dan menggambarkan serta memetakan fakta-fakta berdasarkan cara pandang atau kerangka berfikir tertentu metode ini berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan apa yang ada, bisa berupa kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau kecenderungan yang tengah berkembang.


(25)

37

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pemaparan diatas, maka metode deskriptif merupakan metode yang memaparkan suatu masalah atau fakta-fakta yang ada di lapangan secara objektif.

D. Definisi Oprasional

Definisi oprasional bertujuan agar dalam memahaminya tidak terjadi kekeliruan makna atau salah persepsi. adapun definisi oprasional yang akan dijelaskan oleh penulis meliputi pengertian upaya tutor PAUD, pemanfaatan barang bekas, pengembangan kreativitas.

1. Upaya Tutor PAUD

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia upaya merupakan usaha ataupun ikhtiar untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu. Sedangkan tutor merupakan orang yang memfasilitasi dalam proses pembelajaran. Lebih lanjut Sudjana mejelaskan bahwa tutor pada umumnya adalah pemegang peran utama dalam program pembelajaran (Mariana, 2013: hlm 56).

Menurut UUSPN No. 20. Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 14 adalah:

Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu petumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan kehidupan tahap berikutnya.

Jadi upaya tutor PAUD yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha tutor dalam menjalankan tugasnya untuk memfasilitasi peserta didik dalam proses pembelajaran.

2. Pemanfaatan Barang Bekas

Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia pemanfaatan adalah modifikasi yang dilakukan oleh manusia terhadap lingkungan hidup menjadi lingkungan terbangun. Sedangkan barang bekas merupakan barag yang sudah tidak terpakai lagi, barang bekas cenderung menjadi sampah dan sudah tidak memiliki nilai ekonomis lagi. Dalam penelitian ini, pemanfaatan barang bekas yang dikmasud adalah menjadikan barang bekas yang sudah tidak terpakai menjadi alat permainan edukatif untuk menunjang proses pembelajaran anak dan meminimalisir penumpukan sampah.


(26)

38

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kreatif didefenisikan sebagai kemampuan untuk mencipta atau proses timbulnya ide baru. Lebih lanjut James R. Evans menjelaskan kreativitas adalah keterampilan untuk menentukan pertalian baru, melihat subjek perspektif baru, dan membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran. Pada intinya

pengertian kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata. Jadi pada intinya kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan suatu ide maupun gagasan baru. Dalam penelitian ini kreativitas yang dimaksud adalah gagasan anak dalam wujud sikap dan karya.

E.Instrumen Penelitian

Instrument penelitian merupakan cara dan alat yang digunakan dalam mengumpulkan data sebagai salah satu bagian penting dalam penelitian. Pertimbangan dalam menentukan instrument didasarkan atas tersedianya data itu sendiri. Bila data yang diperlukan dapat diperoleh dengan menggunakan instrument tertentu, maka instrumen itulah yang dipilih untuk mengumpulkan data tersebut. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument penelitian yaitu peneliti itu sendiri. Moleong (2000:hlm 5) menjelaskan, dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan alat pengumpul data yang paling utama dan menjadi bagian dari fokus masalah yang diteliti.

Dalam penelitian ini, penulis sebagai peneliti menjadi instrumen utama, karena penulis yang menetapkan fokus penelitian, mengumpulkan data, menganalisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas data yang ada, hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010, hlm 60) yaitu peneliti kualitatif sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Dalam proses pengembangan instrumen ada beberapa tahapan yang peneliti lakukan diantaraya yaitu:


(27)

39

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penyusunan kisi-kisi penelitian dilakukan untuk mempermudah dalam membuat instrument wawancara sehingga sesuai dengan jenis data yang akan dikumpulkan. Kisi-kisi penelitian ini meliputi tujuan dan pokok penelitian, rincian data yang akan dikumpulkan, serta rincian butir-butir pertanyaan.

2. Penyusunan Pedoman Wawancara

Penyusunan pedoman wawancara dilakukan dengan membuat beberapa pertanyaan mengenai kegiatan pembelajaran menggunakan alat permainan edukatif yang dibuat dengan memanfaatkan barang bekas.

3. Penyusunan Pedoman Observasi

Penyusunan pedoman observasi dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung di PAUD Asy-Syafa

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Pengertian observasi menurut Ali (dalam Suryana dan Priatna 2008, hlm 165) yaitu: “penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek, baik langsung maupun tidak langsung”. Observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan fakta-fakta yang ada dilapangan secara sistematis dengan didasarkan pada tujuan penelitian yang telah ditetapkan.

Rusidi (dalam Suryana dan Priatna 2008, hlm 161) membagi observasi kedalam tiga jenis, yaitu:

a. Observasi Partisipan

Observasi partisipasi adalah observasi dimana observer turut serta mengambil bagian dalam perikehidupan masyarakat yang sedang diamati itu.

b. Observasi Sistematis

Observasi sistematis disebut juga observasi berstruktur yang dicirikan oleh adanya kerangkan yang memuat factor-faktor yang diatur kategorisasinya terlebih dahulu, termasuk ciriciri dari setiap factor dalam kategori itu.

c. Observasi Eksperimen

Observasi eksperimen disebut juga observasi situasi test. Observasi ini mempunyai cirri-ciri sebagai berikut: (1) Observer dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat sama utuk semua yang diobservasi.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi karena peneliti ingin melakukan pengamatan pada seluruh kegiatan di PAUD Asy-Syafa


(28)

40

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang berkaitan dengan pembuatan alat permainan edukatif dengan cara memanfaatkan barang bekas. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung (studi pendahuluan) di PAUD Asy-Syafa, kemudian data hasil pengamatan tersebut digunakan untuk melengkapi data yang lainnya agar mencapai data yang mendukung

2.Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden, dan jawaban-jawaban respnden dicatat atau direkam. Wawancara dapat dilakukan baik secara langsung maupun secara tidak langsung dengan sumber data. Wawancara langsung diadakan dengan orang yang menjadi sumber data dan dilakukan tanpa perantara, baik tentang dirinya maupun segala sesuatu yang berhubungan dengan dirinya untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Menurut Muhammad Ali, (dalam Suryana dan Priatna 2008, hlm 165) wawancara secara tidak langsung dilakukan terhadap seseorang yang dimintai keterangan tentang orang lain..

Suryana dan Priatna (2008, hlm 167) berpendapat bahwa secara umum terdapat dua macam pedoman wawancara:

a. Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas pewawancara diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman wawancara ini tergantung dari pewawancara.

b. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai checklist. Pewawancara hanya tinggal membubuhkan tanda √ (check) pada nomor yang sesuai.

Dalam penelitian ini, wawancara yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian adalah wawancara secara langsung dan menggunakan pedoman wawancara tidak terstruktur. Wawancara dilakukan dengan sumber informan yang meliputi satu orang pegelola PAUD Asy-Syafa, satu orang tutor PAUD Asy-Syafa, dan satu orang orang tua peserta didik dari PAUD Asy-Syafa.


(29)

41

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sedarmayanti (2002, hlm 86) dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, namun melalui dokumen. Dokumen adalah catatatan tertulis yang isinya merupakan setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa, dan berguna bagi sumber data, bukti, informasi kealamiah yang sukar diperoleh, sukar ditemukan dan membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki. Kajian isi dokumen berupa cirri dengan proses sistematis, proses yang diarahkan untuk menggeneralisasikan, dan mengikuti aturan tertentu. Proses sistematis, obyektif yang digunakan untuk mengkaji masalah yang berkenaan dengan hubungan antar variabel dengan cara mengumpulkan dan menganalisis keterangan atau informasi yang sesuai dengn lingkup batas kajian. Sehingga menghasilkan satu hasil kajian yang sistematis, terpadu, dan utuh.

Dalam penelitian ini, dikumpulkan berbagai dokumen yang terkait dengan upaya tutor dalam memanfaatkan barang bekas untuk dijadikan alat permainan edukatif, serta hasil yang dicapai (output) dengan adanya alat permainan edukatif yang berasal dari barang bekas.

4. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1988, hlm 112).

Studi Kepustakaan yaitu mengadakan penelitian dengan cara mempelajari dan membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi obyek penelitian. Dalam penelitian ini studi kepustakaan digunakan untuk menemukan konsep, landasan teoritis untuk menjawab permasalahan penelitian yang diangkat oleh penulis.

5. Triangulasi Data

Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Dalam pengertiannya triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan yang memanfaatkan sesuatu dalam membandingkan satu dan yang lainnya dalam membandingkan hasil wawancara


(30)

42

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap objek penelitian (Moleong dalam Kostianissa, 2013, hlm 52). Selain mengumpulkan dan menganalisi data, triangulasi juga merupakan proses menguji keabsahan data dengan berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber data.

Sugiyono (dalam Maryana, 2013, hlm 66) membagi triangulasi menjadi dua jenis, yaitu: (a) triangulasi teknik : pengumpulan data dengan bermacam-macam cara dengan sumber data yang sama; (b) triangulasi sumber : pengumpulan data dengan satu cara pada bermacam-macam sumber data.

Dalam hal ini, peneliti menggunakan jenis triangulasi sumber yaitu pengumpulan data dengan satu cara pada beberapa sumber data. Hal ini dilakukan dengan cara memeriksa kebenaran informasi yang diperoleh dari informan kepada orang lain atau pihak yang ada kaitannya dengan informan tersebut. Hal ini bertujuan untuk membandingkan informasi yang di dapat agar teruji kebenarannya.

H. Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang paling penting dalam proses penelitian, karena dengan analisis inilah data yang ada akan nampak manfaatnya, terutama dalam memecahkan masalah penelitian. Berkenaan dengan pengolahan dan analisis data, analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Dalam pengertiannya Moleong (dalam Kostianissa, 2013, hlm 53) mendefinisikan bahwa, analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisir data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola mensintetiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data yang dilakukan penulis menggunakan model analisis data kualitatif Miles dan Huberman (dalam Maryana, 2013, hlm 67) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari


(31)

43

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses reduksi data ini dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Penyajian data yang dilakukan penulis berupa teks naratif yang disusun berdasarkan fokus penelitian.

3. Penarikan kesimpulan/verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data dan penyajian data juga sebagai langkah terakhir dari analisis data ini. Dalam tahap ini peneliti membuat kesimpulan terhadap data yang telah diperoleh dari hasil obsevasi dan wawancara mengenai upaya tutor dalam pemanfaatan barang bekas untuk alat permainan edukatif dalam rangka mengembangkan kreativitas anak.


(32)

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini peneliti mengumukakan simpulan dan saran berdasarkan temuan hasil penelitian dan uraian bab-bab sebelumnya.

A. Simpulan

1. upaya tutor dalam memanfaatkan barang bekas di sekitar PAUD Asy-Syafa adalah sebagai berikut :

Dalam memanfaatkan barang bekas yang di buat menjadi alat permainan edukatif tutor melakukan beberapa langkah sebagai berikut: a) Tutor mengajak anak mengumpulkan plastik bekas minuman gelas. Selain dapat mendaur ulang kembali sampah, anak juga dapat belajar untuk tidak membuang sampah sembarangan. Hal ini membuat tidak kesulitan dalam menyediakan bahan untuk dijadikan APE. b) Tutor menentukan jenis APE yang akan dibuat, dalam pempuatan APE bersumber barang bekas tutor pun memperhatikan kesesuaian pembuatan APE dengan materi/kurikulum dan kemudahan dalam proses pembuatan juga penggunaanya. c) Setelah APE yang akan di buat ditentukan, barulah tutor menyediakan alat dan bahan yang diperlukan.

Dalam memanfaatkan barang bekas yang di buat menjadi alat permainan edukatif tutor memperhatikan kesesuaian pembuatan APE dengan materi/kurikulum, kemudahan dalam proses pembuatan juga penggunaanya dan prosedur pembuatannya.

Kesesuaian, yaitu kesesuaian alat permainan edukatif yang bersumber barang bekas dengan kurikulum dan program kegiatan pendidikan.

Kemudahan, yaitu kemudahan dalam penggunaan alat permainan edukatif yang bersumber barang bekas untuk peserta didik sehingga peserta didik dapat memainkan APE tersebut secara optimal.

2. Proses penggunaan APE bersumber barang bekas di PAUD Asy-Syafa adalah berkaitan dengan metode pembelajaran, waktu pelaksanaan dan tempat pelaksanaan pembelajaran.

Metode yang digunakan dalam proses penggunaan APE bersumber barang bekas yaitu : a) metode demonstrasi b) resitasi/penugasan c) bercerita

Pembelajaran menggunakan APE bersumber barang bekas dilakukan di dalam ruangan kelas pada jam inti pelajaran yaitu pukul 08.30 sampai 09.00.


(33)

81

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Dampak yang dihasilkan dari penggunaan alat permainan edukatif yang bersumber barang bekas terhadap anak berupa wujud kreativitas anak dalam segi gagasan/kognitif, sikap/afektif dan karya/psikomotor.

a. Dalam Segi Gagasan/Kognitif

Peserta didik menjadi lebih imajinatif dalam berkarya. Selain itu peserta didik pun menjadi lebih kritis dalam berfikir dan dapat menyelesaikan tugas yang diberikan tutor dengan baik.

b. Dalam Segi Sikap/Afektif

Terlihat dari peran anak dalam merawat alat permainan edukatif yang ada di PAUD Asy-Syafa, selain itu peserta didik menjadi komunikatif dalam berbicara kepada tutor maupun teman-temannya. Peserta didik pun senang mengikuti proses pembelajaran dan aktif menjawab pertanyaan dari tutor.

c. Dalam Segi Karya/Psikomotor

Dapat dilihat ketika peserta didik mampu memainkan, membuat, dan memodifikasi alat permainan edukatif. Wujud kreativitas peserta didik dalam segi karya dapat dilihat dari karya yang diciptakan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka diajukan beberapa rekomendasi yang kiranya dapat memberikan kontribusi bagi pihak yang bersangkutan. Adapun rekomendasi yang ingi penulis sampaikan adalah :

1. Lembaga (PAUD Asy-Syafa)

a. Lembaga hendaknya lebih memfasilitasi kebutuhan peserta didik dalam hal alat permainan edukatif agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara optimal.

b. Lembaga hendaknya dapat memfasilitasi tutor dalam meningkatkan keterampilan dan kemampuan dan wawasannya melalui pelatihan dan seminar yang berhubungan dengan dunia pendidikan.

2. Tutor

a. Sebagai sumber belajar hendaknya tutor dapat memaksimalkan barang bekas yang tersedia untuk dijadikan alat permainan edukatif secara inovatif dan kreatif.


(34)

82

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Tutor hendaknya mampu memotivasi peserta didik untuk bermain dan belajar menggunakan alat permainan edukatif bersumber barang bekas tersebut sehingga alat permainan edukatif bersumber barang bekas dipergunakan secara optimal dalam kegiatan belajar.

c. Tutor hendaknya mampu memotivasi diri untuk mengembangkan kreativitas terutama dalam membuat alat permainan edukatif.

3. Orangtua

Orng tua merupakan pendidik yang pertama dan utama khususnya untuk anak usia dini di dalam keluarga, oleh karena itu orang tua hendaknya memberikan banyak waktu lebih banyak bagi anak untuk menemani anak bermain sehingga orang tua dapat mengetahui sejauh mana perkembangan kreativitas anak.


(35)

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ardy, W, N dan Barnawi. (2012). Format PAUD. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Eliyawati, C (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Hatimah, I (2000). Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Andira Bandung

Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, L.J. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Mulyasa. (2012). Manajemen PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Nazir, M. (1998). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Nur’aini, Y. (2012) Konsep Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Idektif.

Rachmawati, Y dan Kurniati, E. (2010). Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sedarmayanti dan Syarifudin H. (2002). Metoologi Penelitian. Bandung: Mandar Maju. Sudjana, D. (2004). Pendidikan Nonformal, Wawasan, Sejarah, Perkembangan,

Falsafah, Teori Pendukung, Azas.Bandung: Falah Prodaction.

Sudono, A. (2000) Sumber belajar dan alat permainan (untuk anak usia dini). Jakarta : PT. Grasindo.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Suratno. (2005). Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.


(36)

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI.

Zaman, B. dkk. (2007). Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Skripsi dan Tesis :

Dianawati, P. (2011). Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Alat Permainan Edukatif Bersumber Lingkungan. (Skripsi) Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Febiansyah, W. (2015). Penyelenggaraan Program Parenting Sebagai Peningkatan Mutu Pelaksanaan Paud Berbasis Keluarga. (Skripsi) Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Hamidah, S. (2012). Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Pengembangan Kreativitas Anak. (Skripsi) Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Hatimah, I. (2002). Kegiatan Bimbingan Keluarga Untuk Pengembang Kreativitas Anak Usia Dini Pada Keluarga Ibu Pekerja. (Tesis) Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Kostianissa, N. (2013). Optimalisasi Partisipasi Orang Tua Dalam Program Parenting. (Skripsi) Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Maryana, R. (2013). Peran Tutor Dalam Mengoptimalkan Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini (Skripsi) Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Permata-Sari, E. (2014). Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Membatik Dengan Teknik Jumputan Di Taman Kanak-Kanak (Skripsi) Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Internet :

Azni, F. (2011) Konsep Pendidikan Luar Sekolah [online] Tersedia di :

http://pendidikanluarsekolahunp.blogspot.com/2011/06/konsep-pendidikan-luar-sekolah.htm [Diakses Juni 2014]

Kabar Pendidikan Luar Biasa (2012) Penggunaan Alat Permainan Edukatif untuk Anak.

[online] Tersedia di :


(37)

https://kabarpendidikanluarbiasa.wordpress.com/2012/10/15/penggunaan-Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

alat-permainan-edukatif-untuk-perkembangan-ana/.htm [Diakses Desember 2014]

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2015).definisi kata. [Online]. Tersedia : kbbi.web.id

Pengertian Ahli (2013) Pengertian Kreativitas Menurut Para Ahli

[online] Tersedia di : http://www.pengertianahli.com/2013/11/pengertian-kreativitas-menurut-para-ahli.htm [Diakses Desember 2014]

Permainan Edukatif (2008) Berkenalan dengan Permainan Edukatif.

[online] Tersedia di : http://apedukatif.blogspot.com/2008/08/berkenalan-dengan-ape.htm [Diakses Maret 2015]

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 73 Tahun 1991 [Online] Tersedia di: hukum.unsrat.ac.id/pp/pp1991_73.pdf.htm [Diakses Agustus 2014] Prasetyo, E. (2013) Pengertian Parenting dalam Pendidikan

[online] Tersedia di : http://www.referensimakalah.com/2013/01/pengertian-parenting-dalam-pendidikan.htm [Diakses Juni 2014]

Rolina, N. Membuat dan Menggunakan APE Untuk Pengembangan Sains Anak Usia Dini. [Online]. Tersedia di:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Artike_utk_Majalah_Tot_Educare-1.pdf. htm [Diakses Januari 2015]

Suryani. (2014) Meningkatkan Minat Belajar Melalui Alat Permainan Edukatif (APE) Di Kelompok A TK Pertiwi Donggala. [Online] Tersedia di:

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=152540&val=5152&titl e=Meningkatkan_Minat_Belajar_Anak_Melalui_Alat_Permainan_Edukatif_ APE_Di_Kelompok_TK_Pertiwi_Donggala.htm. [Diakses Agustus 2014] UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional.

[Online]. Tersedia: http://www.kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf. htm. [Diakses Agustus 2014]

Wiltersimamora (2013) Fungsi dan Peranan Pendidikan Informal

[online] Tersedia di : https://wsimamora.wordpress.com/2013/10/28/fungsi-dan-peranan-pendidikan-informal.htm [Diakses September 2014]

Zaman, B. (2006). Pengembangan Alat Permainan Edukati Di Taman Kanak-kanak [online] Tersedia di :

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197408062001121-BADRU_ZAMAN/pengembangan_APE_di_TK.pdf.htm [Diakses Desember 2014]


(38)

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Zaman, B. dan Eliyawati, C. (2010) Media Pembelajaran Anak Usia Dini [online] Tersedia di :

https//www.academia.edu/6028423/MEDIA_PEMBELAJARAN_ANA K_USIA_DINI-PPG_UPI.htm [Diakses Desember 2014]


(1)

81

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Dampak yang dihasilkan dari penggunaan alat permainan edukatif yang bersumber barang bekas terhadap anak berupa wujud kreativitas anak dalam segi gagasan/kognitif, sikap/afektif dan karya/psikomotor.

a. Dalam Segi Gagasan/Kognitif

Peserta didik menjadi lebih imajinatif dalam berkarya. Selain itu peserta didik pun menjadi lebih kritis dalam berfikir dan dapat menyelesaikan tugas yang diberikan tutor dengan baik.

b. Dalam Segi Sikap/Afektif

Terlihat dari peran anak dalam merawat alat permainan edukatif yang ada di PAUD Asy-Syafa, selain itu peserta didik menjadi komunikatif dalam berbicara kepada tutor maupun teman-temannya. Peserta didik pun senang mengikuti proses pembelajaran dan aktif menjawab pertanyaan dari tutor.

c. Dalam Segi Karya/Psikomotor

Dapat dilihat ketika peserta didik mampu memainkan, membuat, dan memodifikasi alat permainan edukatif. Wujud kreativitas peserta didik dalam segi karya dapat dilihat dari karya yang diciptakan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka diajukan beberapa rekomendasi yang kiranya dapat memberikan kontribusi bagi pihak yang bersangkutan. Adapun rekomendasi yang ingi penulis sampaikan adalah :

1. Lembaga (PAUD Asy-Syafa)

a. Lembaga hendaknya lebih memfasilitasi kebutuhan peserta didik dalam hal alat permainan edukatif agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara optimal.

b. Lembaga hendaknya dapat memfasilitasi tutor dalam meningkatkan keterampilan dan kemampuan dan wawasannya melalui pelatihan dan seminar yang berhubungan dengan dunia pendidikan.

2. Tutor

a. Sebagai sumber belajar hendaknya tutor dapat memaksimalkan barang bekas yang tersedia untuk dijadikan alat permainan edukatif secara inovatif dan kreatif.


(2)

82

b. Tutor hendaknya mampu memotivasi peserta didik untuk bermain dan belajar menggunakan alat permainan edukatif bersumber barang bekas tersebut sehingga alat permainan edukatif bersumber barang bekas dipergunakan secara optimal dalam kegiatan belajar.

c. Tutor hendaknya mampu memotivasi diri untuk mengembangkan kreativitas terutama dalam membuat alat permainan edukatif.

3. Orangtua

Orng tua merupakan pendidik yang pertama dan utama khususnya untuk anak usia dini di dalam keluarga, oleh karena itu orang tua hendaknya memberikan banyak waktu lebih banyak bagi anak untuk menemani anak bermain sehingga orang tua dapat mengetahui sejauh mana perkembangan kreativitas anak.


(3)

Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ardy, W, N dan Barnawi. (2012). Format PAUD. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Eliyawati, C (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Hatimah, I (2000). Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Andira Bandung

Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, L.J. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Mulyasa. (2012). Manajemen PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Nazir, M. (1998). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Nur’aini, Y. (2012) Konsep Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Idektif.

Rachmawati, Y dan Kurniati, E. (2010). Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sedarmayanti dan Syarifudin H. (2002). Metoologi Penelitian. Bandung: Mandar Maju.

Sudjana, D. (2004). Pendidikan Nonformal, Wawasan, Sejarah, Perkembangan, Falsafah, Teori Pendukung, Azas.Bandung: Falah Prodaction.

Sudono, A. (2000) Sumber belajar dan alat permainan (untuk anak usia dini). Jakarta : PT. Grasindo.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Suratno. (2005). Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.


(4)

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI.

Zaman, B. dkk. (2007). Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Skripsi dan Tesis :

Dianawati, P. (2011). Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Alat Permainan Edukatif Bersumber Lingkungan. (Skripsi) Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Febiansyah, W. (2015). Penyelenggaraan Program Parenting Sebagai Peningkatan Mutu Pelaksanaan Paud Berbasis Keluarga. (Skripsi) Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Hamidah, S. (2012). Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Pengembangan Kreativitas Anak. (Skripsi) Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Hatimah, I. (2002). Kegiatan Bimbingan Keluarga Untuk Pengembang Kreativitas Anak Usia Dini Pada Keluarga Ibu Pekerja. (Tesis) Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Kostianissa, N. (2013). Optimalisasi Partisipasi Orang Tua Dalam Program Parenting. (Skripsi) Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Maryana, R. (2013). Peran Tutor Dalam Mengoptimalkan Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini (Skripsi) Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Permata-Sari, E. (2014). Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Membatik Dengan Teknik Jumputan Di Taman Kanak-Kanak (Skripsi) Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Internet :

Azni, F. (2011) Konsep Pendidikan Luar Sekolah [online] Tersedia di :

http://pendidikanluarsekolahunp.blogspot.com/2011/06/konsep-pendidikan-luar-sekolah.htm [Diakses Juni 2014]

Kabar Pendidikan Luar Biasa (2012) Penggunaan Alat Permainan Edukatif untuk Anak.

[online] Tersedia di :


(5)

https://kabarpendidikanluarbiasa.wordpress.com/2012/10/15/penggunaan-Herlena Setianingrum , 2015

UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

alat-permainan-edukatif-untuk-perkembangan-ana/.htm [Diakses Desember 2014]

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2015).definisi kata. [Online]. Tersedia : kbbi.web.id

Pengertian Ahli (2013) Pengertian Kreativitas Menurut Para Ahli

[online] Tersedia di : http://www.pengertianahli.com/2013/11/pengertian-kreativitas-menurut-para-ahli.htm [Diakses Desember 2014]

Permainan Edukatif (2008) Berkenalan dengan Permainan Edukatif.

[online] Tersedia di : http://apedukatif.blogspot.com/2008/08/berkenalan-dengan-ape.htm [Diakses Maret 2015]

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 73 Tahun 1991 [Online] Tersedia di: hukum.unsrat.ac.id/pp/pp1991_73.pdf.htm [Diakses Agustus 2014] Prasetyo, E. (2013) Pengertian Parenting dalam Pendidikan

[online] Tersedia di : http://www.referensimakalah.com/2013/01/pengertian-parenting-dalam-pendidikan.htm [Diakses Juni 2014]

Rolina, N. Membuat dan Menggunakan APE Untuk Pengembangan Sains Anak Usia Dini. [Online]. Tersedia di:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Artike_utk_Majalah_Tot_Educare-1.pdf. htm [Diakses Januari 2015]

Suryani. (2014) Meningkatkan Minat Belajar Melalui Alat Permainan Edukatif (APE) Di Kelompok A TK Pertiwi Donggala. [Online] Tersedia di:

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=152540&val=5152&titl e=Meningkatkan_Minat_Belajar_Anak_Melalui_Alat_Permainan_Edukatif_ APE_Di_Kelompok_TK_Pertiwi_Donggala.htm. [Diakses Agustus 2014] UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional.

[Online]. Tersedia: http://www.kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf. htm. [Diakses Agustus 2014]

Wiltersimamora (2013) Fungsi dan Peranan Pendidikan Informal

[online] Tersedia di : https://wsimamora.wordpress.com/2013/10/28/fungsi-dan-peranan-pendidikan-informal.htm [Diakses September 2014]

Zaman, B. (2006). Pengembangan Alat Permainan Edukati Di Taman Kanak-kanak [online] Tersedia di :

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197408062001121-BADRU_ZAMAN/pengembangan_APE_di_TK.pdf.htm [Diakses Desember 2014]


(6)

Zaman, B. dan Eliyawati, C. (2010) Media Pembelajaran Anak Usia Dini [online] Tersedia di :

https//www.academia.edu/6028423/MEDIA_PEMBELAJARAN_ANA K_USIA_DINI-PPG_UPI.htm [Diakses Desember 2014]