46 membedakan  status.  Walaupun  awalnya  tidak  menggunakan  warna  cat  hijau  tetapi
dengan warna sesuai bahan alami.
o
Pencahayaan alami diruang tertutup pada hunian ini hanya mengandalkan dua buah
jendela dan pintu, dengan beberapa celah antara atap dan dinding yang juga berfungsi sebagai  fasilitas  sirkulasi  udara.  Secara  khusus  untuk  kebutuhan  sirkulasi  udara,
penghuni berupaya membuat lubang-lubang fentilasi diatas pintu dan jendela.
o
Lantai hunian orangtua, ketinggiannya dari tanah lebih tinggi dari hunian lainnya, ini
dibuat mengikuti ketentuan adat. Tidak ada pola lantai khusus hunian ini karena lantai dibuat dengan plesteran semen, baik pada ruang tertutup maupun daerah  bukaan atau
teras.
4.4.  Hunian Anak
Gambar 4.27 Posisi Hunian Anak terhadap
Natah pada Rumah Sampel No.32 sebagai area terima tamu
Sumber  : Dokumentasi Team FSRD
Gambar 4.28 Atap Hunian Anak
Sumber  : Dokumentasi Team FSRD
47
Gambar 4.29 dan Gambar 4.30  Plafond atau langit-langit pada Hunian Anak
Sumber  : Dokumentasi Team FSRD
Gambar 4.31 Atap bangunan yang berfungsi sebagai langit-langit Hunian Anak
Sumber  : Dokumentasi Team FSRD
Gambar 4.32 Tiang pendukung langit-langit dan atap
Sumber  : Dokumentasi Team FSRD
48
Gambar 4.33 Dudukan tiang pendukung pada Hunian Anak
Sumber  : Dokumentasi Team FSRD
Gambar 4.33 Interior Hunian Anak
Sumber  : Dokumentasi Team FSRD
Gambar 4.34 Penempatan sumber cahaya buatan pada atap Hunian Anak
Sumber  : Dokumentasi Team FSRD
49
Gambar 4.35 Detail atap Hunian Anak
Sumber  : Dokumentasi Team FSRD
Posisi  hunian  anak  dimana  daerah  bukan  berorientasi  pada  Natah,  ruang  tertutup  hanya berfungsi  sebagai  fasilitas  tidur  sedangkan  ruang  terbuka  berfungsi  untuk  duduk-duduk  dan
tempat terima tamu. o
Atap dan langit-langit dibuat dari jerami, rangka bambu, tali rotan, tali ijuk dan kayu.
Harmonisasi  antara  bentuk  dan  warna  yang  natural  disebabkan  oleh  perlakuan  jujur terhadap bahan yang dipergunakan.
o
Dinding menggunakan bata dan tanah popolan, yang fungsinya lebih kepada dinding
pemisah ruangan dan pendukung atap, tidak digarap khusus untuk tampilan estetika. Untuk  penempatan  pintu  secara  simetris,  disesuaikan  dengan  penggunaan  ruang
dalam yang simetris untuk kebutuhan peletakan fasilitas tidur dan didepannya terdapat dua tiang pendukung yang terbuat dari kayu.
o
Lantai  menggunakan  bata  yang  ditata  dengan  sederhana  dengan  bantuan  semen
sebagai  perekat  sehingga  menampilkan  pola  tertentu,  ketinggian  lantai  mengikuti ketentuan khusus dimana lebih rendah dari lantai hunian orang tua.
50 o
Pencahayaan  pada  ruang  tertutup  sangat  kurang,  khususnya  untuk  pencahayaan
alami, karena ada satu jendela dan satu pintu ditambah cahaya dari celah-celah antara dinding dan langit-langit yang juga berfungsi sebagai penghawaan
4.5. Area Sembahyang