Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Hasil Penelitian yang Relevan

commit to user 4 Pondok Pesantren Al Madinah Pada Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Grenjeng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2011

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah dampak pendirian Pondok pesantren Al Madinah bagi kehidupan sosial masyarakat Desa Grenjeng Nogosari Boyolali? 2. Bagaimanakah dampak pendirian Pondok pesantren Al Madinah bagi kehidupan ekonomi masyarakat Desa Grenjeng Nogosari Boyolali?

C. Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1. Mengetahui dampak pendirian Pondok pesantren Al Madinah bagi kehidupan sosial masyarakat Desa Grenjeng Nogosari Boyolali. 2. Mengetahui dampak pendirian Pondok pesantren Al Madinah bagi kehidupan ekonomi masyarakat Desa Grenjeng Nogosari Boyolali.

D. Manfaat

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Dapat menjelaskan atau menerapkan suatu teori dalam sosiologi terutama mengenai masyarakat. b. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi dunia pendidikan tentang gambaran kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa terutama dalam mata kuliah sosiologi pedesaan. commit to user 5 2. Manfaat Praktis a. Untuk membantu masyarakat Grenjeng pada khususnya dan masyarakat luas pada umunnya dalam mengembangkan dirinya untuk bersosialisasi dengan masyarakat yang lainnya di dalam masalah sosial ekonomi. b. Untuk bahan kajian dalam penerapan ilmu sosial tentang masyarakat di dalam mata kuliah umum sebagai gambaran tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat pedesaan. commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Masyarakat Desa

a. Pengertian Masyarakat

Kata masyarakat merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris yaitu society dan dari bahasa Arab yaitu syaraka yang berarti bergaul, ikut serta, peran serta. Masyarakat merupakan kelompok besar manusia yang relative permanen, serta menganut dan menjunjung tinggi suatu sistem nilai dan kebudayaan tertentu. Berdasarkan hukum alam, manusia merupakan makhluk social yang selalu hidup dalam kelompok. Hidup bersama dan bermasyarakat demikian penting bagi manusia, sehingga merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hakekat manusia itu sendiri. Masyarakat adalah sekelompok manusia yang tinggal di dalam suatu wilayah tertentu dengan batas - batas yang jelas dan yang menjadi faktor utamanya adalah adanya hubungan yang kuat diantara sesama anggota kelompok dibandingkan hubungan dengan orang - orang di luar kelompoknya. Menurut Soeleman Munandar 2001:130 masyarakat desa adalah suatu persekutuan hidup permanen pada suatu tempat, kampung, babakan, dengan sifat yang khas, yaitu: a kekeluargaan, b adanya kolektivitas, c ada kesatuan ekonomis yang memenuhi kebutuhannya sendiri. Masyarakat desa merupakan suatu sistem sosial yang menempati suatu wilayah yang memiliki sifat kekerabatan yang sangat kental. Pada umumnya masyarakat desa dalam kehidupan sehari- hari masih patuh pada tradisi dan adat istiadat yang dianut turun temurun. Menurut Talcott parson dalam Kamanto Sunarto 2004:54 mengungkapkan bahwa masyarakat adalah suatu sistem sosial yang swasembada self-subsistem, melebihi masa hidup individu normal, dan merekrut anggota secara reproduksi biologis serta melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya. commit to user 7 Masyarakat biasanya menempati suatu wilayah tempat tinggal, Soerjono Soekanto 1990:149 berkata “ Masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang di tandai suatu derajad hubungan sosial yang tertentu”. Di dalam masyarakat setempat terdapat tipe-tipe masyarakat yang saling berpautan. Klasifikasi masyarakat setempat dalam Soerjono Soekanto 1990:151-152 menggunakan empat kriteria, yaitu : 1 Jumlah penduduk. 2 Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah padalaman. 3 Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat. 4 Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan. Klasifikasi masyarakat setempat menurut jumlah penduduk maksudnya, kelompok manusia dapat dikatakan sebagai masyarakat apabila mereka membentuk kelompok yang terdiri dari banyak orang. Masyarakat juga harus memiliki lahan yang luas untuk ditempati sekelompok orang dengan batas- batasnya, lahan tersebut memiliki kekayaan yang dapat digunakan untuk kebutuhan masyarakat. Masyarakat berfungsi sebagai sarana penghubung antar orang, wadah penampungan kebersamaan, serta sebagai pelindung warga msyarakat. Masyarakat juga membentuk organisasi sebagai penampung aspirasi masyarakat dalam berkelompok. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia yang berhubungan erat saling timbal balik dengan menempati suatu wilayah dengan batas-batasnya dan memiliki norma adat istiadat. Konsep masyarakat menurut Marion Levy dalam Kamanto Sunarto 2004:54 mengemukakan empat kriteria yang perlu dipenuhi agar suatu kelompok dapat disebut masyarakat, yaitu : a Kemampuan bertahan melebihi masa hidup seorang individu, b Rekrutmen seluruh atau sebagian anggota melebihi reproduksi, c Kesetiaan pada suatu “sistem tindakan utama bersama”, d Adanya sistem tindakan utama yang bersifat “swasembada”. Sedangkan menurut Tonnies dalam Kamanto Sunarto 2004:129 membagi masyarakat menjadi dua, yaitu masyarakat desa gemeinschaft dan masyarakat kota gesselschaft. Masyarakat desa dan masyarakat kota memiliki perbedaan, perbedaan tersebut commit to user 8 mendasar dari keadaan lingkungan, yang mengakibatkan dampak dari personalitas dan segi- segi kehidupan. Masyarakat desa lebih bersifat kekeluargaan dan gotong royong di dalamnya sangat dijunjung tinggi. Sedangkan masyarakat kota, kehidupannya lebih individualistik dan pemikiran yang dimiliki lebih realistik. Tonnies dalam Soerjono Soekanto 1990:134 mengatakan bahwa suatu Paguyuban Gemeinschalf dalam masyarakat mempunyai beberapa ciri pokok, yaitu : a. Intimate, hubungan menyeluruh yang mesra. b. Private, hubungan yang bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja. c. Exclusive, hubungan terebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang- orang lain diluar “kita”. Masyarakat menurut tempat tinggal dapat digolongkan menjadi dua, yaitu masyarakat pedesaan rural community dan masyarakat perkotaan urban community. Antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan mempunyai hubungan yang saling berkaitan, dan di antaranya saling mempengaruhi. Perbedaan di antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan antara lain, masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yng lebih erat dan mendalam, sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan dan umumnya bermata pencaharian sebagai petani, sedangkan masyarakat perkotaan mereka biasanya hidup tanpa memperdulikan kingkungan sekitar karena aktivitasnya yang padat. Soerjono Soekanto 1999:155, “ antara warga pedesaan dan masyarakat perkotaan terdapat perbedaan dan perhatian, khususnya keperluan hidup”. Mayarakat pedesaan memperhatikan keperluan dilihat sebagai fungsinya, sedang masyarakat perkotaan memandang kebutuhan hidup sehubungan dengan pandangan masyarakat. Orang desa memandang makanan sebagai suatu alat untuk memenuhi kebutuhan biologis, sedang pada masyarakat kota memandang sebagai alat untuk memenuhi kebutuhsn sosial. Masyarakat pedesaan dalam menghidangkan makanan untuk tamunya memasak sendiri tanpa memperdulikan tamunya suka atau tidak. Berbeda dengan masyarakat perkotaan, makanan yang dihidangkan untuk tamu harus dapat memberikan kesan bahwa yang menghidangkan makanan mempunyai kedudukan sosial yang tinggi. commit to user 9 Menurut para tokoh sosiologi dalam Bayu blog, pengertian masyarakat http:organisasi.orgpengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam- kehidupan-sosial-antar-manusia, mendefinisikan masyarakat sebagai berikut : 1 Selo Sumardjan “masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan ”. 2 Karl Marx “masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi ”. 3 Emile Durkheim “masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi - pribadi yang merupakan anggotanya ”. 4 Paul B. Horton C. Hunt “masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompokkumpulan manusia tersebut ”. 5 Koentjaraningrat “masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat continou dan yang terikat oleh rasa identitas bersama ”. Suatu masayarakat memiliki beberapa unsur. Berikut adalah istilah- istilah yang digunakan untuk menyebut kesatuan khusus unsur masyarakat itu sendiri, antara lain: a Kategori sosial, adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri yang bersifat obyektif. Contohnya: komunitas. b Golongan sosial, adalah kesatuan manusia yang ditandai oleh ciri - ciri tertentu dan memiliki identitas idealisme. Contohnya: golongan pemuda. c Struktur sosial, yaitu susunan masyarakat yang didasarkan pada tipe- tipe masyarakat. Contohnya: masyarakat desa atau kota, sederhana atau modern. Dari berbagai pengertian tentang masyarakat tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang hidup bersama dalam suatu tempat dalam kurun waktu yang lama dan saling berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu dan bersifat continou dengan kebudayaan yang sama. commit to user 10

b. Pengertian Desa

Desa merupakan suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran dalam mengenai pemerintahan desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Haw Widjaja 2003:65 UU no 22 th 1999 “desa adalah kesatuan hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemeritahan Nasional dan berada di daerah kabupaten”. UU no 5 th 1979 dalam Haw Widjaja 2003:24 tentang pemerintahan desa Bab 1 pasal 1 disebut bahwa : “ Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ik atan Negara Kesatuan Replublik Indonesia”. Istilah desa dapat merujuk arti yang berbeda-beda tergantung dari sudut pandangnya. Desa dapat melakukan perbuatan hukum apabila masyarakatnya ada yang melakukan kesalahan atau telah melanggar aturan yang telah disepakati di dalam sebuah desa. Tentunya tindakan hukum yang dilakukan apabila ada pelanggaran yang dilakukan oleh salah seorang anggota masyarakat desa disesuaikan dengan adat dan aturan yang sudah ada di desa tersebut, agar tindakan hukum yang diambil tidak melanggar dan sesuai dengan aturan yang sudah ada. Menurut Yudi Prayudi 22 september 2008 dalam http:prayudi.staff.uii.ac.id secara umum desa memiliki 3 unsur yaitu : a Daerah dan letak dalam arti tanah yang meliputi luas, lokasi. b Penduduknya dalam arti jumlah, struktur umur, mata pencaharian. c Tata kehidupan dalam arti corak, pola tata pergaulan dan ikatan warga desa.

c. Pengertian Masyarakat Desa

Masyarakat desa adalah masyarakat yang kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Adat istiadat adalah sesuatu aturan yang sudah mantap dan mencakup segala konsepsi sistem budaya yang mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan sosial hidup bersama, bekerja sama dan commit to user 11 berhubungan erat secara tahan lama, dengan sifat-sifat yang hampir seragam. Adapun ciri yang menonjol pada masyarakat desa antara lain pada umumnya kehidupannya tergantung pada alam bercocok tanam anggotanya saling mengenal, sifat gotong royong erat penduduknya sedikit perbedaan penghayatan dalam kehidupan religi lebih kuat. Basrowi 2005:59 menyebutkan bahwa di dalam masyarakat desa mempunyai hubugan yang lebih erat dan lebih mendalam, sistem kehidupan yang dianut biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan. Pengertian masyarakat desa memiliki batasan secara statisik, dapat dikatakan masyarakat pedesaan apabila masyarakat tersebut memiliki penduduk lebih dari 2500 orang. Apabila dilihat dari psikologi sosial, masyarakat pedesaan tumbuh dengan keramahamahan dalam kebersamaan, sikap gotong-royong dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan dalam segi ekonomi, masyarakat desa umumnya bekerja pada sektor pertanian yakni sebagai petani. Selain bertani, masyarakat pedesaan bekerja sebagai peternak lembu atau kambing. Masyarakat desa cenderung bekerja sebagai petani dan juga beternak karena dua pekerjaan ini saling berhubungan dan mempunyai keterkaitan yakni, dalam bertani rumput yang mengganggu tanaman padi dapat digunakan sebagai makanan ternak dan sebaliknya kotoran dari ternak dapat digunakan sebagai pupuk yang dapat menyuburkan tanaman padi.

d. Ciri-ciri Masyarakat Desa

Adapun ciri yang menonjol pada masyarakat desa antara lain pada umumnya kehidupannya tergantung pada alam bercocok tanam, anggotanya saling mengenal, sifat gotong royong sangat erat, penduduknya sedikit, perbedaan penghayatan dalam kehidupan religi lebih kuat. Lebih rinci ciri masyarakat desa dalam Dhanu blog, http:gudangmakalah.blogspot.com200902makalah-ciri- masyarakat desa adalah sebagai berikut : 1. Lingkungan dan Orientasi Terhadap Alam 2. Dalam Segi PekerjaanMata Pencaharian 3. Ukuran Komunitas 4. Kepadatan Penduduknya 5. Diferensiasi Sosial commit to user 12 6. Pelapisan Sosial 7. Pengawasan Sosial 8. Pola Kepemimpinan Penjelasan dari ciri-ciri tersebut sebagai berikut : 1. Lingkungan dan Orientasi Terhadap Alam Desa berhubungan erat dengan alam, ini disebabkan oleh lokasi geografis di daerah desa petani, realitas alam ini sangat vital menunjang kehidupannya. Kepercayaan-kepercayaan dan hukum- hukum alam seperti dalam pola berfikir dan falsafah hidupnya menentukan. 2. Dalam Segi PekerjaanMata Pencaharian Umumnya mata pencaharian daerah pedesaan adalah bertani, sedangkan mata pencaharian berdagang merupakan pekerjaan sekunder sebagian besar penduduknya bertani. 3. Ukuran Komunitas Komunitas pedesaan biasanya lebih kecil dan daerah pedesaan mempunyai penduduk yang rendah kilo meter perseginya. 4. Kepadatan Penduduknya Kepadatan penduduknya lebih rendah, biasanya kelompok perumahan yang dikelilingi oleh tanah pertanian udaranya yang segar, bentuk interaksi sosial dalam kelompok sosial menyebabkan orang tidak terisolasi. 5. Diferensiasi Sosial Pada masyarakat desa yang homogenitas, derajat diferensiasi atau perbedaan sosial relatif lebih rendah. 6. Pelapisan Sosial Masyarakat desa kesenjangan antara kelas atas dan kelas bawah tidak terlalu besar. 7. Pengawasan Sosial commit to user 13 Masyarakat desa pengawasan sosial pribadi dan ramah tamah disamping itu kesadaran untuk mentaati norma yang berlaku sebagai alat pengawasan sosial. 8. Pola Kepemimpinan Menentukan kepemimpinan di daerah cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu. Disebabkan oleh luasnya kontak tatap muka dan individu lebih banyak saling mengetahui. Misalnya karena kejujuran, kesolehan, sifat pengorbanannya dan pengalamannya. Masyarakat desa juga memiliki karakteristik tersendiri, masyarakat desa disatukan oleh ideologi atau persamaan cita-cita dan perasaan kebersamaan. Masyarakat desa masih sering terbawa akan keadaan seperasaan, sepenanggungan, dan saling memerlukan. Seperasaan adalah sikap individu yang selalu menyelaraskan kepentingannnya dengan kelompok, sehingga kepentingan kelompok merupakan menjadi prioritasnya. Sepenanggungan merupakan perasaan bahwa individu adalah anggota kelompok dimana ia mempunyai tanggung jawab yang pasti dalam kelompoknya. Sementara saling memerlukan adalah kesadaran bahwa tergantung dan memerlukan antar anggota kelompok itu sangat diperlukan untuk menjalanimenyokong kehidupannya. dalam tulisannya menyatakan bahwa dalam kehidupan masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang khas terkait dengan etika dan budaya mereka, bersifat umum yang selama ini masih sering ditemui dan biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Adapun karakteristik dari masyarakat desa menurut Yudi prayudi, 22 september 2008 dalam http:prayudi.staff.uii.ac.id, masyarakat desa pada keseharian hidup bermasyarakat adalah sebagai berikut : 1. Sederhana. 2. Mudah curiga 3. Menjunjung tinggi “unggah-ungguh” 4. Guyub, kekeluargaan 5. Lugas 6. Tertutup dalam hal keuangan 7. Perasaan “minder” terhadap orang kota 8. Menghargai “ngajeni” orang lain 9. Jika diberi janji, akan selalu diingat commit to user 14 10. Suka gotong-royong 11. Demokratis 12. Religius Adapun penjelasan dari ciri-ciri di atas dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Sederhana Sebagian besar masyarakat desa hidup dalam kesederhanaan. Kesederhanaan ini terjadi karena dua hal: a. Secara ekonomi memang tidak mampu b. Secara budaya memang tidak senang menyombongkan diri. 2. Mudah curiga Secara umum, masyarakat desa akan menaruh curiga pada: a. Hal-hal baru di luar dirinya yang belum dipahaminya b. Seseorangsekelompok yang bagi ko munitas mereka dianggap “asing” 3. Menjunjung tinggi “unggah-ungguh” Sebaga i “orang Timur”, orang desa sangat menjunjung tinggi kesopanan atau “unggah-ungguh” apabila: a. Bertemu dengan tetangga b. Berhadapan dengan pejabat c. Berhadapan dengan orang yang lebih tuadituakan d. Berhadapan dengan orang yang lebih mampu secara ekonomi e. Berhadapan dengan orang yang tinggi tingkat pendidikannya 4. Guyub, kekeluargaan Sudah menjadi karakteristik khas bagi masyarakat desa bahwa suasana kekeluargaan dan persaudaraan telah “mendarah-daging” dalam hati sanubari mereka. 5. Lugas “Berbicara apa adanya”, itulah ciri khas lain yang dimiliki masyarakat desa. Mereka tidak peduli apakah ucapannya menyakitkan atau tidak bagi orang lain karena memang mereka tidak berencana untuk menyakiti orang lain. Kejujuran, itulah yang mereka miliki. commit to user 15 6. Tertutup dalam hal keuangan Biasanya masyarakat desa akan menutup diri manakala ada orang yang bertanya tentang sisi kemampuan ekonomi keluarga. Apalagi jika orang tersebut belum begitu dikenalnya. Katakanlah, mahasiswa yang sedang melakukan tugas penelitian survei pasti akan sulit mendapatkan informasi tentang jumlah pendapatan dan pengeluaran mereka. 7. Perasaan “minder” terhadap orang kota Satu fenomena yang ditampakkan oleh masayarakat desa, baik secara langsung ataupun tidak langsung ketika bertemubergaul dengan orang kota adalah perasaan mindernya yang cukup besar. Biasanya mereka cenderung untuk diamtidak banyak omong. 8. Menghargai “ngajeni” orang lain Masyarakat desa benar-benar memperhitungkan kebaikan orang lain yang pernah diterimanya sebagai “patokan” untuk membalas budi sebesar- besarnya. Balas budi ini tidak selalu dalam wujud material tetapi juga dalam bentuk penghargaan sosial atau dalam bahasa Jawa biasa disebut dengan “ngajeni”. 9. Jika diberi janji, akan selalu diingat Bagi masyarakat desa, janji yang pernah diucapkan seseorangkomunitas tertentu akan sangat diingat oleh mereka terlebih berkaitan dengan kebutuhan mereka. Hal ini didasari oleh pengalamantrauma yang selama ini sering mereka alami, khususnya terhadap janji-janji terkait dengan program pembangunan di daerahnya. Sebaliknya bila janji itu tidak ditepati, bagi mereka akan menjadi “luka dalam” yang begitu membekas di hati dan sulit menghapuskannya. Contoh kecil: mahasiswa menjanjikan pertemuan di Balai Desa jam 19.00. Dengan tepat waktu, mereka telah standby namun mahasiswa baru datang jam 20.00. Mereka akan sangat kecewa dan selalu mengingat pengalaman itu. 10. Suka gotong-royong Salah satu ciri khas masyarakat desa yang dimiliki dihampir seluruh kawasan Indonesia adalah gotong-royong atau kalau dalam masyarakat commit to user 16 Jawa l ebih dikenal dengan istilah “sambatan”. Uniknya, tanpa harus dimintai pertolongan, serta merta mereka akan “nyengkuyung” atau bahu- membahu meringankan beban tetangganya yang sedang punya “gawe” atau hajatan. Mereka tidak memperhitungkan kerugian materiil yang dikeluarkan untuk membantu orang lain. Prinsip mereka: “rugi sathak, bathi sanak”. Yang kurang lebih artinya: lebih baik kehilangan materi tetapi mendapat keuntungan bertambah saudara. 11. Demokratis Sejalan dengan adanya perubahan struktur organisasi di desa, pengambilan keputusan terhadap suatu kegiatan pembangunan selalu dilakukan melalui mekanisme musyawarah untuk mufakat. Dalam hal ini peran BPD Badan Perwakilan Desa sangat penting dalam mengakomodasi pendapatinput dari warga. 12. Religius Masyarakat pedesaan dikenal sangat religius. Artinya, dalam keseharian mereka taat menjalankan ibadah agamanya. Secara kolektif, mereka juga mengaktualisasi diri ke dalam kegiatan budaya yang bernuansa keagamaan. Misalnya: tahlilan, rajaban, dll.

2. Tinjauan Pondok Pesantren

a. Pengertian Pesantren Dalam buku A.Malik M.Thaha Tuanaya 2007:8 Pesantren didefinisikan sebagai suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran agama islam dan didukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat permanen. Sedangkan menurut Zamakhsyari Dohfier dalam Malik M.Thaha Tuanaya 2007:150 pesantren adalah : “Sebagai lembaga pendidikan Islam memiliki ciri khas umum seperti adanya pondok tempat tinggal para santri yang berfungsi sebagai asrama pendidikan dan berada di lingkungan kompleks pesantren, adanya masjid sebagai pusat pendidikan sekaligus tempat ibadah, pengajaran kitab-kitab Islam klasik berbahasa Arab atau dikenal dengan kitab kuning. Metode yang dikembangkan, menggunakan metode sorongan atau wetonan, dan adanya kyai baik sebagai pimpinan tertinggi pesantren maupun sebagai pendirinya ”. commit to user 17 Dengan demikian pesantren adalah suatu tempat pendidikan yang menekankan pelajaran agama islam dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik berbahasa Arab dan didukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang berfungsi sebagai asrama pendidikan serta adanya masjid sebagai pusat pendidikan sekaligus tempat ibadah. b. Pengertian Pondok Pesantren Pengertian pondok pesantren menurut M.Arifin dalam buku A. Malik M.Thaha Tuanaya 2007:8 berarti : “suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitarnya, dengan sistem asrama pemondokan di dalam kompleks di mana santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya di bawah kedaulatan kepemimpinan seseorang atau beberapa orang kyai ”. Jadi pondok pesantren merupakan tempat menimba ilmu agama Islam dengan sistem asrama pemondokan di dalam kompleks di mana santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian yang sepenuhnya di bawah kedaulatan kepemimpinan seseorang atau beberapa orang kyai.

3. Tinjauan Sosial Ekonomi

a. Pengertian Sosial

Pengertian sosial dapat berarti kemasyarakatan. Sosial adalah keadaan dimana terdapat kehadiran orang lain. Dari adanya kehadiran orang lain di lingkungan sekitar kita akan terjalin adanya interaksi sosial yang merupakan bentuk hubungan sosial antara orang yang satu dengan orang yang lain. Hubungan sosial masyarakat desa dapat dilihat dari interaksi dan komunikasi sehari-hari dan perilaku masyarakat desa itu sendiri terhadap masyarakat yang lain. Hubungan sosial pada masyarakat desa dapat dilihat dalam hubungan yang Gemeinschalf dari Ferdinand Tonnies dalam buku Soerjono Soekanto 1990:402, di mana Gemeinschalf paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat kekal. Dasar hubungan adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang bersifat commit to user 18 nyata dan organis. Masyarakat tumbuh dan berkembang berdasar atas rasa cinta dan kebersamaan sebagai satu kesatuan yang harmonis.

b. Pengertian Ekonomi

Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani oikos yang berarti keluarga, rumah tangga dan nomos, atau peraturan, aturan, hukum, dan secara garis besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga”. Ilmu ekonomi merupakan suatu ilmu yang mempelajari masyarakat dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran kemakmuran suatu keadaan di mana manusia dapat memenuhi kebutuhannyabaik barang-barang maupun jasa. Ekonomi mengandung arti aturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga. Sedangkan Menurut Islam, Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari segala prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh falah kedamaian kesejahteraan dunia-akhirat. Islam dalam Ekonomi berfungsi sebagai identitas tanpa mempengaruhi makna atau definisi ekonomi itu sendiri. Dengan demikian ekonomi merupakan suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaan yang berhubungan dengan pengalokasian sumber daya masyarakat rumahtangga dan pembisnisperusahaan yang terbatas diantara berbagai anggotanya, dengan mempertimbangkan kemampuan, usaha, dan keinginan masing-masing. Dalam memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat cenderung mengejar kekayaan yang menurutnya dapat meningkatkan kesejahteraan hidup. Masyarakat berusaha melakukan sebaik mungkin dalam bekerja mulai dari melakukan pekerjaan yang sesuai keterampilannya sampai pekerjaan yang dapat memberikan penghasilan yang besar seperti pada pendapat Andrew S. Skinner : Theories of Political Economy, chapter seven mengenai manusia dalam bertindak memenuhi kebutuhan ekonominya berikut ini : commit to user 19 “Smith also suggested that in the modern economy, men tend to admire not only those who have the capacity to enjoy the trappings of wealth, but also the qualities that contribute to that end. Smith recognized that pursuit of wealth and “place” was a basic human drive that would involve sacrifices likely to be supported by the approval of the spectator. The “habits of oeconomy, industry, discretion, attention and application of thought, are generally supposed to be cultivated from self-interested motives, and at the same time are apprehended to be very praiseworthy qualities, which deserve the esteem and approbation of everybody” TMS, IV.2.8.

c. Pengertian Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi adalah suatu hal atau aktivitas yang menyangkut seseorang dalam hubungannya dengan orang lain dalam hal pemenuhan kebutuhan hidupnya ekonomi. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan sosial ekonomi yaitu menyangkut cirikondisi serta kegiatan atau aktivitas dari masyarakat desa dalam melakukan segala usaha dengan cara bekerja untuk pemenuhan kebutuhan dalam peningkatan kesejahteraan hidup. Meneliti masalah sosial ekonomi masyarakat dapat dilihat melalui analisis dari fungsionalisme Struktural menurut Talcott Parsons dalam Ritzer 2004:121 dimana merupakan suatu fungsi yang ditujukan kearah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem. Ini dimulai dengan empat fungsi sistem tindakan, yang biasa disebut AGIL, yaitu Adaptation, Goal attainment, Integration, Latency. AGIL mempunyai definisi sebagai berikut: 1. Adaptation adaptasi: sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat. Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhannya. 2. Goal attainment pencapaian tujuan : sebuah sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya. 3. Integration integrasi : sebuah sistem harus mengatur antar hubungan bagian- bagian yang menjadi komponennya. Sistem juga harus mengelola antar hubungan ketiga fungsi lainnya yaitu adaptation, goal attainment, dan latency. 4. Latency pemeliharaan pola : sebuah sistem harus melengkapi, memelihara, dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat terkait keberadaan pondok pesantren di tengah-tengah kehidupan masyarakat dapat dianalisis dengan adanya empat sistem tindakan yang biasa disebut AGIL, yakni : commit to user 20 1. Adaptation adaptasi : Dalam beradaptasi, pihak pondok yang awalnya merupakan warga baru harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan yang menjadi tempat tinggalnya dengan kebutuhannya. Dalam hal ini seperti pada adaptasi warga pondok dengan adat dan norma yang berlaku di desa Grenjeng dan sebaliknya masyarakat yang telah bekerja di lingkungan pondok juga harus menyesuaikan dengan kebiasaan dan aturan yang diterapkan oleh pihak pondok. 2. Goal attainment pencapaian tujuan : Dalam pencapaian tujuan yang kaitannya dengan kesejahteraan hidup masyarakat selalu mempertimbangkan akan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan, misalnya dalam masalah ekonomi perihal pekerjaan masyarakat bertindak sesuai situasi yang ada. Dalam hal ini adanya pondok telah banyak membuat warga mulai berinisiatif membuka usaha warung makan maupun warung kelontong yang terlihat sangat menguntungakan masyarakat. Selain itu bagi warga yang tidak punya modal uang untuk usaha membuka warung, mereka berinisiatif memberikan jasa atau keterampilan yang dimilikinya, misalnya jasa mengasuh anak-anak keluarga ustad-ustadzah pondok ketika ditinggal mengajar maupun keterampilan memasak untuk konsumsi santriwan-santriwati pondok pesantren. 3. Integration integrasi : Integrasi yang ada di sini merupakan wujud usaha masyarakat untuk terus menjaga hubungan baik akan hubungan sosial yang sudah berjalan baik demi kelangsungan hidup yang selalu rukun dan damai dalam kehidupan sehari-hari dengan kalangan masyarakat sendiri, keluarga maupun dengan pihak pondok pesantren. 4. Latency pemeliharaan pola : Tindakan pada pemeliharan pola ini dimaksudkan bahwa hubungan sosial dalam sistem itu harus saling melengkapi kekurangan dalam hubungan sosial antar sesama, memelihara hubungan sosial yang sudah terjalin baik, dan memperbaiki jika hubungan sosial yang ada terkadang kurang baik. Masyarakat telah memilih dan menentukan cara dalam upaya meningkatkan dan mencapai tujuan hidup yakni demi kesejahteraan dan kemakmuran dalam kehidupan. Kehidupan ekonomi masyarakat terlihat commit to user 21 meningkat dibanding dulu sebelum adanya pondok. Banyak hal bisa dilakukan masyarakat setempat dalam meningkatkan kesejahteraan hidup. Dengan pandai- pandai melihat situasi dan bertindak baik dengan sesama dalam hubungan sosial yang maka masyarakat akan dapat hidup sejahtera dan harmonis satu sama lain. Keberadaan pondok pesantren dalam kehidupan masyarakat disambut dengan terbuka dengan penilaian yang positif. Kehidupan sosial yang dibentuk dan terjalin juga menyenangkan. Hal ini tidak luput karena masyarakat dalam bersikap maupun bertindak dengan memperhitungkan tujuan yang telah direncanakan demi peningkatan hidup yang lebih baik dan sejahtera.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian Nur Isnaini 2009 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta meneliti tentang Sosial Ekonomi Masyarakat Pedagang Waduk Gajah Mungkur Study kasus tentang kehidupan sosial ekonomi pedagang sektor informal di kawasan wisata waduk Gajah Mungkur Wonogiri. Hasil penelitian yang dilakukan adalah 1 Secara sosial masyarakat pedagang sektor informal masih kental dengan sentimen yang tinggi mencirikan masyarakat pedesaan. Misalnya masih menganut gotong-royong, kebersamaan, seperti membantu tetangga yang melaksanakan hajatan, menjenguk orang sakit dan arisan di masyarakat. Secara ekonomi, dengan membuka usaha sektor informal berdagang di waduk Gajah Mungkur dapat meningkatkan penghasilan mereka. Dengan meningkatnya penghasilan sebagai pedagang, masyarakat berusaha menyekolahkan anak sampai tinggi. 2 Upaya pengembangan usaha telah dilakukan pedagang dengan memperluas tempat berdagang, memperbanyak jumlah dagangan serta jenis dagangan. Dalam pengembangan usaha dagang mereka tidak lepas dari suatu kendala. Kendala yang dihadapi umumnya berasal dari luar dirinya antara lain : masuknya pedagang dari luar kawasan waduk, pedagang lain yang berbuat curang, persaingan harga, tempat berdagang yang terbuka dan berada di area belakang, serta modal awal berjualan. Untuk keluar dari kendal tersebut, pedagang memiliki cara yaitu dengan melakukan pendekatan dari hati ke hati, menetapkan harga dagangan yang sama, memberikan pendapat pada pengelola, serta solusi dari diri sendiri. commit to user 22 Penelitian dari Novita Dewi Nurhayati 2009 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta meneliti tentang Persepsi Masyarakat Terhadap Argowisata Sondokoro Dalam Bidang Sosial Ekonomi Study kasus masyarakat Nglano, kecamatan Tasikmadu, kabupaten Karanganyar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1 persepsi masyarakat terhadap Argowisata Sondokoro sangat baik karena mereka menilai dari adanya Argowisata Sondokoro mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang baru. Wisata Argowisata Sondokoro adalah wisata history education yang berisi pendidikan sejarah yang bermanfaat sehingga masyarakat lebih menghargai tentang sejarah dan perjuangan para pendahulu kita. 2 Perubahan ekonomi terjadi akibat dari meningkatnya jumlah pengunjung, sehingga untuk melayani atau memenuhi kebutuhan pengunjung maka terlihat bertambahnya para pedagang dan pegawai yang ada di Argowisata Sondokoro. Bertambahnya pedagang dan penambahan pegawai menjadikan perubahan pendapatan masyarakat. 3 Perubahan sosial yang terjadi adalah banyaknya para petani dan buruh tani yang beralih ke pedagang. Perubahan tersebut menunjukan adanya dampak sosial akibat didirikannya Sondokoro. Perubahan perilaku dan pola hidup yang dulunya basis pertanian karena dulu adalah areal tebu dan sawah saat masih aktifnya pabrik tebu, tetapi sekarang sudah berubah karena pabrik tebu sudah tidak berfungsi seperti dahulu, dan lahan pertanian menyempit menjadikan perubahan sosial dalam hal ini perubahan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh kebanyakan masyarakat. Perubahan bagi yang belum memiliki pekerjaan adanya Agrowisata Sondokoro solusi walaupun memang kapasitas pegawai juga terbatas. Bagi yang bisa bekerja di Sondokoro akan meningkatkan prestise atau harga diri mereka di lingkungan masyarakat, mereka merasa lebih dihargai karena mereka sudah bekerja. Di samping perubahan positif ternyata ada juga perubahan sosial ekonomi yang mengarah ke negatif, khususnya bagi para pekerja yang terikat kontrak kerja dengan Sondokoro dimana pada saat libur yang biasanya melakukan kerja bakti ataupun nyinom tidak bisa dilakukan. Hal tersebut bisa menjadi pemicu konflik sosial dalam masyarakat karena dirasa hanya mementingkan pekerjaan dan mengabaikan commit to user 23 kewajiban sebagai warga masyarakat yang terbiasa dengan sifat kegotong- royongan yang tinggi.

C. Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Keberadaan Pelabuhan Belawan Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Medan Belawan

41 222 91

Interaksi Sosial Pondok Pesantren Dengan Masyarakat Sekitar (Studi Deskriptif Pola Interaksi Assosiatif Pada Pondok Pesantren Modern Al-Abraar Dengan Masyarakat Desa Sikuik-Huik Dusun Siondop Julu Kecamatan Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli Selatan Suma

11 143 159

Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Desa Lalang Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara)

21 126 108

Tinjauan Sosial Ekonomi Penenun Ulos di Desa Lumban Siagian Jae Kecamatan Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara

2 37 111

DAMPAK KEBERADAAN PETERNAKAN UNGGAS TERHADAP PERUBAHAN KEHIDUPAN SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT (Studi Dampak Keberadaan CV. Bumi Ayu terhadap Perubahan Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat di Desa Plosoarang, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar)

1 7 2

Resiprositas Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus Pada Masyarakat Kelurahan Kauman Kabupaten Blora)

2 35 100

KONFLIK SOSIAL DALAM MASYARAKAT DESA Konflik Sosial Dalam Masyarakat Desa (Studi Kasus di Dukuh Pulutan Desa Pulutatr Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali).

0 6 12

DAMPAK KEBERADAAN PASAR KAGET TERHADAP PERUBAHAN KEHIDUPAN SOSIAL – EKONOMI MASYARAKAT DESA :Studi Deskriptif di Kp. Pasirhaleuang Desa Cikalong Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung:.

23 96 45

KEBERADAAN TRADISI NYADRAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI DESA GOWAK KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG.

0 1 2

DAMPAK KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI KENTANG MASYARAKAT DESA KASIMPAR KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 1977 - 2016

0 2 14