commit to user 49
mereka dengan
masyarakat lain
terutama dalam
beberapa kegiatan
kemasyarakatan sedikit berbeda dengan adanya kesibukan bekerja yang hampir setiap hari menghabiskan waktu untuk pekerjaan di pondok, jadi untuk bisa tetap
berinteraksi dan menjaga hubungan dengan masyarakat lain agar tetap baik dan tidak terlihat sebagai individu yang hanya mementingkan kepentingan pribadi
maka masyarakat yang sibuk bekerja di pondok harus pandai-pandai membagi waktu antara pekerjaan dengan kegiatan kemasyarakatan di desa tempat tinggal.
b. Hubungan Sosial Masyarakat Dengan Pihak Pondok
Selain hubungan sosial antar masyarakat mulai terpengaruh sejak berdirinya pondok pesantren Al Madinah yang sudah lama didirikan di desa
Grenjeng, akibat pendirian pondok pesantren Al Madinah juga terlihat dalam hubungan sosial dengan berbagai pihak pondok seperti hubungan masyarakat
dengan para ustad-ustadzah dan para santriwan-santriwati. Masyarakat yang semenjak adanya pondok pesantren di desa Grenjeng dan bekerja di pondok
pesantren maupun masyarakat yang berwirausaha karena terinspirasi adanya pondok di desa ini mengungkapkan hubungan sosial dengan berbagai pihak
pondok seperti pada hasil wawancara dengan bapak SMD berikut ini : “ Sejak keberadaan pondok pesantren di desa ini apalagi saya bekerja di
lingkungan pondok hubungan sosial yang terkjalin dengan pihak pondok sangat baik, namun karena saya laki-laki keakraban saya berinteraksi
hanya terjalin pada para ustad dan santri saja mengingat pihak pondok memegang pandangankeyakinan bahwa laki-laki dan perempuan yang
bukan muhrim dilarang saling berinterakasi seakrab hubungan yang memang muhrimnya seperti hubungan baik yang saya jalin dengan para
ustad dan santri.WSMD31032011
Meskipun pihak pondok sangat membatasi hubungan sosial yang akrab jika bukan muhrimnya, namun masyarakat desa Grenjeng yang memang awalnya
hanya merupakan masyarakat yang biasa seperti kebanyakan masyarakat umum keberadaan pondok pesantren Al Madinah selalu diterima dengan pandangan yang
positif. Masyarakat selalu menanamkan rasa toleransi terhadap perbedaan pandangan dan berusaha menerima perbedaan itu sebagai sesuatu yang tidak perlu
dipermasalahkan. Seperti yang diungkapkan ibu STL berikut ini:
commit to user 50
“ Saya sebagai orang yang biasa bergaul dengan siapa saja kalau ada pihak pondok yang memang bukan muhrimnya sedikit membatasi dalam
berkomunikasi dan bertatap muka ya saya menghargai mbak, dan keberadaan pondok pesantren di desa ini ternyata juga bisa diterima
semua pihak. Selain itu hubungan yang terjalin juga baik-baik saja.apalagi setelah saya bekerja di lingkungan pondok, hubungan
dengan para santriwati maupun dengan para ustadzah sangat baik
terjalin”.WSTL28032011 Dalam interaksi sehari-hari masyarakat yang bekerja di pondok Pesantren
sangat erat hubungan sosialnya baik dengan para ustad-ustadzah maupun dengan para santri mengingat hampir setiap hari mereka bertemu dan berkomunikasi
dengan para penduduk pondok pesantren. Bahkan hubungan baik yang terbentuk antar warga masyarakat juga sering terwujud seperti ketika masyarakat ada
kegiatan membersihkan jalan atau membuat jalan banyak para santri dan para ustad secara langsung ikut membantu kegiatan masyarakat.
Selain itu wujud hubungan sosial yang baik antara masyarakat dengan pihak pondok pesantren juga terlihat ketika masyarakat yang bekerja di pondok
sebagai pengasuh balita hampir setiap bulannya menerima bingkisan berupa sabun mandi, sabun cuci, gula pasir dan beberapa barang kebutuhan pokok lain yang
diberikan oleh para ustadzah. Mereka inisiatif iuran uang untuk selanjutnya diberikan barang-barang tersebut sebagai wujud terimakasih secara pribadi dan
demi terjaganya hubungan yang sudah terjalin baik di dalam masyarakat seperti ungkapan ibu STL berikut ini :
“ Hubungan dengan pihak pondok selama ini terjalin baik kok mbak, malah setiap bulan aku menerima bingkisan berupa sabun mandi, sabun
cuci dan beberapa bahan pokok dari para ustadzah yang anak-anaknya
aku jaga setiap harinya ketika di tinggal mengajar”. WSTL28032011 Secara umum masyarakat sangat menerima keberadaan pondok pesantren
Al Madinah di tengah-tengah kehidupan sosial mereka, walaupun dari awal sikap sosial sangat jelas terlihat berbeda antara pandangan orang-orang pondok
pesantren dengan masyarakat dalam berinteraksi dan bergaul dengan orang lain. Akan tetapi seiring berjalannya waktu pihak pondok yang sudah berkeluarga
terutama para ustad dan ustadzah cara berinteraksi sudah banyak yang berubah. Keluarga para ustad sudah mulai membuka diri untuk menyesuaikan hidup saling
commit to user 51
menyapa dengan masyarakat baik perempuan maupun laki-laki sebagai perwujudan hidup di tengah-tengah masyarakat desa yang masih banyak
memegang teguh adat istiadat dan keramah-tamahan. Hubungan sosial yang terjadi antar masyarakat dengan pihak pondokpun terjalin baik.
c. Hubungan Sosial Masyarakat Dengan Keluarga