yang banyak menyerap air dan mempertahankannya, dan hal ini sangat baik dalam mempertahankan kelembaban medium.
Intensitas cahaya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan stek bervariasi untuk setiap tanaman. Yasman dan Smith 1988 melaporkan bahwa intensitas cahaya
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan stek dipterocarpa sebaiknya tidak lebih dari 5000 lux. Dilain pihak bila menggunakan KOFFCO System, intensitas cahaya
dapat mencapai 10.000 – 20.000 lux Sakai Subiakto 2007. Suhu optimum untuk pertumbuhan akar pada stek tidak sama untuk setiap
tanaman. Secara umum suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan stek berkisar antara 21
o
C - 27
o
C Hartmann et al. 1997. Yasman dan Smith 1988, melaporkan bahwa kisaran suhu media stek dipterokarpa antara 27
o
C – 30
o
C dan suhu udara tidak lebih dari 40
o
C.
2.2.1.1 Pembentukan Akar pada Stek
Pembentukan dan pertumbuhan akar pada stek terjadi karena adanya pergerakan ke arah bawah dari hormon pengatur tumbuh seperti auksin,
karbohidrat, serta rooting cofactor baik dari tunas maupun dari daun. Senyawa ini akan terakumulasi di dasar stek yang selanjutnya akan menstimulir
pembentukan akar Hartmann et al. 1997. Proses pembentukan akar terjadi karena sel-sel meristematik yang terletak
antara jaringan pembuluh akan membelah, kemudian memanjang dan membentuk kembali sel-sel yang nantinya berkembang menjadi bakal akar. Sebagian besar
sel-sel yang membelah akan membentuk ujung akar root tip yang tumbuh terus melewati korteks dan epidermis, dan akar yang muncul dibagian batang atau sel
tersebut akan menjadi akar adventif, yaitu akar yang muncul bukan dari organ akar Rochiman dan Harjadi 1973.
Menurut Hartmann et al. 1997, proses pembentukan akar pada stek terbagi dalam 4 tahap. Tahap pertama, bergabungnya sel-sel yang mempunyai fungsi
khusus yang sama. Kedua, pembentukan bakal akar dari sel-sel tertentu dan jaringan vaskular pembuluh. Dalam proses ini diperlukan auksin dengan
konsentrasi tinggi. Ketiga, pembentukan bakal akar pada stek dan tersusunnya akar primordial inisiasi akhir. Pada proses ini pasokan ethilen makin tinggi,
namun dihambat oleh konsentrasi auksin yang tinggi. Keempat, pertumbuhan dan munculnya akar primodial yang keluar melalui jaringan batang ditambah
pembentukan sambungan pembuluh antara akar primordial dengan jaringan pembuluh dari stek itu sendiri.
Menurut Pandit 1991, susunan anatomi akar stek pucuk meranti terdiri dari epidermis, korteks, endodermis, perisikel, xilem, floem, dan kambium. Hasil
penelitian secara mikroskopis terhadap beberapa jenis meranti yang dilakukan oleh Kosasih et al. 1997, menunjukkan bahwa akar yang terbentuk pada stek
meranti adalah akar liar akar adventif, yang tumbuh dan berkembang dari jaringan kambium di dasar stek. Sebagian dari akar tersebut tumbuh secara
geometris, mirip dan berfungsi sama dengan akar tunggang dan mulai tampak pada umur 6 bulan.
2.2.1.2 Hormon Pertumbuhan Akar