Analisis Store Atmosphere Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Warnet Premiere Karawang

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Situasi perekonomian dunia pada umumnya dan indonesia pada khususnya dewasa ini berkembang dengan pesat, terlebih pada era globalisasi seperti sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong timbulnya laju persaingan dalam dunia bisnis. Hal ini dapat dilihat dengan semakin berkembangnya perusahaan baik yang menghasilkan barang maupun jasa, sehingga menyebabkan persaingan didalam dunia usaha semakin ketat. Seperti halnya Warung Internet atau biasa disingkat warnet adalah salah satu bentuk usaha yang dikelola oleh kelompok atau individu yang memberikan pelayanan dalam bentuk jasa internet oleh penggunanya. Kebanyakan, warnet di buka di lahan yang dekat dengan tempat pendidikan, seperti sekolah, tempat les, atau kampus. Sehingga, penggunanya pun tak jauh dari siswa / siswi, mahasiswa, guru,atau,dosen.

Tetapi, ketika perkembangan teknologi telah merambah ke seluruh penjuru, warnet pun merambah ke seluruh pelosok pemukiman, dan tempat - tempat yang sebelumnya tidak diperkirakan dapat dijadikan sebagai lahan untuk membuka usaha warung internet. Oleh karena itu, pengguna warnet menjadi semakin luas, mulai dari anak-anak sampai orang tua.

Hal ini dikarenakan, kebutuhan internet yang semakin naik dari yang tadinya kebutuhan senggang menjadi kebutuhan yang memang harus dipenuhi


(2)

untuk mendapatkan informasi yang lebih cepat, akurat dan terkini atau teraktual. Ditambah lagi dengan banyaknya menu pilihan yang dapat dipilih oleh anda,. Mulai dari berita tentang kehidupan, teknologi, ekonomi. sosial, politik, tips - tips menarik, jaringan sosial, sampai permainan yang dapat membunuh rasa bosan anda dapat anda nikmati melalui dunia internet.

Perkembangan pasar yang senantiasa berubah dari waktu ke waktu terutama seperti sekarang ini, menuntut perusahaan untuk dapat meningkatkan pelayanan dan pengembangan profesionallisme mereka diberbagai bidang serta senantiasa mengembangkan ide-ide baru yang kreatif. Perkembangan pemasaran yang aktif dan lebih costumer oriented memaksa perusahaan untuk mendefinisikan kebutuhan konsumen dari sudut pandang konsumen, bukan dari sudut pandang perusahaan.

Untuk dapat menciptakan atmosphere yang menyenangkan, maka perlu diciptakan store atmosphere yang baik. store atmosphere merupakan perpaduan antara unsur-unsur penampilan dari sebuah toko seperti pencahayaan, warna, musik, aroma dan komunikasi visual untuk menciptakan suasana yang dapat mempengaruhi persepsi dan respon konsumen.(sumber: Levy & Weitz, 2007:576)

Store atmosphere menjadi semakin penting karena dewasa ini ada kecenderungan berubahnya motif seseorang untuk berbelanja, dimana kegiatan berbelanja tidak hanya sebagai kegiatan fungsional untuk membeli barang-barang saja tetapi sebagai kegiatan mengisi waktu, rekreasi, hiburan atau bahkan pelepas stress. Jadi ketika seorang konsumen masuk toko tidak akan hanya memberikan


(3)

penilaian produk yang akan ditawarkan, tetapi juga kan memberikan penilaian terhadap kreatifitas penciptaan suasana toko.

Store atmosphere merupakan salah satu elemen dari retailing mix yang mampu mempengaruhi proses keputusan pembelian. Dengan menciptakan store atmosphere yang menyenangkan, diharapkan konsumen akan merasa nyaman dan betah berlama-lama didalam ruangan yang dapat mempengaruhi persepsi dan emosi konsumen untuk merangsang keinginan membeli yaang tidak direncanakan. (Sumber: Evan & Berman, 2007:545)

Konsumen selalu membentuk harapan atas nilai penawaran pemasaran dan membuat keputusan pembelian yang didasarkan pada harapan. Kepuasan konsumen terhadap pembelian tergantung pada kinerja nyata perusahaan dalam menawarkan produk kurang dari harapan, maka konsumen akan merasa kecewa. Jika kinerja perusahaan sepadan melebihi harapan, maka konsumen akan merasa puas. Dengan begitu konsumen akan kembali lagi ketoko tersebut.

Dalam hal ini fenomena atau masalah yang dimiliki oleh Warnet Premiere Purwasari karawang berkaitan dengan Store Atmosphere yaitu masih terdapat banyak kekurangan baik dalam pelayanannya juga kurangnya penyejuk udara sehingga ruangan terasa panas, pengaturan ruangan yang masih agak kurang nyaman karena penempatan susunan barang-barangnya kurang rapih, serta pelayanan dari para karyawan Warnet Premiere yang kurang ramah. Hal tersebut dapat membuat konsumen lari atau tidak betah berlama-lama, bahkan bisa membuat konsumen tidak ingin kembali lagi. Sehingga itu bisa menyebabkan


(4)

keputusan konsumen dalam membeli produk yang ada pada Warnet Premiere menurun.

Tabel 1.1

Penurunan Pembelian Konsumen

(sumber:Warnet Premiere karawang)

Fenomena yang terjadi diatas menunjukkan bahwa menurunnya keputusan pembelian konsumen terhadap suatu jasa pelayanan karena tidak sesuai dengan yang diharapkan dapat berdampak negatif terhadap keberhasilan jasa pelayanan tersebut. Stabilitas dan fokus kegagalan produk mempengaruhi harapan yang berhubungan dengan kegagalan masa mendatang. Konsumen yang merasa tidak puas tidak akan melakukan kunjungan kembali dan mungkin akan menularkan persepsi buruk terhadap konsumen yang lainnya sehingga menghambat tercapainya tujuan perusahaan.

Konsumen yang terpuaskan akan menjadi pelanggan, mereka akan: 1. Melakukan pembelian ulang

2. Mengatakan hal-hal yang baik tentang perusahaan kepada orang lain 3. Kurang perhatikan merek atau produk pesaing

Strategi Warnet Premiere dalam meningkatkan Store Atmosphere guna meningkatkan Keputusan Pembelian Konsumen, maka hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Membuat ruangan/suasana toko nyaman, bersih, dan rapih.

Bulan Nov

2009

Des 2009 Jan 2010 Feb 2010 Mar 2010 Pengunjung(orang/pembeli) 343 326 264 230 182


(5)

2. Menambah AC/penyejuk udara agar ruangan tidak panas. 3. Meningkatkan pelayanan dalam bertransaksi dengan konsumen.

4. Memperindah bangunan toko agar konsumen tertarik untuk datang ke toko sehingga dapat meningkatkan pembelian konsumen.

5. Memperindah interior toko dengan memasang poster-poster yang cantik yang dapat membuat konsumen tertarik.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Store Atmosphere yang dilakukan oleh Warnet Premiere. Penelitian ini berjudul:

“Analisis Store Atmosphere pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus pada Warnet Premiere karawang)”.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen pada Warnet Premiere Karawang.

1. Masih kurangnya store atmosphere pada Warnet Premiere terutama dalam pelayanannya yaitu seperti kurangnya penyejuk udara, pengaturan ruangan yang masih kurang nyaman karena penempatan susunan barang-baranya kurang rapih, serta pelayanan dari para karyawan Warnet Premiere yang kurang ramah.


(6)

2. Menurunnya keputusan konsumen untuk membeli produk yang dijual di Warnet Premiere di karenakan kurangnya store atmosphere yang ada pada Warnet Premiere.

3. Store Atmosphere pada Warnet Premiere pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen.

4. Strategi Warnet Premiere dalam meningkatkan Store Atmosphere dan keputusan pembelian konsumen pada Warnet Premiere Karawang.

1.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menulis rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tanggapan konsumen atas pelaksanaan store atmosphere yang dilakukan oleh Warnet Premiere Karawang.

2. Bagaimana keputusan pembelian konsumen pada Warnet Premiere Karawang.

3. Seberapa besar pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen pada Warnet Premiere Karawang.

4. Bagaimana strategi Warnet Premiere dalam meningkatkan Store Atmosphere dan meningkatkan Keputusan Pembelian Konsumen.


(7)

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Penelitian dilakukan dengan maksud agar peneliti dapat mengumpulkan data dan informasi yang terkait dengan pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen pada Warnet Premiere Karawang.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen atas pelaksanaan store atmosphere yang dilakukan oleh Warnet Premiere Karawang.

2. Untuk mengetahui keputusan pembelian konsumen pada Warnet Premiere Karawang.

3. Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen pada Warnet Premiere Karawang.

4. Untuk mengetahui Bagaimana strategi Warnet Premiere dalam meningkatkan Store Atmosphere dan meningkatkan Keputusan Pembelian Konsumen.

1.4. KEGUNAAN PENELITIAN

Semua informasi yang dihasilkan dikumpulkan melalui penelitian dan studi literatur ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik bagi penulis sendiri, Warnet Premiere Karawang maupun Pihak lain.


(8)

1.4.1. Kegunaan Praktis

Adapun kegunaan penelitian ini adalah dapat bermanfaat secara praktis sebagai berikut :

1. Bagi Warnet Premiere Kota Karawang

Bagi Warnet Premiere Kota Karawang dapat memberikan informasi kepada konsumen bahwa store atmosphere dapat digunakan sebagai dasar keputusan pembelian konsumen terkait dengan hasil penjualannya. 2. Bagi Warnet Premiere Karawang

Bagi Warnet Premiere Karawang, dapat memberikan informasi tambahan yang mungkin dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam membuat kebijaksanaan khususnya dalam hal store atmosphere.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi Pengembangan Ilmu Manajemen Bisnis

Diharapkan dapat memberikan referensi tentang keterkaitan antara store atmosphere dengan keputusan pembelian konsumen.

2. Bagi Peneliti

Sebagai uji kemampuan dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh diperkuliahan terkait dengan store atmosphere dan keputusan pembelian konsumen.

3. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan refrensi dan tambahan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji dalam bidang yang sama.


(9)

1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada Warnet Premiere Jln.perum purwasari cikampek Karawang blok A no.2

1.5.2 Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini dilaksanakan di Warnet Premiere Karawang.

Adapun waktu penelitian sebagaimana digambarkan dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 1.2 Waktu Penelitian

Tahap Prosedur Bulan

Maret April Mei Juni Juli Agustus 1 Pengajuan Judul

2 Persiapan Usulan Penelitian 3 Penyusunan Usulan Penelitian 4 Seminar Usulan Penelitian 5 Pengumpulan Data

6 Pengolahan & Analisis Data 7 Penyusunan Skripsi

8 Sidang Skripsi


(10)

(11)

10 2.1. Kajian Pustaka

2.1.1 Store Atmosphere

2.1.1.1 Pengertian Store Atmosphere

Pengertian Store Atmosphere menurut Kotler, yang di kutip oleh Bob Foster (2008:61) adalah:

“Suasana (amosphere) setiap toko mempunyai tata letak fisik yang memudahkan atau menyulitkan untuk berputar-putar didalamnya”.

Setiap toko mempunyai penampilan yang berbeda-beda baik itu kotor, menarik, megah, dan suram. Suatu toko harus membentuk suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan dapat menarik konsumen untuk membeli di toko tersebut.

Pengertian Store Atmosphere menurut Hendri Ma‟ruf (2005:201) adalah:

Store atmosphere adalah salah satu marketing mix dalam gerai yang berperan penting dalam memikat pembeli, membuat mereka nyaman dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan mereka produk apa yang ingin dimiliki baik untuk keperluan pribadi, maupun untuk keperluan rumah tangga”.

Store Atmosphere menurut Berman dan Evan (2007:454) adalah:

Atmospheric refers to the store’s phsycal characteistics that project an image and draw costumer”.

Pengertian Store Atmosphere menurut levy & Weitz (2007:434) yaitu sebagai berikut:


(12)

Store atmosphere reflects the combination of store phsycal caracteristics, such as it architecture,layout, sign and display,color, lighting, temperature, sound and smells, wich together create and image in the costumers mind”.

Dari keempat pengertian diatas, penulis dapat mengambil keputusan bahwa store atmosphere suatu karakteristik yang sangat fisik dan sangat penting bagi setiap bisnis hal ini berperan bagi setiap penciptaan suasana yang nyaman untuk konsumen dan membuat konsumen ingin berlama-lama berada didalam toko dan secara tidak langsung merangsang konsumen untuk melakukan pembelian.

2.1.1.2.Elemen-Elemen Store Atmosphere

Store Atmosphere memiliki elemen-elemen yang semuanya berpengaruh terhadap suasana toko yang ingin diciptakan. Elemen-elemen Store Atmosphere terdiri dair exterior, general exterior, store layout, dan interior display.

(Sumber: Berman dan Evan, 2007:545)

Gambar 2.1

Elemen-elemen Store Atmosphere

Interior Display General

Interior

Store Atmosphere created by

Retailler

Exterior Store


(13)

1. Exterior

Menurut Berman dan Evan (2007-545) mengemukakan penjelasan dari exterior sebagai berikut: Exterior sebuah toko mempunyai pengaruh yang kuat terhadap image toko dan harus direncanakan secara matang. Konsumen terkadang menilai sebuah toko dari tampilan depannya saja. Bagian depan sebuah toko merupakan keseluruhan phsycal exterior sebuah toko, dan konstruksi material lainnya.

Yang termasuk exterior toko ialah pintu masuk toko, pintu masuk toko harus memperlihatkan tiga hal utama yaitu:

a. Jumlah pintu masuk yang dibutuhkan, sebuah toko diharapkan harus bisa mengatur antara pntu keluar dan pntu masuk toko, pintu masuk toko juga harus dapat menghalangi terjadinya potensi pencurian.

b. Tipe dari pintu masuk yang dipilih, apakah dapat secara otomatis membuka sendiri atau yang bersifat manual. Lantai jalan masuk dapat menggunakan keramik, semen atau karpet.

c. Jalan masuknya, jalan yang lebar dan lapang dapat menciptakan atmosphere yang baik dibanding dengan jalan yang kecil dan sempit.

Etalase toko memilik arti yang sangat penting bagi exterior toko. Etalase toko mempunyai dua tujuan utama yaitu:

1. Sebagai identifikasi dari sebuah toko

2. Sebagai alat untuk menarik orang agar masuk kedalam toko

Dibutuhkan perencanaan yang lebih matang dalam membuat etalase toko. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat etalase toko adalah mengenai


(14)

jumlah, ukuran, warna dan tema yang digunakan serta frekuensi pergantiannya pertahun.

Dalam beberapa kasus, tercapainya tujuan store atmosphere adalah melalui penataan yang unik dan menarik perhatian. Bagian depan toko yang berbeda, papan nama toko yank menarik, sirkulasi udara yang menarik, dekorasi etalase yang baik dan bangunan toko yang tidak biasa adalah merupakan kelengkapan-kelengkapan yang dapay menarik perhatian karena keunikannya.

Lingkungan disekitar toko perlu diperhatikan. Lingkungan luar toko dapat berpengaruh terhadap citra mengenai harga produk, level, serta pelayanan toko menunjukan menunjukan keadan demografi dan gaya hidup serta orang-orang yang tinggal disekitar toko.

Fasilitas parkir berpengaruh terhadap atmosphere. Tempat parkir yang dekat dengan toko serta gratis mencitrakan kesan yang lebih positif dari pada tempat parkir yang memungiut biaya pembeli potensial tidak mau memasuki toko apabila harus bersusah payah memarkir kendaraannya. Atmosphere toko dapat berkurang kenyamannya apabila tempat parkir sempit dan padat.

2. General Exterior

Saat konsumen berada dalam sebuah toko, maka banyak elemen-elemen yang mempengaruhi persepsi mereka. Lampu yang terang dengan vibrant colors dapat memberikan dapat memberikan kontribusi terhadap atmosphere yang berbeda dari pada penerangan dengan lampu yang remang. Suara dan aroma dapat mempengaruhi perasaan konsumen. Sebuah restoran dapat merangsang konsumen dengan aroma makanan, toko kosmetik dapat menggunakan aroma parfum untuk


(15)

menarik konsumen, salon kecantikan dapat memainkan musik sesuai dengan permintaan pelangganya. Musik dengan tempo yang lambat dapat membuat orang berbeda dalam supermarket yang bergerak lebih lambat.

Perlengkapan toko dapat direncanakan berdasarkan kegunaan dan estetikanya. Meja, rak barang, merupakan bagian dari dekorasi interior. Toko untuk kalangan atas akan benar-benar mendandani perlengkapannya dengan berkelas. Dinding toko juga dapat mempengaruhi atmosphere. Pemilihan wallpaper pada setiap toko harus berbeda sesuai dengan keadaani toko.

Konsumen juga dapat dipengaruhi dengan temperatur udara yang ada didalam toko, kurang sejuknya udara dapat mempercepat keberadaan konsumen didalam toko. Ruangan yang luas dan tidak padat dapat menciptakan suasana yang berbeda dengan ruangan yang sempit dan padat, konsumen dapat berlama-lama apabila mereka tidak terganggu oleh orang lain ketika mereka sedang membeli dan melihat-lihat produk yang dijual.

Toko dengan bentuk bangunan yang modern serta perlengkapan yang baru akan mendukung atmosphere. Remodelling bangunan serta penggantian perlengkapan lama dengan perlengkapan yang baru dapat meningkatkan citra toko serta meningkatkan penjualan dan keuntungan.

Yang perlu diperhatikan dari semua hal diatas adalah bagaimana perawatannya agar dapat selalu terlihat bersih. Tidak peduli bagaimana mahalnya interior sebuah toko tetapi apabila terlihat kotor akan menimbulkan kesan yang jelek.


(16)

3. Store layout

Dalam poin ini, perencanaan store layout meliputi penataan penempatan ruang untuk mengisi luas lantai yang tersedia, mengklasifikasikan produk yang akan ditawarkan, pengaturan lalulintas didalam toko, pengaturan lebar ruang yang dibutuhkan, pemetaan ruang toko dan menyusun produk yang ditawarkan secara individu.

Pembagian ruang toko meliputi ruangan-ruangan sebagai berikut:

a. Ruang penjualan yang merupakan tempat produk-produk dipajang serta merupakan interaksi antara penjual dan pembeli.

b. Rusng merchandise ysng merupakan ruang untuk produk-produk dengan kategori nondisplay items.

c. Ruang karyawan merupakan ruang khusus unutk karyawan.

d. Ruang untuk konsumen yang meliputi kursi, restroom, restoran dan lainnya. Mengklasifikasi produk yang ditawarkan untuk menentukan penempatan produk, dilakukan berdasarkan karakteristik dari masing-masing produk. Klasifikasi produk dilakukan berdasarkan pada pembagian sebagai berikut:

a. Produk yang menjadi kebutuhan.

b. Produk yang dapat memotivasi konsumen untuk melakukan pembelian. c. Produk untuk target pasar tertentu.

d. Produk yang membutuhkan penanganan khusus.

Mengatur lalu lintas didalam toko dilakukan dengan menggunakan dua pola yaitu; straight (gridiron) traffic flow dan curving (free-flowing) traffic flow.


(17)

Masing-masing pola memiliki kelebihan sendiri.

Pola straight (gridiron) traffic flow memiliki kelebihan sebagai berikut: a. Dapat menciptakan atmosphere yang efisien.

b. Menciptakan ruang yang lebih banyak untuk memajang produk. c. Menghemat waktu belanja.

d. Mempermudah mengtrol barang dan dapat menerapkan self service.

Pola curving (free-flowing) traffic flow memiliki kelebihan sebagai berikut:

a. Dapat menciptakan atmosphere yang lebih bersahabat. b. Mengurangi rasa terburu-buru konsumen.

c. Konsumen dapat berjalan-jalan keliling toko dengan pola yangb berbeda-beda.

d. Merangsang pembelian yang tidak direncanakan.

Pengaturan luas ruangan yang dibutuhkan diatur berdasarkan antara ruang penjualan dan ruang non penjualan. Pemetaan ruang toko dimaksudkan untuk mempermudah penempatan produk yang ditawarkan.

Hasil terakhir yang menyangkut store layout adalah menyusun produk-produk yang ditawarkan sesuai dengan karakteristik produk-produk. Produk dan merk yang paling menguntungkan harus ditempatkan dilokasi yang paling baik. Produk harus disusun berdasarkan ukuran, harga, warna, merk dan produk yang paling digemari konsumen.


(18)

4. Interior Display

Poster, papan petunjuk dan ragam interior display lainnya dapat mempengaruhi atmosphere toko, karena memberikan petunjuk bagi konsumen. Selain memberikan petunjuk bagi konsumen, interior display juga dapat juga dapat merangsang konsumen untuk melakukan pembelian. Macam interior display antara lain:

a. Assortment display

Merupakan bentuk interior display yang digunakan untuk berbagai macam produk yang berbeda dan dapat mempengaruhi konsumen untuk merasakan, melihat dan mencoba produk. Kartu ucapan, majalah, buku dan produk sejenis lainnya merupakan produk-produk yang menggunakan assortment display.

b. Theme-setting displays

Merupakan bentuk interior displays yang menggunakan tema-tema tertentu theme-setting displays digunakan dengan tujuan untuk membangkitkan suasana atau nuansa tertentu. Biasanya, digunakan dalam even-even tertentu seperti menyambut hari kemerdekaan dan hari besar lainnya.

c. Ensemble displays

Merupakan bentuk interior displays yang digunakan untuk satu stel produk yang merupakan gabungan dari berbagai macam produk. Biasanya digunakan untuk produk satu sel pakaian (sepatu, kaus kaki, celana, baju, dan jaket).


(19)

d. Rack displays

Merupakan bentuk interior displays yang memiliki fungsi utama sebagai tempat atau gantungan untuk produk yang ditawarkan. Bentuk lain dari rack displays adalah case displays digunakan untuk produk-produk seperti catatan, buku dan sejenisnya.

e. Cut case

Merupakan interior display yang murah hanya menggunakan kertas biasa. Biasanya digunakan di supermarket atau took yang sedang menyelenggarakan diskon. Bentuk lain dari cut case adalah dump bin, merupakan tempat menumpuk pakaian-pakaian atau buku-buku yang sedang diskon.

2.1.2 Keputusan Pembelian Konsumen

2.1.2.1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Suharno (2010:96), menyatakan bahwa Keputusan Pembelian Konsumen adalah:

“Tahap di mana pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan

pembelian produk, serta mengkonsumsinya”.

Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas kebutuhan dan keinginan. Selanjutnya jika sudah disadari adanya kebutuhan dan keinginan, maka konsumen akan mencari informasi mengenai keberadaan produk yang diinginkannya.

Proses pencarian informasi ini akan dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang berhubungan dengan produk yang diinginkan, dari berbagai


(20)

informasi yang diperoleh konsumen melakukan seleksi atas alternative-alternatif yang tersedia. Proses seleksi ini yang disebut sebagai tahap evaluasi informasi. Dengan menggunakan berbagai criteria yang ada dalam benak konsumen, salah satu merek produk dipilih untuk dibeli. Bagi konsumen yang mempunyai

keterlibatan tinggi terhadap produk yang diinginkannya, proses pengambilan keputusan akan mempertimbangkan berbagai hal.

2.1.2.2. Jenis-jenis Perilaku Pembelian

Jenis-jenis Perilaku Pembelian menurut Suharno (2010:93) adalah

1. Pembelian kompleks, adalah perilaku konsumen dalam situasi yang ditentukan oleh keterlibatan konsumen yang tinggi dalam pembelian dan perbedaan yang dianggap signifikan antar merek.

2. Pembelian mengurani ketidakcocokan, tipe ini adalah perilaku pembeli konsem dengan keterlibatan tinggi, tetapi hanya ada sedikit perbedaan merek. 3. Pembelian kebiasaan, tipe pembeli kebiasaan adalah perilaku pembeli

konsumen dengan keterlibatan konsuemn rendah dan berpedaan merek sedikit. 4. Pembelian mencari variasi, adalah perilaku pembelian konsumen dengan

keterlibatan konsumen rendah tetapi perbedaan merek yang signifikan.

2.1.2.3. Faktor Utama Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Menurut Philip Kotler (2002:183-196) adalah

1. Faktor Budaya


(21)

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran status sosial. 3. Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. 4. Faktor Fsikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama: motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian. 2.1.2.4. Proses Keputusan Pembelian

Philip Kotler terjemahaan Hendre Teguh dan Rony A. Rusli ( 2002:204 ) yang menggambarkan adanya lima tahapan dalam suatu proses pembelian ( buying proces ) , yaitu:

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian diawali dengan adanya masalah atau keputusan oleh konsumen. Konsumen mempersepsikan perbedaan yang diinginkan dengan situasi saat ini guna membangkitkan proses keputusan.

2. Pencarian Informasi

Setelah konsumen merasa adanya kebutuhan sesuatu barang atau jasa, selanjutnya konsumen mencari informasi yang baik yang disimpan dalam


(22)

ingatan (internal) maupun informasi yang didapat dari lingkungan (eksternal).

3. Evaluasi Berbagai alternatif merk.

Setelah informasi diperoleh , konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dalam memenuhi kenutuhan tersebut.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merk-merk dalam kumpulan pilihan.

5. Evaluasi pasca pembelian.

Kepuasan atau ketidakpuasan terhadap suatu produk akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian selanjutnya jika konsumen puas kemungkinan besar akan melakukan pembelian ulang dan begitu juga sebaliknya.

Gambar 2.2

Proses pembelian model lima tahap

2.1.3 Hubungan Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

Pola hubungan Store Atmosphere dengan keputusan pembelian konsumen dapat dilihat melalui gambar berikut. Store Atmosphere yang disesuaikan dengan karakteristik pribadi seseorang akan menciptakan respon yang berbeda-beda. Store Atmosphere selain dapat mempengaruhi perilaku konsumen juga dapat mempengaruhi perilaku dan respon psikologis pekerja itu sendiri.

Pengenalan Masalah

Perilaku Pasca Pembelian Keputusan

Pembelian Penilaian

Alternatif Pencarian


(23)

Seorang konsumen menentukan jenis toko yang akan dikunjunginya atau memilih barang yang akan dibelinya berdasrkan teori pengambilan keputusan yang telah dibahas sebelumnya. Konsumen mengevaluasi alternatif ritel dan saluran pemasaran lain agar dapat memenuhi kebutuhannya seperti catalog, iklan. Peritel berusaha untuk mempengaruhi konsumen agar melakukan pembelian suatu barang atau jasa yang dilakukan.

Menurut Gilbert, yang dikutip oleh Bob Foster (2008:61)menjelaskan bahwa:

Atmosphere toko merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan, atmosphere toko dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perancangan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian.

Menurut Levy dan Weitz (2007:491):

Specifically, retailers would like the store design to attract customes to the store, enable them to easily locate merchandise of interents, keep them in the store for a long time, motivate them to make unplanned, impuls purchases, and provide them with a satisfying shopping experience.

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa Store Atmosphere bertujuan untuk menarik perhatian konsumen untuk berkunjung. Memudahkan mereka untuk mencari barang yang dibutuhkan, mempertahankan mereka untuk berlama-lama di dalam ruangan, memotivasi mereka untuk membuat perencanaan secara mendadak, dan memberikan kepuasan dalam berbelanja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Store Atmosphere yang dilaksanakan dengan baik akan memberikan pengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen.


(24)

2.2 Kerangka Pemikiran

Warnet dalam menjalankan kegiatannya memiliki bauran-bauran yang penting untuk diperhatikan. Bauran tersebut adalah lokasi, produk, harga, periklanan dan promosi, suasana dalam gerai, dan pelayanan. Dari keterangan tersebut dapat kita ketahui bahwa store atmosphere merupakan salah satu dari bauran pemasaran yang penting untuk dikelola.

Store Atmosphere menurut Kotler, yang di kutip oleh Bob Foster (2008:61) adalah:

“Suasana (amosphere) setiap toko mempunyai tata letak fisik yang memudahkan atau menyulitkan untuk berputar-putar didalamnya”.

Setiap toko mempunyai penampilan yang berbeda-beda baik itu kotor, menarik, megah, dan suram. Suatu toko harus membentuk suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan dapat menarik konsumen untuk membeli di toko tersebut.

Dalam upaya mengemukakan kebutuhannya pada suatu warnet, konsumen tidak hanya merespon terhadap jasa yang ditawarkan, tetapi juga memberikan responnya terhadap lingkungan tempat pembelian, seperti yang dikemukakan dalam Hendri Ma‟ruf (2005:201) bahwa:

Store atmosphere adalah salah satu ritel marketing mix dalam gerai yang berperan penting dalam memikat pembeli, membuat mereka nyaman dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan mereka produk apa yang ingin dimiliki baik untuk keperluan pribadi, maupun untuk keperluan rumah tangga.

Store atmosphere yang nyaman dapat membuat pembeli santai dan dapat berpikir barang apa yang dapat dibutuhkannya, bahkan dapat merangsang


(25)

konsumen untuk melakukan pembelian terhadap barang atau jasa yang tidak dibutuhkan atau tidak direncanakan.

Store atmosphere dapat berpengaruh dalam penentuan sikap konsumen dan pandangan mereka terhadap perusahaan. Seperti pernyataan menurut Levy & Weitz, (2007:491) bahwa:

Specifically, retailers would like the store design to attract costumers to the store, enable them to easily locate merchandise of interest, keep them in thestore for a long time, motivate them to make unplaned, impuls purchase, and provide them with a satisfiying shoping experience.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa Store Atmosphere bertujuan untuk menarik perhatian konsumen untuk berkunjung, memudahkan mereka untuk mencari barang atau jasa yang dibutuhkan, mempertahankan mereka untuk berlama-lama berada didalam ruangan, memotivasi mereka untuk membuat perencanaan secara mendadak, mempengaruhi mereka untuk melakukan pembelian. Untuk pengaruhnya terhadap pandangan konsumen kepada perusahaan, menurut Sutisna, (2002:164):

“Atmosfir toko juga akan menentukan citra toko itu sendiri”.

Atmosphere yang baik akan menentukan citra yang baik. Store Atmosphere juga menentukan citra dari sebuah warnet.

Jika sebuah warnet dilengkapi dengan sebuah penyejuk udara, pengaturan ruangan yang nyaman dan artistik, penggunaan warna cat dinding yang menarik, semua ini menunjukkan adanya atmosphere yang dapat mencitrakan kemewahan dan berkelas. Sementara apabila ruangan ruangan warnet terasa pengap dan panas, maka ruangan yang ada tidak tertata dengan rapih, pemilihan cat yang berselera


(26)

rendah, dan lantai yang tidak bersih, maka hal ini akan menimbulkan atmosphere yang mencitrakan warnet bagi orang yang berselera rendah.

Menurut Berman dan Evan (2007:545), menyebutkan elemen-elemen Store Atmosphere dibagi kedalam empat elemen yaitu:

1. Exterior (Bagian luar toko)

Bagian depan toko merupakan keseluruhan physical exterior dari sebuah toko, didalamnya termasuk pintu masuk, jendela, teras, papan nama toko, dan konstruksi material lainnya. Terkadang konsumen menilai sebuah toko dari bagian exterior.

2. General Interior (Bagian dalam toko)

Perasaan dan emosi konsumen didalam sebuah toko dipengaruhi oleh general interior dari toko tersebut, maka hendaknya diciptakan kesan yang nyaman dan menyenangkan. Kesan ini dapat diciptakan misalnya dengan gang-gang yang cukup lebar untuk menampung lalu lintas konsumen, penerangan yang baik, dan pajangan yang berwarna-warni.

3. Store lay out (Tata letak)

Merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari peralatan barang dagangan didalam toko serta fasilitas toko.

4. Interior point of purchase displays

Sangat menentukan bagi suasana toko karena memberikan informasi kepada konsumen. Tujuan utamanya adalah meningkatkan penjualan dan laba toko,


(27)

yang termasuk dalam interior display ialah: poster, tanda petunjuk lokasi, display barang-barang pada hari-hari khusus seperti hari raya dan tahun baru. Store Atmosphere juga dapat mempengaruhi sikap pekerja pada suatu toko,seperti mood, komitmen, dan tingkat keterampilan, dan dapat juga mempengaruhi perilaku konsumen, seperti kenyamanan, keputusan pembelian, dan kepuasan konsumen.

Lebih dari itu perusahaan harus senantiasa memperhatikan sikap dan perilaku yang akan menentukan proses pengambilan keputusan dan proses pembelian. Dahulu pemasar dapat memahami konsumennya dalam penjual sehari-hari. Adapun pengertian perilaku konsumen menurut Leon G. Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk terjemahan Zoelkifli Kasip (2007:6) adalah:

Citra individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi.

Berdasarkan keterangan diatas penulis membatasi dengan hanya membahas faktor Store Atmosphere yang sangat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dari sisi psikologis yang sangat dapat membentuk image atau citra dan pada akhirnya akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Menurut Suharno (2010:96) “Keputusan pembelian adalah tahap dimana pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk, serta mengkonsuminya.


(28)

Kegiatan pembelian merupakan suatu rangkaian, tindakan fisik maupun mental yang di alami oleh seorang calon konsumen dalam melakukan pembelian. Philip Kotler terjemahan Hendre Teguh dan Rony A. Rusli, ( 2002:204 ) yang menggambarkan adanya lima tahapan dalam suatu proses pembelian (buying process), yaitu:

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian diawali dengan adanya masalah atau keputusan oleh konsumen. Konsumen mempersepsikan perbedaan yang diinginkan dengan situasi saat ini guna membangkitkan proses keputusan.

2. Pencarian Informasi

Setelah konsumen merasa adanya kebutuhan sesuatu barang atau jasa, selanjutnya konsumen mencari informasi yang baik yang disimpan dalam ingatan (internal) maupun informasi yang didapat dari lingkungan (eksternal).

3. Evaluasi Berbagai alternatif merk.

Setelah informasi diperoleh , konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dalam memenuhi kenutuhan tersebut.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merk-merk dalam kumpulan pilihan.


(29)

5. Evaluasi pasca pembelian.

Kepuasan atau ketidakpuasan terhadap suatu produk akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian selanjutnya jika konsumen puas kemungkinan besar akan melakukan pembelian ulang dan begitu juga sebaliknya.

Tahap diatas merupakan proses dari respon konsumen terhadap store atmosphere yang nantinya akan melakukan pemakaian jasa pada Warnet Premiere Purwasari Karawang sebagai dampak positif dari store atmosphere yang dilakukan perusahaan. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran mengenai store atmosphere dan keputusan pembelian konsumen diatas, maka dapat di ajukan paradigma penelitian yang tertera pada gambar 3 seperti dibawah ini :

Gambar 2.3 Paradigma Penelitian

KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

1.Pengenalan Masalah 2. Pencarian Informasi 3.Evaluasi Berbagai

Alternatif

4.Keputusan Pembelian

5. Perilaku Pasca Pembelian

Philip Kotler , ( 2002:204 )

Store Atmosphere 1.Exterior (Bagian luar

toko)

2. General Interior (Bagian dalam toko)

3.Store lay out (Tata letak) 4.Interior point of purchase

displays Berman&Evan (2007:545)


(30)

Dari penjelasan diatas maka store atmosphere berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen seperti yang dikemukakan oleh Gilbert, yang dikutip oleh Bob Foster (2008:61)menjelaskan bahwa:

Atmosphere toko merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan, atmosphere toko dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perancangan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian.

Dan menurut Levy&Weitz (2007:576) bahwa :

“Atmospherics refers to the design of an environment via visual

comunications, lighting, colors, music and scent to simulate costumers perceptual

and emotional responses and ultimately to affect their purchase behaviour”.

Dari definisi diatas dapat di artikan: penciptaan suasana toko/ruangan melalui visual, penataan cahaya, musik dan aroma yang dapat menciptakan lingkungan pembelian yang nyaman sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan emosi konsumen untuk melakukan pembelian atau datang kembali.

2.3. Hipotesis

Hipotesis menurut tata bahasa berarti suatu pernyataan yang kedudukannya belum sekuat proposisi atau dalil. Dalam hal ini Sugiyono (2009:96) mengemukakan bahwa:

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.


(31)

Untuk itu dilakukan pengujian hipotesis melalui penelitian yang bersangkutan, hipotesis merupakan jawaban sementara yang menurut pengujian lebih. Berdasarkan uraian diatas maka penulis menetapkan suatu hipotesis bahwa:

Store atmosphere berpengaruh terhadap keputusan pembelian

konsumen”.

Adapun perbedaan dan persamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul Analisis Store Atmosphere pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus pada Warnet Premiere karawang) dengan penelitian-penelitian sebelumnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.1

Perbedaan dan Persamaan dengan Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti

dan tahun

Judul Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan

1. Megawati, Helga (2008-03)

Pengaruh store

atmosphere terhadap kepuasan konsumen Store atmosphere berpengaruh terhadap kepuasan konsumen Perbedaan peneliti terdahulu terletak pada variabel kepuasan konsumen sedangkan peneliti keputusan pembelian konsumen Terdapat persamaan pada variabel store atmosphere

2. Mulia, Paskah (2008-07)

Pengaruh store

atmosphere terhadap minat beli konsumen Store atmosphere berpengaruh terhadap minat beli konsumen Perbedaan peneliti terdahulu terletak pada variabel minat beli konsumen sedangkan peneliti keputusan pembelian konsumen Terdapat persamaan pada variabel store atmosphere


(32)

3 Mustopa, Fitriani Ramadhani (2008-04)

Pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian konsumen Brand image berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen Perbedaan peneliti terdahulu terletak pada

variabel brand

image sedangkan peneliti store atmosphere Terdapat persamaan pada variabel keputusan pembelian konsumen

4 Noor, Maesa Merdiana (2008-09) Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Promosi penjualan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen Perbedaan peneliti terdahulu terletak pada promosi penjualan sedangkan peneliti store atmosphere Terdapat persamaan pada variabel keputusan pembelian konsumen


(33)

32 3.1. Objek Penelitian

Objek Penelitian menurut Husein Umar (2005:303) mengemukakan bahwa:

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi

objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Objek penelitian adalah sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Store Atmosphere dan Keputusan Pembelian Konsumen pada Warnet Premiere Karawang.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2009:3) mendefinisikan bahwa :

“Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode penulisan studi kasusdan metode deskriptif dan verifikatif, menurut Sugiyono (2005 : 21) mendefinisikan bahwa :


(34)

„‟Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk

menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan

untuk membuat kesimpulan yang lebih luas‟‟.

Metode deskriptif ini merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui sifat serta hubungan yang lebih mendalam antara dua variabel dengan cara mengamati aspek-aspek tertentu secara lebih spesifik untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang ada dengan tujuan penelitian, dimana data tersebut diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori-teori yang telah dipelajari sehingga data tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan.

Sedangkan metode verifikatif menurut Dr. Ir. Mashuri, MP (2008:45) menyatakan bahwa :

“Penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di

tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan .”

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel X terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.


(35)

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam pelaksanaannya, penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian Deskriptif dan Verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data-data dilapangan.

Penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2005:11) adalah ”penelitian yang dilaksanakan terhadap veriabel mandiri, yaitu membuat perbandingan atau menghubungkan variabel lain. Dalam pemahaman lain, penelitian deskriptif merupakan bentuk penelitian yang menggabungkan kejadian sesungguhnya dilapangan tentang objek yang akan diteliti sehingga dapat dicapai suatu kesimpulan sementara. Adapun penelitian deskriptif ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran sesungguhnya tentang store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen.

Penelitian verifikatif adalah merupakan pembuktian untuk menguji hipotesis hasil penelitian deskriptif melalui suatu perhitungan statistik sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukkan hipotesis ditolak atau diterima. Adapun objek yang diuji dalam penelitian ini adalah pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Sebelum mengadakan penilaian dalam penelitian, penulis harus menentukan operasional variabel, hal ini agar dapat mempermudah dalam melakukan penelitian. Menurut Sugiyono (2004:38) mengemukakan bahwa variabel adalah:


(36)

“Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti yang

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian mengenai Pengaruh Store Atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independent (X) atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab timbul atau berubahnya variabel terikat (Dependent Variabel) Pada penelitian yang menjadi variabel bebas (Variabel X) adalah Store Atmosphere.

2. Variabel Dependent (Y) atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Independent Varibel) dependent variabel (Variabel Y) dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian konsumen.

Operasionalisasi Variabel dalam penelitian ini tentang pengaruh Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Konsumen akan dijelaskan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini:


(37)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala

Store Atmosphere

(Variabel X)

Store atmosphere adalah salah satu ritel marketing mix dalam gerai yang berperan penting dalam memikat pembeli,

membuat mereka nyaman dalam memilih barang belanjaan, dan

mengingatkan mereka produk apa yang ingin dimiliki baik untuk

keperluan pribadi, maupun untuk keperluan rumah tangga.

Hendri Ma‟ruf (2005:201)

1. Exterior (Bagian luar toko)

•Papan nama

•lingkungan Toko •Bangunan Toko

•Tempat Parkir 2.General Interior

(Bagian dalam toko) •Pencahayaan •Suhu Udara •Kebersihan 3.Store lay out (Tata

letak)

•Lebar Gang

4.Interior point of purchase displays

•Poster

Berman & Evan (2007:545) •Tingkat kejelasan •Tingkat Kenyamanan •kemenarika n •Keleluasaan •Tingkat pencahayaan •Kesejukan •Tingkat kebersihan •Tingkat Keleluasaan •Tingkat Kemenarikan Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Keputusan Pembelian Konsumen (Variabel Y) Keputusan pembelian adalah tahap dimana pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk, serta mengkonsuminya. Suharno (010:96)

1.Pengenalan Masalah 2.Pencarian Informasi

3.Evaluasi Berbagai Alternatif

4.Keputusan Pembelian

5. Perilaku Pasca Pembelian

Philip Kotler ( 2002:204 )

•Tingkat Kebutuhan •Tingkat Pencarian Informasi •Tingkat Respon Pembelian •Tingkat Keputusan Pmbelian •Besarnya Dorongan Pembeli Ulang Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal


(38)

3.2.3. Metode Penarikan Sampel 3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah data primer.Menurut Sugiyono (2007: 193) menjelaskan mengenai data primer bahwa:

“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.”

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti baik dari pribadi (responden) maupun dari suatu instansi yang mengolah data untuk keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan ataupun dengan cara menyebarkan kuesioner.

3.2.3.2Teknik Penentuan Data 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2009:117) menyatakan bahwa pengertian populasi adalah sebagai berikut :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dari pengertian diatas tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.


(39)

2

1

Ne

N

n

Populasi yang digunakan adalah Konsumen pada Warnet Premiere Karawang yang semuanya berjumlah 266 orang yang telah dirata-ratakan dari keseluruhan jumlah konsumen selama 5 bulan.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2009:118) menjelaskan pengertian mengenai sampel, yaitu sebagai berikut :

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.”

Teknik sampling yang di ambil dalam penelitian dilakukan dengan teknik probability sampling dengan jenis propotionate stratified random sampling (sampel acak berstrata).

Menurut Sugiyono (2009;118), propotionate stratified random sampling

yaitu ”teknik pengambilan sampel bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara poporsional”.

Adapun yang menjadi sampel yang digunakan untuk pengukuran kuesioner adalah konsumen Warnet Premiere Karawang. Sedangkan untuk menentukan jumlah sampel (n). Husein Umar (2004;78) untuk menentukan sampel digunakan rumus sebagai berikut:

73 67 , 72 66 , 3 266 ) 1 , 0 ( 266 1 266 2 n n n n


(40)

Jika penelitian menggunakan metode deskriptif, maka minimal tingkat kesalahan dalam penentuan anggota sampel yang harus diambil adalah 10% dari jumlah populasi yang diketahui. Peneliti menentukan tingkat kesalahan sebesar 10% sehingga jumlah sampel yang diambil sebesar 73 konsumen.

3.2.4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan Data yang digunakan penulis untuk memperoleh data serta informasi yang diperlukan adalah sebagai berikut :

a. Observasi (Pengamatan Langsung)

yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung dilokasi untuk memperoleh data yang diperlukan. Penulis melakukan pengamatan pada Warnet Premiere Karawang. Hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan.

b. Wawancara atau Interview

yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penulis mengadakan hubungan langsung dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan tanya jawab kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi. Informasi itu berupa yang berkaitan dengan Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.

c. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk


(41)

kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini. Hasil dari kuesioner ini yaitu berupa data-data mengenai Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (Validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan-pertanyaan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.

d. Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan. Adapun dokumen-dokumen yang menggambar sejarah Warnet Premiere Karawang dokumen yang menerangkan struktur organisasi dan deskripsi kerja pada Warnet Premier Karawang.

3.2.4.1. Uji Validitas

Menurut Cooper validitas adalah:

”Validity is a characteristic of measuraenment concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.


(42)

Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur.

Tabel 3.2

Standar Penilaian Untuk Validitas Validity

Good 0,50

Acceptable 0,30 Marginal 0,20

Poor 0,10

(Sumber: Barker et al, 2002:70)

Seperti telah dijelaskan pada metodologi penelitian bahwa untuk menguji valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu

melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor total ≥ 0,30

maka pernyataan tersebut dinyatakan valid dan apabila < 0,30 berarti data tersebut dapat dikatakan tidak valid. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan rumus korelasi pearson product moment (r).

Secara teknis valid tidaknya suatu butir pernyataan dinilai berdasarkan kedekatan jawaban responden pada pernyataan tersebut dengan jawaban responden pada pernyataan lainnya. Nilai kedekatan jawaban responden diukur menggunakan koefisien korelasi, yaitu melalui nilai korelasi setiap butir pernyataan dengan total butir pernyataan lainnya. Butir pernyataan dinyatakan valid jika memiliki nilai koefisien korelasi lebih besar atau sama dengan 0,30.


(43)

Berdasarkan hasil pengolahan data yang terkumpul, diperoleh nilai indeks validitas masing-masing butir pernyataan sebagai berikut.

Tabel 3.3

Hasil Pengujian Validitas Variabel Store Atmosphere

(Sumber: Data yang telah diolah)

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Validitas Variabel Keputusan Pembelian

(Sumber: Data yang telah diolah) No.

Instrumen

Indeks

Validitas Nilai Kritis Keterangan

1 0,763 0,30 Valid

2 0,824 0,30 Valid

3 0,839 0,30 Valid

4 0,897 0,30 Valid

5 0,895 0,30 Valid

6 0,864 0,30 Valid

7 0,883 0,30 Valid

8 0,759 0,30 Valid

9 0,873 0,30 Valid

10 0,671 0,30 Valid

11 0,841 0,30 Valid

12 0,751 0,30 Valid

13 0,526 0,30 Valid

14 0,304 0,30 Valid

15 0,512 0,30 Valid

No. Instrumen

Indeks

Validitas Nilai Kritis Keterangan

1 0,402 0,30 Valid

2 0,345 0,30 Valid

3 0,472 0,30 Valid

4 0,543 0,30 Valid

5 0,482 0,30 Valid

6 0,741 0,30 Valid

7 0,795 0,30 Valid

8 0,730 0,30 Valid

9 0,754 0,30 Valid


(44)

Berdasarkan tabel 3.3 dan tabel 3.4 maka dapat disimpulkan bahwa semua instrumen Pernyataan Store Atmosphere (Variabel X) dan Keputusan Pembelian

Konsumen (Y), melalui hasil uji validitas dapat dilihat semua instrumen penelitian

memilki indeks validitas lebih besar dari nilai kritis, artinya semua item pernyataan yang digunakan pada penelitian ini valid untuk mengukur variabelnya masing-masing.

3.2.4.2. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono(2009 : 173) tentang reliabilitas adalah :

“Instrument yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Suatu alat ukur disebut reliabel pabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.

Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian menggunakan rumus Alpha-Cronbach, yaitu melalui variasi skor butir pernyataan dengan variasi total skor ≥ 0,70. keseluruhan butir pernyataan.

Untuk mengevaluasi ukuran validitas dan reliabilitas kuesioner digunakan kriteria sebagai berikut :


(45)

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas

i

r Keterangan

<0,20 Tidak ada

0,20 - <0,40 Rendah 0,40 - <0,70 Sedang 0,70 – <0,90 Tinggi 0,90 – <1,00 Tinggi Sekali

1,00 Sempurna (Sumber : Sugiono 2003:278)

Selain valid instrumen penelitian juga harus memiliki keandalan, keandalan instrumen penelitian menunjukkan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah.

Tabel 3.6

Nilai Reliabilitas Alat Ukur Penelitian

Variabel Koefisien

Reliabilitas

Nilai

Kritis Keterangan

Store Atmosphere 0,944 0,700 Reliabel

Keputusan Pembelian Konsumen 0,811 0,700 Reliabel

(Sumber: Data yang telah diolah)

Melalui nilai reliabilitas instrumen penelitian pada masing-masing variabel menunjukkan instrumen yang digunakan untuk mengukur setiap variabel sudah reliabel sehingga data yang diperoleh melalui instrumen tersebut dapat dianalisis lebih lanjut untuk pengujian hipotesis.


(46)

3.2.5 MetodeAnalisis dan Perancangan Hipotesis

3.2.5.1 Metode Analisis

Berdasarkan pertimbangan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif dan Verfikatif.

Dalam pelaksanaan, penelitian ini menggunakan jenis atau alat bentuk penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan.

1. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana analisis store atmosphere pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen pada warnet premiere karawang. 2. Penelitian verifikatif adalah penelitian yang digunakan untuk menguji

hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel dependent (X) yaitu store atmosphere dan variabel independent (Y) keputusan pembelian konsumen. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.


(47)

Peneliti melakukan analisis terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriftif dan kuantitatif.

1. Metode Deskriptif Analisis

Metode deskriptif analisis bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta yang ada. Metode deskriptif akan dijelaskan sebagai berikut :

Hasil pengoperasian variabel disusun dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan (kuesioner/angket) Store Atmosphere (variabel X), dan Keputusan Pembelian (variabel Y). Setiap item dari kuesioner tersebut memiliki lima jawaban dengan bobot/nilai yang berbeda.

Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung pernyataan (item positif) atau tidak mendukung pernyataan (item negatif).

Skor atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan untuk pernyataan positif dan negatif adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7 Skala Likert

Jawaban Responden Skor Positif Skor Negatif Sangat

Setuju/selalu/positif 5 1

Setuju/sering/positif 4 2

Ragu-ragu/kadang-kadang/netral 3 3

Tidak Setuju/hampir

tidak pernah/negatif/ 2 4

Sangat Tidak

Setuju/tidak pernah 1 5


(48)

Dari setiap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kedua variabel diatas (variabel bebas dan variabel terikat), diukur dengan menggunakan skala likert.

Pengertian skala likert menurut Sugiyono (2008:107) adalah sebagai berikut :

“Skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi atau sekolompok orang tentang fenomena sosial”.

Untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai dengan klasifikasi bobot/nilai yang diberikan, sedangkan skor ideal diperoleh melalui prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikali jumlah responden.

Skor aktual

% skor aktual = X 100% Skor ideal

(Sumber: Umi Narimawati, 2007:85) Keterangan :

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.


(49)

Selanjutnya hasil tersebut dikonfirmasikan dengan kriteria yang telah ditetapkan, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.8

Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal

No. % Jumlah Skor Kriteria

1. 20.00 – 36.00 Tidak Baik

2. 36.01 – 52.00 Kurang Baik

3. 52.01 – 68.00 Cukup

4. 68.01 – 84.00 Baik

5. 84.01 – 100 Sangat Baik

(Sumber: Umi Narimawati, 2007:84-85)

2. Metode Analisis Kuantitatif

Metode kuantitatif adalah metode pengolahan data berbentuk angka. Metode kuantitatif dalam penelitian ini adalah:

a. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana adalah metode analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Dampak dari analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependent (keputusan pembelian konsumen) dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan keadaan variabel independent (store atmosphere). Atau dengan meningkatkan keadaan variabel dependent


(50)

(keputusan pembelian konsumen) dapat dilakukan dengan meningkatkan variabel independent (store atmosphere). Dengan formulasi sebagai berikut :

(Sumber: Jonathan, 2005:73)

Dimana nilai a dan b dicari terlebih dahulu dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: 2 2 2

X

X

n

XY

X

Y

X

a

(Sumber: Jonathan, 2005:73)

2 2 X X n Y X XY n b

(Sumber: Jonathan, 2005:73)

Keterangan:

a = konstanta (Y=0) b = koefesien regresi

X = nilai variabel independen Y = nilai variabel dependen b. Analisis Korelasi Pearson

Untuk menghitung keeratan hubungan atau koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y dilakukan dengan cara menggunakan perhitungan


(51)

analisis koefisien korelasi Product Moment Method atau dikenal dengan rumus Pearson (Sugiyono ,2006:182), yaitu:

2 2

2 2

i i i i

i i i i

n X Y X Y

r

n X X n Y Y

Sumber : (sugiyono:2006:212)

Keterangan:

r = Nilai Korelasi Pearson

i

X = Jumlah Hasil Pengamatan Variabel X

i

Y = Jumlah Hasil Pengamatan Variabel Y

i i

X Y = Jumlah dari Hasil Kali Pengamatan Variabel X dan Variabel Y 2

X = Jumlah dari Hasil Pengamatan Variabel X yang Telah Dikuadratkan 2

Y = Jumlah dari Hasil Pengamatan Variabel Y yang Telah Dikuadratkan

Namun untuk dapat memudahkan pengolahan korelasinya, maka penulis menggunakan program SPSS 12.0 For Windows. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecilnya pengaruhnya, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.9

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi Interval Korelasi Tingkat Hubungan

0,00 – 0,19 Sangat Rendah

0,20 – 0,39 Rendah

0,40 – 0,59 Sedang

0,60 – 0,79 Kuat

0,80 – 0,100 Sangat Kuat


(52)

c. Koefisien Determinasi

Besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi atau disingkat Kd, yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya. Sehingga koefisien ini berguna untuk mengetahui besarnya kontribusi analisis store atmosphere pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen pada warnet premiere karawang, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(Sumber: Jonathan, 2006:72)

Keterangan :

Kd = Nilai koefisien determinasi r = Koefisien korelasi

3.2.5.2Perancangan Hipotesis

Penetapan hipotesis yang akan di uji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya hubungan antara variabel X (variabel independen) dan variabel Y (variabel dependen), yaitu dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipoteis nol merupakan hipotesis yang menyatakan pengaruh variabel X terhadap variabel Y tidak signifikan, sedangkan hipotesis alternatif merupakan hipotesis yang menyatakan pengaruh variabel X terhadap variabel Y signifikan.


(53)

1. Guna menguji signifikansi korelasi Rank Spearman, maka digunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :

t hitung =

2 1

2 r n r

(Sumber: Sugiyono, 2008:184)

Keterangan : t : nilai uji t

r : koefisien Korelasi n : jumlah sampel

2 Membandingkan ttabel dan thitung dengan kriteria : thitung≥ ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima

thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak

Gambar 3.1


(54)

53 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Penelitian

Setelah menjabarkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, teori-teori yang telah mengukuhkan penelitian maupun metode penelitian yang digunakan, maka pada bab ini akan dijelaskan hasil dari penelitian. Hasil penelitian akan dijabarkan berdasarkan hasil kuesioner.

4.1.1. Sejarah Singkat Warnet Premiere Karawang (CV. FERLY) Sejarah Pendirian Perusahaan

Berawal dari Kecintaan terhadap komputer dan internet salah seorang anak pemilik warnet ini, dan kebetulan lulusan salah satu universitas swasta di Bandung, yang ingin memulai belajar berbisnis, dan di modali orang tua yaitu pemilik Perusahaan ini CV. Ferly. Walaupun berasal dari Jurusan Akuntansi tetapi berusaha menyempurkan ilmu dan pendalaman mengenai komputer, baik dari segi hardware (perangkat keras) maupun software (perangkat lunak).

Sejalan dengan itu maka pada bulan Agustus 2008 anak dan orang tua ini bersepakat untuk mendirikan sebuah Warnet yaitu Warnet Premiere yang berlokasi di Karawang. Tidak mau berpuas diri, selanjutnya memang sudah terbentuk sebuah badan hukum yang memayungi kebutuhan akan legalitas hukum sejak tahun 2005 sehingga selanjutnya disepakatilah suatu badan komanditer yang bernama CV. FERLY, Sebagai badan hukum yag memayungi warnet premiere karawang. Berikut ini sekilas tentang data-data perusahaan.


(55)

1. Nama Perusahaan : CV. FERLY

2. Nomor Pokok wajib pajak : 02.467.759.3-201.000

3. Klasifikasi Lapangan Usaha : 51100-Perdagangan besar berdasarkan balas jasa (free) atau kontrak.

4. Nomor SK SITU : 503/395/SITU/EK-VIII/2008 5. Nomor SIUP : 905/03-07/SIUP/PK/VIII/2008 6. Nomor TDP : 030735106647

Warnet: Premiere

Profile Perusahaan

Nama Usaha : Premiere@net Pemilik : Zayadi

Alamat : Jln. Raya Perum Purwasari Permai Blok A No. 02 Kota : Karawang

Provinsi : Jawa Barat Telepon : (0264) 313725 Faksimile : -

Website : -

Data Perusahaan

Tercantum dalam CV Perusahaan

Fasilitas

AC : √ Soft Drink : √ Snack : Χ

Parkir : √ Toilet : √ Mushola : Χ

Premiere@net


(56)

Printer : √ Scanner : √ Webcam : √ Headset :

√ Musik : √ Software : Billing √ CCTV : Χ

Prasarana Sekitar

Pasar : Χ Mall : Χ Rumah Makan : √

Perumahan : √

Perkantoran :

Sekolah :

√ Perguruan Tinggi : Χ

Usaha Tambahan

Titipan Pos : Χ Cafe/Kantin : Χ Multimedia : Χ Desain Grafis :

Χ Komputer : Rental √ Game Center : √ Foto Copy : √ Travel : Χ

4.1.2. Visi dan Misi Warnet Premiere Karawang

Visi dan Misi dari Warnet Premiere adalah untuk memasyarakatkan Teknologi Komputer terutama dalam bidang Internet, agar terbentuk suatu masyarakat Indonesia yang cerdas, aktif dan kreatif. Sejak awal berdirinya Warnet Premiere bertekad untuk menerapkan sistem manajemen perusahaan yang profesional dan terkoordinir serta dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi setiap pelanggan.


(57)

4.1.3. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Warnet Premiere Karawang (CV.FERLY)

Susunan organisasi sangat diperlukan untuk pengelolaan suatu perusahaan dan lembaga agar bisa berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan dan fungsinya.

Di bawah ini merupakan struktur organisasi Warnet Premiere Karawang (CV.FERLY) sebagai berikut:

I. Direktur Utama II. Direktur Operasional III. Manajer Keuangan IV. Manajer Pemasaran


(58)

Struktur Organisasi Warnet Premiere Karawang (CV.FERLY)

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Warnet Premiere Karawang (CV.FERLY) Zayadi Akmar

Direktur Utama

Firdaus R Manajer Operasional

E.sari Manajer Keuangan

Sarom Operator 1

Santos Operator 2

Revi Operator 3 Fanny


(59)

4.1.4. Deskripsi Tugas

Untuk menunjang program kegiatan maka Warnet Premiere Karawang (CV. FERLY) melaksanakan kegiatannya dimana akan diuraikan tugas dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

I. Direktur Utama

1. Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif

2. Memainkan bagian terkemuka dalam menentukan komposisi dari board dan sub-komite, sehingga tercapainya keselarasan dan efektivitas

3. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar

II. Direktur Operasional

1. Mengatur setiap pekerjaan yang apa dan harus dilakukan

2. Melakukan fungsi Planning, organizing, actuating, dan controlling tehnik secara umum dan tehnical asssistance secara khusus. secara

sistemik.

3. Bertanggung jawab langsung pada masalah teknik III. Manajer Keuangan

1. Membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.

2. Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman.

3. Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.


(60)

IV. Manajer Pemasaran

1. Manajer pemasaran bertanggung-jawab terhadap manajemen bagian pemasaran

2. Manajer pemasaran bertanggung-jawab terhadap perolehan hasil penjualan dan penggunaan dana promosi

3. Manajer pemasaran sebagai koordinator manajer produk dan manajer penjualan.

4. Manajer pemasaran membina bagian pemasaran dan membimbing seluruh karyawan dibagian pemasaran.

5. Manajer pemasaran membuat laporan pemasaran kepada direksi

4.1.5. Karakteristik Responden

Data responden yang seharusnya dikumpulkan oleh penulis dari penelitian ini adalah sebanyak 73 responden. Data mengenai karakteristik responden sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Pria 47 64,4

2 Wanita 26 35,6

Total 73 100


(61)

Berdasakan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa konsumen Warnet Premiere Karawang yang dipilih sebagai responden tidak terbatas dalam jenis kelamin tertentu. Data yang diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh responden menunjukan bahwa responden yang jenis kelamin pria sebanyak 47 orang atau 64,4%. Dan sisanya adalah responden berjenis kelamin wanita sebanyak 26 orang atau 35,6%, jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah pria. Hal ini dikarenakan mayoritas sebagian konsumen Warnet Premiere Karawang yang sering memakai atau membeli jasa internet adalah kebanyakan pria.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Profil Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Persentase

1 < 13 tahun 5 6,8

2 14 - 20 tahun 44 60,3

3 20 - 29 tahun 24 32,9

4 30 - 39 tahun 0 0,0

5 > 50 tahun 0 0,0

Total 73 100

(Sumber: Data primer yang telah diolah)

Berdasakan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa responden berusia 14 - 20 tahun sebanyak 44 orang atau 60,3%, 20-29 tahun sebanyak 24 orang atau 32,9%, 30-39 tahun 0, >50 tahun 0, Dan yang paling sedikit berusia kurang dari 13 tahun


(62)

sebanyak 5 orang atau 6,8%. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berusia 14-20 tahun. Hal ini dikarenakan konsumen yang sering memakai jasa internet pada Warnet Premiere Karawang kebanyakan anak remaja mulai dari 14-20 tahun.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Mengenai Warnet Premiere Karawang

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan sumber informasi mengenai Warnet Premiere Karawang dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Sumber Informasi Mengenai Warnet Premiere No Sumber Informasi Warnet

Premiere Frekuensi Persentase

1 Keluarga 0 0,0

2 Teman / Relasi 43 58,9

3 Penjual 0 0,0

4 Iklan 30 41,1

5 Lainnya 0 0,0

Total 73 100

(Sumber: Data primer yang telah diolah)

Berdasakan tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden mengetahui warnet Premiere dari Teman / Relasi sebanyak 43 orang atau 58,9%. Dan yang paling sedikit mengetahui warnet Premiere dari Iklan sebanyak 30 orang atau 41,1%

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini:


(1)

94

menunjukkan pengaruh yang cukup kuat dari Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian. Hal ini memberikan arti bahwa variabel X memberikan pengaruh yang kuat sebesar 33,3% terhadap variabel Y, dan sisanya sebesar 66,7% adalah pengaruh dari faktor-faktor lain yang diabaikan penulis dalam penelitian.

4.2.5.4Uji Hipotesis

Untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh dari variabel Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian maka dilakukan pengujian dengan menggunakan perumusan uji t sebagai berikut:

2 2 1 hitung n t r r

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : Store Atmosphere tidak berpengaruh signifikan terhadap

Keputusan Pembelian

H1 : Store Atmosphere berpengaruh signifikan terhadap Keputusan

Pembelian

α = 0,05

Dengan mengacu pada tingkat signifikansi 5% secara dua arah, maka hasil perhitungan pengujian hipotesi dapat dilihat di bawah ini.

2 2 1 hitung n t r r 2 73 2 0,577 1 0,577 hitung t 5, 955 hitung t


(2)

Dengan db = n-2 = 73-2 = 71 dan α = 0,05 untuk pengujian dua sisi, diperoleh nilai t pada tabel distribusi t adalah 1,994.

Dengan demikian thitung > dari ttabel (5,955 > 1,994) sehingga H0 ditolak dan

H1 diterima, artinya Store Atmosphere berpengaruh signifikan terhadap

Keputusan Pembelian.

Gambar 4.4

Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0

Dari hasil semua perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa store atmosphere mempunyai korelasi yang sedang dan positif (+) terhadap keputusan pembelian, ditunjukkan oleh angka hasil korelasi yang sedang yaitu sebesar 0,577. Ini berarti bahwa apabila store atmosphere diterapkan dengan baik dan berhasil, maka keputusan pembelian konsumen akan meningkat

store atmosphere juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen, ditunjukkan oleh besarnya thitung lebih besar

daripada ttabel yaitu 5,955 > 1,994. Hal ini membuktikan hipotesis penelitian

bahwa store atmosphere berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen .

-1,994 0 1,994 8,679 Daerah penolakan Ho Daerah

penolakan Ho


(3)

96

Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan di atas baik perhitungan manual

maupun menggunakan SPSS 13.0 For Windows, hasilnya adalah store atmosphere dan

keputusan pembelian sudah baik, serta adanya pengaruh yang kuat dan signifikan antara

store atmosphere terhadap keputusan pembelian. Hal tersebut membuktikan teori yang

dikemukakan oleh Gilbert, yang dikutip oleh Bob Foster (2008:61)menjelaskan

bahwa:

Atmosphere toko merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan, atmosphere toko dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perancangan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian.

Dapat disimpulkan bahwa store atmosphere pada Warnet Premiere Karawang, telah berjalan dengan baik sehingga keputusan pembelian konsumen semakin meningkat juga dapat berjalan dengan baik sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Gilbert di atas.

4.2.5.5Strategi Yang Dilakukan Warnet Premiere Karawang Dalam

Meningkatkan Store Atmosphere

Sebagai Berikut:

1. Membuat ruangan/suasana toko nyaman, bersih, dan rapih. 2. Menambah AC/penyejuk udara agar ruangan tidak panas. 3. Meningkatkan pelayanan dalam bertransaksi dengan konsumen.

4. Memperindah bangunan toko agar konsumen tertarik untuk datang ke toko sehingga dapat meningkatkan pembelian konsumen.

5. Memperindah interior toko dengan memasang poster-poster yang cantik yang dapat membuat konsumen tertarik.


(4)

97 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Analisis store atmosphere pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen pada warnet premiere karawang, maka penulis mencoba menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Tanggapan konsumen atas pelaksanaan store atmosphere yang dilakukan oleh

Warnet Premiere Karawang tergolong baik, dikarenakan store atmosphere yang telah dilakkukan dapat diterima oleh para konsumen dengan memberi respon yang cukup baik pada saat mengunjungi warnet premiere karawang. 2. Keputusan pembelian konsumen pada Warnet Premiere Karawang tergolong

cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil penjualan jasa internet yang setiap harinya belum mencapai target yang diinginkan akan tetapi keputusan pembelian konsumen dapat dikatakan meningkat dibandingkan dengan sebelum dilakukannya pelaksanaan store atmosphere yang baik.

3. Store atmosphere mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap keputusan pembelian konsumen. store atmosphere memiliki hubungan yang sangat kuat dan searah, artinya jika store atmosphere pada Warnet Premiere Karawang meningkat maka keputusan pembelian konsumen pun meningkat dan juga sebaliknya apabila store atmosphere lemah maka keputusan pembelian konsumen juga lemah . Hal tersebut karena store atmosphere memiliki peran penting dalam meningkatkan keputusan pembelian. Besarnya pengaruh store


(5)

98

atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen pada Warnet Premiere Karawang adalah 33,3%. Sisanya sebesar 66,7% adalah pengaruh dari faktor-faktor lain yang diabaikan penulis dalam penelitian.

4. Strategi store atmosphere guna meningkatkan keputusan pembelian konsumen yang dilakukan warnet premiere karawang yaitu dengan memperbaiki kualitas store atmosphere nya,dan dapat terbilang baik hal ini dikarenakan store atmosphere yang telah dilaksanakan direspon dengan baik oleh para konsumen sehingga store atmosphere memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap keputusan pembelian konsumen.

5.2 Saran

Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang Analisis store atmosphere pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen pada warnet premiere karawang, maka penulis akan memberikan beberapa saran yang dapat digunakan oleh Warnet Premiere Karawang yaitu sebagai berikut:

1. Agar store atmosphere dapat diterima dengan sangat baik dan dapat sangat memuaskan konsumen, maka Warnet Premiere Karawang wajib melakukan hal-hal yang dapat menjadikan store atmosphere nya sempurna dimata para konsumen.

2. Keputusan pembelian konsumen akan sangat meningkat jika Warnet Premiere Karawang melakukan hal-hal yang diinginkan seperti store atmosphere nya dilakukan dengan cara yang lebih maksimal sehingga konsumen menyukai


(6)

dan ingin terus memakai/membeli jasa internet pada Warnet Premiere Karawang.

3. Warnet Premiere Karawang harus bisa mempertahankan bahkan harus bisa lagi meningkatkan store atmosphere guna meningkatkan keputusan pembelian konsumen yang lebih baik.

4. Warnet Premiere Karawang harus bisa lebih meningkatkan strategi store atmosphere nya seperti membuat suasan toko bersih, nyaman, dan rapih, menambahkan AC agar ruangan tidak terasa pana, lebih meningkatkan pelayannya lagi, memperindah interior toko dan bangunan toko.