Klasifikasi Sirkulasi Janin dan Perubahan Sirkulasi Normal Setelah Lahir 1. Sirkulasi Janin

Universitas Sumatera Utara 2.5.2.Epidemiologi PDA adalah cacat jantung kongenital yang paling sering ditemukan atau 8-10 dari seluruh kejadian cacat jantung kongenital. Perbandingan pada anak perempuan dan laki-laki adalah 2:1, dan kasus tersebut akan cenderung meningkat pada saudara kandung. Kasus ini terjadi sekitar 75 pada bayi baru lahir dengan berat badan ,1200 gram dan sering bersamaan dengan penyakit jantung kongenital lainnya. Kliegman,2007. 2.5.3.Etiologi Menurut Silalahi C,Wahab AS 2006, Prematuritas dianggap sebagai penyebab terbesar timbulnya duktus arteriosus paten. Pada bayi gejala yang muncul cenderung awal, terutama apabila disertai dengan sindrom distres pernapasan. Duktus Arteriosus Paten ini juga sering terdapat pada anak yang lahir ditempat daerah pengunungan. Hal ini terjadi karena adanya hipoksia, sebab hipoksia menyebabkan duktus gagal menutup. Pada penyakit campak Jerman Rubella yang terjadi pada trimester I kehamilan juga dikaitkan dengan terjadinya duktus arteriosus paten. Bagaimana infeksi rubella pada ibu dapat menganggu proses penutupan duktus ini belum jelas diketahui,tetapi diduga bahwa infeksi rubella ini memiliki pengaruh langsung pada jaringan duktus. Silalahi C,Wahab AS, 2006 .

2.5.4. Klasifikasi

Ada beberapa klasifikasi yang terdapat pada Duktus Arteriosus Persisten, yaitu : Mayo clinic Staff,2011. a. Duktus Arteriosus Persisten Kecil DAP Kecil biasanya bersifat asimptomatik dengan tekanan darah dan tekanan nadi dalam batas normal. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tidak ada dijumpai pembesaran jantung. Kadang teraba getaran bising disela iga ke-2 sternum. Pada pemeriksaan auskultasi terdengar bising kontinu continous mumur, machinery mumur, pada daerah subklavikula kiri. Pada gambaran radiologi dan EKG biasanya dalam batas normal. Pemeriksaan ekokardiografi tidak menunjukkan adanya pembesaran ruang jantung atau arteri pulmonalis. b. Duktus Arteriosus Persisten Sedang Pada DAP sedang gejala timbul pada usia 2-5 bulan tetapi tidak berat. Pasien mengalami kesulitan makan, sering menderita infeksi saluran nafas tetapi berat badan masih dalam batas normal. Pada pemeriksaan foto thoraks terdapat jantung membesar terutama ventrikel kiri , vaskularisasi paru yang meningkat dan pembuluh darah hilus membesar. Pada EKG menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri dengan atau tanpa dilatasi atrium kiri. c. Duktus Arteriosus Persisten Besar Gejala yang muncul pada DAP Besar sejak minggu-minggu pertama kehidupan,tampak dispne atau takipne. Pada pemeriksaan tidak teraba getaran bising sistolik dan pada auskultasi terdengar bising kontinu atau bising sistolik. Pada pemeriksaan foto thoraks dijumpai pembesaran ventrikel kanan dan kiri. Pada EKG tampak hipertrofi biventrikular dengan dominasi aktivitas ventrikel kiri dan dilatasi atrium kiri. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara d. Duktus Arteriosus Persisten Besar dengan Hipertensi Pulmonal Pasien yang menderita DAP besar apabila tidak diobati akan berkembang menjadi Hipertensi Pulmonal yang diakibatkan oleh penyakit vaskular paru,yakni komplikasi yang sangat ditakuti. Komplikasi ini dapat terjadi pada usia kurang dari 1 tahun, namun lebih sering terjadi pada usia ke-2 atau ke-3. Pada tahap komplikasi tersebut operasi korektif tidak dapat dilakukan karena komplikasi tersebut berkembang secara progresif sehingga akhirnya menjadi irreversible.

2.5.5. Faktor Resiko