Universitas Sumatera Utara 2.5. DAP Duktus Arteriosus Persisten
2.5.1. Defenisi
Menurut Dice 2007, Duktus Arteriosus Persistent didefenisikan sebagai kegagalan duktus arteriosus untuk menutup dalam waktu 72 jam setelah kelahiran. Ini
memungkinkan akan berdampak terhadap kesakitan dan kematian yang meningkat signifikan pada bayi baru lahir. Kelainan ini merupakan 7 dari seluruh penyakit
jantung bawaan yang sering dijumpai pada bayi prematur Soeroso,1994. Duktus Arteriosus Persisten adalah kegagalan menutupnya duktus arteriosus
arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal pada minggu pertama kehidupan,yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta yang bertekanan tinggi
ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah ke jantung. DAP sering dijumpai pada bayi prematur, insidenya bertambah dengan berkurangnya masa gestasi. Mayo clinic
staff, 2011 . Walaupun Duktus Arteriosus biasanya menutup setelah 48 jam setelah
kelahiran, beberapa ahli menganggap bahwa Duktus Arteriosus Persisten merupakan suatu kejadian abnormal setelah tiga bulan setelah kelahiran Schneider,2001.
Dampak fisiologi Duktus Arteriosus Persisten secara klinis bergantung dari kebesaran ukuran dan status kardiovaskular pasien itu sendiri. Duktus Arteriosus Persisten itu
sendiri bisa “silent” tidak berdampak secara klinis, tapi terdeteksi dengan elektrokardiografi untuk alasan lain, kecil, sedang, atau berat Schneider,2001.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 2.5.2.Epidemiologi
PDA adalah cacat jantung kongenital yang paling sering ditemukan atau 8-10 dari seluruh kejadian cacat jantung kongenital. Perbandingan pada anak perempuan dan
laki-laki adalah 2:1, dan kasus tersebut akan cenderung meningkat pada saudara kandung. Kasus ini terjadi sekitar 75 pada bayi baru lahir dengan berat badan ,1200
gram dan sering bersamaan dengan penyakit jantung kongenital lainnya.
Kliegman,2007. 2.5.3.Etiologi
Menurut Silalahi C,Wahab AS 2006, Prematuritas dianggap sebagai penyebab terbesar timbulnya duktus arteriosus paten. Pada bayi gejala yang muncul cenderung
awal, terutama apabila disertai dengan sindrom distres pernapasan. Duktus Arteriosus Paten ini juga sering terdapat pada anak yang lahir ditempat daerah pengunungan. Hal
ini terjadi karena adanya hipoksia, sebab hipoksia menyebabkan duktus gagal
menutup.
Pada penyakit campak Jerman Rubella yang terjadi pada trimester I kehamilan juga dikaitkan dengan terjadinya duktus arteriosus paten. Bagaimana
infeksi rubella pada ibu dapat menganggu proses penutupan duktus ini belum jelas diketahui,tetapi diduga bahwa infeksi rubella ini memiliki pengaruh langsung pada
jaringan duktus. Silalahi C,Wahab AS, 2006 .
2.5.4. Klasifikasi