Perancangan Media Informasi Perkembangan Bentuk Vespa Dan Aktivitas Penggunanya

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI PERKEMBANGAN BENTUK VESPA DAN AKTIVITAS PENGGUNANYA

DK 37305/Tugas Akhir Semester II 2014/2015

Oleh:

Muhamad Gilang Gumilar 51910310

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

(4)

iii KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “PERANCANGAN MEDIA INFORMASI PERKEMBANGAN BENTUK VESPA DAN AKTIVITAS PENGGUNANYA”. Tugas akhir ini disusun oleh penulis dengan maksud memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti ujian sidang strata satu (S1) Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia. Mengingat keterbatasan, pengetahuan, kemampuan, pengalaman dan waktu dari penulis, maka penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan serta penambahan pengetahuan bagi penulis khususnya, dan untuk peneliti selanjutnya yang membutuhkan pada umumnya. Selama penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak menerima bimbingan, arahan, bantuan dan dorongan yang sangat berarti. Terutama kepada Bapak Taufan Hidayatullah M.Ds selaku sebagai dosen pembimbing yang dengan sabar membimbing saya hingga selesainya tugas akhir ini. Harapan penulis semoga apa yang disajikan dalam tugas akhir ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi penulis khususnya, dan bagi pihak yang membaca pada umumnya. Akhir kata penulis panjatkan doa kepada Allah SWT, semoga amal berupa bantuan, dorongan, dan doa yang telah diberikan kepada penulis akan mendapat balasan yang berlipatganda.

Amin yarabbal‟alamin.

Bandung, Juli 2015

Muhamad Gilang Gumilar 51910310


(5)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Rumusan Masalah ... 2

I.4 Batasan Masalah ... 2

I.5 Tujuan Perancangan ... 2

BAB II PERKEMBANGAN VESPA DI KOTA BANDUNG II.1 Kendaraan ... 5

II.1.1 Definisi Kendaraan ... 5

II.1.2 Kendaraan Bermotor ... 5

II.1.3 Vespa ... 6

II.2 Komunitas ... 7

II.3 Sejarah Masuknya Vespa Ke Indonesia ... 8

II.4 Komunitas Vespa... 10

II.4.1 Opini Masyarakat tentang Perkembangan Vespa dan Aktivitas ... 11

II.5 Resume Penelitian ... 11

II.6 Target Audience ... 12

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan ... 13

III.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 14


(6)

vi

III.1.3 Strategi Media ... 16

III.1.3.1 Media Primer ... 16

III.1.3.2 Media Sekunder ... 16

III.1.4 Strategi Distribusi ... 18

III.2 Konsep Visual ... 19

III.2.1 Format Design ... 19

III.2.2 Layout ... 20

III.2.3 Tipografi ... 20

III.2.4 Ilustrasi ... 22

III.2.5 Warna ... 23

BAB IV TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI ... 24


(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara dengan jumlah pengguna kendaraan sepeda motor tertinggi di dunia di bawah China dan India. Hal ini ditujukan dengan semakin meningkatnya tingkat produksi kendaraan beroda di Indonesia, khususnya sepeda motor. Data Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia tahun 2012 mencapai 104.211 juta unit dan naik 11 persen pada tahun 2013 yang mencapai 114.123 juta unit. Dari jumlah itu, populasi terbanyak disumbang oleh sepeda motor dengan jumlah 86.253 juta unit di seluruh Indonesia (Tribun News, 2014: para 1 dan 2). Indonesia sebagai negara dengan pengguna sepeda motor tertinggi membuat banyak produsen sepeda motor memasarkan produknya di Indonesia. hal ini ditunjukan dengan adanya 6 produsen sepeda motor terbesar di dunia, salah satunya ialah Piaggio yang merupakan salah satu perusahaan pembuat kendaraan roda dua terbesar di Eropa dengan produk andalanya Vespa.

Vespa merupakan merek scooter dari Italia yang merupakan alat transportasi yang ekonomis, karena harganya yang relatif murah tapi tetap berkualitas. Penggunaan bahan bakar yang cukup irit serta biaya oprasional yang rendah, membuat Vespa menjadi salah satu kendaraan paling diminati pada masanya. Vespa masuk ke Indonesia pada tahun 1960 melalui ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) PT Danmotors Vespa Indonesia di Pulo Gadung Jakarta. Vespa Congo adalah Vespa yang pertama kali masuk ke Indonesia dan merupakan sebuah penghargaan dari pemerintah Indonesia kepada kontingen Pasukan Penjaga Perdamaian Indonesia yang bertugas di Kongo. Pemberian Vespa tersebut tidak terlepas dari tradisi dalam dunia kemiliteran dalam hal kepangkatan (Suhuba Hikmah, Vespa Klasik Indonesia, 2011).Vespa menjadi salah satu pilihan kendaraan roda dua di Indonesia, dan sampai saat ini varian Vespa dari keluaran lama dan yang terbaru ada di Indonesia dan mulai memenuhi jalanan. Sampai saat ini Indonesia disebut sebagai surganya Vespa, hal ini dikarenakan jumlah pengguna Vespa di Indonesia menempati peringkat nomor 2 di dunia setelah Italia (Otomotif, 2001, Hal 7-8).


(8)

2 Seiringnya pertumbuhan dunia global serta peningkatan pertumbuhan para pengguna sepeda motor, pada dekade 90an muncul berbagai komunitas motor yang tersebar di seluruh Indonesia. Lahirnya komunitas ini lebih banyak didasari karena rasa persamaan, yaitu sesama pengguna merek motor tertentu, di samping adanya keinginan kuat untuk bisa saling berbagi serta berinteraksi atas rasa saling memiliki dan kebanggaan pada sebuah merk sepeda motor tertentu (Aris, Eko, Udik, 2010). Komunitas merupakan sebuah kelompok yang bermula ketika dua atau tiga orang lebih saling berkumpul yang mempunyai keinginan, tujuan dan cita cita yang sama. Sebuah kelompok terbagi menurut jumlah anggotanya. Komunitas Vespa merupakan kelompok besar yang anggotanya lebih dari 15 orang, dan di lihat dari anggotanya, komunitas Vespa merupakan kelompok yang berkesinambungan. Kelompok berkesinambungan biasanya terdapat dalam kelompok besar dan bersifat tetap (Adam Ibrahim, 1989). Salah satu komunitas yang banyak dijumpai ialah komunitas Vespa yang memiliki satu kesamaan, ialah sama sama mencintai Vespa.

Vespa merupakan kendaraan jenis scooter yang pada saat ini peminatnya semakin meningkat. Keberadaan Vespa banyak diminati dari kalangan muda dan tua. Tidak peduli jenis Vespa lama atau Vespa baru, para pengguna Vespa yang tergabung dalam komunitas atau non komunitas memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Kebersamaan sesama pengguna Vespa membuat terjalin hubungan baik di antara satu sama lain. Komunitas Vespa merupakan simbol dari rasa solidaritas yang tinggi, yang muncul dari setiap individu masing masing, meski tidak semua terikat dalam komunitas yang sama.Disisi lain, faktor intern yang melatar belakangi rasa solidaritas diantara sesama pengguna vespa adalah kesadaraan mereka sebagai mahluk sosial. Oleh karena itu pengguna Vespa menjunjung tinggi rasa saling menghormati dan tolong menolong khususnya diantara sesama pengguna Vespa. Dalam hal ini, rasa solidaritas antara pengguna Vespa semakin terpupuk dengan adanya kesamaan dalam mengendarai Vespa. Mereka sama sama mengetahui bagaimana suka duka memiliki Vespa, khususnya Vespa tua atau klasik, sehingga jika melihat pengguna Vespa yang mengalami kesulitan, maka pengguna Vespa lain secara spontan akan terpanggil untuk menolong.


(9)

3 Dalam sebuah komunitas, sudah pasti akan terjadi komunikasi yang disebut komunikasi kelompok. Kelompok memiliki tujuan dan aturan aturan yang dibuat dan merupakan kontribusi arus informasi dan nilai nilai di antara pengguna Vespa, sehingga mampu menciptakan atribut kelompok sebagai bentuk karakteristik yang khas dan melekat pada kelompok itu (Burhan Bungin, 2009). Dan seiring kemajuan teknologi dalam bidang transportasi, khususnya kendaraan roda dua yaitu Vespa, pengguna Vespa semakin meningkat dan di dominasi oleh kalangan muda. Hal ini dikarenakan Vespa terbaru lebih praktis dan lebih nyaman ketimbang Vespa tua atau klasik yang didominasi oleh pengguna dari kalangan tua.

Pengguna Vespa baik dari komunitas atau non komunitas merupakan sebuah simbol dari rasa solidaritas yang tinggi. Adanya kesenjangan antara pengguna Vespa tua dan Vespa muda, membuat komunikasi menjadi terhambat. Informasi tentang nilai nilai yang terdapat pada sesama pengguna Vespa tidak merata pada sesama pengguna Vespa, khususnya pengguna Vespa muda. Sistem komunikasi pada kelompok pengguna Vespa, hanya berlaku pada pengguna Vespa tua dan tidak menyebar pada sesama pengguna Vespa yang lain. Selain itu perkembangan bentuk Vespa yang beragam membuat pengetahuan pengguna Vespa khususnya pengguna Vespa muda tidak terlalu luas.

Informasi mengenai Vespa dan penggunya, menjadi hal yang menarik untuk di informasikan. Informasi seputar Vespa dan penggunanya penting untuk di angkat, karena memiliki nilai nilai sosial yang positif untuk masyarakat. Di lihat dari tingginya minat pengguna Vespa di Indonesia khususnya di Kota Bandung yang menjadi bagian yang berkembang hingga saat ini.


(10)

4 1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat di identifikasikan beberapa masalah yang muncul, antara lain:S

 Kurangnya informasi mengenai Vespa dan penggunanya di Indonesia khususnya di kota Bandung.

 Terjadi kesenjangan informasi antara pengguna Vespa.  Kurangnya informasi seputar aktivitas pengguna. 1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil latar belakang dan identifikasi masalah, didapatkan rumusan masalah, bagaimana agar informasi seputar Vespa dan penggunanya bisa tersampaikan pada semua kalangan pengguna Vespa.

1.4Batasan Masalah

Batasan akan difokuskan pada upaya memberitahukan masyarakat, khususnya pengguna Vespa baru melalui serangkaian informasi menganai informasi seputar Vespa dan penggunanya. Pemilihan lokasi di kota Bandung, dikarenakan Bandung merupakan kota yang memiliki para penggemar Vespa yang tinggi. 1.5Tujuan Perancangan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam perancangan ini, yaitu:

 Masyarakat yang khususnya pengguna Vespa, mengetahui informasi seputar Vespa dan penggunanya.

 Mendokumentasikan informasi seputar Vespa dan penggunanya.  Menyampaikan informasi mengenai Vespa dan penggunanya.


(11)

5 BAB II

PERKEMBANGAN VESPA DAN AKTIVITAS PENGGUNANYA DI KOTA BANDUNG

II.1 KENDARAAN II.1.1 Definisi

Kendaraan adalah sesuatu yang digunakan untuk dikendarai atau dinaiki, sedangkan kendaraan bermotor ialah kendaraan yang memakai mesin atau peralatan teknik untuk menjalankanya. Berdasarkan UU No.12 tahun 1992 yang dimaksud peralatan teknik dapat berupa motor yang berfungsi untuk mengubah sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat 8 UU No. 20 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Umum (UULLAJ) Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan diatas rel. Dapat dikatakan kendaraan merupakan sebuah alat yang digunakan sebagai alat bantu gerak, baik di darat, laut dan udara.

II.1.2 Kendaraan bermotor

Jenis kendraaan bermotor menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.44 Tahun 1993 tentang kendaraan yang merupakan turunan dari Undang Undang No.14 Tahun 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan membagi kendaraan menjadi lima jenis, yaitu :

 Sepeda Motor  Mobil penumpang  Mobil bus

 Mobil barang  Mobil khusus

Vespa merupakan jenis kendaraan bermotor yang memiliki dua roda dengan kapasitas silinder lebihdari 50 cm3 yang di desain dengan kecepatan melebihi 50 km/jam dan termasuk kendaraan bemotor kategori L.


(12)

6 II.2.3 Vespa

Vespa adalah merek scooter asal itali. Vespa didirikan tanggal 23 April 1946 di Florence di bawah perusahaaan induk Piaggio & Co. SpA yang bermarkas di Pontedera Italia. Piaggio merupakan perusahaan pembuat kendaraan roda dua terbesar ke 4 di dunia di tinjau dari sisi penjualan. Perusahaan Piaggio didirikan di Genoa, Italia tahun 1884 oleh Rinaldo Piaggio. Rinaldo memulai bisnisnya dari peralatan kapal. Bisnis Piaggio semakin berkembang dengan memproduksi rel kereta api, gerbong kereta, body truck dan mesin. Pada perang dunia ke I, perusahaan memproduksi pesawat terbang dan kapal laut. Pada perang dunia I dan II, perusahaan pendahulu vespa memfokuskan membuat peswat pembom dan beralih memproduksi kendaraan roda dua setelah menjadi korban perang setelah di bom oleh sekutu. Enrico Piaggi, putra dari Rinaldo Piaggio memutuskan meninggalkan bidang penerbangan dan beralih memproduksi kendaraan roda dua dalam rangka mengatasi kebutuhan mendesak Italia akan sarana transportasi yang modern namun cukup terjangkau oleh rakyat.

Gambar 2.1 Enricco Piaggio


(13)

7 II.2 Komunitas

Komunitas adalah merupakan sebuah kelompok. Komunitas terbentuk ketika dua atau tiga orang bahkan lebih berkumpul karena mempunyai keinginan, hoby dan cita-cita yang sama. Sebuah komunitas vespa terbentuk karenamereka sama-sama mencintai vespa.Sebuah kelompok terbagi menurut jumlah anggotanya. Komunitas vespa merupakan kelompok besar yang anggotanya lebih dari 15 orang. Dilihat dari jumlah anggotanya, komunitas vespa merupakan bentuk dari sebuah kelompok yang berkesinambungan. Kelompok berkesinambungan biasanya terdapat dalam kelompok yang cukup besar, kelompok ini sering bersifat tetap (Adam Ibrahim Indrawijaya, 1989, hlm. 99).

Dalam sebuah komunitas, sudah pasti mereka akan menggunakan komunikasi kelompok. Kelompok memiliki tujuan dan aturan- aturan yang dibuat sendiri dan merupakan konstribusi arus informasi di antara mereka sehingga mampu menciptakan atribut kelompok sebagai bentuk.Komunikasi menurut asal katanya berasal dari bahasa latin communicatio, yang artinya sama, dalam arti sama makna mengenai suatu hal. Jadi berlangsungnya proses komunikasi ini apabila ada kesamaan mengenai hal-hal yang dikomunikasikan, sehingga dapat menimbulkan hubungan yang komunikatif. Komunikasi dapat berlangsung apabila ada pesan yang akan disampaikan dan umpan balik dari penerimaan pesan saat diterima langsung oleh penyampai pesan.

Komunikasi adalah sebuah proses memaknai. Dalam komunikasi ada tiga unsur yang selalu hadir dalam setiap komunikasi, yaitu sumber informasi (received), saluran (media), dan penerima informasi (audience). Selain tiga unsur ini, yang terpenting dalam komunikasi adalah aktivitas memaknai informasi yang disampaikan oleh sumber informasi dan pemaknaan yang dibuat oleh audience

terhadap informasi yang diterimanya itu. Maka sebuah proses komunikasi memiliki dimensi yang sangat luas dalam pemaknaannya, karena dilakukan oleh subjek-subjek yang beragam dan konteks sosial yang majemuk (Bungin, 2009, hlm. 57-58.)

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam satu kelompok kecil seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan


(14)

8 sebagainya. Michael burgoon mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah di ketahui, seperti berbagai informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok diatas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susuna rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok (Abu Huraerah dan Purwanto, hlm.34).

Banyak hal yang mempengaruhi kemampuan suatu kelompok untuk terus bertahan dan berkembang. Secara umum hal terpenting yang diperlukan ialah saling pengertian dan kesepahaman terhadap hal-hal tertentu alam kelompok. Untuk menumbuhkan pengertian dan kesepahaman tersebut, keberadaan komunikasi mutlak di butuhkan. Bila komunikasi kelompok tidak efektif, bukan hanya tidak berkembang, kelompok tersebut juga akan hancur.

II.3 Sejarah Masuknya Vespa ke Indonesia

Berdsarkan data sejarah yang ada, Vespa mulai merambah nusantara di predikasi pada tahun 1960an. Vespa Masuk ke Indonesia pada tahun 1960 melalui ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) PT.Danmotors Vespa Indonesia di Pulo Gadung Jakarta Selatan yang sekarang sudah tidak aktif lagi dan di pengang oleh PT Sentra Kreasi Niaga sebagai dealer utama (Otomotif, 2001, Hal 7-8). Vespa Congo Menjadi Vespa pertama yang masuk Indonesia dan merupakan sebuah penghargaan dari pemerintah Indonesia kepada pasukan penjaga perdamaian Indonesia di Kongo. Setelah menyelesaikan tugas perdamaian, pasukan menerima tanda penghargaan dari pemerintah republik Indonesia berupa Vespa, dan pemberian vespa tersebut tidak lepas dari tradisi dalam dunia kemiliteran dan hal kepangkatan (Suhuba Hikmah, Vespa Klasik Indonesia, 2011).


(15)

9 Gambar 2.1 Vespa Congo

(sumber: https://2.bp.blogspot.com/-wT4UI27kSa0/Tt0am/vespacongo.jpg) Menurut beberapa sumber sejarah, Vespa Congo yang mulai terlihat banyak menghiasi jalan nusantara ternyata membuat ketertarikan pada vespa semakin menyeruak sehingga vespa dijadikan sebagai kendaraan roda dua yang dapat menemani aktivitas sehari hari pada saat itu (wawancara dengan Rudy Anggara Guchi, 6 Januari 2015).

Vespa saat itu mempunyai nilai history tertentu yang sangat melekat di masyarakat Indonesia sehingga permintaaan vespa pun semakin meningkat. Pada perkembangannya, hingga saat ini sudah beredar varian vespa yang ada di Indonesia. Varian vespa dari generasi tua sampai muda ada di Indonesia. Ada beberapa hal yang membuat dominasi vespa semakin mengikis, pertama ialah ada anggapan vespa sebagai motor penjual obat, itu diakibatkan oleh salah satu perusahaan farmasi yang menggunakan vespa sebagai kendaraan oprasinalnya (wawancara dengan Rudy Anggara Guchi, 6 January 2015).

Vespa mulai tergeser posisinya berkat adanya motor jepang yang di pandang lebih irit, inovatif, praktis serta berharga murah. Di lihat dari kualitsnya pun warga Indonesia memandang bahwa kualitas Vespa berada di bawah motor jepang. Mereka melihat fenomena nyata itu dengan memeperhatikan keadaan sekitar yang sering mogok dijalanan itu kebanyakan motor vespa (wawancara dengan Rudy Anggara Guchi, 6 January 2015).


(16)

10 Terlepas dari beberapa pendapat miring di atas, namun yang terpenting vespa merupakan kendaraan yang memiliki nilai history tersendiri di Indonesia. Oleh karena itu, komunitas dan club Vespa tetap menghiasi masyarakat kita ini untuk tetap mempertahankan kelestarian kendaraan tersebut. Mungkin sampai kapanpun vespa akan tetap menghiasi dan melekat di hati para penggunanya di Indonesia. Dan seiring dengan revolusi di bidang desain vespa, ternyata revolusi selera pun mengalami perubahan yang signifikan baik di luar negeri maupun di Indonesia. II.4 Komunitas Vespa

Vespa merupakan jenis motor atau scooter yang juga banyak di minati pada saat ini. Meskipun jenis motor yang kuno dan ketinggalan jaman, namun keberadaan vespa banyak di minati dari kalangan muda sampai tua. Tidak perduli motor itu jenis motor lama, jadul atau rongsok. Para pengguna vespa baik yang tergabung dalam komunitas ataupun non komunitas memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Hal ini terbukti dengan seringnya mereka menolong sesama pengguna vespa di jalan, seringnya mereka berkumpul, menolong sesama pengguna vespa yang mendapat musibah meskipun belum mengenalnya, sikap mereka saat menyapa pengguna vespa lain.

Kebersamaan dan interaksi yang baik diantara vespa membuat terjalinnya hubungan baik diantara satu sama lain. Tanpa harus diminta bahkan dipaksa komunitas vespa maupun pencinta vespa telah terbiasa dengan solidaritas. Rasa solidaritas tersebut telah muncul dari setiap individu masing-masing, walaupun tidak semua terikat ke dalam satu komunitas yang sama.

Kecintaan mereka terhadap vespa juga ditunjukan dengan menggunakan vespa kemana pun ia pergi walaupun sering bermasalah di jalan dan menghabiskan banyak biaya untuk merawatnya, mereka masih saja menggunakan vespa tersebut. Mereka terlihat bangga memiliki vespa sehingga muncul semboyan unik “jangan ngaku kaya kalau belum punya vespa”. Disisi lain, faktor intern yang melatar belakangi rasa solidaritas diantara sesama pengguna vespa adalah kesadara nmereka sebagai makhluk sosial, komunitas vespa mengakui keberadaannya sebagai mahkluk yang terlahir hidup dengan bantuan orang lain dan tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu mereka menjunjung tinggi rasa


(17)

11 saling menghormati dan tolong menolong khususnya diantara sesama pengguna vespa. Dalam hal ini, rasa solidaritas antara pengguna vespa semakin terpupuk dengan adanya kesamaan dalam mengendarai vespa.Mereka sama-sama mengetahui bagaimana suka dukanya memiliki vespa sehingga jika melihat pengguna vespa lain yang mengalami kesulitan maka mereka secara spontan akan terpanggil untuk menolongnya.

Scooterist begitulah sebutan dari para penggemar, penggila sepeda vespa bahkan pengendara dari sepeda nyentrik ini. Terlihat dari banyaknya scooterist yang ada maka di indonesia sepeda motor ini seakanakan sudah menjadi icon di berbagai kota. Sehingga dari kegemarannya tersebutlah para scooterist mendirikan suatu wadah untuk mengapresiasikan gaya mereka atau yang biasa kita sebut sebagai komunitas.

II.4.1 Opini Masyarakat Tentang Perkembangan Vespa dan Aktivitas Penggunanya

Informan atau narasumber penelitian adalah seseorang yang memiliki informasi data mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi mengenai objek penelitian tersebut. Dalam hal ini, informan merupakan sumber data penelitian yang memberikan informasi dan gambaran mengenai objek yang di teliti (Kuswarno, 2008 : 162).

 Ervin Irhamsyah yang biasa dipanggil Dull ini adalah mahasiswa dan seorang pekerja yang bergerak di bidang fashion. Dull merupakan seorang pengguna Vespa semenjak 2013. Ia tertarik dengan Vespa setelah vespa memunculkan produk matic, yang ia anggap lebih fashionable dan modern. Setelah menggunakan Vespa ia tergabung kedalam suatu komunitas Mods di Kota Bandung dan semenjak saat itu, pengetahuanya seputar Vespa bertambah.  Muhamad Rofie Muharam yang biasa di panggil DJ ini merupakan mahasiswa

yang mengaku tertarik pada Vespa dikarenakan melihat teman temannya mengendarai Vespa klasik. Ia mengaku tertarik melihat vespa klasik karena ia beranggapan, dengan mengendarai Vespa ia merasa menjadi pusat perhatian. Ia sendiri mengaku sulit mencari Informasi seputar Vespa dan lebih memilih bertanya pada teman temannya yang tergabung dalam suatu komunitas.


(18)

12  Fajar Indra Maliki merupakan seorang pengusaha yang bergerak dalam bidang fashion yang memakai Vespa sebagai kendaraan sehari harinya. Ia beranggapan bahwa Vespa memiliki sejarah yang panjang dan menarik, meskipun informasi yang diketahuinya sedikit.

 Rizal Virgiawan yang biasa dipanggil ibim ini merupakan pemilik bengkel Vespa di daerah Bandung ini menilai Vespa semakin meningkat peminatnya semenjak vespa mengeluarkan produk scooter matic yang kebanyakan di dominasi oleh anak muda. Menurutnya Vespa klasik lebih memiliki nilai lebih, meski teknologi jauh berbeda dengan Vespa modern seperti sekarang ini. Selain membuka bengkel, ia juga menjual aksesoris seputar Vespa, seperti baju, jaket dan hal lain yang berhubungan dengan Vespa. Ia juga beranggapan bahwa informasi seputar Vespa klasik sulit dicari ketimbang vespa matik keluaran terbaru. Ia sendiri mengaku pernah memiliki buku seputar Vespa klasik berbahasa Itali yang ia jual dengan harga tinggi. Perkembangan Vespa di kota Bandung sangatlah tinggi, dilihat dari konsumen yang selalu datang ke bengkel, entah untuk service atau hanya berdiskusi seputar informasi terbaru mengenai Vespa.

 Cevi Nurdiansyah merupakan penggemar otomotif yang mengaku tertarik pada vespa dikarenakan para penggunanya yang ia anggap ramah dan baik. Ramah dan baik yang ia maksud ialah para pengguna vespa memiliki tingkat kepedulian yang tinggi di jalanan.

 Soni Ahmad Fauzi merupakan karyawan swasta yang mengaku tertarik pada pada vespa karena vespa memiliki bentuk yang unik dan beda dari produk sepeda motor yang lain. Ia tertarik pada Vespa semenjak orang tuanya membeli Vespa dan memperbaikinya sehingga kesan klasik muncul kembali.  Yugha Afdilah yang merupakan seorang pedagang sepatu menilai kendaraan

Vespa sebagai sesuatu yang antik. Hal ini dikarenakan Vespa memiliki nilai sejarah yang sangat panjang. Dan menurutnya, Vespa mampu bertahan sampai sekarang karena karena kesan klasiknya dan penggunanya juga berperan penting, dimana menurutnya pengguna Vespa memiliki nilai solidaritas yang tinggi.


(19)

13  Nugraha Aditya yang merupakan seorang mahasiswa beranggapan bahwa Vespa bisa berkembang dan bertahan sampai sekarang karena mempunyai bentuk yang unik dan penggunanya juga ia anggap sebagai sebuah panutan dalam berkendara.

 Indra Fakhriansyah menyatakan bahwa kendaraan Vespa tidak lekang oleh waktu. Menurutnya bila pengguna Vespa semakin meningkat dan di dominasi oleh anak muda, para pengguna Vespa dan kendaraan Vespanya akan lebih beragam.

 Hafidz Reksa menyatakan bahwa Vespa bukan hanya alat transportasi, tetapi sebagai alat menambah ketampanan penggunanya. Ia mengaku kesulitan mencari Informasi seputar Vespa. Hafidz Reksa yang memiliki kegemaran membaca ini mengaku bahwa buku seputar perkembangan Vespa dan aktivitas penggunnya sulit di dapat, bila ada pun berbahasa asing dan harganya mahal. II.5 Resume Penelitian

Vespa sebagai salah satu kendaraan yang diminati banyak orang mulai masuk ke Indonesia semenjak tahun 1960 dan mulai semakin banyak penggemarnya akhir akhir ini semenjak vespa mengeluarkan produk barunya yang semakin canggih, vespa sebagai bagian dari sejarah memiliki nilai history yang sangat penting dan menarik untuk diketahui. Selain itu, aktivitas para penggunanya yang memiliki nilai nilai positif dalam bersosialisasi akan memberikan efek positif pada masyarakat. Bandung sebagai salah satu kota yang memiliki penggemar vespa yang tinggi, membuat vespa banyak dipakai dan disukai oleh anak muda di kota Bandung. Namun seiring meningkatnya pengguna vespa di kota Bandung, tidak di ikuti informasi informasi seputar Vespa. Sebuah Informasi mengenai vespa sangat diperlukan agar masyarakat dan para pengguna Vespa lebih mengetahui informasi seputar vespa, terutama vespa klasik yang peminatnya cukup banyak.


(20)

14 2.6 Target Audience

Segmentasi dari target masyarakat yang di tuju dalam perancangan media informasi ini meliputi beberapa factor yang di antaranya adalah sebagai berikut.  Demografis

Ditinjau dari segi demografis sasaran perancangan adalah:

1. Usia dewasa antara 17 – 24 tahun, karena pada usia tersebut adalah masa dimana khalayak mendapatkan pengetahuan dalam kehidupan sehari hari, baik secara formal maupun non formal. 2. Status pendidikan ialah pelajar sekolah menengah atas dan

perguruan tinggi.

3. Status sosial meliputi pelajar, mahasiswa, wiraswasta dan target yang tergolong berjiwa muda dan produktif.

4. Status ekonomi meliputi kalangan menengah atas. 5. Jenis kelamin meliputi laki laki dan perempuan.  Geografis

Dari segi geografis target audience yang dituju didasarkan pada media informasi ini yaitu kota Bandung, sehingga dapat menjadi acuan untuk memberikan informasi yang tepat.

 Psikografsi

Pada masyarakat usia 17 – tahun sampai 26 tahun yang produktif. Psikografis diartikan sebagai segmentasi berdasarkan gaya hidup, tata nilai, kepribadian dan minat yang pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Generasi muda dalam hal ini adalah generasi yang senang mengamati hal hal baru, bereksplorasi, serta memiliki ketertarikan dan gaya hidup yang cenderung bebas serta mencari informasi melalui media, serta menginginkan segalanya mudah dan instan.

Target audience yang dituju ialah remaja akhir. Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memehami arah hidupnya dan menyadari tujuannya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan suatu pola jelas yang baru ditemukannya.


(21)

15 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan

Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana yang disertai penyususnan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi perancangan yang akan dilakukan yaitu dengan cara menginformasikan informasi seputar bentuk desain vespa dan aktivitas penggunanya kepada masyarakat umum khususnya penggemar dan pengguna Vespa baru yang berisi serangkaian informasi seputar Vespa yang akhir ini peminatnya semakin tinggi dikalangan anak muda, dengan cara dibuatnya buku bergambar yang menarik melalui pendekatan yang bersifat fotografis yang mudah dipahami dan dimengerti oleh masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah komunikasi visual dengan konsep perancangan yang kuat, agar mendapat reaksi positif dari target audiens. Dengan mengetahui target audiens, akan mempermudah strategi komunikasi yang akan digunakan dengan mempelajari karakteristik, sifat dan kebiasaan sasaran. Berikut ini merupakan penggolongan target audiens, antara lain:

Demografis

 Gender : Pria dan Wanita

 Usia : 17 – 24 tahun

 Tingkat pendidikan : SMA – Perguruan Tinggi  Kelas sosial : Menengah keatas

Geografis

 Kota Bandung dan sekitarnya. Psikografis

 Masyarakat urban yang mengikuti dan tertarik mengenai hal hal yang berkaitan dengan Vespa.

 Menyukai hal hal baru dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.  Masyarakat urban yang aktif dan energik.


(22)

16 3.1.1 Pendekatan Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari sumber kepada pengkases informasi melalui sebuah media yang dapat menimbulkan sesuatu (Miftah, 2002: hal. 1). Pendekatan komunikasi yang digunakan dalam perancangan media informasi seputar bentuk desain Vespa dan aktivitas penggunanya, ada beberapa pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat agar tertarik pada buku ini.

Pendekatan Visual

 Pendekatan visual dalam buku yang menggambarkan serta yang menjelaskan tentang hal hal yang berkaitan dengan informasi bentuk desain Vespa dan aktivitas penggunanya, di sertai dengan contoh contoh gambar ilustrasi dengan tujuan agar target lebih mengetahui tentang Vespa dan penggunanya.

 Bentuk komunikasi visual yang ditampilkan ialah dengan cara ilustrasi,karena dapat menyajikan informasi lebih menarik, karena pada dasarnya otak manusia lebih sulit mengingat informasi berupa teks dan lebih cepat mengingat informasi berbentuk visual serta warna.

 Pendekatan visual dalam buku ilustrasi ini didukung oleh unsur unsur visual yang bersifat fotografis.

Pendekatan Verbal

 Penyampaian informasi dalam media buku ini adalah dengan menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia digunakan sebagai penjelasan dan digunakan untuk melengkapi visual pada buku, agar materi pesan yang disampaikan cukup jelas dan mudah dimengerti oleh target sasaran, sehingga komunikasi yang disampaikan lebih efektif dan pesan diterima dengan baik.Pendekatan verbal melalui sisi psikologis berupa informasi yang berdampak kesadaran akan nilai nilai sosial dari pengguna Vespa dengan cara memberikan informasi dan realita yang terjadi dikehidupan sehari hari.


(23)

17 3.1.2 Strategi Kreatif

Agar informasi mencapai tujuan yang diharapkan, maka informasi harus kreatif dan memberikan informasi yang efektif, strategi kreatif yang akan dirancang dalam media informasi ini adalah dengan menampilkan ilustrasi yang menyangkut dengan Vespa dan penggunanya, sebagai isi buku.

 Dalam buku ilustrasi ini adalah berupa ilustrasi atau gambar gambar yang semi realis yang disertai dengan teks yang menjelaskan ilustrasi tersebut.  Sampul buku dibuat dengan menggambarkan seorang pengguna Vespa yang

sedang menaiki Vespa yang artinya bahwa pengendara Vespa itu bisa siapa saja dan dari kalangan mana saja.

 Isi ilustrasi akan menggambarkan pesan pesan sosial dan nilai nilai positif dari pengguna Vespa.

 Menginformasikan jargon-jargon pengguna Vespa yang memiliki pesan sosial sebagai strategi kreatif secara verbal.

 Pembuatan infografis sejarah Vespa dan perkembangan bentuk desain vespa sebagai strategi kreatif, agar informasi lebih mudah diterima.

 Informasi bentuk desain Vespa dan aktivitas pengguna Vespa akan di layout dengan kesan santai. Gaya visual akan menggunakan vector dengan penyederhanaan bentuk.

 Isi buku bergambar ini di sajikan berupa foto ilustrasi dan ilustrasi vektor. Selain dari pada itu hal tersebut juga didukung dengan penggunaan warna warna, penggunaan huruf pada buku dan tata letak yang disesuaikan.

 Menggunakan tipografi yang bernuasa santai dan formal, mengunakan warna warna pastel. Layout dibuat sesantai mungkin dan tidak kaku, sehingga pembaca buku tidak merasa terlalu serius seperti membaca buku buku pada umumnya.


(24)

18 3.1.3 Strategi Media

Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim pesan kepenerima pesan sehingga dapat merancang pikiran, perasaan dan perhatian audience (Miarso. 1989 dalam Susilana, Rudi. 2009. Hal. 6). Maka dari itu dibutuhkan perancangan media informasi yang memudahkan masyarakat untuk mendapatkan atau media yang mudah diakses masyarakat. Media informasi mengenai informasi desain bentuk vespa dan aktivitas penggunanya ini di bagi menjadi dua bagian yaitu media primer dan sekunder. Media primer adalah media utama yang berisi informasi lengkap untuk disampaikan, sedangkan media sekunder adalah sebagai media pelengkap yang menujang keberadaan media utama.

3.1.3.1 Media Primer (Media Utama)

Buku dipilih sebagai media utama karena buku merupakan media cetak yang memiliki daya tarik dan dapat menampung banyak informasi. Buku adalah sekumpulan kertas bertulisan yang dijadikan satu. Kertas-kertas bertulisan itu mempunyai tema bahasan yang sama dan disusun menurut kronologi tertentu, dari awal bahasan sampai kesimpulan dan bahasan tersebut. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Dengan dibuatnya buku yang menampilkan ilustrasi dan visual ini maka diharapkan akan menambah ketertarikan masyarakat banyak untuk membaca buku, karena pada dasarnya gambar pada sebuah buku ilustrasi ini dapat mudah di pahami.

3.1.3.2 Media Sekunder (Media Pendukung)

Media sekunder merupakan media pendukung dari media utama. Hal ini dilakukan agar memiliki banyak variasi dalam menyampaikan informasi. Media sekunder dibagi menjadi media gimmick dan merchandise (donasi), berikut adalah media pendukung yang akan digunakan dalam rancangan media informasi:

 Poster

Poster adalah media Informasi yang dapat menampung banyak informasi yang singkat dan cepat dipahami. Poster ini diperlukan untuk mempromosikan


(25)

19 media buku karena media poster ini sangat mudah untuk disebarkan dan efektif untuk ditempatkan dimana saja, seperti dinding, kaca jendela dan lainnya, sehingga dengan mudah dapat dilihat oleh banyak orang.

 Flyer

Flyer dapat memberikan informasi yang lebih jelas kepada khalayak, melihat ukurannya yang kecil dan mudah dibawa kemana mana, sebagai media pengingat dan memiliki efektifitas pesan yang cukup lama. Pada penempatannya, flyer akan disebarkan dan dibagikan disejumlah komunitas Vespa, event event Vespa.

 Pembatas Buku

Pembatas buku bisa diberikan sebagai gimmick yang dapat dipakai oleh pembaca buku sekaligus pengingat membaca buku.

 Pin

Pin diberikan sebagai gimmick, pemilihan pin ini dikarenakan mudah untuk dibawa kemana saja sehingga menjadi media pengingat yang baik. Serta para pengguna Vespa yang senang memakai atribut atribut di jaket dan tas, mudah ditempelkan dan secara tidak langsung menjadi media promosi berjalan.  Stiker

Stiker adalah media yang sangat mudah untuk diaplikasikan dan dekat dengan masyarakat, sticker ini dibagikan kepada perorangan agar mereka bisa ikut mempromosikan buku ini dengan cara menempelkan striker di kendaraan dan helm yang sering digunakan oleh pengguna Vespa. Stiker juga sebagai media pengantar pesan yang baik dan tahan dalam jangka waktu yang lama.

 T-shirt

T-shirt adalah sebuah media yang bisa dipakai kemana saja dan bisa sangat efektif menjadi sebuah media promosi berjalan.

 Mini x banner

Standing banner atau sebagian orang menyebutnya mini x banner, kini menjadi pajangan yang sering terlihat diberbagai tempat, media ini sangat cocok untuk menjadi sebuah media informasi, karena harganya terjangkau dan bisa menjadi pusat perhatian.


(26)

20 3.1.4 Strategi Distribusi

Strategi distribusi merupakan rencana dalam menyebarkan atau menyalurkan produk kepada target sasaran. Dalam perancangan ini, produk tersebut adalah buku ilustrasi mengenai informasi seputar perkembangan bentuk desain Vespa dan aktivitas pengguna Vespa. Pada awalnya media promosi akan disebar ke toko buku, bengkel bengkel Vespa, acara acara Vespa dan komunitas. Hal ini dilakukan untuk menarik animo target audiens terhadap buku ini. Setelah buku selesai produksi selanjutnya akan dipublikasikan ke toko buku di daerah kota Bandung dan sekitarnya beserta media pendukung. Selain toko buku, alasan dipilihnya bengkel bengkel Vespa karena bengkel Vespa sering dijadikan tempat kumpul oleh pengguna Vespa, khusunya pengguna Vespa muda.

Tabel 3.1 Jadwal Distribusi Media (Dokumen pribadi 2015)


(27)

21 Buku ini terdapat ilustrasi bergambar yang memberikan daya tarik dalam membaca buku ini. Memiliki banyak visual ilustrasi sehingga buku ini terlihat menarik dan mudah dimengerti. Selain itu tata letak atau layout pada buku ini terlihat bebas dan santai. Ilustrasi menggunakan vector. Gaya visual yang diambil dalam buku ini yaitu flat design dengan ilustrasi yang menggambarkan apa saja yang bersangkutan dengan Vespa. Penggambaran akan menggunakan ilustrasi flat design agar terlihat lebih menarik. Kemudian pendekatan visual dalam buku bergambar ini disajikan berupa foto ilustrasi dan ilustrasi vector. Selain itu hal tersebut juga didukung dengan pendekatan warna warna pastel, penggunaan huruf dan layout pada buku yang disesuaikan dengan vespa itu sendiri yang dibuat menarik serta dipahami. Warna yang digunakan dalam buku ini adalah warna warna pastel dengan tujuan yang ingin menggambarkan sesuatu hal yang santai. 3.2.1 Format Desain

Buku mengenai perkembangan vespa dan aktivitas penggunanya ini berukuran 20x20 cm, dengan ukuran yang tidak terlalu besar karena pertimbangan efisiensi, unik dan dirasa paling pas untuk ukuran buku yang berisi ilustrasi. Isi buku ini berisi sejarah singkat tentang vespa masuk ke Indonesia dan aktivitas penggunanya yang berupa ilustrasi. Cover buku ini akan berbentuk hard cover dan menggunakan ilustrasi.

Gambar 3.1 layout buku (Dokumen pribadi 2015)


(28)

22 3.2.2 layout

Layout meliputi urutan, penekanan, keseimbangan, kesatuan dan konsistensi, urutan tersebut menunjuk pada aliran membaca (Rustan, 2008). Layout yang digunakan pada buku ini disesuaikan dengan arah baca masyarakat Indonesia yaitu dari arah kiri ke kanan pada pola zigzag. Peletakan gambar sertatulisan dirancang dengan layout yang unik, jelas dan membuat pembaca tidak merasa jenuh dan dibingungkan dengan alurnya ketika membaca.

Gambar 3.2 Alurbaca (Dokumen pribadi 2015)

3.2.3 Tipografi

Tipografi merupakan salah satu unsur desain yang berpengaruh dalam keseimbangan ruang (Rustan, 2008). Jenis tipografi yang digunakan pada buku ini adalah Tw Cent MT sebagai body teks, Halo Handlatter sebagai sub judul pada cover, Odessa LET Plain 1.0 digunakan sebagai judul dan Agency FB. Empat font ini dipilih karena jenis font ini menggambarkan kuat, tegas, casual serta tidak kaku dan berpatok pada suatu aturan. Penggunaan font Tw Cent MT sebagai body teks mempermudah dalam membaca teks dalam dan berkaitan dengan jumlah karakter yang di sesuaikan dengan kebutuhan kolom pada buku tersebut.


(29)

23 Gambar 3.3 Font Halo Handlatter

(Dokumen pribadi 2015)

Gambar 3.4 Font Odessa LET Plain 1.0 (Dokumen pribadi 2015)

Gambar 3.5 Font TW Cent MT (Dokumen pribadi 2015)


(30)

24 Gambar 3.6 Font Agency FB

(Dokumen pribadi 2015)

3.2.4 Ilustrasi

Ilustrasi meruapakan sebuah bagian desain yang berfungsi penghias dan untuk memperjelas teks (Rustan, 2008). Pada pembuatan buku ini dibuat dengan menggunakan ilustrasi vector dengan gaya flat desain. Flat design merupakan desain dengan pendekatan minimalis yang menekankan kegunaan, dengan desain yang bersih tanpa ada bevel, bayangan, tekstur, berfokus pada tipografi, warna warna cerah dan ilustrasi dua dimensi. Penggunaan flat desain bertujuan agar penyampaian pesan lebih dipahami. Dalam flat design, elemen hias yang lain akan dipandang tidak perlu sehingga akan menghasilkan kesan minimalis. Gaya flat design akan membuat pembaca akan lebih tertarik.

Gambar 3.7 Flat design (Dokumen Pribadi 2015)


(31)

25 3.2.5 Warna

Warna merupakan unsure terpenting dalam sebuah design, setiap warna memiliki kekuatan dan arti tersendiri, warna juga mampu merangsang prilaku dan perasaan seseorang. Warna adalah unsur yang bisa menciptakan mood atau suasana ruang (Wulandari, 2007). Pemilihan warna harus sesuai dengan konsep dan pesan yang ingin disampaikan. Dalam perancangan media buku informasi ini akan mengguakan warna warna pastel, untuk memberikan kesan kekeluargaan yang terdapat pada pengguna vespa.

Gambar 3.8 Warna Pastel


(32)

23 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

Teknis Produksi merupakan proses terakhir dari proses yang sudah dibuat sebelumnya. proses ini berisi semua gagasan dan materi yang telah dibuat sebelumnya. Suatu proses untuk menjadi sebuah tampilan yang diharapkan. 4.1 Media Utama

Buku (seperti dikutip W.J.S Peorwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2003) dapat didefinisikan sebagai bendel kertas, lembar kertas yang berjilid, bendel kertas yang bertuliskan yang berisi disiplin ilmu tertentu. Ilustrasi sendiri (seperti dikutip W.J.S Peorwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2003) adalah lukisan (gambar, foto) yang dimaksudkan untuk membantu memperkuat daya khayal atau memperjelas maksud uraian.

Dari kedua gabungan tersebut, membuat isi dari buku terlihat lebih hidup adalah ilustrasi yang ada didalam buku tersebut. Istilah ilustrasi berasal dari bahasa latin yaitu „ilustrare‟ yang artinya menerangkan sesuatu. Melalui gambar ilustrasi, diharapkan isi bacaan mudah dipahami. Sebagai contoh, untuk menjelaskan lokasi daerah lebih mudah jika ditunjukan dengan peta, begitu pula untuk mengetahui bagian-bagian pada objek penelitian akan lebih jelas jika menggunakan gambar ilustrasi. Buku berukuran 20 x 20 Cm dengan bahan art papper dengan berat 210 gram dengan cara di cetak dan di jilid dengan cara hard cover laminasi doff.


(33)

(34)

(35)

26 Gambar 4.1 Tampilan buku


(36)

27 4.2 Media Pendukung

 Poster

Ukuran 30 x 42 cm menggunakan art paper denganberat 260 gram denganlaminasi glossy.


(37)

28 Gambar 4.2 Tampilan poster

(Ilustrasi pribadi 2015)

Definisi Poster Menurut Sudjana dan Rivai (2007:51), poster adalah sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatannya. Jadi poster dapat didefinisikan sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang. Jika ingin menarik perhatian dan mempunyai pengaruh yang cukup kuat dalam menyampaikan pesan, poster haruslah memiliki daya tarik pandang yang kuat.


(38)

29  Mini x banner


(39)

30 Gambar 4.3 Tampilan mini banner

(Ilustrasi pribadi 2015)

Mini X Banner adalah media yang digunakan untuk menyampaikan informasi, berbentuk banner dengan konstrusksi penyangga berbentuk “X” sehingga banner bisa berdiri sendiri. Konstruksi banner memeiliki ukturan standart yaitu 25 cm x 40 cm.


(40)

31  Flyer

Ukuran 21 x 15 cm denganmenggunakanart papper 210 gram

Gambar 4.5 Tampilan Flyer (Ilustrasi pribadi 2015)


(41)

32 Sebuah selebaran atau flyer, juga disebut surat edaran, atau leaflet, merupakan bentuk iklan kertas ditujukan untuk distribusi yang luas dan biasanya dipasang atau didistribusikan di tempat umum.

 Pembatas Buku

Ukuran 4 x 15 cm menggunakan kertas art paper 260 gram dan dilaminasi doff.

Gambar 4.6 Tampilanpembatasbuku (Ilustrasi pribadi 2015)


(42)

33 Pembatas buku adalah media paling efektif dengan tidak memaksa orang untuk melihat promosi. akan selalu ada di dalam lembaran-lembaran buku. Bookmark atau pembatas buku sangat efektif untuk mendapatkan perhatian dengan cara yang lebih kreatif dan cara yang tahan lama.

 Sticker

Ukuran 5 x 5 cm denganmenggunakan sticker vinyl, dengancara di cetak.

Gambar 4.4 Tampilan sticker (Ilustrasi pribadi 2015)

Stiker adalah bahan yang dapat menempel sendiri atau dengan kata lain dia memiliki bahan perekat sehingga dapat ditempelkan di benda Sticker pada umumnya dibuat dari vinyl atau kertas. Bahan sticker pada umumnya terdiri dari dua lapis yaitu lapisan atas sebagai media untuk gambar dan lapisan bawah sebagai pelindung bahan perekatnya.


(43)

34

 Pin

Berukuran diameter 4,4 cm

Gambar 4.7 Tampilan pin (Ilustrasi pribadi 2015)


(44)

35 Pin atau kita sering menyebutnya dengan Bros adalah merupakan salah satu media promosi yang umum dan sering kita lihat dan kita temukan dimana-mana yang sering ditempel dipakaian dan tas.

 T-shirt

Di buat di kaos berjenis 30 s dengan sablon plastisol, ukuran gambar a4.

Gambar 4.8 Tampilan tshirt (Ilustrasi pribadi 2015)


(45)

30 DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2010). Sejarah Vespa, Otomotif.

Abu Huraerah dan Purwanto, Dinamika Kelompok, Bandung: PT. Refika Aditama. Adam Ibrahim Indrawijaya. (1989). Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru. Aris, Eko Setiawan, Udik Kelik. (2010). Buku Pintar Sepeda Motor. Yogyakarta. Bungin, Burhan. (2009). Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana. hlm.57-58. Hikmah, Suhuba. (2011). Vespa Klasik Indonesia. Press Media Utama: Yogyakarta. Juhana, Ohan. (1999). Teknik Reparasi Vespa. Pustaka Media.


(46)

(47)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhamad Gilang Gumilar

NIM : 51910310

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 03 September 1991

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

Jenjang : Strata 1

Fakultas : Desain

Alamat : Lio Mekarsari 03/02 No 125 Kujang Sari, Bandung Kidul, Bandung.

Contact : 08984142873

Email : muhamad.aziz.r@gmail.com

Riwayat Pendidikan

Tahun Pendidikan

1998-2004 SDN Buah Batu Baru

2004-2007 SMPN 18 Bandung

2007-2010 Pasundan 7 Bandung


(1)

33 Pembatas buku adalah media paling efektif dengan tidak memaksa orang untuk melihat promosi. akan selalu ada di dalam lembaran-lembaran buku. Bookmark atau pembatas buku sangat efektif untuk mendapatkan perhatian dengan cara yang lebih kreatif dan cara yang tahan lama.

 Sticker

Ukuran 5 x 5 cm denganmenggunakan sticker vinyl, dengancara di cetak.

Gambar 4.4 Tampilan sticker (Ilustrasi pribadi 2015)

Stiker adalah bahan yang dapat menempel sendiri atau dengan kata lain dia memiliki bahan perekat sehingga dapat ditempelkan di benda Sticker pada umumnya dibuat dari vinyl atau kertas. Bahan sticker pada umumnya terdiri dari dua lapis yaitu lapisan atas sebagai media untuk gambar dan lapisan bawah sebagai pelindung bahan perekatnya.


(2)

34  Pin

Berukuran diameter 4,4 cm

Gambar 4.7 Tampilan pin (Ilustrasi pribadi 2015)


(3)

35 Pin atau kita sering menyebutnya dengan Bros adalah merupakan salah satu media promosi yang umum dan sering kita lihat dan kita temukan dimana-mana yang sering ditempel dipakaian dan tas.

 T-shirt

Di buat di kaos berjenis 30 s dengan sablon plastisol, ukuran gambar a4.

Gambar 4.8 Tampilan tshirt (Ilustrasi pribadi 2015)


(4)

30 DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2010). Sejarah Vespa, Otomotif.

Abu Huraerah dan Purwanto, Dinamika Kelompok, Bandung: PT. Refika Aditama. Adam Ibrahim Indrawijaya. (1989). Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru. Aris, Eko Setiawan, Udik Kelik. (2010). Buku Pintar Sepeda Motor. Yogyakarta. Bungin, Burhan. (2009). Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana. hlm.57-58. Hikmah, Suhuba. (2011). Vespa Klasik Indonesia. Press Media Utama: Yogyakarta. Juhana, Ohan. (1999). Teknik Reparasi Vespa. Pustaka Media.


(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhamad Gilang Gumilar

NIM : 51910310

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 03 September 1991 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

Jenjang : Strata 1

Fakultas : Desain

Alamat : Lio Mekarsari 03/02 No 125 Kujang Sari, Bandung Kidul, Bandung.

Contact : 08984142873

Email : muhamad.aziz.r@gmail.com

Riwayat Pendidikan

Tahun Pendidikan

1998-2004 SDN Buah Batu Baru

2004-2007 SMPN 18 Bandung

2007-2010 Pasundan 7 Bandung