BAHASA YANG BAIK DAN BENAR

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan bangsa indonesia yang digunakan untuk berkomunikasi dalam berbagai aspek kehidupan. Namun dalam penerapan masih banyak orang yang jauh dari berbahasa indonesia yang baik dan benar dalam komunikasi sehari-hari.

Kita sering mendengar ungkapan berbahasa indonesia dengan baik dan benar. Selain itu juga anjuran pakailah bahasa indonesia yang baik dan benar. Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa secara resmi juga menghimbau agar kita berbahasa indonesia dengan baik dan benar. Akan tetapi apakah kita telah mengetahui atau memahami apa yang dimaksud dengan bahasa indonesia yang baik dan benar.

Oleh karena itu makalah ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai bagaimana berbahasa indonesia yang baik dan benar.

1.2 Ruang Lingkup Masalah

Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini, yaitu :

1. Pengertian bahasa yang baik dan benar

2. Kesalahan-kesalahan umum dalam penggunaan bahasa Indonesia 3. Penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar

1.3 Permasalahan


(2)

2. Apa saja kesalahan umum dalam penggunaan bahasa indonesia? 3. Bagaimana penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar itu?

1.4 Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui pengertian dari bahasa yang baik dan benar 2. Untuk mengetahui kesalahan umum dalam penggunaan bahasa

indonesia

3. Untuk mengetahui penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar


(3)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam penulisan makalah yang berjudul “BAHASA YANG BAIK DAN BENAR” ini penulis mengumpulkan segala informasi dari referensi, literatur yang sesuai dengan topik dan menggunakan media internet sebagai bahan referensi tambahan.

2.1 Bahasa Yang Baik Dan Benar

1. http://zulfikar68.blogspot.com/2013/01/penggunaan-bahasa-indonesia-yang-baik.html

Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi. Sebagai alat komunikasi, bahasa harus dapat efektif menyampaikan maksud kepada lawan bicara. Karenanya, laras bahasa yang dipilih pun harus sesuai.

Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan. Ciri-ciri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut:

1) Penggunaan kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.

2) Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.

3) Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.

4) Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/


(4)

dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.

5) Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya.

2. http://muntijo.wordpress.com/2013/03/27/pengertian-berbahasa-indonesia-yang-baik-dan-benar/

Berbahasa Indonesia yang baik adalah menggunakan bahasa benar Indonesia yang sesuai konteks (pembicaraan atau penulisan). Berbahasa Indonesia yang benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah (tata bahasa) bahasa Indonesia.

2.2 Kesalahan-Kesalahan Umum Penggunaan Bahasa Indonesia

1. http://piiekaa.blogspot.com/2012/10/kesalahan-berbahasa-dan-bahasa-yang.html

Pembelajaran bahasa pada dasarnya adalah proses mempelajari bahasa. Dalam mempelajari bahasa tentu tidak luput dari kesalahan. Corder (1990:62) menyatakan bahwa semua orang yang belajar bahasa pasti tidak luput dari kesalahan. Ingatlah bahwa kesalahan itu sumber inspirasi untuk menjadi benar.

Studi mengenai kesalahan dan hubungannya dengan pengajaran bahasa perlu digalakkan sebab melalui kegiatan kajian kesalahan itu dapat diungkapkan berbagai hal berkaitan dengan kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa atau pembelajar. Apabila kesalahan-kesalahan itu telah diketahui, dapat dugunakan sebagai umpan balik dalam penyempurnaan pengajaran bahasa.

Hubungan antara pengajaran bahasa dengan kesalahan berbahasa itu sangat erat. Bahkan Tarigan (1990: 67) mengatakan bahwa hubungan keduanya ibarat air dengan ikan. Sebagaimana


(5)

ikan hanya dapat hidup dan berada di dalam air, begitu juga kesalahan berbahasa sering terjadi dalam pembelajaran bahasa.

Para pakar linguistik dan para guru bahasa Indonesia sependapat bahwa kesalahan berbahasa itu mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Oleh sebab itu, kesalahan berbahasa yang sering dibuat siswa harus dikurangi dan dihapuskan.

Kesalahan berbahasa merupakan suatu proses yang didasarkan pada analisis kesalahan siswa atau seseorang yang sedang mempelajari sesuatu, misalnya, bahasa. Bahasa itu bisa bahasa daerah, bahasa Indonesia, bisa juga bahasa asing.

Kemampuan menguasai bahasa secara baik dapat dilakukan seseorang dengan cara mempelajarinya, yaitu berlatih berulang-ulang dengan pembetulan di sana-sini. Proses pembelajaran ini tentunya menggunakan strategi yang tepat agar dapat memperoleh hasil yang positif.

2. http://bagongmendem.blogspot.com/2013/01/makalah-bahasa-indonesia-yang-baik-dan.html

Kesalahan-kesalahan umum yang biasa dilakukan oleh para pemakai bahasa Indonesia dalam penyusunan kalimat dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut Widjono (2005:153) dapat dirinci sebagai berikut:

1. Kesalahan struktur 2. Kesalahan diksi 3. Kesalahan ejaan

1.3 Penggunaan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar

1. http://afyahrachmadianty.blogspot.com/2013/10/pengguna an-bahasa-indonesia-yang-baik.html

Bahasa merupakan sistem komunikasi yang kompleks sebagai penghubung kita berkomunikasi dengan lawan bicara kita yang digunakan sehari-hari. Berbahasa Indonesia yang baik dan benar erat kaitannya dengan pemilihan kata-kata yang tepat dan di dalamnya terkandung maksud dan tujuan yang ingin disampaikan serta mengikuti kaidah berbahasa yang baik dan benar.


(6)

2. http://zulfikar68.blogspot.com/2013/01/penggunaan-bahasa-indonesia-yang-baik.html

Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat di artikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.Bahasa yang di ucapkan harus baku.

Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada suatu kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal, penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi pilihan atau prioritas utama dalam berbahasa.


(7)

BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Pengertian Bahasa Yang Baik Dan Benar

Sesungguhnya dalam ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar terkandung dua pengertian yang berkaitan satu sama lain. Pengertian pertama berkaitan dengan ungkapan “bahasa Indonesia yang baik”. Sebutan baik atau tepat di sini berkaitan dengan soal keserasian atau kesesuaian yaitu serasi atau sesuai dengan situasi pemakai. Pengertian kedua berkaitan dengan istilah “bahasa Indonesia yang benar”. Sebutan benar atau betul di sini berhubungan dengan soal keserasian dengan kaidah. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar adalah penggunaan bahasa indonesia yang menaati kaidah tata bahasa. Sedang maksud kaidah di sini adalah kaidah bahasa Indonesia baku atau yang dianggap baku. Maksudnya adalah bahasa yang telah distandardisasikan berdasarkan hukum berupa keputusan pejabat pemerintah atau sudah diterima berdasarkan kesepakatan umum yang wujudnya ada pada praktik pelajaran bahasa pada khayalak.

Dengan penjelasan ini tampak bahwa bahasa yang kita gunakan, agar mengenai sasarannya, tidak selalu beragam baku. Dalam tawar-menawar di pasar dan di warung, misalnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keanehan, keheranan, bahkan kecurigaan. Jadi pada asasnya, kita menggunakan bahasa yang baik, artinya yang tepat tetapi tidak termasuk bahasa yang benar. Sebaliknya, kita mungkin berbahasa yang benar tetapi tidak baik penerapannya karena suasanya mensyaratkan ragam bahasa yang lain.

Agar lebih jelas mengenai pengertian bahasa yang baik dan benar, di bawah ini contohnya :

Contoh 1:

Dalam tawar menawar di pasar, seorang pembeli akan cenderung menawar dengan ucapan : “satu kilo berapa?”, “bisa ditawar?”daripada menggunakan kalimat yang panjang seperti : “Berapakah harga satu kilo jeruk?”, “Bolehkah saya menawarnya?.”(Bagaimanakah kira-kira reaksi penjual jeruk mendengar pertanyaan dari seorang pembeli dengan


(8)

pertanyaan-pertanyaan seperti itu?). Pemakaian ragam bahasa baku (seperti kalimat yang kedua) akan menimbulkan kegelian, keheranan atau kecurigaan. Kalimat tersebut sebagai contoh kalimat yang tidak baik tetapi benar.

Contoh 2:

Dalam rapat kantor, seorang pejabat fakultas memulai rapat resmi dengan pemakaian bahasa Indonesia seperti kalimat berikut. “Bapak-bapak dan saudara-saudara sekalian, ayo deh, kite mulai aje rapat kali ini, ntar keburu ujan”. Okey you dah pada siap kan?. (Apa jadinya apabila pejabat fakultas memulai acara rapat formal dengan kalimat seperti itu?) tentu saja akan merubah suasana menjadi tidak formal dan berwibawa. Kalimat di atas merupakan penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baik dan benar. Karena kalimat yang digunakan tidak memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.

Contoh 3:

Dalam rapat di kantor, seorang pejabat Universitas memulai rapat resmi dengan pemakaian bahasa Indonesia seperti kalimat berikut ini. “Bapak-bapak dan ibu-ibu, acara rapat senat siang ini marilah kita buka bersama-sama dengan membaca basmalah. “Kalimat tersebut benar, karena kalimat yang digunakan memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.

3.2 Kesalahan-Kesalahan Umum Penggunaan Bahasa Indonesia

Pembentukan kata, kelompok kata, dan kalimat bahasa baku selalu mengikuti kaidah tata bahasa dari bahasa yang bersangkutan. Jadi, bahasa Indonesia baku adalah bahasa Indonesia yang mengikuti kaidah tata bahasa Indonesia.Pemilihan kata dalam rangka penyusunan kalimat baku dilakukan secara cermat agar informasi yang hendak disampaikan dapat diterima secara baik oleh pembaca atau mantra bicara.


(9)

Karangan ilmiah, laporan kerja, surat lamran atau sejenis komunikasi lain, seluruhnya harus menggunakan kalimat yang baik dan benar. Baik memungkinkan tulisan itu dapat diterima oleh siapapun dan benar artinya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah dibakukan. Kesalahan kalimat dapat berakibat fatal, salah pengertian, maupun salah tindakan. Untuk membuat atau menyusun kalimat dengan baik dan benar tidaklah mudah. Dari sejumlah penelitian yang telah dilakukan, ditemukan berbagai kesalahan umum yang biasa dilakukan oleh para pemakai bahasa Indonesia dalam penyusunan kalimat dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesalahan-kesalahan itu menurut Widjono (2005:153) dapat dirinci sebagai berikut:

1. Kesalahan struktur

a. Kalimat aktif tanpa subjek. Contoh:

1) Menurut ahli hukum menyatakan bahwa krisis ekonomi di Indonesia segera berakhir jika hukum ditegakkan. (salah)

2) Ahli hukum menyatakan bahwa krisis ekonomi di Indonesia segera berahkhir jika hukum ditegakkan. (benar)

b. Menempatkan kata depan di depan subjek, dengan kata depan ini subjek berubah fungsi menjadi keterangan.

Contoh:

1) Di Pekalongan memiliki pusat perdagangan batik terbesar di Indonesia. (salah)

2) Di Pekalongan terdapat pusat perdagangan batik terbesar di Indonesia. (benar)

c. Tanpa unsur predikat menempatkan kata yang di depan predikat, dengan kata ini predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek. Contoh:

1) Dokter yang bekerja di rumah sakit. (salah) 2) Dokter bekerja di rumah sakit. (benar)


(10)

d. Menempatkan kata depan di depan objek, seharusnya kata kerja transitif langsung diikuti objek dan tidak disisipi kata depan.

Contoh:

1) Mereka mendiskusikan tentang keselamatan di jalan. (salah) 2) Mereka mendiskusikan keselamatan di jalan. (benar)

e. Menempatkan kata penghubung intrakalimat tunggal pada awal kalimat.

Contoh:

1) Ia rajin. Sehingga selalu mendapat juara kelas. (salah) 2) Ia rajin belajar sehingga selalu mendapat juara kelas. (benar) f. Berupa anak kalimat atau klausa, atau penggabungan anak kalimat.

Contoh:

1) Meskipun sudah kaya raya, tetapi ia tetap bekerja keras. (salah) 2) Meskipun sudah kaya raya, ia tetap bekerja karas. (benar) g. Salah urutan.

Contoh:

1) Majalah itu saya baca. (salah)

2) Saya sudah membaca majalah itu. (benar) 2. Kesalahan diksi

a. Diksi kalimat salah jika :

1) Menggunakan dua kata bersinonim dalam satu frasa: agar-supaya,adalah -merupakam, bagi- untuk, demi- untuk, naik- ke atas, turun- ke bawah, dan lain-lain.

Contoh:

a) Ia selalu minum obat agar supaya penyakit yang sedang diderita sembuh. (salah)


(11)

b) Ia selalu minum obat supaya penyakit yang sedang diderita sembuh. (benar)

2) Menggunakan kata Tanya yang tidak menanyakan sesuatu: di mana, yang mana, bagaimana, mengapa, dan lain-lain.

Contoh:

a) Desa di mana kami dilahirkan tiga puluh tahun yang lalu,kini telah menjadi kota. (salah)

b) Desa tempat kami dilahirkan tiga puluh tahun yang lalu,kini telah menjadi kota. (benar)

3) Menggunakan kata berpasangan yang tidak sepadan: tidak hanya – tetapi seharusnya tidak … tetapi atau tidak hanya – tetapi juga, bukan hanya – tetapi juga seharusnya bukan hanya – melaikan juga.

Contoh:

a) Ia tidak hanya cantik melainkan juga sopan santun. (salah) b) Ia tidak hanya cantik tetapi juga sopan santun. (benar)

4) Menggunakan kata berpasangan (verba berpreposis) secara idiomatic yang tidak sesuai. Misalnya:

Benar Salah

Bergantung kepada/pada Tergantung dari Tergantung dari pada


(12)

Bergantung dari Berbeda dengan Berbeda dari/ daripada Disebabkan oleh Disebabkan karena Hormat

akan/kepada/terhadap

Hormat atas/sama

Berdasar pada/kepada Berdasarkan atas/pada kepada (berdasarkan) Terdiri atas (dari) terdiri

Sesuai dengan sesuai

Contoh:

a) Model pakaian itu sesuai bagi minat orang tersebut. (salah) b) Model pakaian itu sesuai dengan minat orang tersebuat.

(benar)

5) Penempatan numeralia distrubituf

Kata setiap, tiap-tiap, dan masing-masing termasuk numeralia distributif. Kata setiap atau tiap-tiap memiliki arti yang sangat mirip dengan kata masing-masing. Perbedaannya adalah kata masing-masing berdiri sendiri tanpa nomina, sedangkan kata setiap dan tiap-tiap tidak bisa berdiri sendiri tanpa nomina. Contoh:

a) Masing-masing mahasiswa dianjurkan memiliki buku ajar. (salah)

b) Setiap mahasiswa dianjurkan memiliki buku ajar. (benar)


(13)

1) Menonjolkan akunya dalam suasana formal, misalnya: aku dan saya.

2) Pilihan kata yang mengekspresikan data secara subjektif, misalnya: menurut pendapat saya… sebaiknya menggunakan data menunjukkan bahwa… penelitian membuktikan bahwa…, pengalaman membuktikan bahwa…

3) Menggunakan kata yang tidak jelas maknanya. 4) Diksi tidak sesuai dengan situasi yang dihadapi.

5) Penolakan dan pembuktian tanpa makna yang pasti (eksak).

3. Kesalahan ejaan

Kesalahan ejaan berpengaruh terhadap kalimat efektif, bukan hanya memperkecil kualitas kalimat melainkan juga dapat mengakibatkan kesalahan kalimat. Oleh karena itu, penggunaan ejaan perlu diperhatikan dalam keseluruhan.

Jenis kesalahan ejaan:

a) Penggunaan huruf capital, huruf kecil, huruf miring, huruf tebal, b) Pemenggalan kata,

c) Penulisan kata baku, d) Penulisan unsure serapan

e) Penulisan kata asing tidak dicetak miring,

f) Penggunaan tanda baca: titik, koma, tanda petik, titik dua, titik koma, tanda petik satu(‘…’), tanda penyingkatan (‘…), dan lain-lain


(14)

g) Penulisan kalimat atau paragarf: induk kalimat dan anak kalimat,kutipan langsung, kutipan tidak langsung,

h) Penulisan keterangan tambahan, penulisan aposisi

i) Penulisan judul buku, judul makalah, skripsi, disertasi, tesis, surat kabar, majalah, jurnal,

j) Penulisan judul bab, subbab, bagian, subbagian,

k) Penulisan: daftar pustaka dalam teks, catatan kaki, dan bibliografi.

3.3 Penggunaan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar

Dalam menggunakan Bahasa Indonesia, Terdapat aturan-aturan dalam memakai bahasa secara baik dan benar, maksud dari kata baik adalah bahasa yang sering digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyesuaikan situasi atau kondisi agar dapat disampaikan dan dimengerti oleh lawan bicara, baik dari laras bahasa maupun dari kata-kata yang digunakan harus disesuaikan dengan lawan bicara agar mudah dipahami.

Terdapat lima ragam dalam laras bahasa yang digunakan, semua ragam dapat digunakan dalam kondisi tertentu;

1. Ragam Beku (frozen) yaitu suatu bahasa yang digunakan pada situasi hikmat. Seperti dalam kegiatan rohani, upacara pernikahan, keputusan pengadilan.

2. Ragam Resmi (formal) yaitu bahasa yang digunakan dalam kegiatan resmi, oleh karena itu memakai bahasa yang lebih sopan adalah hal yang tepat. Seperti dalam kegiatan rapat resmi, pidato dan jurnal ilmiah


(15)

3. Ragam Konsultatif (consultative) yaitu bahasa yang digunakan dalam kegiatan transaksi maupun pertukaran informasi dalam suatu percakapan yang membahas tentang suatu hal yang diketahui oleh masing-masing pembicara. Seperti suatu percakapan disekolah dan dipasar, percakapan di suatu tempat perbelanjaan.

4. Ragam Santai (casual) yaitu bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi dan dipakai dalam suatu percakapan dengan teman, sahabat maupun orang-orang terdekat. Seperti dalam perkumpulan dengan teman-teman.

5. Ragam akrab (Intimate) yaitu : bahasa yang digunakan dalam suatu percakapan yang memiliki hubungan sangat dekat dan mempunyai suatu ikatan batin. Seperti dalam berbicara dalam berumah tangga.

Penggunaan bahasa Indonesia yang benar adalah penggunaan bahasa indonesia yang menaati kaidah tata bahasa. Sedang maksud kaidah di sini adalah kaidah bahasa Indonesia baku atau yang dianggap baku. Maksudnya adalah bahasa yang telah distandardisasikan berdasarkan hukum berupa keputusan pejabat pemerintah atau sudah diterima berdasarkan kesepakatan umum yang wujudnya ada pada praktik pelajaran bahasa pada khayalak. Penggunaan bahasa yang benar adalah penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah – kaidah bahasa yang berlaku meliputi:

1. Tata bunyi (fonologi)

Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisa bunyi-bunyi ujaran yang dipakai dalam tutur, serta mempelajari bagaimana menghasilkan bunyi-bunyi tersebut dengan alat ucap manusia.


(16)

Fonemik itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari bunyi ujaran dalam fungsinya sebagai pembeda arti.

2. Tata bahasa (kalimat)

Masalah definisi atau batasan kalimat tidak perlu dipersoalkan karena sudah terlalu banyak definisi kalimat yang telah dibicarakan oleh ahli bahasa. Yang lebih penting untuk diperhatikan ialah apakah kalimat-kalimat yang klita hasilkan dapat memenuhi syarat sebagai kalimat-kalimat yang benar (gramatikal). Selain itu, apakah kita dapat mengenali kalimat-kalimat gramatikal yang dihasilkan orang lain.

3. Kosakata

Dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita dituntut untuk memilih dan menggunakan kosa kata bahasa yang benar. Kita harus bisa membedakan antara ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku, baik tulis maupun lisan.Ragam bahasa dipengaruhi oleh sikap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembaca (jika dituliskan).

4. Ejaan

Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana menempatkan tanda-tanda baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi hal-hal seperti: bagaimana memotong-motong suku kata, bagaimana menggabungkan kata-kata, baik dengan imbuhan-imbuhan maupun antara kata dengan kata.


(17)

5. Makna

Pemakaian bahasa yang benar bertalian dengan ketepatan menggunakan kata yang sesuai dengan tuntutan makna.

Setelah membahas aturan Bahasa Indonesia yang baik dan benar kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Tata bahasa normatif, ejaan resmi, dan kalimat efektif dapat diterapkan (dengan menyesuaikan lingkungan disekitar kita) mulai dari ragam akrab hingga ragam beku. Penggunaan kata yang baku dan lafal baku pada ragam konsultatif, santai, dan akrab dapat berakibat bahasa menjadi tidak baik karena tidak sesuai dengan situasi.

Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang disesuaikan dengan lingkungan ditempat kita berada dan disamping itu kita mengikuti kaidah bahasa yang baik dan benar. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa syarat yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Oleh karena itu kita harus menghindari pemakaian bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.


(18)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

1. Dalam urainan diatas dapat dismpulkan bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang dalam penggunaannya sesuai dengan kaidah tata bahasa. Kaidah bahasa yaitu kaidah bahasa Indonesia baku atau yang di anggap baku. Dalam ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar terkandung dua pengertian yang berkaitan satu sama lain. Pengertian pertama berkaitan dengan ungkapan “bahasa Indonesia yang baik”. Sebutan baik atau tepat di sini berkaitan dengan soal keserasian atau kesesuaian yaitu serasi atau sesuai dengan situasi pemakai. Pengertian kedua berkaitan dengan istilah “bahasa Indonesia yang benar”. Sebutan benar atau betul di sini berhubungan dengan soal keserasian dengan kaidah. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar adalah penggunaan bahasa indonesia yang menaati kaidah tata bahasa. Sedang maksud kaidah di sini adalah kaidah bahasa Indonesia baku atau yang dianggap baku. Maksudnya adalah bahasa yang telah distandardisasikan berdasarkan hukum berupa keputusan pejabat pemerintah atau sudah diterima berdasarkan kesepakatan umum yang wujudnya ada pada praktik pelajaran bahasa pada khayalak.

2. Kesalahan kalimat dapat berakibat fatal, salah pengertian, maupun salah tindakan. Untuk membuat atau menyusun kalimat dengan baik dan benar tidaklah mudah. Dari sejumlah penelitian yang telah dilakukan, ditemukan berbagai kesalahan umum yang biasa dilakukan oleh para pemakai bahasa Indonesia dalam penyusunan kalimat dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jadi, bahasa Indonesia


(19)

baku adalah bahasa Indonesia yang mengikuti kaidah tata bahasa Indonesia.Pemilihan kata dalam rangka penyusunan kalimat baku dilakukan secara cermat agar informasi yang hendak disampaikan dapat diterima secara baik oleh pembaca atau mantra bicara.

3. Maksud dari kata baik adalah bahasa yang sering digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyesuaikan situasi atau kondisi agar dapat disampaikan dan dimengerti oleh lawan bicara, baik dari laras bahasa maupun dari kata-kata yang digunakan harus disesuaikan dengan lawan bicara agar mudah dipahami. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar adalah penggunaan bahasa indonesia yang menaati kaidah tata bahasa.

4.2 Saran

Kita sebagai warga negara Indonesia dianjurkan menggunakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam situasi resmi maupun kehidupan sehari-hari. Namun masih minimnya pengetahuan tentang bagaimana bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga masih banyak yang tidak menggunakannya secara tidak tepat. Namun sebelum menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar perlu kiranya mengetahui kesalahan-kesalahan umum dalam bahasa indonesia. Nah, setelah kita sudah mengetahui dan mengerti tentang kesalahan-kesalahan umum tersebut sudah sepatutnya kita sebagai warga negara indonesia menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan situasi, kondisi dan kaidah yang berlaku.


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Ening Herniti dkk.2005.Bahasa Indonesia.Yogyakarta:Pokja Akademik UIN sunan kalijaga Yogyakarta

http://sumber-mu.blogspot.com/2012/06/pengertian-bahasa-indonesia-yang-baik.html

http://depimomo.blogspot.com/2011/12/kesalahan-umum-berbahasa-indonesia.html

http://zulfikar68.blogspot.com/2013/01/penggunaan-bahasa-indonesia-yang-baik.html

http://piiekaa.blogspot.com/2012/10/kesalahan-berbahasa-dan-bahasa-yang.html http://bagongmendem.blogspot.com/2013/01/makalah-bahasa-indonesia-yang-baik-dan.htm l

https://tarirl.wordpress.com/2013/05/15/bahasa-indonesia-yang-baik-dan-benar/


(1)

3. Ragam Konsultatif (consultative) yaitu bahasa yang digunakan dalam kegiatan transaksi maupun pertukaran informasi dalam suatu percakapan yang membahas tentang suatu hal yang diketahui oleh masing-masing pembicara. Seperti suatu percakapan disekolah dan dipasar, percakapan di suatu tempat perbelanjaan.

4. Ragam Santai (casual) yaitu bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi dan dipakai dalam suatu percakapan dengan teman, sahabat maupun orang-orang terdekat. Seperti dalam perkumpulan dengan teman-teman.

5. Ragam akrab (Intimate) yaitu : bahasa yang digunakan dalam suatu percakapan yang memiliki hubungan sangat dekat dan mempunyai suatu ikatan batin. Seperti dalam berbicara dalam berumah tangga.

Penggunaan bahasa Indonesia yang benar adalah penggunaan bahasa indonesia yang menaati kaidah tata bahasa. Sedang maksud kaidah di sini adalah kaidah bahasa Indonesia baku atau yang dianggap baku. Maksudnya adalah bahasa yang telah distandardisasikan berdasarkan hukum berupa keputusan pejabat pemerintah atau sudah diterima berdasarkan kesepakatan umum yang wujudnya ada pada praktik pelajaran bahasa pada khayalak. Penggunaan bahasa yang benar adalah penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah – kaidah bahasa yang berlaku meliputi:

1. Tata bunyi (fonologi)

Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisa bunyi-bunyi ujaran yang dipakai dalam tutur, serta mempelajari bagaimana menghasilkan bunyi-bunyi tersebut dengan alat ucap manusia.


(2)

Fonemik itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari bunyi ujaran dalam fungsinya sebagai pembeda arti.

2. Tata bahasa (kalimat)

Masalah definisi atau batasan kalimat tidak perlu dipersoalkan karena sudah terlalu banyak definisi kalimat yang telah dibicarakan oleh ahli bahasa. Yang lebih penting untuk diperhatikan ialah apakah kalimat-kalimat yang klita hasilkan dapat memenuhi syarat sebagai kalimat-kalimat yang benar (gramatikal). Selain itu, apakah kita dapat mengenali kalimat-kalimat gramatikal yang dihasilkan orang lain.

3. Kosakata

Dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita dituntut untuk memilih dan menggunakan kosa kata bahasa yang benar. Kita harus bisa membedakan antara ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku, baik tulis maupun lisan.Ragam bahasa dipengaruhi oleh sikap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembaca (jika dituliskan).

4. Ejaan

Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana menempatkan tanda-tanda baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi hal-hal seperti: bagaimana memotong-motong suku kata, bagaimana menggabungkan kata-kata, baik dengan imbuhan-imbuhan maupun antara kata dengan kata.


(3)

5. Makna

Pemakaian bahasa yang benar bertalian dengan ketepatan menggunakan kata yang sesuai dengan tuntutan makna.

Setelah membahas aturan Bahasa Indonesia yang baik dan benar kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Tata bahasa normatif, ejaan resmi, dan kalimat efektif dapat diterapkan (dengan menyesuaikan lingkungan disekitar kita) mulai dari ragam akrab hingga ragam beku. Penggunaan kata yang baku dan lafal baku pada ragam konsultatif, santai, dan akrab dapat berakibat bahasa menjadi tidak baik karena tidak sesuai dengan situasi.

Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang disesuaikan dengan lingkungan ditempat kita berada dan disamping itu kita mengikuti kaidah bahasa yang baik dan benar. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa syarat yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Oleh karena itu kita harus menghindari pemakaian bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.


(4)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

1. Dalam urainan diatas dapat dismpulkan bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang dalam penggunaannya sesuai dengan kaidah tata bahasa. Kaidah bahasa yaitu kaidah bahasa Indonesia baku atau yang di anggap baku. Dalam ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar terkandung dua pengertian yang berkaitan satu sama lain. Pengertian pertama berkaitan dengan ungkapan “bahasa Indonesia yang baik”. Sebutan baik atau tepat di sini berkaitan dengan soal keserasian atau kesesuaian yaitu serasi atau sesuai dengan situasi pemakai. Pengertian kedua berkaitan dengan istilah “bahasa Indonesia yang benar”. Sebutan benar atau betul di sini berhubungan dengan soal keserasian dengan kaidah. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar adalah penggunaan bahasa indonesia yang menaati kaidah tata bahasa. Sedang maksud kaidah di sini adalah kaidah bahasa Indonesia baku atau yang dianggap baku. Maksudnya adalah bahasa yang telah distandardisasikan berdasarkan hukum berupa keputusan pejabat pemerintah atau sudah diterima berdasarkan kesepakatan umum yang wujudnya ada pada praktik pelajaran bahasa pada khayalak.

2. Kesalahan kalimat dapat berakibat fatal, salah pengertian, maupun salah tindakan. Untuk membuat atau menyusun kalimat dengan baik dan benar tidaklah mudah. Dari sejumlah penelitian yang telah dilakukan, ditemukan berbagai kesalahan umum yang biasa dilakukan oleh para pemakai bahasa Indonesia dalam penyusunan kalimat dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jadi, bahasa Indonesia


(5)

baku adalah bahasa Indonesia yang mengikuti kaidah tata bahasa Indonesia.Pemilihan kata dalam rangka penyusunan kalimat baku dilakukan secara cermat agar informasi yang hendak disampaikan dapat diterima secara baik oleh pembaca atau mantra bicara.

3. Maksud dari kata baik adalah bahasa yang sering digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyesuaikan situasi atau kondisi agar dapat disampaikan dan dimengerti oleh lawan bicara, baik dari laras bahasa maupun dari kata-kata yang digunakan harus disesuaikan dengan lawan bicara agar mudah dipahami. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar adalah penggunaan bahasa indonesia yang menaati kaidah tata bahasa.

4.2 Saran

Kita sebagai warga negara Indonesia dianjurkan menggunakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam situasi resmi maupun kehidupan sehari-hari. Namun masih minimnya pengetahuan tentang bagaimana bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga masih banyak yang tidak menggunakannya secara tidak tepat. Namun sebelum menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar perlu kiranya mengetahui kesalahan-kesalahan umum dalam bahasa indonesia. Nah, setelah kita sudah mengetahui dan mengerti tentang kesalahan-kesalahan umum tersebut sudah sepatutnya kita sebagai warga negara indonesia menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan situasi, kondisi dan kaidah yang berlaku.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ening Herniti dkk.2005.Bahasa Indonesia.Yogyakarta:Pokja Akademik UIN sunan kalijaga Yogyakarta

http://sumber-mu.blogspot.com/2012/06/pengertian-bahasa-indonesia-yang-baik.html

http://depimomo.blogspot.com/2011/12/kesalahan-umum-berbahasa-indonesia.html

http://zulfikar68.blogspot.com/2013/01/penggunaan-bahasa-indonesia-yang-baik.html

http://piiekaa.blogspot.com/2012/10/kesalahan-berbahasa-dan-bahasa-yang.html

http://bagongmendem.blogspot.com/2013/01/makalah-bahasa-indonesia-yang-baik-dan.htm l

https://tarirl.wordpress.com/2013/05/15/bahasa-indonesia-yang-baik-dan-benar/

http://sukmawanstarscreams.blogspot.com/2014/10/penggunaan-bahasa-indonesia-secara-baik.html