mengakibatkan adanya perpecahan diantara komponen-komponen masyarakat yang berhubungan. Proses interaksi sosial disosiatif terjadi karena adanya hal-
hal sebagai berikut.:perbedaan jenis ideologi yang dianut, perbedaan ciri fisik dari masing-masing masyarakat, perbedaan kepentingan, perbedaan budaya
kesukuan
Interaksi sosial negatif disosiatif antara lain meliputi persaingan, pertikaian, dan kontravensi. Persaingan adalah suatu bentuk hubungan pihak
antara pihak satu dengan pihak lainnya yang berupa persaingan-persaingan. Umumnya persaingan-persaingan ini bertujuan untuk memperebutkan segala
sesuatu yang sifatnya terbatas. Pertikaian atau konflik sosial merupakan suatu proses sosial antarperorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat
adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal
interaksi sosial diantara mereka yang bertikai tersebut. Kontravensi terjadi atas dasar perbedaan tata nilai, persepsi, serta perbedaan latar belakang pendidikan
dan kepentingan yang ingin diraih. Kontravensi berbeda dengan konflik. Pada kontravensi, hubungan masih tetap terjalin dengan baik walaupun di dalam hati
telah ada upaya-upaya untuk mengungguli pihak lain sekaligus melemahkannya.
c. Usaha Manusia Memenuhi Kebutuhan
1 Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Ekonomi yang Bermoral dalam Memenuhi Kebutuhan
a Manusia Sebagai Makhluk Sosial Sebagai mahkluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri
melainkan membutuhkan bantuan orang lain. Homo economicus adalah manusia sebagai makhluk ekonomi dimana manusia memiliki kecenderungan
untuk tidak pernah merasa puas akan apa yang telah diperolehnya dan senantiasi berusaha terus untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ciri-ciri
makhluk ekonomi yang bermoral adalah: 1 Tidak pernah puas dengan apa yang telah dicapainya.
2 Selalu berusaha untuk memenuhikebutuhannya 3 Jujur dan bertanggungjawab
4 Berpegang pada norma agama, adat, dan hukum yang berlaku 5 Memerhatikan kepentingan masyarakat
6 Menjaga kelestarian alam.
Tidak dipungkiri, bahwa setiap manusia memiliki ciri khas sendiri, kemampuan sendiri-sendiri dalam arti kemampuan yang berbeda dengan
orang lain sikap atau kepribadian tersendiri. Hal ini benar, bahwa manusia sebagai makhluk individu. Tetapi, meski demikian manusia memiliki
kemampuan sendiri-sendiri, dia tetap akan membutuhkan teman lainnya. Ketergantungan pada orang lain akan semakin berkembang pada saat
manusia menyadari bahwa dirinya tidak dapat memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain. Misalnya, di sekolah perlu bantuan guru, di rumah perlu
bantuan orang tua, di lingkungan masyarakat perlu bergaul, berteman dan saling membantu sesama manusia. Hal ini menunjukkan, bahwa manusia
merupakan Homosocialis yang artinya manusia sebagai makhluk sosial.
PENDALAMAN MATERI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
245
Bantuan dari orang lain tersebut akan dibutuhkan sampai manusia meninggal dunia. Sebagai makhluk sosial seorang manusia tidak hanya memiliki sifat
ingin dibantu, tetapi juga memiliki sifat ingin membantu, membantu orang lain merupakan perwujudan dari ibadah. Tetapi tentunya membantu yang
dimaksudkan adalah membantu yang bersifat positif, misalnya membantu orang yang sedang kena musibah, membantu keluarga miskin, kerja bhakti,
donor darah, mengunjungi orang sakit, melayat orang meninggal, menyantuni anak yatim dan lain-lain.
b Manusia Sebagai Makhluk Ekonomi Kebutuhan manusia secara fisik diantaranya meliputi: kebutuhan
makan, minum, kebutuhan pakaian, kebutuhan perumahan, kesehatan, dan kebutuhan non fisik antara lain meliputi: kebutuhan pendidikan, hiburan, atau
rekreasi. Tingkatan kebutuhan manusia berbeda-beda, hal ini tentunya disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. Misalnya,
anda ingin makan di rumah makan Padang sementara uang anda terbatas. Anda ragu-ragu, cukup atau tidak nantinya untuk membayar. Keputusan anda
akhirnya batal makan di rumah makan Padang dan mengalihkannya ke warung makan sederhana. Berdasarkan contoh tersebut, menunjukkan bahwa
kepuasan seseorang berbeda-beda dan bersifat sementara. Hal ini tergantung dari kemampuan masing-masing, artinya bahwa pada saat kebutuhannya
dirasakan tercukupi atau merasa puas, tetapi kemudian kebutuhan berikutnya menyusul untuk dipenuhi, dan demikian seterusnya. Kebutuhan manusia
untuk dapat memenuhi kebutuhannya, dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Ada seseorang terpenuhi kebutuhannya dengan jalan diberi
orang lain, ada pula yang harus berusaha mencara atau membeli dengan uangnya. Semakin besar manusia dituntut untuk dapat memenuhi
kebutuhannya dengan cara usaha sendiri dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada atau dengan cara lainnya, misalnya dengan bekerja.
Pemanfaatan sumber daya alam yang memiliki nilai ekonomi harus dilandasi dengan nilai-nilai moral dan kelestarian dari sumber daya alam itu
sendiri, demi kelangsungan hidup manusia. Misalnya, penebangan liar di pegunungan atau hutan yang tidak disertai dengan penanaman kembali bisa
mengakibatkan banjir, longsor. Penggalian pasir secara liar di pegunungan maupun daerah pantai yang berakibat tanah longsor dan pengikisan tanah.
Dan mencari ikan dengan alat peledak atau pukat harimau berakibat matinya bibit ikan secara besar-besaran yang mengkibatkan kerugian manusia itu
sendiri. Dengan demikian, suatu usaha memanfaatkan sumber daya alam, perlu dilandasi dengan tujuan-tujuan positif dan memiliki nilai moral. Hal itu
dimaksudkan demi pelestarian lingkungan dan pelestarian sumber daya alam itu sendiri untuk dapat dimanfaatkan manusia dan keturunannya.
c Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Manusia Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan manusia, antara
lain: 1 faktor geografis, 2 faktor budaya dan adat-istiadat, serta 3 faktor religius.
Kondisi geografis sangat berpengaruh terhadap kebutuhan manusia. Misalnya, penduduk di daerah perkotaan berbeda kebutuhannya dengan
246
PENDALAMAN MATERI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
penduduk di daerah perdesaan. Penduduk kota justru merasa berkeinginan untuk rekreasi ke desa. Sebaliknya, penduduk desa berkeinginan berbelanja
di kota. Sedangkan, penduduk di daerah pantai berbeda dengan penduduk di pegunungan atau pedalaman, misalnya orang pedalaman menggunakan alat
transportasi melalui sungai, sehingga kendaraan darat kurang mendapat tempat. Orang yang tinggal di pegunungan senang memakai baju tebal,
karena cuaca dingin, dan seballiknya orang yang tinggal di pantai cenderung dengan pakaian yang tipis dan senang dengan minuman dingin.
Faktor budaya dan adat istiadat juga berpengaruh terhadap kebutuhan manusia, misalnya: masyarakat tertentu memiliki budaya pakaian tertutup,
Jilbab. Sebaliknya, di lingkungan tertentu justru senang dengan pakaian terbuka tidak pakai Jilbab. Kemudian, masyarakat tertentu mengagumi
musik dangdut, orkes melayu sehingga di daerah tersebut alat-alat musik dan kaset melayu menjadi kebutuhan mereka. Sedangkan di Jawa, orang senang
dengan wayang kulit atau terkait dengan adat, misalnya adat pengantin didaerah Jawa Barat akan berbeda dengan di Sumatera, sehingga kebutuhan
perlengkapan pengantin di daerah masing-masing akan berbeda sesuai dengan adat-istiadatnya.
Faktor religius misalnya kebutuhan masyarakat yang mayoritas memeluk agama Islam, berbeda dengan kebutuhan masyarakat yang
memeluk agama Hindu, Kristen, Katholik, dan Budha. Di lingkungan masyarakat yang berpenduduk Islam membutuhkan perangkat alat sholat,
baik berupa sajadah, sarung, peci, mukena dan lain-lain. Sedangkan, masyarakat yang mayoritas memeluk agama Hindu, misalnya di Bali mereka
tidak akan membutuhkan daging sapi. Hal ini sangat dipengaruhi oleh peraturan dan hukum-hukum agama yang dianut oleh masyarakat setempat.
d. Tindakan Ekonomi Berdasarkan Motif dan Prinsip Ekonomi dalam Berbagai Kegiatan Sehari-hari