Penduga Kuadrat Terkecil Rekursif

Gambar 2.2 a Pendugaan kuadrat terkecil berbobot b error pendugaan Meskipun dengan hasil pengukuran yang sama, kedua gambar menampilkan plot yang berbeda. Pada gambar 1, plot diperoleh dengan asumsi bahwa tingkat ketelitian semua data sama besar. Sedangkan pada gambar 2, diasumsikan bahwa masing-masing data memiliki tingkat ketelitian yang berbeda. Data-data yang lebih teliti diberikan bobot yang lebih besar. Pemboboton ini membuat data-data tersebut lebih bernilai, sehingga perhitungan akan lebih memperhatikan data-data dengan bobot lebih besar.

2. Penduga Kuadrat Terkecil Rekursif

Setiap diperoleh pengukuran yang baru, diperoleh juga matriks baru yang ukurannya bersesuaian dengan banyaknya pengukuran. Jika pengukuran diperoleh secara berturut-turut, pendugaan dilakukan setiap kali didapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hasil pengukuran yang baru. Dengan demikian, pada setiap pengukuran akan diperoleh juga matriks baru. Selanjutnya ketika pendugaan dilakukan kembali dengan matriks yang baru, pendugaan berikutnya akan menmberikan hasil yang berbeda. Ketika banyaknya hasil pengukuran meningkat, proses penghitungan akan menjadi lebih sulit. Contohnya pengukuran terhadap ketinggian satelit setiap 1 detik. Setelah satu jam, akan terdapat 3600 data hasil pengukuran, dan bahkan pengukurannya masih berlanjut. Dengan menggunakan penduga kuadrat terkecil, setiap detik pendugaan dilakukan dengan matriks baru yang ukurannya semakin membesar. Di sini, masalah pertama yang muncul adalah pengukuran masih terus berlanjut, sedangkan yang diinginkan adalah menduga ketinggian satelit setiap detik. Masalah berikutnya adalah apakah penghitungan bisa tetap dilanjutkan setiap detik. Untuk meminimumkan masalah-masalah tersebut, muncul penduga kuadrat terkecil rekursif yang menghitung hasil pendugaan setiap kali pengukuran dilakukan tanpa mengabaikan hasil pendugaan sebelumnya. Penjelasan mengenai proses pendugaan kuadrat terkecil rekursif adalah sebagai berikut. Misalkan setelah pengukuran ke , diperoleh , kemudian pengukuran selanjutnya menghasilkan suatu nilai hasil pengukuran baru . Penduga rekursif linearnya adalah Hal ini menunjukkan bahwa diperoleh berdasarkan dan hasil pengukuran baru . merupakan matriks perolehan matriks gain yang nantinya akan ditentukan. Suku disebut suku koreksi. Jika suku ini bernilai nol, atau adalah matriks nol, maka pendugaan tidak mengalami perubahan dari langkah ke langkah . Rata-rata dari pendugaan dapat dihitung sebagai berikut Selanjutnya kriteria optimal untuk menentukan adalah meminimalkan jumlah variansi dari error pendugaan pada saat , yaitu Dengan . Untuk memperoleh perhitungan rekursif , dapat digunakan proses yang mirip dengan proses rekursif sebelumnya, yaitu tidak bergantung pada , maka bisa ditulis karena nilai harapan keduanya sama dengan nol, sehingga diperoleh dengan adalah kovariansi . Rumus ini merupakan bentuk rekursif untuk kovariansi dari error pendugaan kuadrat terkecil. Hal ini sesuai dengan intuisi bahwa pada saat derau pengukuran meningkat, ketidak-pastian dalam pendugaan juga meningkat. Perhatikan bahwa harus berupa matriks definit positif, dan rumus di atas menjamin bahwa definit positif dengan asumsi bahwa dan adalah matriks definit positif. Selanjutnya akan dicari nilai sehingga fungsi objektif menjadi seminimal mungkin. Rata-rata error pendugaan adalah 0 untuk setiap nilai dari . Sehingga jika kita memilih untuk membuat fungsi objektifnya lebih kecil, maka error pendugaan tidak akan hanya mempunyai rata-rata 0, tetapi juga akan semakin mendekati nol. Untuk mencari nilai terbaik untuk , ingat kembali bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI jika simetri. Selanjutnya dengan menerapkan aturan rantai pada dan , diperoleh Agar diperoleh nilai yang meminimumkan , maka haruslah sehingga , , dan membentuk penduga kuadrat terkecil rekursif. Secara ringkas, langkah-langkah pendugaan kuadrat terkecil rekursif dapat dituliskan sebagai berikut 1. Tetapkan penduga yaitu Jika tidak diketahui sebelum dilakukan pengukuran, maka ditentukan dengan sebuah matriks identitas dimana komponennya berupa sebarang bilangan yang nilainya besar pada diagonalnya. Jika keadaan awalnya telah diketahui sebelum pengukuran, maka . 2. Untuk , langkah-langkah yang dilakukan adalah a. Catat hasil pengukuran , dengan asumsi bahwa ditentukan dengan , dimana adalah vektor random yang mempunyai rata-rata 0 dengan kovariansi . Selanjutnya, asumsikan bahwa derau pengukuran setiap langkah ke- saling bebas, yaitu ketika dan ketika . akibatnya, derau pengukuran merupakan derau putih white noise. b. Perbaharui nilai pendugaan dan kovariansi error pendugaan sebagai berikut: Contoh 2.4 Dari data pengukuran pada Contoh 2.3, bisa juga diperoleh melalui pendugaan kuadrat terkecil rekursif, yakni dengan sesuai dengan langkah-langkah yang baru saja diperoleh. Pendugaan ini menghasilkan plot seperti pada gambar 2.3. Dibandingkan dengan pendugaan sebelumnya, pendugaan secara rekursif ini memperhitungkan hasil dugaan sebelumnya, sehingga diperoleh yang bergantung pada sebelumnya. Hasilnya, untuk setiap hasil pengukuran berbeda-beda. Gambar 2.3 a Pendugaan kuadrat terkecil rekursif b pendugaan Dari segi komputasi, bentuk alternatif terkadang lebih menguntungkan. Dengan mempertimbangkan hal ini, maka penting juga untuk mencari bentuk alternatif dari penduga. Untuk memperoleh bentuk alternatif dari penduga yang telah diperoleh sebelumya, langkah pertama adalah mencari bentuk lain dari kovariansi error pendugaan. Sebelumnya telah diperoleh Substitusi diperoleh Dimisalkan suatu variabel bantu . Persamaan di atas menjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dalam persamaan tersebut, muncul secara implisit, sehingga dengan menuliskan kembali, diperoleh Persamaan ini lebih sederhana dari bentuk sebelumnya, namun masalah komputasi numeris dapat menyebabkan tidak definit positif meskipun dan definit positif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dengan menerapkan lemma invers matriks, bisa dicari bentuk yang lain dari yaitu Dari persamaan ini, gunakan lemma invers matriks dengan Menurut lemma invers matriks, maka diperoleh Sehingga diperoleh Persamaan ini dapat digunakan untuk mencari bentuk ekuivalen dari persamaan sebagai berikut Mengalikan ruas kanan dengan matriks identitas di sebelah kiri, diperoleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Substitusi , diperoleh Secara umum, algoritma kuadrat terkecil rekursif dapat dirangkum dengan persamaan-persamaan di bawah ini. Hasil pengukuran dituliskan: dengan Dugaan awal dari vektor konstan yaitu Algoritma kuadrat terkecil rekursif adalah sebagai berikut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Untuk Pada contoh-contoh berikut, akan ditunjukkan bagaimana menerapkan algoritma pendugaan kuadrat terkecil. Contoh 2.5 akan menunjukkan bahwa yang diperoleh tidak akan pernah negatif. Contoh 2.5 Misalkan terdapat parameter observasi skalar dengan pengukuran yang sempurna, yaitu dan . Pemisalan selanjutnya yaitu kovariansi pendugaan awal , dan komputer yang digunakan memberikan skala ketepatan 3 digit desimal untuk setiap perhitungan yang dilakukan. Perhitungan penduga yaitu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Selanjutnya untuk mencari , digunakan persamaan yang telah diperbaharui, yaitu Perhatikan bahwa dihitung sebagai 0 karena komputer yang digunakan memiliki ketelitian tiga angka desimal. Bentuk yang diperoleh dari ini menjamin bahwa tidak pernah negatif, meskipun terdapat perhitungan numeris pada , , dan . Contoh 2.6 Penduga kuadrat terkecil rekursif juga bisa diterapkan pada masalah curve fitting. Misalkan akan dicari suatu garis lurus yang cocok dengan himpunan data. Masalah pencocokkan data linear dapat ditulis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dimana adalah variabel bebas contohnya variabel waktu, data dengan derau, dan akan dicari relasi linear antara dan . Dengan kata lain, akan dicari nilai dan yang konstan. Matriks pengukurannya yaitu Penduga rekursifnya diawali dengan Dugaan rekursif dari vektor dengan dua anggota kemudian diperoleh sebagai berikut Untuk , 45

BAB III FILTER KALMAN

A. Filter Kalman dengan Waktu Diskret

Pada sub-bab ini, akan dicari persamaan-persamaan untuk filter Kalman dengan waktu diskret. Misalkan terdapat sistem linear dengan waktu diskret sebagai berikut Proses derau dan merupakan derau putih, dengan rata-rata nol, tidak berkorelasi, dan matriks kovariansinya berturut turut dan , yaitu Karena dan tidak berkorelasi, maka untuk semua . Tujuan menurunkan model filter Kalman yaitu untuk menduga keadaan , berdasarkan pengetahuan mengenai system dinamis dan ketersediaan pengukuran dengan derau . Ketika data pengukuran yang akan digunakan untuk menduga tersedia sampai pada saat , dapat dibentuk suatu pendugaan posteriori, yang dilambangkan dengan . Salah satu cara membentuk pendugaan keadaan posteriori adalah dengan menghitung nilai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI