2,59. Pengujian one sample t-test juga dilakukan pada data perilaku merokok dengan nilai signifikansi 0,156. Dengan demikian diketahui
mean empiris tidak memiliki perbedaan yang signifikan dari mean teoretik. Berdasarkan hasil tersebut perilaku merokok subjek
penelitian ini lebih cenderung sama dengan rerata perilaku merokok pada remaja lain.
2. Kategorisasi
Dalam penelitian ini kriteria kategorisasi dibagi dalam tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Kategorisasi ini dapat
diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean skor empiris dan mean teoretis Azwar,2001.
a. Kategorisasi perilaku merokok
Dalam penelitian ini data perilaku merokok yang diperoleh dikategorikan menjadi tiga tingkaatan yaitu rendah sedang dan
tinggi. Kategorisasi dalam perilaku merokok didasarkan menurut Smet 1994 yaitu dibagi tiga tipe perokok yang dapat
diklasifikasikan menurut banyaknya rokok yang dikonsumsi perhari. Tiga tipe perokok tersebut adalah:
1. Perokok berat lebih dari 15 batang rokok dalam sehari. 2. Perokok sedang antara 5-14 batang rokok dalam sehari.
3. Perokok ringan antara 1-4 batang rokok dalam sehari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil penelitian menunjukkan jika dari 200 subjek penelitian, 183 subjek termasuk dalam perokok ringan dan 17
subjek merupakan perokok sedang. Berikut hasil kategorisasi perilaku merokok:
Tabel 6 Kategorisasi Perilaku Merokok
Frekuensi Persentase
Ringan 183
91,5 Sedang
17 8,5
Total 200
100
b. Kategorisasi tingkat kelekatan
Dalam penelitian ini skor tingkat kelekatan yang diperoleh dikategorikan menjadi tiga tingkaatan yaitu rendah sedang dan
tinggi. Skala kelekatan terdiri dari 47 aitem dengan empat pilihan jawaban dari skor 1 sampai 4. Nilai skor minimal yang diperoleh
subyek pada skala ini adalah sebesar 47 1 X 72, dan skor maksimal 188 4 X 47. Jarak sebaran teoretiknya adalah 188-47
= 141. Perhitungan standar deviasi SD pada data yang berdistribusi normal memiliki 6 satuan standar dengan 3 bagian di
sebelah kiri dan 3 bagian lainnya di sebelah kanan, maka didapatkan nila SD 141 : 6 = 23,5. Berdasarkan perolehan data
perhitungan tersebut kemudian digunakan dalam penyusunan norma.
Berikut hasil dari kategorisasi skala kecemasan:
Tabel 7 Kategorisasi skor skala kelekatan
Frekuensi Persentase
Sedang …x…
199 99.5
Tinggi x…
1 0.5
Total 200
100
3. Data Deskriptif