tidak melaksanakan tindakan korektif.
• T ingkat K olektibilitas Piutang NO
PERNYATAAN SS
S N
TS STS 1. Pemeriksaan Umur Piutang
1 Penyusunan umur piutang telah
dilaksanakan dengan benar. 2
Umur piutang dijalankan secara konsisten.
3 Umur piutang dievaluasi secara teratur
4 Pelaksanaan umur piutang diteliti oleh
internal auditor .
5 Target umur piutang tercapai seperti
yang diharapkan. 6
Jumlah saldo analisis umur piutang cocok dengan saldo buku besar
pembantu piutang. 7
Menentukan kewajaran persentase kategori umur piutang.
8 Evaluasi estimasi tak tertagihnya
piutang tahun-tahun sebelumnya.
2. Tujuan Audit Terkait Saldo Piutang Usaha.
9 Daftar piutang usaha terdiri dari nama,
alamat pelanggan, no.faktur, tanggal faktur cocok dengan dibuku besar.
10 Konfirmasi piutang usaha dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
piutang usaha pada pelanggan. 11 Memeriksa bukti dasar pencatatan dan
test penerimaan pembayaran piutang.
12 Piutang usaha dalam laporan keuangan benar-benar telah disajikan
dalam laporan keuangan tersebut. 13 Pengklasifikasian piutang usaha
didasarkan pada golongan tarif dasar listrik.
14 Memverifikasi transaksi yang mendekati akhir periode akuntansi dan
mencatat dalam periode yang sesuai. 15 Memverifikasi pencadangan piutang
tak tertagih cukup memadai dan sesuai dengan kebijakan perusahaan.
16 Mengevaluasi kecukupan piutang tak tertagih.
17 Adanya keseimbangan hak dan kewajiban antara PLN dan pelanggan.
18 Piutang dicatat, diklasifikasikan, dijelaskan dan diungkapkan dengan
benar. 19 Penyajian dan pengungkapan piutang
usaha telah memadai 20 Penyajian dan pengungkapan piutang
usaha sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum.
Terima kasih atas kesediaan bapak ibu mengisi kuesioner ini.
Universitas Kristen Maranatha
1
BAB I PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Penelitian
Seiring dengan perputaran roda ekonomi, persaingan usaha diantara perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia semakin ketat. Tidak sedikit
perusahaan jatuh bangkrut karena tidak mampu bersaing dengan perusahaan yang lain. Hal ini tidak hanya disebabkan karena terjadinya krisis moneter yang dimulai
tahun 1997 tetapi juga tidak siapnya perusahaan tersebut menghadapi persaingan. Untuk menghadapi persaingan tersebut tidak hanya dibutuhkan modal saja tetapi
dibutuhkan juga manajemen yang baik dalam mengelola perusahaan, agar perusahaan dapat bertahan dalam persaingan yang ketat.
PLN merupakan salah satu badan usaha milik negara yang kegiatan utamanya bergerak dibidang pengelolaan, pendistribusian dan penyediaan listrik
bagi masyarakat. Untuk dapat memenuhi fungsi ekonominya yaitu optimalisasi laba maka perusahaan harus menyadari perlunya menajemen yang baik untuk
mengatasi berbagai permasalahan yang timbul dalam operasi perusahaan. Sejalan dengan semakin luas dan kompleksnya perusahaan, manajemen
dihadapkan pada keterbatasan kemampuan dalam mengawasi jalannya operasi perusahaan. Untuk itu dibutuhkan suatu unit atau satuan dalam perusahaan yang
bertugas menelaah aktivitas-aktivitas perusahaan dan kemudian melaporkannya kepada direksi, unit atau satuan itu disebut internal audit.
Universitas Kristen Maranatha
2 Satuan internal audit bertugas mengawasi ketaatan terhadap kebijakan dan
prosedur yang telah ditetapkan perusahaan termasuk juga mengamankan harta perusahaan. Agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik maka satuan internal
audit harus berada diluar lini organisasi perusahaan tetapi tidak terlepas dari kesatuan perusahaan independen.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh satuan internal audit akan menghasilkan temuan-temuan, dan setiap temuan tersebut akan diberikan suatu rekomendasi dan
saran-saran yang diperlukan. Salah satu jenis pemeriksaan yang dilakukan oleh satuan internal audit adalah kolektibilitas atau pengembalian piutang usaha oleh
para pelanggan kepada PT PLN PERSERO. Kegiatan pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kolektibilitas atau tingkat pengembalian piutang usaha para pelanggannya dari tahun ke tahun apakah mengalami peningkatan atau cenderung mengalami
penurunan. Piutang usaha timbul karena penjualan kredit yang diberikan perusahaan kepada para pelanggannya. Piutang tersebut harus dilunasi oleh
pelanggan sesuai batas waktu yang telah ditetapkan oleh PLN, bila pada waktu tanggal jatuh tempo piutang tersebut belum juga dilunasi, maka PLN dapat
memberi sanksi terhadap pelanggannya. Tidak semua piutang tersebut dapat dilunasi oleh para pelanggan, ada juga yang karena satu dan lain hal pelanggan
tersebut tidak dapat melunasi piutang dan akhirnya piutang tersebut dihapuskan, dan itu akan mempengaruhi penerimaan kas PT PLN PERSERO, dan hasil
penerimaan piutang tersebut akan digunakan untuk membiayai kegiatan
Universitas Kristen Maranatha
3 operasional PT PLN PERSERO yang tentunya akan mempengaruhi pelayanan
PLN kepada para pelanggannya. Besarnya piutang ragu-ragu selama 5 semester terakhir cenderung
mengalami peningkatan yang mengakibatkan berkurangnya penerimaan kas kepada PLN. Piutang pelanggan yang sama sekali tidak dapat tertagih kemudian
diusulkan kepada dewan komisaris untuk dihapuskan. Bertambah besarnya penghapusan piutang akan mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Dari data
yang penulis dapatkan, terlihat bahwa tingkat piutang ragu-ragu atau piutang yang sukar dan diragukan pembayarannya adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 Data Piutang Ragu-ragu
No Periode
semester Persentase
Piutang Lancar
Persentase Piutang
Ragu-ragu Persentase
Kenaikan
1 Januari – Juni 2004
63 37
- 2
Juli – Desember 2004 49
51 14
3 Januari – Juni 2005
45 55
4 4
Juli – Desember 2005 39
61 6
5 Januari – Juni 2006
39 61
-
Sumber : Data piutang ragu-ragu PT PLN PERSERO DISTRIBUSI JABAR dan BANTEN
Berdasarkan data diatas dan didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis, maka tingkat piutang ragu-ragu PLN cenderung
mengalami peningkatan dikarenakan : 1.
Rasio petugas dengan jumlah pelanggan yang tidak seimbang. 2.
Terbatasnya sarana dan prasarana yang dimiliki.