1
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami keluarga dampingan, yaitu keluarga Bapak I Dewa Gede Jati, maka penulis melakukan beberapa kali kunjungan ke kediaman keluarga
dampingan. Selama kunjungan penulis melakukan pendekatan secara kekeluargaan yaitu dengan melakukan perkenalan dan obrolan-obrolan ringan dengan Bapak I Dewa Gede Jati dan
keluarganya, sambil membantu melakukan suatu pekerjaan di rumahnya. Dalam penggalian informasi lainnya, penulis juga melakukan obervasi terhadap lingkungan tempat tinggal keluarga
Pak Dewa dan berdiskusi bersama untuk memecahkan permasalahan yang dimiliki. Sosialisasi mengenai program kerja KKN-PPM dan berbagi cerita serta pengalaman juga dilakukan saat
kunjungan untuk menciptakan suasana yang hangat dan akrab.
2.1 Permasalahan Keluarga
Berdasarkan pengamatan dan hasil berbincang-bincang dengan Bapak I Dewa Gede Jati dan anggota keluarga, permasalahan keluarga dapat dibagi menjadi beberapa hal menurut
bidangnya.
2.1.1 Masalah Perekonomian Keluarga
Pak Dewa untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dapat dikatakan sangat pas-pasan. Pak Dewa tidak memiliki tabungan di manapun. Jika tidak ada pengeluaran yang
mendadak, keluarga Pak Dewa dapat mengimbangi antara pendapatan maupun pengeluaran. Namun jika ada suatu dan lain hal yang mendadak dan membutuhkan banyak uang, keluarga Pak
Dewa biasanya meminjam uang di koperasi ataupun anak pertamanya. Namun hal tersebut masih bukanlah solusi yang terbaik karena anak pertama Pak Dewa juga memerlukan uang untuk
melangsungkan kehidupan keluarganya. Pak Dewa juga terbiasa meminjam uang di koperasi, dan baru bisa mengembalikannya sedikit demi sedikit jika Pak Dewa mendapat proyek kerja
sebagai buruh.
2.1.2 Masalah Kesehatan Keluarga
Keluarga Pak Dewa merupakan keluarga yang tidak pernah sarapan pagi dikarenakan memang tidak terbiasa. Padahal sarapan pagi sangat diperlukan oleh tubuh dan penting untuk
kesehatan karena saat tidur tubuh sudah berpuasa selama 8 jam. Selain itu sarapan pagi juga
2 penting karena berperan sebagai sumber energi sebelum beraktifitas di pagi hari. Pak Dewa juga
bercerita bahwa sebelum makan dirinya tidak pernah mencuci tangan dengan menggunakan sabun karena menganggap dengan membasahi tangannya dengan air saja sudah cukup untuk
membuat nasi yang dimakan tidak menempel di tangannya. Keluarga Pak dewa terbiasa mandi satu kali sehari dikarenakan terbatasnya air dan kondisi cuaca tempat tinggalnya yang dingin.
Bahkan terkadang saat cuaca sangat dingin mereka dapat tidak mandi seharian penuh. Berdasarkan pengamatan penulis, Pak Dewa beserta anaknya nampak memiliki gangguan pada
kulitnya, namun tidak sampai mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Pak Dewa awalnya bercerita bahwa dirinya tidak memiliki hipertensi, namun setelah dilakukan pemeriksaan tekanan darah,
penulis mendapatkan tekanan darah Pak Dewa mencapai 15090 mmHg. Pak Dewa kemudian baru mengingat bahwa dirinya dulu pernah dikatakan memiliki hipertensi saat memeriksakan diri
ke Puskesmas, namun karena Pak Dewa tidak merasa sakit, Pak Dewa tidak pernah memeriksakan kesehatannya lagi ke Puskesmas. Pak Dewa tidak pernah memeriksakan masalah
tekanan darah tersebut ke pusat pelayanan kesehatan di daerahnya karena kurangnya informasi yang dimiliki. Pak Dewa juga memiliki kebiasaan merokok, dimana satu bungkus rokok bisa
dihabiskannya dalam waktu satu hari. Pak Dewa bercerita bahwa dirinya memang ingin berhenti merokok, namun saat tidak merokok Pak Dewa merasa bibir nya agak aneh sehingga Pak Dewa
kembali merokok. Ibu dari Pak Dewa, yaitu I Dewa Ayu Ketut Wirya juga saat diperiksa oleh penulis ternyata memiliki katarak, sehingga tidak bisa melihat. Ibu Pak Dewa diceritakan sudah
tidak bisa melihat sejak setahun yang lalu, namun tidak dicarikan pengobatan karena Pak Dewa menganggap kebutaan tersebut dikarenakan usia Ibunya yang sudah tua. Hal tersebut
menyebabkan Ibu Pak Dewa lebih sering diam sendirian di kamar, dan tidak keluar kamar. Ibu Pak Dewa memanggil menantu Pak Dewa jika ingin makan, minum, dan mandi.
2.1.3 Masalah Penataan dan Pemanfaatan Bangunan Keluarga