123
7.6.3. Ketebalan water table
Dalam merancang pemberian pengairan kita harus memperhatikan
ketebalan rumah tangga air lahan- lahan pertanaman.
Disamping itu juga harus memperhatikan kuantitas garam
atau unsur-unsur mineral yang larut dalam air.
Kuantitas garam atau unsur-unsur mineral tersebut seringkali
merupakan faktor yang memerlukan pemberian air
pengairan secara lebih banyak dari pada yang semestinya agar
dapat diperoleh pemberian air pengairan yang efisien.
Pemberian pengairan secara ringan hendaknya diperhatikan,
karena pemberian secara demikian bermanfaat melindungi
naiknya water table tanah mencapai lapisan zona perakaran
tanaman.
7.6.4. Kemantapan top soil
Dalam perancangan pemberian air pengairan pada lahan-laha
pertanaman hendaknya diperhatikan juga mengenai stabilitas tata
kemantapan dari lapisan top soil lapisan permukaan tanah, yan
tebalnya hanya sekitar 30-35 cm. Lapisan permukaan tanah yang,
terdiri dari tanah-tanah dengan struktur yang mudah pecah dalam
campuran larutan air pengairanair curahan hujan, menghendaki
pengolahan secara khusus. Setiap fase pertumbuhan tanaman
juga menghendaki penanganan khusus, misalnya tanaman-tanaman
muda yang mulai tumbuh akan berbeda penanganannya dengan
tanaman yang sudah dewasa. Jenis tanah yang berbeda juga
menginginkan penanganan pengairan yang berbeda.
Misalnya untuk tanah yang mudah lepas pemberian air pengairan
secara bedengan atau larikan, dapat menghindari pengikisan atau
penghanyutan.
7.6.5. Perbedaan sistem pertanaman
Perbedaan sistem pemberian air pengairan irigasi hendaknya
diperhatikan dalam perancangan sistem-sistem pengairan.
Sistem pertanaman yang rapat harus dibedakan bagi pertanaman
dengan sistem penanaman yang berjarak tanam renggang, selain
itu tebal lapisan perakaranpun memerlukan pertimbangan
tersendiri. Meresapnya air permukaan
pengairan ke dalam tanah ditentukan oleh kesesuaian dan
kebiasaan sistem perakaran tanaman.
Di unduh dari : Bukupaket.com
124
Di Amerika Serikat tentang hal ini pernah dilakukan penelitian yang
memakan waktu lama 5 tahun, dan hasilnya menyimpulkan bahwa :
a.
Sekitar 80-90 keseluruhan kebutuhan air pengairan oleh
tanaman diambil dari lapisan- lapisan tanah sampai keda-
lamannya 3 feet kaki
b. Tanaman dengan sistem
perakaran yang dalam masih dapat mengambil air yang
tersedia sampai kedalaman 5 feet kaki.
Dengan memanfaatkan kesimpulan di atas dapat diambil langkah--
langkah bahwa pemberian air pengairan hendaknya dapat
menjangkau lapisan tanah setebal 3 kaki, dengan demikian sekaligus
menyediakan air pengairan bagi tanaman-tanaman berakar dangkal.
Tabel 9. Kebutuhan air beberapa jenis tanaman pada setiap fase fenologi
Kebutuha air mm1 Jenis
tan
Pemben tukan
tunas
Vegetati f
Pembu ngaan
Pembentu kan
buahumbi
Pematangan
Kentang 70
25 160
35 220
40 150
30 50
10 Tomat
78 30
82 20
185 30
93 20
62 20
Tembak au
16 10
96 30
132 30
160 40
96 30
Tebu 83
30 495
90 1190
180 132
30 100
30 Jagung
56 20
167 30
115 15
250 40
62 15
Kacang tanah
51 15
162 30
235 35
162 30
40 10
Kedelai 30
20 165
35 292
45 47
10 41
10
1Angka dalam kurung dalam hari. Sumber: Doorenbus et al. 1979 data diolah
Di unduh dari : Bukupaket.com
125
Setiap jenis tanaman memiliki kebutuah akan air yang berbeda.
Dibawah ini Tabel 9 diberikan contoh kebutuhan air masing masing
jenis tanaman
.
Kebiasaan tumbuh tanaman Tumbuh tanaman tidak sama,
ada yang tegak dan ada pula terkulai menjangkau permukaan
tanah. a. Tanaman-tanaman yang
tumbuh tegak, kalaupun tanah permukaan atau sekitarnya
mengalami pembasahan yang agak berlebihan tidak begitu
berakibat pada kerusakan tanamannya.
b. Tanaman-tanaman yang tumbuhnya terkulai menjangkau
permukaan tanah, jika permukaan tanah jenuh air akan
menyebabkan kerusakan.
Dengan demikian kebiasaan tumbuh tanaman perlu pula
diperhatikan. Derasnya aliran air pengairan sering menyebabkan
pembahasan permukaan secara berlebihan, dan merusak tanaman.
Oleh karena itu air pengairan yang deras hendaknya diimbangi dengan
pembuatan pematang-pematang pada lahan pertanaman, sebagai
penahan derasnya aliran air. g.Kualitas air pengairan
Kualitas air pengairan meliputi jumlah kandungan ion yang
berbahaya, ataupun hara yang berguna bagi tanaman.
Air pengairan harus mengandung zat-zat hara bagi pertumbuhan
harus dapat menambah tingkat kesuburan, tanah, air
pengairan harus terbebas dari bahan- bahan buangan limbah
yang dapat merugikan atau meracuni tanaman.
Karena demikian pentingnya kualitas air ini, maka dalam perancangan
pemberian air pengairan pada lahan-lahan pertanaman, pekerjaan
yang harus didahulukan yaitu meneliti secara, laboratoris sifat
kimiawi dari kualitas air pengairan irigasi, inklusif kandungan mikro-
flora dan mikro-fauna yang terkandung dalam air.
Air irigasi yang mengandung zat beracun ini akan menyebabkan
keracunan tidak saja bagi tanaman tapi juga bagi manusia
yang mengkonsumsinya. h. Kondisi iklim dan cuaca setempat
Dalam perancangan pemberian air pengairan pada lahan-lahan
pertanaman, kondisi iklim dan cuaca setempat tidak boleh
diabaikan, melainkan harus benar- benar pula diperhitungkan.
Pada daerah-daerah pertanian yang beriklim basah, sistem
pemberian pengairan akan menjadi lebih efektif kalau disertai pula
dengan tindakan-tindakan penyediaan sistem
pengalirandrainase yang memadai. Pada daerah-daerah pertanian yang
beriklim kurang basah dimana berlangsungnya, musim kering
Di unduh dari : Bukupaket.com
126
yang lebih panjang, perlu dirancang dan diterapkan sistem
pemberian air pengairan yang teratur dengan tata cara
pendistribusiannya, yang terjamin, seperti ialah sistem
Subak di Bali yang memberikan manfaat yang demikian besar bagi
para petani pemakainya
7.7. Sistem dan Bentuk- bentuk Jaringan Pengairan