Kritik Sastra Teks Drama a. Pengertian Drama
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional J 47
dalan drama tokoh-tokoh itu ditampilkan secara jelas, dapat dilihat bentuk tubuhnya, dapat diperhatikan gerak-geriknya, dapat dilihat
mimik atau gerak raut mukanya, bahkan dapat didengar suaranya. Seperti halnya dalam prosa, dalam drama pun terdapat tiga jenis
tokoh bila dilihat dari sisi keterlibatannya dalam menggerakkan alur, yaitu tokoh sentral, tokoh bawahan, dan tokoh latar. Tokoh sentral
merupakan tokoh yang amat potensial menggerakkan alur. Ia merupakan pusat cerita, penyebab munculnya konflik. Sedangkan
tokoh bawahan merupakan tokoh yang tidak begitu besar pengaruhnya terhadap perkembangan alur, walaupun ia terlibat
juga dalam pengembangan alur itu. Sedangkan tokoh latar merupakan tokoh yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap
pengembangan alur. Kehadirannya hanyalah sebagai pelengkap latar, berfungsi menghidupkan latar.
d Dialog atau Percakapan S. Effendi dalam Liberatus berpendapat bahwa ciri utama sebuah
drama adalah dialog. Hal tersebut menandakan pentingnya dialog dalam drama. Terdapat beberapa macam fungsi dialog dalam drama,
di antaranya yaitu: 1 Melukiskan watak tokoh-tokoh dalam cerita tersebut.
2 Mengembangkan dan menggerakan plot serta m enjelaskan isi cerita drama kepada pembaca atau penonton.
3 Memberikan isyarat peristiwa yang mendahului. 4 Memberikan isyarat peristiwa yang akan datang.
5 Memberikan komentar terhadap peristiwa yang sedang terjadi dalam drama tersebut.
Ada dua sifat yang dimiliki oleh dialog, yaitu estetis dan alat teknis. Sifat estetis terlihat pada saat menyusun dialog. Menyusun
dialog hendaknya tetap memperhatikan keindahan bahasa tidak vulgar dan bombastis. Keindahan bahasa atau ketepatan bahasa
akan berpengaruh terhadap keindahan seluruh lakon. Alat teknis,
48 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional J
maksudnya dialog ini memiliki fungsi terentu dalam keseluruhan lakon. Untuk itu, dialog harus memiliki sifat komunikatif dan
mudah ditangkap maknanya oleh pembaca atau penonton. e Latar atau Setting
Terdapat tiga syarat yang harus dipenuhi dalam drama, yaitu kesatuan gerak unity of action, kesatuan waktu unity of time, dan
kesatuan tempat unity of place. Berdasarkan hal itu, latar belakang tempat dan waktu dalam drama itu sangat penting. Latar belakang
tempat dan waktu inilah yang sering disebut latar atau setting. Penjelasan bagaimana suasana, tempat, dan waktu biasanya
dalam naskah drama dituliskan. Bila drama itu dipentaskan, hal- hal tersebut diwujudkan dalam bentuk tata panggung, tata lampu, dan
tata suarabunyi. f Petunjuk Pengarang
Bagian lain yang ada dalam naskah drama adalah petunjuk pengarang, yaitu bagian yang memberikan penjelasan kepada
pembaca atau kru pementasan mengenai keadaan, suasana, peristiwa, perbuatan dan sifat tokoh. Yang ada dalam kurung dan
yang ditulis dengan huruf kapital adalah petunjuk pengarang. Bagian naskah lainnya adalah prolog, yaitu bagian naskah yang
ditulis pengarang pada bagian awal, yang merupakan pengantar naskah yang dapat berisi satu atau beberapa keterangan atau
pendapat pengarang tentang cerita yang akan disajikan. Keterangan itu dapat mengenai masalah, gagasan, pesan, jalan cerita, latar
belakang cerita, tokoh ceria, dan lain-lain yang diharapkan dapat membantu pembaca memahami, menghayati, dan menikmati cerita.
Selain itu ada bagian lain dari drama, yaitu epilog. Epilog berisi kesimpulan pengarang mengenai cerita. Jadi ada di belakang. Baik
prolog maupun epilog dalam naskah drama sekarang sudah jarang sekali disertakan oleh pengarang. Pengarang masa kini lebih
memberi kebebasan pembaca atau penonton hingga mereka merasa tak perlu menyertakan pendapat, sikap, kesim pulan