Rangkuman Modul Bina SMA-SMK KK J Prof
88 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional J
tokoh-tokoh bawahan yang menjadi ciri fisik maupun psikisnya, mendata latar fisik ruang dan
waktu atau latar sosial tokoh-tokohnya,dan mendeskripsikan alur setiap bab atau setiap
episode.
6. Tahap Penafsiran karya sastra merupakan
penjelasan atau penerangan karya sastra. Menafsirkan karya sastra berarti menangkap
makna karya sastra, tidak hanya menurut apa adanya, tetapi menerangkan juga apa yang
tersirat
dengan mengemukakan
pendapat sendiri.
7. Tahap Analisis merupakan tahap kritik yang
sudah menguraikan data. Pada tahap ini kritikus sudah mencari makna dan membanding-
bandingkan dengan karya sastra lain, dengan sejarah atau dengan yang ada di masyarakat.
8. Tahap Evaluasi merupakan tahap akhir suatu
kritik sastra. Dalam suatu evaluasi dapat dilakukan melalui pujian, seperti berbobot, baik,
buruk, menarik, dan unik. Sebaliknya, dapat pula dilakukan pencemohan, ejekan, dianggap jelek
dan tidak bermutu, serta tidak menyentuh nilai- nilai kemanusiaan. Jadi kritik sastra mencapai
kesempurnaan setelah diadakan evaluasi atau penilaian.
5. Prinsip menulis
kritik sastra 1
Pokok persoalan yang dibahas harus layak untuk diulas dan hasil ulasannya harus
memberikan keterangan atau memperlihatkan sebab musabab yang berkaitan dengan suatu
peristiwa yang nyata.
2 Pendekatan yang digunakan harus jelas,
apakah persoalan didekati dengan pendekatan faktual atau imajinatif ?
3 Ulasan yang menggunakan pendekatan faktual
harus didukung oleh fakta yang nyata dan objektif.
4 Pernyataan yang diungkapkan harus jelas,
jangan samar-samar, harus dapat dipercaya, tidak disangsikan atau disangkal, dan dapat
dibuktikan kebenarannya.
6. Jenis kritik
sastra a.
Kritik Mimetik
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional J 89
berdasarkan pendekatannya
b. Kritik Pragmatik
c. Kritik Ekspresif
d. Kritik Objektif
LK 1.2 Kritik Sastra Puisi
No. Struktur
Pembangun Puisi Penjelasan
1. Diksi
Pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair dengan secermat-cermatnya untuk menyampaikan perasaan
dan isi pikirannya dengan setepat-tepatnya agar terjelma ekspresi jiwanya seperti yang dikehendaki
penyairnya secara maksimal sehingga pembaca pun akan merasakan hal yang sama
2. Gaya Bahasa
Ungkapan yang diciptakan dan dipergunakan penyair dalam puisi dengan tujuan menghasilkan kesenangan
bersifat imajinatif, menghasilkan makna tambahan dalam puisi, menambah intensitas dan menambah
konkret sikap dan perasaan penyair, juga agar makna yang diungkapkan lebih padat
3. Pengimajian atau
pencitraan Pengungkapan sensoris penyair ke dalam kata dan
ungkapan sehingga terjelma gambaran suasana yang lebih konkret. Ungkapan itu menyebabkan pembaca
seolah-olah melihat sesuatu, mendengar sesuatu, atau turut merasakan sesuatu.
4. Persajakan
Bunyi dalam puisi mencakup masalah rima, ritma, dan metrum
LK 1.3 Kritik Sastra Prosa
No. Struktur
Pembangun Prosa Penjelasan
1. Setting
Latar peristiwa dalam karya fiksi, baik berupa tem pat, waktu, maupun peristiwa, serta memiliki fungsi
fisikal dan fungsi psikologis. 2.
Gaya Bahasa Cara seorang pengarang menyampaikan
gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu