2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Bank
Menurut Undang – undang No. 10 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 1998 mendefinisikan Bank sebagai “ Badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak ”.
“ Menurut Kasmir 2004 : 8 secara sederhana Bank di artikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa – jasa bank lainnya.”
Sedangkan Menurut Dendawijaya 2003 : 25 , “ Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara
keuangan Financial Intermediaries , yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana Idle fund Surplus unit kepada pihak yang
membutuhkan dana atau yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan.”
Dari pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa fungsi bank sebagai “ financial intermediary ” dengan usaha perbankan meliputi tiga
kegiatan utama yaitu : 1.
Menghimpun dana funding dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
berinvestasi bagi masyarakat. Bank memberikan surat atau lembar kertas dalam bentuk : a. Giro b. Deposito Berjangka c. Tabungan
2. Menyalurkan dana ke masyarakat, dalam hal ini bank memberi
pinjaman kredit kepada masyarakat. Dengan kata lain Bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkan.
3. Memberika Jasa- jasa bank lainnya seperti pengiriman uang Transfer
, penagihan surat berharga yang berasal dari dalam kota Kliring , Penagihan surat – surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar
negeri Inkaso , Letter of credit. Kasmir, 2000 : 12
2.2.2. Jenis – Jenis Bank
1. Dilihat dari segi Fungsinya
Menurut Undang- Undang Pokok Perbankan No. 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang – Undang No. 10 Tahun
1998 maka jenis perbankan berdasarkan fungsinya terdri dari : Kasmir, 2004 : 18 – 20
a Bank Umum
Bank Umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat
memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b Bank Perkreditan Rakyat BPR
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan syariah yang
dalam kegiatannya BPR Bank Perkreditan Rakyat tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya jasa - jasa
perbankan yang ditawarkan Bank Perkreditan Rakyat jauh lebih sempit jika di bandingkan dengan kegiatan atau jasa Bank Umum.
2. Dilihat dari segi Kepemilikannya
Jenis bank berdasarkan kepemilikan dapat dilihat dari akte pendirian dan penugasan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis
bank dilihat dari segi kepemilikan adalah : Kasmir, 2004 : 20 – 22 a. Bank Milik Pemerintah BUMN
Bank yang akte pendirian maupun modal bank sepenuhnya milik pemerintah ndonesia, sehingga seluruh keuntungan bank di mliki
oleh pemerintah pula. Contoh : BNI 46, BRI, BTN, Bank Mandiri
b. Bank Milik Swasta Nasional Bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh
swasta nasional. Akte pendirian bank ini juga dimiliki oleh pihak swasta nasional.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Contoh : BCA, Bank Danamon, Lippo Bank, Bank Mega, Bank Muamalat, Bank Niaga, Bank Permata.
c. Bank Milik
Koperasi Bank yang kepemilikan saham – sahamnya dimiliki oleh
perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh : Bank Bukopin
d. Bank Milik
Asing Bank yang kepemilikan sahamnya 100 oleh pihak asing luar
negeri di Indonesia. Contoh : ABN Amro Bank, American Express Bank, City Bank,
Hongkong Bank, Standard Chartered Bank e. Bank
Milik Campuran
Bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional.
Contoh : Inter Pasific Bank, Mitsubishi Buana Bank.
3. Dilihat dari segi cara menentukan harga
Di Indonesia mulanya hanya ada satu kelompok, namun hadirnya bank syariah sejak tahun 1990 jenis bank jika dilihat dari segi atau
caranya dalam menentukan harga, terbagi dalam dua kelompok : Kasmir, 2004 : 23 – 25
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para
nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode, yaitu :
i. Menetapkan bunga sebagai harga, untuk produk simpanan
seperti giro, tabungan maupun deposito. Kredit juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini
dikenal dengan istilah spread based. ii.
Untuk jasa – jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional barat menggunakan atau menetapkan berbagai biaya – biaya
dalam nominal atau presentase tertentu. Sistem pengenaan bunga ini dikenal dengan istilah fee based.
b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah islam Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian
berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan
lainnya. Sedangkan penentuan biaya – biaya jasa bank lainnya bagi bank
yang berdasar Prinsip Syariah juga sesuai dengan syariah Islam. Sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank prinsip
Syariah Islam dasar hukumnya adalah Al- Qur’an dan Sunnah Rasul. Bank berdasarkan Prinsip Syariah mengharamkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank yang berdasarkan Prinsip Syariah bunga adalah Riba.
2.2.3. Kinerja Perusahaan
2.2.3.1. Pengertian Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan tentang kondisi financial perusahaan selama periode waktu tertentu. Kinerja bank ini
merupakan ukuran keberhasilan bagi direksi bank tersebut, sehingga apabila kinerja ini buruk bukan tidak mungkin para direksi ini akan
diganti dan kinerja ini juga merupakan pedoman hal – hal apa saja yang perlu diperbaiki dan bagaimana cara memperbaikinya Kasmir,
2000 : 259 . Untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya berfokus pada laporan keuangan serta data non keuangan
lain. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh
setiap perusahaan manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan
sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan
dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar
perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja performance dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dicapai atau
prestasi yang diperlihatkan. Penilaian kinerja perusahaan bagi manajemen dapat diartikan sebagai prestasi yang dapat dicapai oleh
perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan pengukuran prestasi perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan
keputusan manajemen yang kompleks dan sulit, karena menyangkut efektivitas pemanfaatan modal, efisiensi, dan rentabilitas dari kegiatan
perusahaan Meriewaty, 2005.
2.2.3.2. Manfaat Penilaian Kinerja Perusahaan
Menurut Mulyadi 2001 : 416 , Penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk :
a Mengelola operasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian
karyawan secara umum. b
Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan seperti : promosi, transfer, dan pemberhentian.
c Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan
karyawan dan untuk menyediakan criteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
d Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana
atasan mereka menilai kinerja mereka. e
Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.3.3. Penilaian Kinerja Perusahaan
Ukuran kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan mengukur kinerja kuantitatif terdapat tiga macam, yaitu : Mulyadi, 2001 : 434-
435 a
Ukuran kriteria tunggal Single Criterium Ukuran ini merupakan suatu ukuran untuk menilai kinerja yang
hanya menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manajer. b
Ukuran kriteria beragam Multiple Criterium Ukuran kriteria beragam merupakan cara untuk mengatasi
kelemahan kriteria tunggal dalam pengukuran kinerja. Tujuan kriteria beragam ini adalah agar manajer yang diukur kinerjanya
mengarahkan usahanya kepada berbagai kriteria kinerja. c
Ukuran kriteria gabungan Composite Criterium Ukuran ini merupakan ukuran kinerja yang menggunakan berbagai
macam ukuran, memperhitungkan bobot masing-masing ukuran dalam pengukuran kinerja.
Kinerja suatu bank, biasanya tercermin dalam laporan keuangannya. Untuk menganalisisnya membutuhkan ukuran tertentu
untuk mengukur dan menilai kinerja perusahaan. Ukuran yang digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah berupa Rasio
Keuangan. Macam Analisis Rasio Keuangan dapat dikelompokkan menjadi empat jenis berdasarkan ruang lingkupnya, yaitu :
Muhammad, 2005 : 258
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1 Rasio Likuiditas
Adalah untuk ukuran kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuditas terdiri dari : Current
Ratio, Quick Ratio, dan Net Working Capital. 2
Rasio Aktivitas Adalah ukuran untuk menilai tingkat efisiensi bank dalam
memanfaatkakn sumber dana yang dimilikinya. Rasio Aktivitas terdiri dari : Total Asset Turnover, Fixed Asset Turnover, Account
Receivable Turnover, Inventory Turnover, Average Collection Period, dan Day’s Sales in Inventory.
3 Rasio Biaya
Adalah menunjukkan tingkat efsiensi kinerja operasional bank. Penentuan besarnya rasio ini dihitung dengan rasio biaya atau
BOPO Biaya Operasional Pendapatan Operasional . 4
Rasio Profitabilitas Adalah rasio yang menunjukkan tingkat efektivitas yang dicapai
melalui usaha operasional bank. Profitablitas terdiri dari Gross Profit Margin, dan Return on Assets.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.3.4. Kinerja Profitabilitas ROA
Dari keempat rasio diatas yang berkaitan dengan kepentingan analisis kinerja keuangan perusahaan perbankan adalah
dengan menggunakan Rasio Profitabilitas berupa Return on Assets ROA .
Pengembalian atas Aktiva Return on Assets digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh
profitabilitas dan menajeril efisiensi overall Kasmir, 2000:281 . ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam
menghasilkan income dari pengelolaan asset yang dimiliki Yuliani, 2007 . ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen asset,
yang berarti efisiensi manajemen dapat menciptakan laba perusahaan Hanafi dan Halim, 2000:85 . ROA yang tinggi berarti kinerja
profitabilitas juga tinggi, maka perusahaan sukses dalam menghasilkan laba, dengan pencapaian laba yang tinggi itulah investor
dapat mengharapkan keuntungan yang berasal dari distribusi bagi hasil. Dan sebaliknya, ROA yang rendah berarti kinerja profitablitas
perusahaan juga rendah, dengan rendahnya maka perusahaan akan kurang sukses dalam menghasilkan laba yang berarti mengalami
penurunan tingkat laba. Return on Assets ROA atau yang disebut juga Return on
Invesment ROI diperoleh dengan cara membandingkan income
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
terhadap total asset. Rumus dari Rasio Return on Assets ROA adalah sebagai berikut Kasmir, 2000:280 :
2.2.4. Laporan Keuangan
2.2.4.1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Kasmir 2008 : 7 Dalam pengertian yang sederhana, Laporan keuangan adalah laporan keuangan yang menunjukkan
kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondsi terkini. Kondisi perusahaan terkini
adalah keadaan perusahaan pada tanggal tertentu untuk neraca dan periode tertentu untuk laporan laba rugi . Biasanya laporan
keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, enam bulan, untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, untuk laporan lebih
luas dilakukan satu tahun sekali.
2.2.4.2. Pemakai Laporan
Keuangan
Laporan keuangan dapat memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan hingga mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut.
Sebagai fungsi sumber informasi, laporan akan sangat diperlukan oleh
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pemakainya untuk memprediksi perusahaan. Para pemakai dari laporan keuangan meliputi :
1. Investor Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan
dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk
membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada
informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
2. Karyawan Karyawan dan kelompok – kelompok yang mewakili mereka
tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja dan kesempatan
kerja. 3. Pemberi
pinjaman Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang tertuang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha
berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai
pelanggan utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
5. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau bergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah
kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktifitas perusahaan. Mereka
juga membutuhkna informasi untuk mengatur aktifitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun
statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. 7. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti
pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang di
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan
menyediakan informasi kecenderungan tren dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktifitasnya.
2.2.4.3. Manfaat Laporan Keuangan
Tujuan dan manfaat utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan suatu badan usaha yang akan
digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan didalam pengambilan keputusan ekonomi. Para
pemakai laporan keuangan tersebut akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan dan menilai dampak keuangan yang
timbul dari keputusan yang diambilnya. Agar tujuan laporan keuangan tersebut dapat dicapai, maka laporan keuangan harus memenuhi
karakteristik kualitatif laporan keuangan sebagai berikut : a. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami
oleh pemakai. Dan informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan
hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dipahami oleh pemakai.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b. Relevan Maksudnya adalah informasi laporan keuangan perusahaan
harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.
c. Keandalan Informasi laporan keuangan harus memiliki kualitas andal jika
bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus
atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
d. Dapat dibandingkan Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan
perusahaan antara periode untuk megidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga
harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan secara relatif.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.4.4. Komponen Laporan
Keuangan
Menurut Kasmir 2008: 8-9, Komponen Laporan Keuangan adalah sebagai berikut :
a Neraca
Merupakan laporan yang menunjukan jumlah aktiva harta, kewajiban utang, dan modal perusahaan ekuitas perusahaan
pada saat tertentu. Pembuatan neraca biasanya dibuat berdasarkan periode tertentu tahunan. Akan tetapi, pemilik
atau manajemen dapat pula meminta laporan neraca sesuai kebutuhan untuk mengetahui secara persis berapa harta, utang,
dan modal yang dimilikinya pada saat tertentu. b
Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi menunjukkan kondisi usaha dalam periode
tertentu. Artinya, Laporan laba rugi harus dibuat dalam suatu siklus operasi atau periode tertentu guna mengetahui jumlah
perolehan pendapatan dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan
laba atau rugi. c
Laporan perubahan modal Menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat
ini. Kemudian, laporan ini juga menunjukkan perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
d Laporan catatan atas laporan keuangan
Merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan nformasi
tentang penjelasan yang dianggap perlu atas lapporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya.
Tujuannya adalah agar pengguna laporan keuangan dapat memahami jelas data yang disajikan.
e Laporan arus kas
Merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar diperusahaan. Arus kas masuk berupa
pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan
perusahaan. Baik arus kas masuk maupun arus kas keluar dibuat untuk periode tertentu.
Lengkap tidaknya penyajian laporan keuangan tergantung dari kondisi perusahaan dan keinginan pihak manajemen untuk
menyajikannya. Disamping itu juga tergantung dari kebutuhan dan tujuan perusahaan dalam memenuhi kepentingan pihak-pihak lainnya.
Dari laporan keuangan akan tergambar kondisi keuangan suatu perusahaan yang dapat memudahkan manajemen dalalm menilai
kinerja manajemen perusahaan. Penilaian kinerja akan menjadi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
patokan atau ukuran apakah manajemen mampu atau berhasil dalam menjalankan kebjakan yang telah digariskan.
2.2.4.5. Keterbatasan Laporan Keuangan
Pengambilan keputusan ekonomi tidak dapat semata – mata didasarkan atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Hal
ini disebabkan laporan keuangan memiliki keterbatasan, antara lain : 1. Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang
telah lampau. 2. Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak
pengguna. Biasanya informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak tertentu tidak dapat secara langsung dipenuhi semata – mata dari
laporan keuangan saja. 3. Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidak pastian. Apabila
terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya di pilih alternative
yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. 4. Lebih menekankan pada penyajian suatu peristiwa atau transaksi
sesuai substansinya dan realitas ekonomi daripada bentuk hukumnya formalitas .
5. Disusun dengan menggunakan istilah –istilah teknis dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat
dari informasi yang dilaporkan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6. Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran. 7. Hanya melaporkan informasi yang material.
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga menimbulkan variasi dalam mengukur sumber daya
ekonomis dan tingkat kesuksesan antar bank. 9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat
dikuantifikasikan umumnya diabaikan.
2.2.5. Analisa Rasio Keuangan
Dalam melakukan analisa laporan keuangan biasanya membutuhkan ukuran tertentu untuk mengukur dan menilai kinerja
perusahaan. Ukuran yang digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah berupa Rasio Keuangan. Menurut Riyanto 2001:329, Rasio
Keuangan merupakan alat yang dinyatakan dalam “arithmetical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam
data finansiil. Analisa rasio keuangan memiliki keunggulan di banding teknik
analisa lainnya. Keunggulan Harahap, 1998:298 tersebut adalah : 1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan. 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industry lain. 4.
Sangat bermanfaat untuk bahan dalam menggisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.
5. Menstandarisir size perusahaan. 6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain
atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau “time series”.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Disamping keunggulan yang dimiliki analisa rasio ini, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu
penggunaannya agar kita tidak salah delam penggunaannya. Adapun keterbatasan analisa rasio itu adalah Harahap, 1998:298-299 :
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti :
3. Jika data untuk mengitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan
perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
2.2.6. Penilaian Kesehatan Bank Menurut Metode CAMEL Kesehatan merupakan hal yang paling penting di dalam berbagai
bidang kehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan. Kondisi yang sehat akan meningkatkan gairah kerja dan kemampuan kerja serta
kemampuan lainnya. Sama seperti halnya manusia yang harus selalu menjaga kesehatannya, Perbankan juga harus selalu dinilai kesehatannya
agar tetap prima dalam melayani para nasabahnya. Bank yang tidak sehat, bukan hanya membahayakan dirinya sendiri akan tetapi pihak lain.
Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana masyarakat yang dipercayakan kepada bank. Masyarakat pemilik
dana dapat saja menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap di percaya
oleh nasabahnya. Kasmir, 2004 : 21 Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank
untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dan sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku Susilo, 2000 : 22 . Pentingnya tingkat kesehatan ini untuk perusahaan adalah dapat dipergunakan sebagai salah satu alat
untuk menetapkan strategi dan kebijakan yang akan datang untuk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
meningkatkan efisiensi dalam menjalankan usahanya, sehingga kemampuan untuk memperoleh keuntungan dapat ditingkatkan dan untuk
menghindari adanya potensi kebangkrutan. Selain itu dengan tingkat kesehatan keuangan, maka akan dapat dinilai kemampuan perusahaan
untuk memenuhi semua kewajiban – kewajibannya. Bank Indonesia sebagai pengawas bank di Indonesia, bertanggung
jawab untuk mengawasi rambu-rambu perbankan pada jalur yang benar dan melakukan pengawasan prudential. Menurut Gandapraja 2004 : 34 ,
pengawasan yang dilakukan Bank Indonesia tersebut dilakukan agar dapat mengendalikan resiko yang timbul dari kegiatan bank, sehingga bisa
diharapkan terwujudnya bank aman dan sehat, serat mendukung terciptanya keamanan dan kesehatan sistem perbankan. Wujud
pengawasan Bank Indonesia adalah dengan melakukan penilaian terhadap sehat atau tidak sehatnya suatu bank dengan menggunakan pendekatan
CAMEL, yaitu Capital, Asset, Management, Earning dan Liquidity. Komponen – komponen CAMEL sebagai variabel pengukur
kesehatan perbankan dijelaskan sebagai berikut : 1
Capital Permodalan
Modal merupakan faktor yang penting dalam rangka pengembangan usaha dan untuk menampung risiko kerugiannya. Modal berfungsi
untuk membiayai operasi, sebagai instrument untuk mengantisipasi rasio, dan sebagai alat untuk ekspansi usaha. Aspek permodalan
dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana atau berapa modal bank
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tersebut telah
memadai untuk
menunjang kebutuhannya
Merkusiwati, 2007 . Rasio Permodalan dapat dihitung dengan rumus berikut :
2 Assets Quality Kualitas Asset
Kualitas Aktiva Produktif atau sering disebut dengan assets quality adalah semua aktiva yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk
dapat memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Dendawijaya, 2003.
Sedangkan menurut Gandapraja. 2004 : 34 Kualitas Aktiva Produktif KAP untuk memastikan kualitas asset yang dimiliki
bank dan real dari asset tersebut. Kemerosotan kualitas dan nilai asset merupakan sumber erosi terbesar bagi modal bank.
Rasio yang dapat dihitung adalah dengan rumus berikut :
3 Management Manajemen
Penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen manajemen umum,
penerapan sistem manajemen risiko, kepatuhan bank terhadap
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ketentuan yang berlaku, komitmen kepada Bank Indonesia dan pihak lainnya. Aspek manajemen pada penelitian ini diproksikan dengan
NPM Net Profit Margin. Alasannya, seluruh kegiatan manajemen suatu bank yang mencakup manajemen permodalan, manajemen
kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada akhirnya akan bermuara pada perolehan
laba Merkusiwati, 2007. Rasio yang dapat dihitung adalah dengan rumus berikut :
4 Earnings Rentabilitas
Penilaian aspek ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan, juga untuk mengukur tingkat
efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank bersangkutan. Penilaian didasarkan pada rentabilitas suatu bank yang melihat
kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba dan juga mengukur efisiensi penggunaan modal.
Rasio yang dapat dihitung adalah dengan rumus berikut SE BI Nomor 12 11 DPNP tanggal 31 Maret 2010:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5 Liquidity Likuiditas
Analisis likuiditas dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar kemampuan bank tersebut mampu membayar utang-utangnya dan
membayar kembali kepada deposannya serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan.
Rasio yang dapat dihitung adalah dengan rumus berikut SE BI Nomor 12 11 DPNP tanggal 31 Maret 2010:
2.2.7. Pengaruh Rasio CAMEL dengan Kinerja Profitabilitas ROA
Investor merupakan hal terpenting sebagai fungsi pemberian dana kepada perusahaan. Tetapi para investor akan mengambil keputusan
tertentu untuk berinvestasi dengan pertimbangan-pertimbangan. Salah satu pertimbangan yang mungkin diambil investor adalah mengenai kondisi
kinerja perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Kinerja perusahaan dapat diukur melalui tingkat profitabilitas untuk menunjukkan tingkat efektifitas yang dicapai melalui usaha
operasional bank. Menurut Kasmir 2000: 259 , Kinerja bank merupakan ukuran keberhasilan bagi direksi bank tersebut, sehingga apabila kinerja
ini buruk bukan tidak mungkin para direksi ini akan diganti dan kinerja ini juga merupakan pedoman hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dan
bagaimana cara memperbaikinya. Menurut Merkusiwati 2007, laba sebagai proksi dari kinerja, maka laporan akuntansi menempati posisi
dominan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Kinerja yang berkaitan dengan laba perusahaan atau proftabilitas dapat dinilai
dengan rasio ROA Return On Assets . Sedangkan CAMEL merupakan salah satu teknik analisis yang
dipergunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank menggunakan rasio. Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan bank untuk
melakukan kegiatan opeasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dan sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku Susilo, 2000:22 . Dengan tingkat kesehatan bank dapat diketahui seberapa baik atau buruknya kinerja bank.
Kinerja profitabilitas yang dapat dihitung dengan rasio ROA ini menurut Yuliani 2007, Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalalm kondisi bermasalah semakin kecil. Maka bank dapat dikatakan sehat
apabila tingkat profitabilitasnya tidak mengalami penurunan dan berangsur
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
meningkat karena dengan itu dapat menandakan bahwa usaha operasional bank berjalan baik.
Dengan kata lain, ketika kinerja bank itu baik maka tingkat kesehatan bank tersebut akan mengikuti keadaan yang sehat. Sehingga
Bank yang memiliki kinerja dengan tingkat kesehatan yang baik akan mampu melakukan kegiatan operasional hingga memobilisasi simpanan,
menarik investasi, menyalurkan pembiayaan, dan investor menanamkan investasi.
Dalam melihat kesehatan bank untuk menilai kinerjanya ada beberapa cara, salah satunya adalah dengan menggunakan rasio tingkat
kesehatan atau rasio CAMEL. Dalam penelitian ini menggunakan rasio CAMEL, dimana terdiri dari Capital, Asset Quality, Earning, dan
Liquidity.
2.2.7.1. Pengaruh Rasio Capital terhadap ROA
Capital diukur dengan CAR Capital Adequnce Rasio merupakan alat untuk mengukur permodalan. Permodalan dilihat dari bagaimana
perusahaan untuk menghasilkan sumber dana. Menurut Kasmir 2000:45 , Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari
masyarakat dan kemudian perolehan dana tersebut untuk membiayai operasinya. Sehingga pada dasarnya semakin tinggi CAR maka akan
semakin tinggi pula laba yang akan diterima perusahaan sehingga berpengaruh terhadap Pengembalian atas Aktiva ROA dalam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kemampuan memperoleh laba. Bank dengan CAR tinggi berarti bank tersebut mempunyai modal yang cukup untuk melaksanakan kegiatan
usahanya, dan cukup pula menanggung risiko apabila bank tersebut dilikuidasi. Dengan kondisi modal yang cukup maka suatu bank akan
dapat membiayai produk jasanya yang banyak pula yang nantinya akan meningkatkan keuntungan bank sebagai tujuan dari perusahaan.
Sedangkan CAR yang diteliti Yuliani 2007 menemukan bahwa CAR mempunyai hubungan dengan kinerja profitabilitas ROA.
2.2.7.2. Pengaruh Rasio Asset terhadap ROA
Asset Quality atau kualitas asset diukur dengan rasio Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan APYD. Rasio APYD digunakan untuk
melihat apakah aktiva produktif digunakan untuk menghasilkan laba secara maksimal Kusumo,2008. Kualitas Aktifa Produktif merupakan
rasio antara Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan APYD terhadap total aktiva produktif. Menurut Setiawan 2009, APYD sendiri adalah aktiva
produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian yang dihitung
khusus sedangkan Aktiva Produktif adalah penanaman dana Bank baik dalam rupiah maupun valuta asing yang menghasilkan keuntungan.
Setiawan 2009 juga mengatakan bahwa semakin tinggi rasio ini semakin baik kualitas aktiva produktif bank. Apabila kualitas asset produktif baik
maka akan dapat menekan APYD serta akan memperbesar produktivitas
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
operasi yang artinya akan memperbesar pendapatan, sehingga laba dihasilkan semakin bertambah. Laba yang bertambah juga akan
mempengaruhi pengembalian asset yang baik yang artinya kinerja profitabilitas pun tinggi.
2.2.7.3. Pengaruh Rasio Management terhadap ROA
Management diukur dengan rasio Net Profit Margin NPM . Alasannya, seluruh kegiatan manajemen suatu bank yang mencakup
manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada akhirnya akan
bermuara pada perolehan laba Merkusiwati, 2007. NPM menunjukkan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini digunakan
untuk menghitung sejauh mana kemampuan bank yang bersangkutan dalam menghasilkan laba bersih net income ditinjau dari sudut operating
incomenya. NPM mengacu kepada pendapatan operasional bank yang terutama berasal dari kegiatan pemberian kredit yang dalam prakteknya
memiliki berbagai risiko kredit kredit bermasalah dan kredit macet, bunga negative spread, kurs valas jika kredit diberikan dalam valas dan
lain-lain. Semakin besar rasio NPM menunjukkan bahwa semakin besar
kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja bank juga mengalami peningkatan., demikian
sebaliknya Zahara et. al., 2008.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.7.4. Pengaruh Rasio Earning terhadap ROA
Earning atau profitabilitas bank di ukur dengan rasio Net Interest Margin, NIM Net Interest Margin digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Rasio NIM yang semakin besar
menunjukkan indikasi meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola oleh bank.
Peningkatan pendapatan bunga tersebut dapat meningkatkan laba yang dihasilkan oleh perusahaan, sehingga menjadi indikator peningkatan
kinerja perusahaan tersebut. Semakin besar NIM semakin besar pula profitabilitas bank
sehingga NIM berpengaruh positif terhadap perubahan laba. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahman 2009 dan Erna 2010
NIM berpengaruh terhadap pertumbuhan
laba.
Semakin besar rasio ini maka akan meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang
dikelola bank, sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil dan kinerja bank tersebut akan semakin baik
Almilia dan Herdinigtyas, 2005.
2.2.7.5. Pengaruh Rasio Liquidity terhadap ROA
Liquidity di hitung dengan rasio LDR sebagai ukuran untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini memberikan
indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Dendawijaya, 2005:116. Dengan rendahnya kemampuan
likuiditas bank maka akan berdampak pada turunnya kepercayaan konsumen atau nasabah pada perusahaan bank tersebut, yang akhirnya
dana yang diserap dari masyarakat akan berkurang. Dana yang berkurang dapat membuat perusahaan dalam membiayai produk jasa akan terganggu
sehingga secara otomatis keuntungan profitabilitas bank akan berkurang. Dengan laba yang berkurang maka dapat diprediksikan Return On Asset
akan mengalami penurunan. Sebaliknya LDR yang rendah menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit. Kemudian dari
aspek profitabilitas, LDR yang tinggi akan membawa perusahaan ke tingkat profitabilitas tinggi. LDR yang tinggi, berarti bank tersebut telah
menjalankan fungsinya dengan maksimal yaitu menyalurkan dananya kepada masyarakat. Maka dengan keadaan LDR yang tinggi, tingkat
profitabilitas bank juga akan baik, yang dapat menggambarkan tingginya keuntungan yang diperoleh bank tersebut. Maka hal tersebut yang akan
mempengaruhi Return On Asset perusahaan. Penelitian mengenai Loan to Deposit Ratio LDR yang dilakukan oleh Budi Ponco 2006
memperlihatkan hasil bahwa Loan to Deposit Ratio LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset ROA. Sedangkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
penelitian yang dilakukan oleh Yuliani 2007 menunjukkan bahwa LDR berpengaruh tidak signifikan terhadap Return on Asset ROA.
2.3 Kerangka Konseptual