6 Bank Ekonomi Raharja
51,04 60,37
44,63 Sumber : Data Diolah
Dari tabel diatas diketahui bahwa liquidity paba Bank Central Asia Tbk pada tahun 2007 mencatat 42,2, tahun 2008 mengalami kenaikan
menjadi 51,52 dan tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 48,29. Bank Mandiri Tbk pada tahun 2007 mencatat 49,64 dan kemudian terus
mengalami kenaikan sampai dengan tahun 2009 menjadi 55,9. Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2007 mencatat 55,47, tahun 2008
mengalami kenaikan menjadi 63,57 dan tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 59,24. Bank OCBC NISP Tbk pada tahun 2007
mencatat 84,11 dan kemudian terus mengalami penurunan sampai dengan tahun 2009 menjadi 70,43. Bank Artha Graha Internasional Tbk
pada tahun 2007 mencatat 78,91, tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 90,71 dan mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 82,16. Bank
Ekonomi Raharja Tbk pada tahun 2007 mencatat 51,04, tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 60,37 dan mengalami penurunan pada tahun
2009 menjadi 44,63.
4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis
4.3.1 Uji Normalitas
Normalitas : Sebuah model regresi yang variabel Dependen dan
Independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode Kolmogrov Smirnov Sumarsono,
2004;40. Dasar pengambilan keputusan : jika nilai signifikan nilai probabilitasnya lebih besar dari 10, maka distribusi adalah normal
Sumarsono, 2004;43.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.7 : Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CAR APYD
NPM NIM
LDR ROA
N 18
18 18
18 18
18 Mean
14.7561 14.8606
14.6261 11.5978
62.1039 1.7156
Normal Parameters
a
Std. Deviation
5.84145 7.76245
9.06437 1.38478
1.46559E1 .94243
Absolute .146
.338 .089
.139 .164
.084 Positive
.146 .338
.075 .084
.164 .082
Most Extreme Differences
Negative -.117
-.288 -.089
-.139 -.096
-.084 Kolmogorov-Smirnov Z
.618 1.435
.377 .588
.696 .355
Asymp. Sig. 2-tailed .839
.033 .999
.880 .718
1.000
a. Test distribution is Normal. Sumber : Data diolah lampiran
Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan uji ini diperoleh hasil analisis bahwa tidak semua variable yang diteliti
memiliki distribusi yang normal, hanya pada variable CAR, NPM, NIM, LDR dan ROA yang memiliki distribusi normal dimana nilai Asymp. Sig
signifikansi lebih besar dari 0,10, sehingga dapat disimpulkan sebagian
data tersebut tidak memenuhi asumsi berdistribusi normal.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.3.2 Uji Asumsi
Klasik Tujuan utama menggunakan uji asumsi klasik adalah untuk
mendapatkan koefisien yang terbaik linier dan tidak bias BLUE : Best Linier Unbiased Estimator. Uji asumsi klasik meliputi asumsi
mulikolonieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.
Uji Multikolineritas
Multikolinieritas : Adanya korelasi variabel independen dalam regresi
berganda. Deteksi adanya Multikolinier :
a. Besarnya VIF Variance Inflation Factor dan Tolerance
- Jika VIF melebihi angka 10, maka variabel tersebut mengindikasikan
adanya multikolinieritas. Gujarati b.
Nilai Eigenvalue mendekati 0 Singgih Santoso c.
Condition Index melebihi angka 15 Singgih Santoso Dalam pengujian asumsi klasik terhadap analisis regresi linier
berganda ini menyatakan bahwa hasil analisis penelitian ini menunjukkan
tidak adanya gejala multikolinieritas pada semua variabel bebas dimana
nilai VIF pada semua variabel lebih kecil dari 10. Syarat terjadi multikolinieritas jika nilai VIF Variance Inflation Factor
10 Cryer,1994 : 681.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.8 : Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Collinearity Statistics Model
B Std. Error
Beta t
Sig. Tolerance
VIF Constant
.889 .314
2.831 .015
CAR .014
.005 .087
2.587 .024
.530 1.886
APYD -.007
.004 -.058
-1.937 .077
.674 1.483
NPM .096
.005 .923
20.415 .000
.294 3.402
NIM -.036
.017 -.052
-2.041 .064
.920 1.087
1
LDR -.004
.003 -.067
-1.536 .150
.312 3.200
a. Dependent Variable: ROA
Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas : Varian dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan lain mempunyai varian yang berbeda. Jika sama namanya Homoskedastisitas. Model regresi yang baik tidak mempunyai
Heteroskedastisitas. Deteksi Adanya Heteroskedastisitas :
a. Dari Scatter Plot Residual: jika ada pola tertentu seperti titik-titik
point-point yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, menyebar kemudian menyempit
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
c. Pada regresi linier nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan
variabel X. Hal ini bisa diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Rumus
rank Spearman adalah :
r
s
= 1 – 6
1 N
N d
2 2
i
Keterangan : d
i
= perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke-i N = banyaknya data
Pengujian Heteroskedastisitas di sini menggunakan korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dengan hasil
analisis sbb:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.9 Nonparametric Correlations
CAR APYD NPM
NIM LDR
Unstandardized Residual
Correlation Coefficient
1.000 .573
.323 .230
.092 -.251
Sig. 2-tailed .
.013 .191
.358 .717
.316 CAR
N 18
18 18
18 18
18 Correlation
Coefficient .573
1.000 .319
.655 -.234
-.135 Sig. 2-tailed
.013 .
.197 .003
.349 .593
APYD
N 18
18 18
18 18
18 Correlation
Coefficient .323
.319 1.000
.102 -.792
-.108 Sig. 2-tailed
.191 .197
. .687
.000 .669
NPM
N 18
18 18
18 18
18 Correlation
Coefficient .230
.655 .102
1.000 -.172
-.110 Sig. 2-tailed
.358 .003
.687 .
.494 .663
NIM
N 18
18 18
18 18
18 Correlation
Coefficient .092
-.234 -
.792 -.172
1.000 .088
Sig. 2-tailed .717
.349 .000
.494 .
.729
LDR
N 18
18 18
18 18
18 Correlation
Coefficient -.251
-.135 -.108
-.110 .088
1.000 Sig. 2-tailed
.316 .593
.669 .663
.729 .
Spearman s rho
Unstandardized Residual
N 18
18 18
18 18
18 . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed.
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pada variabel X1, X2 , X3, X4 dan X5, TIDAK mempunyai korelasi yang signifikan antara residual
dengan variabel bebasnya,nilai Sig lebih besar dari 0,10 maka hasil analisis ini dapat disimpulkan seluruh variabel penelitian tidak terjadi
Heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Autokorelasi : Adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1 sebelumnya. Jika
data di atas 15
Catatan: Autokorelasi pada sebagian besar data time series. Deteksi Autokorelasi:
a. Besarnya Angka Durbin Watson
Patokan : Angka D-W di bawah –2 ada autokorelasi positif Angka D-W di atas +2 ada autokorelasi negatif
Angka Berada diantara –2 sampai +2 Tidak ada Autokorelasi
atau Membandingkan dengan Tabel Durbin Watson
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva di bawah ini.
Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada
autokorelasi negatif
dL dU
4 - dU 4 - dL
4 ada auto
korelasi positif daerah
keragu raguan
ada auto korelasi negatif
daerah keragu
raguan
0,52 1,80
2,590 5.48
4.2
a. Koefisien determinasi berganda R square tinggi
b. Koefisien korelasi sederhananya tinggi.
c. Nilai F hitung tinggi signifikan
d. Tapi tak satupun atau sedikit sekali diantara variabel bebas yang
signifikan. Untuk asumsi klasik yang mendeteksi adanya autokorelasi di sini
dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan hasil bahwa nilai Durbin Watson sebesar 2,590, hal ini menunjukkan adanya gejala autokorelasi, hal
ini tidak menjadi masalah yang serius karena data penelitian bukan time series, akan tetapi merupakan data pooling gabungan data time series dan
cross section.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda yang
diperoleh pada penelitian ini telah memenuhi asumsi klasiknya yaitu tidak memenuhi autokorelasi dan normalitas datanya untuk sebagian
variabel, 4.3.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan data tabel di atas diperoleh data masukan seperti terlihat pada lampiran. Data masukan ini digunakan untuk menghasilkan
perhitungan statistik. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier berganda untuk melihat konsistensi dari pengaruh variabel-
variabel independent terhadap variabel dependennya. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah Rasio Camel CAR,
APYD, NPM, NIM, LDR terhadap variabel terikat yaitu ROA. Dari hasil analisis perhitungan computer menggunakan program SPSS,
Statistik diskriptif berguna untuk mengetahui karakteristik sample yang digunakan dalam penelitian. Untuk mengetahui gambaran mengenai
karakteristik sample yang digunakan. Berdasarkan statistik diskriptif ini, dapat diketahui jumlah sample yang diteliti, nilai rata-rata sample dan
tingkat penyebaran data dari masing-masing variabel penelitian.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.10 : Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation
N ROA
1.7156 .94243
18 CAR
14.7561 5.84145
18 APYD
14.8606 7.76245
18 NPM
14.6261 9.06437
18 NIM
11.5978 1.38478
18 LDR
62.1039 14.65592
18
Pada data dengan metode regresi linier berganda diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.11 : Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Hasil Regresi Berganda
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
Model B
Std. Error Beta
t Sig.
Tolerance VIF
Constant .889
.314 2.831
.015 CAR
.014 .005
.087 2.587
.024 .530
1.886 APYD
-.007 .004
-.058 -1.937
.077 .674
1.483 NPM
.096 .005
.923 20.415
.000 .294
3.402 NIM
-.036 .017
-.052 -2.041
.064 .920
1.087 1
LDR -.004
.003 -.067
-1.536 .150
.312 3.200
a. Dependent Variable:ROA
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Adapun persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Y = 0,889 + 0,014X
1
– 0,007X
2
+ 0,096X
3
– 0,036X
4
– 0,004X
5
+ ei Interpretasi dari persamaan regresi diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Konstanta sebesar 0,889 Artinya tanpa pengaruh dari variabel CAR,
APYD, NPM, NIM, LDR maka ROA adalah 0,889. b.
Koefisien regresi variabel X
1
CAR sebesar 0,014 Artinya apabila CAR
X
1
berubah sebesar satu-satuan mengakibatkan penurunan terhadap ROA Y sebesar 0,014 dengan
asumsi bahwa variabel lain konstan begitu pula sebaliknya. c. Koefisien regresi variabel X
2
APYD sebesar -0,007 Artinya apabila APYD
X
2
berubah sebesar satu-satuan mengakibatkan penurunan terhadap ROA sebesar – 0,007 dengan
asumsi bahwa variabel lain konstan begitu pula sebaliknya. d. Koefisien regresi variabel X
3
NPM sebesar 0,096
Artinya apabila NPM X
3
berubah sebesar satu-satuan mengakibatkan penurunan terhadap ROA Y sebesar 0,096 dengan
asumsi bahwa variabel lain konstan begitu pula sebaliknya. e. Koefisien regresi variabel X
4
NIM sebesar -0,036 Artinya apabila NIM X
4
berubah sebesar satu-satuan mengakibatkan penurunan terhadap ROA Y sebesar -0,036 dengan
asumsi bahwa variabel lain konstan begitu pula sebaliknya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
f. Koefisien regresi variabel X
5
LDR sebesar -0,004 Artinya apabila LDR X
5
berubah sebesar satu-satuan mengakibatkan penurunan terhadap ROA Y sebesar -0,004 dengan
asumsi bahwa variabel lain konstan begitu pula sebaliknya.
4.3.4 Koefisien determinasi
R
2
Besarnya pengaruh CAR X
1
, APYD X
2
, NPM X
3
, NIM X
4
dan LDR X
5
dan berpengaruh terhadap ROA Y dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi R-squareR
2
. Berikut ini nilai koefisien determinasi R-squareR
2
. Nilai Koefisien Determinansi R-squareR
2
Tabel 4.12
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1
.996
a
.993 .990
.09529 2.590
a. Predictors: Constant, LDR, CAR, NIM, APYD, NPM b. Dependent Variable: ROA
Nilai koefisien determinasi R-squareR
2
yang dihasilkan sebesar 0,993 menunjukkan bahwa variabel CAR X
1
, APYD X
2
, NPM X
3
, NIM X
4
dan LDR X
5
dan berpengaruh terhadap ROA Y sebesar 99,30 sedangkan sisanya 0,70 dijelaskan oleh variabel lain diluar
model.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.3.5 Uji f
Tabel 4.13
F Test UJI F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Regression 14.990
5 2.998
330.198 .000
a
Residual .109
12 .009
1
Total 15.099
17 a. Predictors: Constant, LDR, CAR, NIM, APYD, NPM
b. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan hasil pengujai dengan F test, menunjukkan bahwa nilai signifikansi Sig = 0,000 lebih kecil dari 0,10.
4.3.6 Uji t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial masing-
masing variabel bebas CAR, APYD, NPM, NIM, LDR terhadap variabel terikat ROA. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat
signifikan 0,10 10 ; df:12 dengan nilai t
tabel
adalah sebesar 2,179
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.14
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
Model B
Std. Error Beta
T Sig.
Tolerance VIF
Constant .889
.314 2.831
.015 CAR
.014 .005
.087 2.587
.024 .530
1.886 APYD
-.007 .004
-.058 -1.937
.077 .674
1.483 NPM
.096 .005
.923 20.415
.000 .294
3.402 NIM
-.036 .017
-.052 -2.041
.064 .920
1.087 1
LDR -.004
.003 -.067
-1.536 .150
.312 3.200
a. Dependent Variable: ROA Y
a. Pengaruh secara parsial antara CAR terhadap ROA Dari perhitungan didapat t hitung 2,587 lebih kecil dari t tabel
2,179, maka Ho diterima atau Ha ditolak pada level of significant 10. Sehingga secara parsial variabel CAR berpengaruh signifikan
positif terhadap ROA. b. Pengaruh secara parsial antara APYD terhadap ROA
Dari perhitungan didapat t hitung -1,937 lebih besar dari t tabel - 2,179, maka Ho ditolak dan Ha diterima pada level tingkat signifikan
10. Sehingga secara parsial variabel APYD berpengaruh signifikan negative terhadap ROA.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
c. Pengaruh secara parsial antara NPM terhadap ROA Dari perhitungan di dapat t hitung 20,415 lebih kecil dari t tabel
2,179, maka Ho diterima dan Ha ditolak pada level signifikan 10. Sehingga secara parsial variabel NPM berpengaruh signifikan positif
terhadap ROA. d. Pengaruh secara parsial antara NIM terhadap ROA
Dari perhitungan di dapat t hitung -2,041 lebih besar dari t tabel -2,179, maka Ho ditolak dan Ha diterima pada level signifikan 10.
Sehingga secara parsial variabel NIM berpengaruh signifikan negative terhadap ROA.
e. Pengaruh secara parsial antara LDR terhadap ROA
Dari perhitungan di dapat t hitung -1,536 lebih besar dari t tabel -2,179, maka Ho ditolak dan Ha diterima pada level signifikan 10.
Sehingga secara parsial variabel LDR tidak berpengaruh signifikan negative terhadap ROA.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.4 Pembahasan